Anda di halaman 1dari 7

MODUL PERKULIAHAN

W132100036 -
TEKNIK TENAGA
LISTRIK

Transformator Lanjutan

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Membahas tentang Rugi- Sub-CPMK X.X


rugi dan Pengukuran Kemampuan Memahami Rugi-rugi dan
Transformator Pengukuran Transformator

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

14
Ir. Dadang S Permana, M.Si
Teknik Mesin
Jenis-jenis Transformator
1. Transformator Step-Up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih


banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan
dalam transmisi jarak jauh.

Gambar 1. Lambang transformator step-up

2. Transformator Step-down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan


primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

Gambar 2. Skema transformator step-down

3. Autotransformator
Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder.
Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga
untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih
tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah
ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua
lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik
antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak
dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya
tidak lebih dari 1,5 kali).

Gambar 5.17. Skema autotransformator

4. Autotransformator Variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan


tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang
berubah-ubah.

Gambar 5.18. Skema Autotransformator Variabel

5. Transformator Isolasi

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan


lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer.
Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak
untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai
isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah
banyak digantikan oleh kopling kapasitor.

6. Transformator Pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk


memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.

7. Transformator Tiga Fasa

Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang


dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta
(Δ).

(a). Hubungan Bintang (Y)

Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-


ujung awal atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari
ujung- ujung lilitan merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa
dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; I A, IB, IC masing-
masing berbeda 120°.
Gambar 5.19. Transformator tiga phasa hubungan bintang.

Dari gambar 5.19 diperoleh bahwa :

IA = I B = I C = IL (5.37)
IL = Iph (5.38)
VAB = VBC = VCA = VL-L (5.39)

VL-L = √3 Vph (5.40)

Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)

(b). Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)

Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara
penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan
ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga
dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator

tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC
masing-masing berbeda 120°.

Gambar 5.20. Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.

Dari gambar 5.20. diperoleh bahwa :


IA = I B = I C = IL (5.41)

I L = √3 Iph . (5.42)
V AB = V BC = V CA = V L-L (5.43)
V L-L = Vph
. (5.44)
Dimana :

V L-L = tegangan line to line (Volt)


Vph = tegangan phasa (Volt)
I L = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)

DAFTAR PUSTAKA
1. Zuhal, 1988, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Gramedia, Jakarta.
2. John B Robertson,2003, Teknik Listrik Praktis, Yrama Widya, Bandung.
3. Daryanto,2002, Pengetahuan Teknik Listrik, PT Bumi Aksara, Jakarta
4. Suryatmo.F, 2004, Teknik Listrik, Bumi Aksara, Jakarta
5. Budiono Mismail,1995,Rangkaian Listrik,ITB, Bandung.
6. Yon Rijono,2002, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Andi Offset,Yogyakarta
7. Sunarno, 2006, Mekanikal Elektrikal (lanjutan),Andi Offset, Yogyakarta.
125

Anda mungkin juga menyukai