Anda di halaman 1dari 43

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Teori Umum


Hampir setiap rumah di Kota maupun Desa dialiri listrik yang berarus 220V
di Indonesia. Dengan adanya arus 220V ini, kita dapat menikmati serunya drama
Televisi, terangnya Cahaya Lampu Pijar maupun Lampu Neon, mengisi ulang
handphone dan juga menggunakan peralatan dapur lainnya seperti Kulkas, Rice
Cooker, Mesin Cuci dan Microwave Oven. Arus listrik 220V ini merupakan jenis
arus bolak-balik (AC atau Alternating Current) yang berasal dari Perusahaan Listrik
yaitu PLN. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh PLN pada umumnya dapat
mencapai puluhan hingga ratusan kilo Volt dan kemudian diturunkan menjadi 220V
seperti yang kita gunakan sekarang dengan menggunakan sebuah alat yang
dinamakan Transformator. Transformator disebut juga dengan Transformer.
Transformator merupakan suatu komponen yang sangat penting peranannya
dalam system ketenagaan listrik. Keberadaan transformator merupakan suatu
langkah maju dan penemuan besar bagi kemajuan dunia ketenagaan listrik.
Hal ini sangat terasa ketika Thomas A.Edison mengembangkan system
distribusi daya listrik di kota New York Amerika Serikat pada bulan September
1882 dengan tegangan system 120 VDC.dengan system yang ada
tersebut,menghasilkan kerugian yang besar karena arus listrik yang dialirkan sangat
besar,sehingga penurunan tegangannya juga cukup besar. Untuk mengatasi hal
tersebut pada waktu itu, pusat tenaga listrik di letakkan di setiap kota,dan hal ini
dirasakan sangat tidak efisien.
Bisa dibayangkan jika daya listrik yang diperlukan oleh suatu kota adalah
sebesar 10.000 kVA,yang jaraknya kurang lebih 10km dari pembangkit tenaga
listrik . Dengan memperhitungkan S=V.I. dimana I berbanding terbalik terhadap
V,bila jaringan trnasmisi tersebut diberi tegangan rendah ( missal 120 volts), maka
arus yang mengalir sebesar 83,333 kA.
Arus yang besar akan menimbulkan rugi yang besar, Selain itu arus yang
besar akan memerlukan penampang kawat atau kabel yang besar,yang tentunya
sangat tidak ekonomis (biaya tinggi).

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Dengan menggunakan transformator,dimana tegangan pembangkitan
dinaikkan seemaksimal mungkin,maka arus yang mengalir sangat kecil,yang
menyebabkan rugi-rugi daya yang kecil dan penampang kawat yang digunakan
hanya kecil saja,sehingga biaya yang dikeluarkan jauh lebih ekonomis,demikian
juga dengan pusat pembangkitan yang tidak perlu ditempatkan di beberapa tempat
di dekat kota.
Misalnya tegangan yang ada dinaikkan menjadi 500kV,maka arus yang
megalir sebesar 20A.dapat dilihat bahwa rugi-rugi yang adajauh lebih kecil,bila
tegangan jaringan dinaikkan sedemikian rupa dengan bantuan transformator.
Pada keadaan tanpa beban, mengalir arus kecil I0 untuk mensuplai
magnetomotive force yang menimbulkan flux magnet disekitar inti magnetik, arus
ini tertinggal (lagging) terhadap tegangan primer sebesar 900. Arus ini dibatasi oleh
resistansi efektif (Rc) dan reaktansi (Xc) yang disebut rangkaian magnetisasi. Besar
arus ini sekitar 2-5 % dari arus beban penuh (full load) dengan power factor 0.1-
0.2.
Ketika transformator dibebani, terjadi tegangan jatuh karena resistansi belitan
primer dan sekunder. Tegangan jatuh ini sefasa dengan tegangan pada belitan dan
tegangan jatuh karena reaktansi (X1dan X2) tertinggal sebesar 900 . Penurunan
tegangan output ketika transformator berbeban dikenal sebagai regulasi.
Tegangan jatuh karena komponen resistif lebih kecil daripada tegangan jatuh
yang disebabkan oleh komponen reaktif. Sehingga impedansi dominan dari
tranformator adalah reaktansi.
Sehingga transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah
suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan
AC dari 220V AC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110V AC ke 220
VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektro-
magnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik
(AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam
pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari
pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan
kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada
umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus
bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet
dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi elektromagnet. Transformator terdiri atas
sebuah inti, yangterbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan
primer dan kumparan sekunder. Penggunaan transformator yang sederhana dan
handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-
tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik
sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik.
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum
Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya
medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada
transformator diberi arus bolakbalik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah,
sehingga pada sisi primer terjadi induksi dan sisi sekunder menerima garis gaya
magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder
juga timbul induksi, antara dua ujung terdapat beda tegangan.
Karena arus yang mengalir digulungan primer bolak-balik, maka pada
gulungan sekunderpun mengalir arus bolak-balik. Besarnya daya pada lilitan primer
sama dengan daya yang diberikan pada lilitan sekunder. Jadi,

𝐏𝐩 = 𝐏𝐬……………………………….(1.1)
atau
𝐔𝐩. 𝐈𝐩 = 𝐔𝐬. 𝐈𝐬…………………………….(1.2)

Dimana:
Pp = Daya primer dalam watt
Ps = Daya sekunder dalam watt
Up = Tegangan primer dalam volt
Us = Tegangan sekunder dalam volt
Ip = Arus primer dalam amper
Is = Arus sekunder dalam amper

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Pada umumnya jumlah lilitan primer tidak sama dengan jumlah lilitan
sekunder. Untuk trafo stepup jumlah lilitan primer lebih sedikit dari jumlah lilitan
sekunder, sebaliknya untuk trafo stepdown jumlah lilitan primer lebih banyak dari
jumlah lilitan sekunder. Banyaknya lilitan primer dan banyaknya lilitan sekunder
menunjukkan besarnya tegangan primer dan besarnya tegangan sekunder. Semakin
besar tegangannya semakin banyak pula lilitannya.
Jadi banyaknya lilitan berbanding lurus dengan besarnya tegangan dimasing-
masing sisi. Jika lilitan sekunder= Ns dan lilitan primer = Np, maka perbandingan
jumlah lilitan primer dan lilitan sekunder disebut perbandingan transformasi dan
dinyatakan dengan T = Np/Ns. Pada transformator berlaku persamaan:

𝐔𝐩 𝐍𝐩
= = 𝐓………………………………(1.3)
𝐔𝐬 𝐍𝐬

Pada teknik elektronika dikenal bermacam-macam trafo, baik untuk frekuensi


tinggi maupun frekuensi rendah. Contoh trafo untuk frekuensi tinggi yaitu trafo
osilator, trafo frekuensi menengah (IF), trafo spull antena (tuner). Sedangkan trafo
yang dipakai untuk frekuensi rendah yaitu trafo input, trafo output, trafo filter
(choke).
Trafo pada sistem tenaga untuk kapasitas besar dapat dihubungkan tiga fase
dan untukkapasitas kecildapat dihubungkan satu fase. Dalam rangakain elektronik,
trafo dipergunakan sebagai gandenagn impedans antara sumber dan beban,
memisahkan satu rangkaian dari rangakaian yang lain, dapatmenghambat arus
searah sambil melakukan arus bolak-balik, daya cukup kecil.
Sistem transformator tiga fasa dibangun dengan menghubungkan tiga buah
transformator satu fasa ke sistem suplai listrik tiga fasa. Ada beberapa konfigurasi
rangkaian primer dan sekunder transformator tiga fasa, yaitu : hubungan bintang -
bintang, hubungan delta-delta, hubungan bintang-segitiga dan hubungan delta-
bintang. Konfigurasi hubungan kumparan transformator tiga fasa akan
mempengaruhi arus dan tegangannya. Pengaturan konfigurasi hubungan
transformator tiga fasa perlu dilakukan untuk dapat menggunakan transformator
tiga fasa secara tepat.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Kontruksi trafo 3 fase sama halnya seperti pada trafo satu fase yang terdiri
dari jenis inti dan jenis cangkakng, juga dapat disusun dari tiga trafo satu fase
menjadi satu trafo 3 fase.
Dalam hal kontroksi satu trafo 3 fase yang disusun dari 3 trafo satu fase, maka
ketiga trafo satu fase tersebut harus identik, kalau tidak maka akan timbul kesalahan
yang fatal, apalagi kalau kapasitas trafo tersebut cukup besar.
Pemilihan apakah mempergunakan satu trafo tiga fase yang terpadu atau satu
trafo tiga fase yang disusun dari tiga trafo satu fase disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam bidang ketenagaan listrik, untuk tegangan sistem dibawah 230 kv,
dapat dipergunakan satu kesatuan trafo tiga fase terpadu, tetapi untuk tegangan
sistem lebih tinggi dari 230 kv dapat mempergunakan satu trafo tiga fase yang
disusun dari tiga buah trafo satu fase,karena masalah pengangkutan dar pabrik
pembuatan ke lokasi dimana akan dipasang.
Adapun hubungan trafo 3 fase adalah sebagai berikut :
1. Tiga fase hubungan bintang/bintang (Y/Y)
2. Tiga fase hubungan delta/delta (Δ/ Δ)
3. Tiga fase hubungan bintang /delta (Y/ Δ) atau sebaliknya
4. Tiga fase hubungan delta terbuka (V/V)
5. Tiga fase hubungan Scott (T/T)

1.2 Sejarah Transformator


Prinsip kerja trafo, yakni induksi elektromagnetik, ditemukan pertama kali
oleh Michael Faraday dan Joseph Henry pada tahun 1831. Faraday
memperkenalkan prinsip penemuannya yaitu interaksi gaya elektromotif atau
tegangan listrik dan genre magnetik dirumuskan dalam suatu persamaan yang kini
dikenal dengan "Faraday's law of induction".
Kemudian, Faraday melakukan percobaan pertamanya terkait induksi antara
kumparan-kumparan kabel, termasuk melilitkan kabel pada sebuah cincin besi,
yang menciptakan nenek moyangnya trafo. Akan tetapi saat itu Faraday hanya
mengaplikasikan satu arus pada trafo pertamanya.
Trafo pertama yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari diciptakan
oleh Nicholas Callan di Irlandia pada tahun 1836. Ia adalah salah satu peneliti

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
pertama yang menyadari prinsip bahwa semakin banyak kumparan kabel kedua,
semakin besar medan elektromagnetik yang dihasilkan. Kumparan induksi
berkembang sejalan dengan penelitian dan percobaan demi percobaan yang
dilakukan oleh para penemu dan ilmuwan dalam rangka mendapatkan tegangan
listrik yang lebih tinggi lagi.
Selanjutnya, berbagai penemuan dan modifikasi dalam percobaan-percobaan
membuat trafo yang paripurna muncul, seperti inovasi dan penggunaan listrik AC
(tahun 1850) dan pembuatan trafo spesifik yang mengacu pada generator listrik
AC oleh George Westinghouse dan William Stanley (tahun 1885).
Adapun perjalanan penemuan dan perkembangan transformator adalah
sebagai berikut ,
• 1831, Michael Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat menghasilkan
tegangan dari koil lain.
• 1832, Joseph Henry menemukan bahwa perubahan flux yang cepat dapat
menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi.
• 1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan dua koil.
• 1850 – 1884, era penemuan generator AC dan penggunaan listrik AC.
• 1885, Georges Westinghouse & William Stanley mengembangkan
transformer berdasarkan generator AC.
• 1889, Mikhail Dolivo-Dobrovolski mengembangkan transformer 3 fasa
pertama .
• Milestones mengkonstruksi :
❖ 1929, 3,5 MVA-100/27,7 kV Transformer interkoneksi
❖ 1933, 40MVA-220/8,8 kV Transformer 3 fasa
❖ 1962, 200 MVA-220/20 kV Transformer generator
❖ 2001, 245 MVA-765/18 kV Transformer generator 3 fasa
❖ 2004, 750 MVA-435/21 kV Transformer generator 3 fasa

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR

1.3 Prinsip Kerja Transformator


Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari dua lilitan
atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Transformator pada umumnya, kumparan kawat terisolasi ini diliitkan
pada sebuah inti yang disebut dengan inti besi (Core). Ketika Kumparan primer
dialiri arus bolak balik (AC) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks
magnetic primer. Karena kumparan primer dan kumparan sekunder terlilit pada
sebuah inti besi maka kumparan sekunder ikut terinduksi. Hal ini disebut dengan
induksi bersama. Ketika kumparan sekunder terinduksi muncullah GGL ( Gaya
Gerak Listrik ) dalam kumparan sekunder dan akan terjadi pelimpahan daya dari
kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah perubahan
taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan tinggi maupun
sebaliknya dari tegangan tinggi menjadi tegangan rendah.
Sebuah transformator terdiri dari dua buah kumparan, yaitu satu buah
kumparan primer dan satu buah kumparan sekunder. Kedua kumparan ini terletak
pada sebuah inti besi yang sama agar transformator dapat bekerja. Transformator
hanya dapat bekerja jika diberi sumber tegangan arus bolak balik.
Sebuah transformator yang diberikan tegangan sinusoida (V) pada sisi
primernya akan menghasilkan arus magnetisasi (Iµ) pada kumparan primernya.
Arus ini akan menghasilkan fluks magnetik (φ) pada inti besi transformator. Fluks
magnetik pada inti transformator akan menghasilkan ggl lawan pada kumparan
primer (E1) dan ggl lawan pada kumparan sekunder (E2). Bentuk gelombang
tegangan, arus dan fluks pada sebuah transformator ditunjukkan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Bentuk Gelombang Tegangan, Arus, dan Fluks Pada Sebuah Trafo

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Fluks yang terjadi pada inti trafo bernilai maksimum pada 1/4ƒ. Perubahan
fluks rata-rata dinyatakan oleh persamaan :

𝛗𝐦
𝟏 = 𝟒𝐟𝛗𝐦 𝐖𝐛/𝐬………………………….(1.4)
𝟒𝐟

GGL induksi dalam Volt yang dihasilkan adalah sama dengan perubahan
fluks rata-rata per lilitan, yaitu :

𝐖𝐛/𝐬
𝟒ƒ 𝛗𝐦 𝐥𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐧 = 𝟒ƒ𝛗𝐦 𝐕𝐨𝐥𝐭………………………..(1.5)

Nilai rms GGL induksi yang dihasilkan jika gelombang tegangan arus bolak-
baliknya berbentuk sinusoida adalah 1,11x 4ƒφm Volt. Maka GGL induksi seluruh
kumparan primer dengan N1 lilitan adalah :

𝐄𝟏 = 𝟏, 𝟏𝟏. 𝐍𝟏. 𝟒. ƒ. 𝛗𝐦 𝐕𝐨𝐥𝐭……………………(1.6)


𝐄𝟏 = 𝟒, 𝟒𝟒ƒ𝐍𝟏𝛗𝐦 𝐕𝐨𝐥𝐭……..…………………(1.7)

Demikian juga pada kumparan sekunder :

𝐄𝟐 = 𝟒, 𝟒𝟒ƒ𝐍𝟐𝛗𝐦 𝐕𝐨𝐥𝐭………………………..(1.8)

Pada trafo ideal, dengan mengabaikan rugi-rugi penghantar dan inti besi, nilai
tegangan terminal kumparan primer V1 = E1 dan tegangan kumparan sekunder V2
= E2. Maka tegangan terminal kumparan primer dengan N1 lilitan adalah :

𝐕𝟏 = 𝐄𝟏 = 𝟒, 𝟒𝟒ƒ𝐍𝟏𝛗𝐦 𝐕𝐨𝐥𝐭 …………………..(1.9)

Demikian juga pada kumparan sekunder :

𝐕𝟐 = 𝐄𝟐 = 𝟒, 𝟒𝟒ƒ𝐍𝟐𝛗𝐦 𝐕𝐨𝐥𝐭………………….(1.10)

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Perbandingan tegangan antara kumparan primer dan kumparan sekunder
disebut sebagairasio transformasi tegangan (K). Besarnya rasio transformasi
tegangan dinyatakan olehpersamaan :

𝑬𝟐 𝑽 𝑵
= 𝑽𝟐 = 𝑵𝟐 = 𝑲………………………….(1.11)
𝑬𝟏 𝟏 𝟏

Dengan E adalah ggl induksi, V adalah tegangan terminal dan N adalah jumlah
lilitan pada kumparan transformator.
Perlu diingat hanya tegangan listrik arus bolak - balik yang data
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika,
transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban
untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balIk antara
rangkaian.
Tujuan utama menggunakan inti (core ) pada transformator adalah untuk
mengurangi reluktansi ( tahanan magnetis ) dari rangkaian magnetis ( common
magnetic circuit).
Pada trafo, terdapat dua hukum utama yang bekerja, yaitu: hukum induksi
Faraday dan hukum Lorentz. Hukum Faraday menyatakan bahwa gaya listrik yang
melalui garis lengkung tertutup berbanding lurus dengan perubahan arus induksi
persatuan waktu pada garis lengkung tersebut, sehingga apabila ada suatu arus yang
melalui sebuah kumparan maka akan timbul medan magnet pada kumparan
tersebut.
Sedangkan hukum Lorentz menjelaskan bahwa arus bolak-balik (AC) yang
beredar mengelilingi inti besi mengakibatkan inti besi tersebut berubah menjadi
magnet, apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu lilitan maka lilitan tersebut
akan memiliki perbedaan tegangan pada kedua ujung lilitannya.
Prinsip kerja dari trafo melibatkan bagian-bagian utama pada trafo, yaitu:
kumparan primer, kumparan sekunder dan inti trafo. Kumparan tersebut
mengelilingi inti besi dalam bentuk lilitan. Apabila kumparan pada sisi primer trafo
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan bolak-balik sinusoidal (Vp), maka
akan mengalir arus bolak-balik yang juga sinusoidal (Ip) pada kumparan tersebut.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Arus bolak-balik ini akan menimbulkan fluks magnetik (Ф) yang sefasa dan
juga sinusoidal di sekeliling kumparan. Akibat adanya inti trafo yang
menghubungkan kumparan pada sisi primer dan kumparan pada sisi sekunder,
maka fluks magnetik akan mengalir bersama pada inti trafo dari kumparan primer
menuju kumparan sekunder sehingga akan membangkitkan tegangan induksi pada
sisi sekunder trafo:

(𝐝∅)
𝐕𝐬 = −𝐍𝐬 …………………………...(1.12)
𝐝𝐭

Dimana :
Vs = tegangan induksi pada sisi sekunder
Ns = jumlah belitan pada sisi sekunder
dФ/dt = perubahan fluks terhadap waktu
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa tegangan induksi yang
terbangkitkan pada kumparan trafo berbanding lurus dengan jumlah lilitan
kumparan pada inti trafo.
Selain itu, tegangan induksi juga dapat terbangkitkan apabila ada perubahan
fluks terhadap waktu, jika fluks yang mengalir adalah konstan maka tegangan
induksi tidak dapat terbangkitkan.
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa tegangan induksi yang
terbangkitkan pada kumparan trafo berbanding lurus dengan jumlah lilitan
kumparan pada inti trafo. Selain itu, tegangan induksi juga dapat terbangkitkan
apabila ada perubahan fluks terhadap waktu, jika fluks yang mengalir adalah
konstan maka tegangan induksi tidak dapat terbangkitkan.
Setiap trafo juga memiliki suatu besaran yang dinamakan perbandingan
transformasi. Untuk menunjukkan perbandingan lilitan atau perubahan level
tegangan dan arus pada sisi primer dan sekunder yang ditransformasikan pada trafo
tersebut. Berikut perumusannya:

𝑽𝒑 𝑰𝒔 𝑵𝒑 𝑳𝑷
= 𝑰𝒑 = = √ 𝑳𝒔 = 𝒂……………………..(1.13)
𝑽𝒔 𝑵𝒔

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, maka akan
mengalir I2 pada kumparan sekunder trafo, dimana besarnya I2dapat dirumuskan
sebagai berikut:

𝐕𝟐
𝐈𝟐 = ……………………………….(1.14)
𝐙𝐋

Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) atau fluks
yang cenderung berlawanan dengan fluks bersama (Ф) yang telah ada akibat arus
pemagnetan pada sisi primer.
Agar fluks bersama tersebut nilainya tidak berubah akibat pengaruh ggm yang
berlawanan, maka pada kumparan primer harus mengalir arus I2 dan menimbulkan
fluks Ф2’ yang menentang fluks akibat arus beban I2.
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL , I2 mengalir
pada kumparan sekunder, di mana I2 = V2 / ZL dengan θ2 = faktor kerja beban.
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang
cenderung menentang fluks (φ) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan IM.
Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, maka pada kumparan primer
harus dialiri arus I’2, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2
hingga keseluruhan arus yang mengalir pada primer
Trafo dapat bekerja atau tegangan induksi dapat terbangkitkan pada
kumparan sisi sekunder apabila terdapat perubahan fluks terhadap waktu yang
mengalir pada inti trafo.
Fluks bolak-balik yang berubah terhadap waktu ini dapat dihasilkan melalui
suplai tegangan bolak-balik.
Prinsip kerja dan dengan asumsi bahwa suplai tegangan DC yang diberikan
merupakan tegangan DC murni dan konstan maka trafo tidak dapat bekerja, hanya
menimbulkan tegangan induksi sesaat ketika kumparan baru disambungkan dengan
suplai tegangan.
Namun bagaimana bila suplai tegangan DC tersebut direkayasa sedemikian
rupa sehingga dapat membangkitkan fluks bolak-balik yang berubah terhadap
waktu.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Penggunaan trafo berukuran besar dan bertegangan tinggi banyak dijumpai
sepanjang jalan perkotaan maupun pada pusat perumahan yang mana trafo tersebut
digunakan untuk mengonversi tegangan tinggi menjadi tegangan distribusi yang
lebih rendah untuk kemudian disalurkan menuju konsumen.
Namun di dalam rumah anda juga terdapat beberapa penerapan trafo pada
peralatan rumah tangga. Peralatan berukuran besar seperti mesin cuci, kipas angin
dan televisi mungkin masih menggunakan tegangan suplai domestik sebesar 220V,
namun untuk peralatan berukuran kecil seperti laptop, iPod, ataupun telepon
genggam biasanya menggunakan suplai tegangan rendah, sekitar 5-20 Volt untuk
kebutuhan pengisian baterai.
Untuk itu, pada peralatan elektronik tersebut memiliki trafo kecil untuk
menurunkan level tegangan dari suplai tegangan domestik agar sesuai dengan
kebutuhan suplai tegangan peralatan.
Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah
transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem
kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa. Sehingga sebuah transformator
tiga fasa bisa dihubung bintang, segitiga, atau zig-zag.
Transformator tiga fasa banyak digunakan pada sistem transmisi dan
distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis. Transformator tiga fasa
banyak sekali mengurangi berat dan lebar kerangka, sehingga harganya dapat
dikurangi bila dibandingkan dengan penggabungan tiga buah transformator satu
fasa dengan “rating” daya yang sama.
Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan, di antaranya bila
salah satu fasa mengalami kerusakan, maka seluruh transformator harus
dipindahkan (diganti), tetapi bila trans- formator terdiri dari tiga buah transformator
satu fasa, bila salah satu fasa transformator mengalami kerusakan. Sistem masih
bisa dioperasikan dengan sistem “open delta“.
Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau
kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada
sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer
dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut
dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya.
Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya.
Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan
menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan
akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder.
Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari
tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi
menjadi tegangan yang rendah. Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo
pada umumnya adalah kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi
dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya
Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi
suhu panas yang ditimbulkan.Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk
Inti Transformator tersebut diantaranya seperti :
• E – I Lamination
• E – E Lamination
• L – L Lamination
• U – I Lamination

1.4 Jenis- Jenis Trafo


Ada beberapa jenis Trafo yang digunakan dalam sistem kelistrikan untuk
keperluan yang berbeda-beda. Keperluan-keperluan tersebut diantaranya seperti
trafo yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk keperluan
distribusi dan transmisi tenaga listrik. Perangkat yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan Transformer ini dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa jenis,
diantaranya seperti pengklasifikasian berdasarkan level tegangan, berdasarkan
media atau bahan inti (core) trafo yang digunakan, berdasarkan pengaturan lilitan,
berdasarkan penggunaannya dan juga berdasarkan tempat penggunaannya.
Berikut ini adalah beberapa jenis Trafo berdasarkan masing-masing
pengklasifikasiannya.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
1.4.1 Transformator berdasarkan Level Tegangan
Trafo yang diklasifikasikan berdasarkan level tegangan ini merupakan
trafo yang paling umum dan sering kita gunakan. Pengklasfikasian ini pada
dasarnya tergantung pada rasio jumlah gulungan di kumparan Primer dengan
jumlah kumparan Sekundernya. Jenis Trafo berdasarkan Level tegangan ini
diantaranya adalah Trafo Step Up dan Trafo Step Down.
a. Trafo Step Up
Seperti namanya, Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk
menaikan taraf atau level tegangan AC dari rendah ke taraf yang lebih tinggi.
Tegangan Sekunder sebagai tegangan Output yang lebih tinggi dapat
ditingkatkan dengan cara memperbanyak jumlah lilitan di kumparan
sekundernya daripada jumlah lilitan di kumparan primernya. Pada
pembangkit listrik, Trafo jenis ini digunakan sebagai penghubung trafo
generator ke grid.
b. Trafo Step Down
Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk menurunkan taraf
level tegangan AC dari taraf yang tinggi ke taraf yang lebih rendah. Pada
Trafo Step Down ini, Rasio jumlah lilitan pada kumparan primer lebih banyak
jika dibandingkan dengan jumlah lilitan pada kumparan sekundernya. Di
jaringan Distribusi, transformator atau trafo step down ini biasanya digunakan
untuk mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi tegangan rendah yang
bisa digunakan untuk peralatan rumah tangga. Sedangkan di rumah tangga,
kita sering menggunakannya untuk menurunkan taraf tegangan listrik yang
berasal dari PLN (220V) menjadi taraf tegangan yang sesuai dengan peralatan
elektronik kita. Trafo Step Up and Step Down ditunjukkan pada Gambar 1.2
berikut ini

Gambar 1.2. Trafo Step Up dan Trafo Step Down

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
1.4.2 Transformator berdasarkan bahan Inti (core) yang Digunakan
Berdasarkan media atau bahan Inti yang digunakan untuk lilitan primer
dan lilitan sekunder, Trafo dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Trafo berinti
Udara (Air Core) dan Trafo berinti Besi (Iron Core).
a. Trafo berinti Udara (Air Core Transformer)
Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan Gulungan
Sekunder dililitkan pada inti berbahan non-magnetik yang biasanya
berbentuk tabung yang berongga. Bahan non-magnetik yang dimaksud
tersebut dapat berupa bahan kertas ataupun karton. Ini artinya, hubungan
hubungan fluks antara gulungan primer dan gulungan sekunder adalah
melalui udara. Tingkat kopling atau induktansi mutual diantara lilitan-lilitan
tersebut lebih kecil dibandingkan dengan Trafo yang berinti besi. Kerugian
Histerisis dan kerugian arus eddy yang biasanya terjadi pada trafo inti besi
dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan pada trafo yang yang berinti
udara ini. Trafo inti udara ini biasanya digunakan pada rangkaian frekuensi
tinggi.
b. Trafo berinti Besi (Iron Core Transformer)
Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder
dililitkan pada inti lempengan-lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo
inti besi memiliki efisiensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan trafo
yang berinti udara. Hal ini dikarenakan bahan besi mengandung sifat
magnetik dan juga konduktif sehingga mempermudah jalannya fluks magnet
yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu
panas yang ditimbulkan. Trafo yang berinti besi biasanya digunakan pada
aplikasi frekuensi rendah.

1.4.3 Transformator berdasarkan Pengaturan Lilitannya


Adapun pembagian transformator berdasarkan pengaturan lilitannya
adalah sebagai berikut,
a. Trafo Otomatis (Auto Transformer)
Auto Transformer atau Trafo Otomatis adalah Trafo listrik yang hanya
memiliki satu kumparan dimana kumparan primer dan kumparan

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
sekundernya digabung dalam 1 rangkaian yang terhubung secara fisik dan
magnetis. Pengaturan lilitan ini sangat berbeda dengan Trafo standar pada
umumnya yang terdiri dari dua kumparan atau gulungan yang ditempatkan
pada dua sisi berbeda yaitu kumparan Primer dan kumparan sekunder.
Trafo Otomatis ini sering digunakan sebagai trafo step up dan step
down yang berfungsi untuk menaikan tegangan maupun menurun tegangan
pada kisaran 100V-110V-120V dan kisaran 220V-230V-240V bahkan pada
kisaran 110V hingga 220V. Rangkaian dasar Autotransformer ditunjukkan
oleh Gambar 1.3 berikut ini

Gambar 1.3 Rangkaian Dasar Autotransformer

Autotransformator juga dapat dibangun dengan lebih dari satu titik


penyadapan tunggal. Auto-transformator dapat digunakan untuk memberikan
titik tegangan yang berbeda sepanjang belitan atau meningkatkan supply
tegangan sehubungan dengan nya supply tegangan VP
Metode standar untuk menandai gulungan auto-transformator adalah
melabelinya dengan huruf kapital (huruf besar). Jadi misalnya, A, B, Z dll
untuk mengidentifikasi akhir supply. Secara umum koneksi netral umum
ditandai sebagai N atau n. Untuk sadapan/tapping sekunder, angka sufiks
digunakan untuk semua titik sadapan di sepanjang belitan primer auto-
transformator. Angka-angka ini umumnya dimulai pada angka "1" dan
melanjutkan dalam urutan naik untuk semua titik-titik tapping

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Kelemahan utama dari autotransformator adalah tidak memiliki isolasi
gulungan primer ke sekunder dari gulungan transformator ganda
konvensional. Kemudian autotransformator tidak dapat digunakan dengan
aman untuk menurunkan tegangan yang lebih tinggi ke tegangan yang jauh
lebih rendah yang cocok untuk beban yang lebih kecil.
Jika belitan sisi sekunder menjadi short, arus beban berhenti mengalir
melalui belitan primer menghentikan aksi transformator yang mengakibatkan
tegangan primer penuh diterapkan ke terminal sekunder.
Apabila rangkaian sekunder mengalami kondisi short, arus primer yang
dihasilkan akan menjadi jauh lebih besar dari gulungan transformator ganda
yang setara karena peningkatan hubungan fluks yang merusak
autotransformator. Karena hubungan netral adalah umum untuk belitan
primer dan sekunder, grounded gulungan sekunder secara otomatis
merupakan belitan primer ground karena tidak ada isolasi antara kedua
gulungan. Gulungan transformator ganda kadang-kadang digunakan untuk
mengisolasi peralatan dari ground.
Autotransformator memiliki banyak keunggulan dibandingkan
gulungan transformator ganda konvensional. Mereka umumnya lebih efisien
untuk peringkat VA yang sama, ukurannya lebih kecil, dan karena mereka
membutuhkan lebih sedikit tembaga dalam konstruksi mereka, biayanya lebih
rendah dibandingkan dengan gulungan transformator ganda dengan peringkat
VA yang sama. Juga, kehilangan inti dan tembaga mereka, I2R lebih rendah
karena resistansi yang lebih sedikit dan reaktansi kebocoran memberikan
pengaturan tegangan yang unggul daripada dua transformator belitan setara.
Autotransformator memiliki banyak kegunaan dan aplikasi termasuk
starting motor induksi, digunakan untuk mengatur tegangan dari jalur
transmisi, dan dapat digunakan untuk mengubah tegangan ketika utama untuk
rasio sekunder dekat dengan kesatuan.
Autotransformator juga dapat dibuat dari transformator dua-belitan
konvensional dengan menghubungkan belitan primer dan sekunder bersama-
sama secara seri dan tergantung pada bagaimana sambungan dibuat, tegangan
sekunder dapat menambah, atau mengurangi, tegangan primer.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
b. Autotransformator Variabel (Variac)
Serta memiliki sekunder tetap atau disadap (tapped) yang menghasilkan
output tegangan pada tingkat tertentu, ada aplikasi lain yang berguna dari
jenis pengaturan auto-transformator yang dapat digunakan untuk
menghasilkan tegangan AC variabel dari supply AC tegangan tetap. Jenis
Autotransformator Variabel ini umumnya digunakan di laboratorium dan
laboratorium sains di sekolah dan perguruan tinggi dan dikenal lebih umum
sebagai Variac.
Konstruksi variabel autotransformator, atau variac, sama dengan tipe
tetap. Sebuah belitan primer tunggal melilit inti magnetik laminasi digunakan
seperti pada trafo otomatis tetapi bukannya diperbaiki pada beberapa titik
penyadapan yang telah ditentukan, tegangan sekunder disadap melalui sikat
karbon.
Sikat karbon ini diputar atau dibiarkan meluncur di sepanjang bagian
yang terbuka dari belitan primer, membuat kontak dengannya saat bergerak
memasok level tegangan yang diperlukan.
Kemudian autotransformator variabel berisi tap variabel dalam bentuk
sikat karbon yang menggulung ke atas dan ke bawah belitan primer yang
mengontrol panjang belitan sekunder dan karenanya tegangan output
sekunder sepenuhnya variabel dari nilai tegangan supply primer ke nol volt.
Autotransformator Variabel biasanya dirancang dengan jumlah besar
gulungan primer untuk menghasilkan tegangan sekunder yang dapat
disesuaikan dari beberapa volt menjadi fraksi volt per putaran.
Ini dicapai karena sikat karbon atau panel geser selalu bersentuhan
dengan satu atau lebih putaran belitan primer. Karena kumparan primer
berjarak secara merata sepanjangnya. Kemudian tegangan output menjadi
sebanding dengan rotasi sudut. Rangkaian dasar autotrafo variable
ditunjukkan pada Gambar 1.4 berikut ini

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR

Gambar 1.4 Rangkaian Dasar Autotrafo Variabel

1.4.4 Transformator berdasarkan Penggunaannya


Trafo dapat digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sesuai dengan
kebutuhannya. Trafo jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi Trafo daya, trafo
distribusi, trafo pengukuran dan trafo proteksi
a. Trafo Daya (Power Transformer)
Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan
digunakan untuk aplikasi transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo
Volt. Trafo daya ini sering digunakan di stasiun pembangkit listrik dan gardu
transmisi. Trafo Daya biasanya memiliki tingkat insulasi yang tinggi.
Trafo daya memiliki ukuran yang besar dan digunakan untuk mengirim
energi listrik hingga ke gardu listrik. Trafo ini berperan sebagai penghubung
antara generator dengan jaringan distribusi utama listrik. Prinsip utama dari
trafo daya yaitu mengubah tegangan rendah berarus tinggi menjadi tegangan
tinggi berarus rendah. Hal ini untuk meminimalisir kehilangan daya pada
sistem distribusi daya listrik, sehingga lebih efisien. Kebanyakan trafo daya
diisi dengan minyak di dalamnya sebagai pendingin.
b. Trafo Distribusi (Distribution Transformer)
Trafo Distribusi atau Distribution Transformer digunakan untuk
mendistribusikan energi listrik dari pembangkit listrik ke daerah perumahan
ataupun lokasi industri. Pada dasarnya, Trafo Distribusi ini mendistribusikan
energi listrik pada tegangan rendah yang kurang dari 33 kilo Volt untuk
keperluan rumah tangga ataupun industri yang berada dalam kisaran tegangan
220V hingga 440V.
GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI
180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Pada sistem distribusi listrik yang ada di Indonesia, tegangan
dibangkitkan pada pembangkit listrik sebesar 13,8 KV. Lalu tegangan
dinaikkan untuk disalurkan ke jalur transmisi listrik sebesar 150 KV.
Tegangan pada jalur transmisi yaitu sebesar 150 KV ini diturunkan
kembali untuk didistribusikan ke jalur distribusi listrik sebesar 20 KV.
Tegangan 20 KV ini disalurkan ke konsumen industri dan konsumen rumah
tangga. Untuk konsumen rumah tangga tegangan 20 KV ini diturunkan
kembali ke 380 V untuk pemakaian rumah tangga yaitu 220 Volt AC yang
didapat dari tegangan 1 phase to netral dari 380 VAC.
Manfaat penggunaan Transformator dalam transimisi dan distribusi
listrik adalah
• Meminimalisir penurunan tegangan (voltage drop) pada proses transmisi
dan distribusi listrik.
• Mengurangi kehilangan energi listrik (loses) pada proses transmisi dan
distribusi listrik karena semakin besar tegangan yang kita gunakan pada
saat transimisi atau distribusi maka semakin kecil arus yang dilewati oleh
jalur transmisi atau distribusi itu. sehingga panas yang dikarenakan arus
listrik yang besar dapat kita kurangi.
• Penghematan penggunaan kabel karena seperti point nomor 2, semakin
besar tegangan maka akan semakin kecil arus yang kita alirkan. Maka
diameter kabel yang kita gunakan semakin kecil.
c. Trafo Pengukuran (Measurement Transformer)
Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Measurement Transformer atau Instrument Transformer ini digunakan untuk
mengukur kuantitas tegangan, arus listrik dan daya yang biasanya
diklasifikasikan menjadi trafo tegangan dan trafo arus listrik dan lain-lainnya.
Trafo pengukuran seringkali disebut sebagai trafo instrumen. Trafo ini
berfungsi untuk mengukur peralatan pada sistem daya listrik. Listrik yang
melewati kumparan primer kemudian diinduksikan ke kumparan sekunder
untuk diubah ke tegangan dan arus yang lebih kecil agar dapat dihitung.
Perbandingan antara kumparan primer dan sekunder diatur sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi kekeliruan walaupun hasil yang ditunjukkan

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
bukan hasil sebenarnya. Hasil yang ditunjukkan harus dihitung dengan rumus
tertentu sesuai jumlah lilitan antara kumparan primer dan sekundernya.
Transformator pengukuran adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi
sebagai alat transformasienergi listrik yang digunakan sebagai alat ukur bantu
untuk keperluan pengukuran tegangan danarus listrik agar berada dalam
jangkauan alat ukur, sehingga pengukuran arus dan teganganlistrik dapat
terbaca oleh suatu alat ukur.Trafo pengukuran, ada 2 macam yaitu:
• Trafo tegangan (PT)
• Trafo arus (CT)
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan
amper dari arus yangmengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Disamaping
untuk penguran arus, trafo arus jugadigunakan untuk pengukuran daya dan
energi, pengukuran jarak jauh dan relay proteksi.Kumparan primer trafo arus
dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan yang akandiukur arusnya,
sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau relay
proteksi.Pada umumnya peralatan ukur dan relay membutuhkan arus 1 atau 5
A.Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat, kawasan trafo arus
yang digunakanuntuk pengukuran biasanya 0,05 s/d 1,2 kali arus yang akan
diukur, sedang trafo arus untuk proteksi harus mampu bekerja lebih dari 10
kali arus pengenalnya.
Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Jika pada
kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan primer timbul
gayagerak magnet sebesar N1.I1.Gaya gerak magnet ini mempruduksi fluks
pada inti, kemudian membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan
sekunder. Jika termianal kumparan sekunder tertutup, makapada kumparan
sekunder mengalir arus I2 , arus ini menimbulken gaya gerak magnet
N1I1pada kumparan sekunder.
Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi
tegangan tinggiatau tegangan menengah ke suatu tegangan rendah yang layak
untuk perlengkapan indikator, alatukur, relay, dan alat sinkronisasi serta
berfungsi untuk merubah tegangan tinggi menjaditegangan rendah sehingga
dapat diukur dengan Volt meter.. Hal ini dilakukan atas pertimbanganharga

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
dan bahaya yang dapat ditimbulkan tegangan tinggi. Tegangan perlengkapan
sepertiindikator, meter, dan relay dirancang sama dengan tegangan terminal
sekunder trafo tegangan.
d. Trafo Proteksi (Protection Transformer)
Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik.
Perbedaan utama antara trafo proteksi dan trafo pengukuran adalah pada
akurasinya. Dimana trafo proteksi harus lebih akurat jika dibandingkan
dengan trafo pengukuran.
e. Trafo Adaptor (Trafo Frekuensi Rendah)
Transformator step-down yang ditambahkan dengan rangkaian
penyearah untuk menghasilkan tegangan DC disebut juga dengan adaptor.
Biasanya didalm sebuah adaptor yang bagus sudah dilengkapi dengan
rangkaian regulator tegangan agar arus DC yang keluar bersih (tidak
menimbulkan dengung akibat arus AC yang bocor). Trafo adaptor beserta
rangkain pendukungnya lazim digunakan oleh para hobi elektronika sebagai
pengganti baterai dalam pembuatan proyek rangkaian elektronika
f. Trafo Input/Output (Trafo Frekuensi Rendah)
Trafo output dan input disebut juga dengan trafo OT/IT. Trafo jenis ini
digunakan untuk keperluan kopling audio pada rangkaian amplifier yang
masih menggunakan system push-pull. Trafo OT/IT saat ini masih dipakai
pada amplifier merk TOA untuk keperluan Gedung-gedung, tempat ibadah,
dan tempat lain yang dikhususkan untuk keperluan khalayak ramai. Biasanya
amplifier jenis push-pull yang menggunakan trafo OT/IT akan dominan pada
suara medium.
g. Trafo Frekuensi Menengah
Trafo frekuensi menegah disebut juga dengan Trafo IF ( intermediate
Frequency). Sesuai dengan Namanya trafo jenis ini bekerja pada frekuensi
menengah. Untuk kegunaannya, trafo IF banyak dipakai pada radio-radio
penerima AM/FM. Pada tarfo IF sudah terdapat lilitan primer dan sekunder
yang di parallel dengan sebuah kapasitor khusus untuk keperluan frekuensi
menegah sehingga menjadi sebuah rangkaian resonansi L-C.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Frekuensi If sudah ada standartisasinya, yang mana untuk keperluan
AM (Amplitudo Modulation) frekuensi menegah yang digunakan adalah
455Hz, sedangkan untuk keperluan FM ( Frequency Modulation) frekunsi
menegah yang digunakan adalah 10,7 MHz
h. Trafo Frekuensi Tinggi
Trafo jenis ini berkerja pada frekuensi tinggi yang banyak dipakai untuk
keperluan pembangkitan frekuensi (osilaot), lilitan resonansi, dan flyback
pada rangkaian televisi tabung.
Trafo frekuensi tinggi yang digunakan untuk osilator disebut juga
dengan spul osilator. Lilitan osilator yang lazim digunakan terdapat dua jenis,
yaitu osilator Hartley dan osilator Coolpits.
Selain itu pada frekuensi tinggi, trafo jenis ini banyak digunakan
sebagai trafo resonansi, yang mana trafo resonansi ini difungsikan untuk
menyesuaikan impedansi antara antenna dan pemancarnya. Trafo resonansi
ini disebut juga dengan spul antenna
i. Trafo Switching
Trafo switching merupakan salah satu komponen trafo yang digunakan
pada power supply yang menggunakan teknologi switching. Power supply
jenis ini menggunakan system pembangkitan frekuensi tinggi yang
mempunyai efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan power supply
biasa yang masih menggunakan trafo frekuensi rendah.
Trafo switching mempunyai kelebihan dibandingkan dengan trafo
power supply biasa, yaitu dimensi pada power supply switching bias
dipangkas hingga mencapai 80%. Begitu juga dengan beratnya. Contoh,
sebuah power supply biasa dengan arus 20 Ampere akan mempunyai dimensi
yang besar dan beratnya bisa mencapai 25 Kg. Dengan power supply
switching dengan arus yang sama mungkin beratnya tidak lebih dari 1,5Kg.
Begitu juga dengan dimensinya akan jauh lebih kecil.
Trafo switching pada power supply banyak digunakan pada alat
elektronika modern seperti printer, DVD player, PSU computer, charger
laptop dan lain-lain

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
1.4.5 Transformator berdasarkan Tempat Penggunaanya
Penggolongan Trafo berdasarkan tempat penggunaannya ini biasanya
terdiri dari
a. Trafo Indoor (Dalam Ruangan)
Trafo Indoor adalah trafo yang harus diletakan di dalam ruangan yang
ditutupi dengan atap seperti trafo-trafo yang digunakan pada industri-industri
b. Trafo Outdoor (Luar Ruangan)
Trafo outdoor adalah trafo yang dapat ditempatkan diluar ruangan
seperti trafo distribusi yang ditempatkan di gardu induk dan lain-lainnya.

Adapun jenis – jenis transformator lainnya adalah sebagai berikut ,


a. Transformator Isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi
pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi
antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak
digantikan oleh kopling kapasitor.
b. Transformator Pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu,
fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya
terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan
keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
c. Transformator Tiga Fasa
Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan
secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ).

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR

1.5 Konstruksi Bagian Trafo


Transformator, atau kerap disebut dengan ‘trafo’, merupakan suatu alat listrik
yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet yang
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Trafo digunakan secara luas, baik
dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan trafo dalam sistem
tenaga memungkinkan pemilihan tegangan yang sesuai secara ekonomis dan teknis
untuk kebutuhan beban atau permintaan konsumen, misalnya kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam proses transmisi daya listrik jarak jauh. Dalam bidang
elektronika, trafo digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara
sumber dan beban, untuk memisahkan satu rangkaian dengan rangkaian yang lain
serta menghambat arus searah dengan tetap mengalirkan arus bolak-balik antar
rangkaian. Trafo memiliki frekuensi kerja yang berbeda-beda sesuai
penggunaannya yang bergantung kebutuhan beban/konsumen.
Secara umum, trafo terdiri atas beberapa bagian, yaitu: bagian utama trafo,
bagian supporting, dan juga peralatan proteksi. Penjelasan mengenai beberapa
bagian trafo dapat dilihat pada Gambar 1.5 berikut ini:

(a)

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR

(b)

(c)
Gambar 1.5 Kontruksi Pada Trafo (a) Tampak depan (b) Tampak samping (c)
Tampak atas

Keterangan pada Gambar 1.5 adalah sebagai berikut


1. Tangki
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam
minyak transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki. Untuk
menampung pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi
dengan sebuah konservator. Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya
adalah:

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
a. Jenis sirip (tank corrugated)
Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai dingin yang menjalani
penekukan, pemotongan dan proses pengelasan otomatis, untuk membentuk
badan tangki bersirip dengan siripnya berfungsi sebagai radiator pendingin
dan alat bernapas pada saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari
plat baja bercanai panas yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki
bersirip membentuk tangki corrugated ini. Umumnya transformator di bawah
4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki corrugated.
b. Jenis tangki Conventional Beradiator
Jenis tangki terdiri dar badan tangki dan tutup yang terbuat dari mild
steel plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai
dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat dari pelat baja
bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini umumnya
dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA.
c. Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined,
Tipe tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di atas permukaan
minyak terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak dengan
udara luar

2. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-
rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan
suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk
mengurangi adanya kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada
transformator perlu juga dilengkapi dengan sistem pendingin yang bergungsi
untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang digunakan pada
sistem pendingin dapat berupa
a. Udara, gas, minyak dan air.
b. Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
c. Alamiah (natural)
d. Tekanan/paksaan (forced).

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
3. Roda Transformator
Fungsi dari roda ini adalah supaya transformator bisa di mobilisasi
dengan mudah.

4. Tap Changer
Tap changer adalah mekanisme dalam transformer yang memungkin-
kan rasio putaran berubah untuk dipilih dalam langkah-langkah terpisah.
Transformator dengan mekanisme ini mendapatkan rasio putaran variabel ini
dengan menghubungkan ke sejumlah titik akses yang dikenal sebagai ketukan
sepanjang gulungan primer atau sekunder.

5. Lifting Lungs
Lifting lungs digunakan untuk tempat pengangkatan transformator
sewaktu akan di instalasi

6. Oil Drain Valve


Fungsi dari Oil Drain Valve (Sumbat Pengurasan Oli) adalah untuk
meyakinkan bahwa sisa minyak di bagian bawah tangki transformator dapat
dikeringkan sepenuhnya.

7. High Voltage Porcelain bushings


Bushing minyak ke udara yang digunakan untuk membawa sambungan
dari medium isolasi transformator ke media isolasi eksternal. Cocok untuk
tegangan hingga 45 kV.

8. Low Voltage Porcelain bushings


Bushing minyak ke udara yang digunakan untuk membawa sambungan
dari medium isolasi transformator ke media isolasi eksternal. Cocok untuk
tegangan hingga 380 V.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
9. Oil Conservator
Fungsi Tank Konservator dari Transformator. Ketika trafo dimuat dan
ketika suhu lingkungan naik, volume oli di dalam transformator meningkat.
Tangki konservator transformator menyediakan ruang yang cukup untuk
minyak transformator yang diperluas ini. Ini juga bertindak sebagai reservoir
untuk minyak isolasi transformator.

10. Oil Level Indicator


Perangkat ini memberikan sinyal visual tingkat minyak di konservator.
Ada pilihan berbeda sesuai dengan dimensi dan tipe konservator; juga
dimungkinkan untuk memberi sinyal level minyak maks dan / atau min oleh
switch.

11. Pressure Relief Device


Terpasang pada : Semua jenis transformer (PRD yang lebih kecil tanpa
kontak dapat juga tersedia untuk transformer hermetik)
Dalam kasus korsleting internal tiba-tiba dan kekerasan cairan isolasi
menghasilkan volume besar gas yang harus dievakuasi untuk menghindari
ledakan trafo. Dengan cara PRD adalah mungkin untuk mengevakuasi
minyak. Ada berbagai jenis dengan dimensi sesuai dengan kuantitas minyak
yang terdapat di dalam tangki trafo; juga dimungkinkan untuk menandai
pembukaan PRD oleh switch yang ditempatkan pada penutupnya.

12. Earthing Terminal


Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi
gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.

13. Rating Plate


Fungsi rating plate pada Transformator adalah untuk memberikan
informasi mengenai trafo mulai dari nama pabrik pembuatan trafo, tegangan
primer dan sekunder trafo dan lain – lain

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
14. Brand Marking
Papan merek bagi pengguna untuk bisa mengetahui nama merek dari
trafo distribusi.

Adapun bagian -bagian transformator yang lainnya adalah sebagai berikut :


1. Oil Pressure Valve
Katup pelepas minyak adalah katup kontrol yang digunakan untuk
mengontrol tekanan maks yang diizinkan di trafo untuk melindunginya dari
tekanan berlebih yang dapat menyebabkan kerusakan pada komponen
rangkaian.

2. Oil Temperature Indicator


Perangkat yang digunakan untuk mengukur suhu minyak atas dalam
tangki oleh sensor. Ini dapat dilengkapi dengan 2 atau 4 switch SPDT.

3. DGPT2 atau RIS


Perangkat yang digunakan untuk menjaga di bawah tekanan kontrol,
suhu dan tingkat cairan di dalam tangki transformator.

4. Buchholz Relay
Terpasang pada : Transformers dengan konservator .Alat ini memotong
dan mengumpulkan gelembung gas yang berasal dari bagian dalam trafo
(menunjukkan sirkuit pendek atau kesalahan dalam lainnya) dan / atau
memberi sinyal kebocoran oli dari tangki, memberikan sinyal alarm atau
salah. Ada pilihan yang berbeda sesuai dengan dimensi pipa yang
menghubungkan flange. Adalah mungkin juga untuk menghubungkan alat
pengambilan sampel gas dengan relay Buchholz untuk mengumpulkan gas
untuk analisis.

5. Air Breather & Silica Gel


Terpasang pada : Transformers dengan konservator . Tujuan dari alat
ini adalah menyerap udara kelembaban yang ditimbulkan transformator

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
selama kontraksi termal cairan untuk menjamin kapasitansi dielektrik yang
lebih baik. Ada dimensi dan koneksi yang berbeda sesuai dengan minyak
yang terkandung di konservator; ketika garam menjadi hijau berarti jenuh
oleh kelembapan.

6. Panel Control
Kotak Marshalling memusatkan layanan tambahan dan melindungi
papan terminal.

Transformator biasanya berbentuk oval bila dilihat dari sisikonstruksi,


tangkinya terbuat dari plat baja dengan ketebalan 5-12 mm,bagian dasar dan
penutup (Cover) tangkinya terbuat dari plat baja yang lebih tebal.
Kumparan dililit pada inti dan direndam dalam minyak trafo,ujung-ujung
kumparan terhubung dengan rangkaian luar melalui bushing.
Tangkiberfungsi menampung minyak (oil) berupa minyakmineral yang
berasal dari jenis petroleum.Minyak trafo selain berfungsi sebagai media transfer
panas (pendingin) yang berasal dari kumparan dan inti,juga sebagai isolasi antar
bagian yang mengalirkan arus dengan tangkidan tanah.
Radiator ditempatkan pada tangki melalui pipa pengapit untukmenambah
luas permukaan tangki, sedangkanKonservator merupakantangki pemeliharaan
untuk menampung pemuaian minyak trafo, dimanavolumenya sekitar 8% -10% dari
volume minyak dalam tangki trafo,dilengkapi dengan Oil Gauge (pengukur
permukaan minyak) yangberbentuk gauge glass (kaca ukur).
Jika terjadi hubung singkat pada trafo, maka minyak akanmenghasilkan gas
yang cukup besar, membuat temperatur dalam tangkiakan naik secara tiba-tiba yang
dapat membahayakan tangki.
Untuk itu transformator dilengkapi pula dengan Explosiun Vent Pipe
yangdijulurkan naik pada cover tangki, yang bagian atasnya ditutup dengan thin
glass disk (piringan kaca tipis). Pada keadaan dimana terjadisentakan tekanan yang
tiba-tiba dalam trafo, maka minyakakan bebas naikmelalui pipa tersebut dan
kemudian memecahkan piringan kaca tipis.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Thermometer berfungsi mengukur temperatur minyak dalam trafo,sedangkan
bucholz relay berfungsi melindungi trafo pada saat terjadigangguan internal atau
flash over yang menyebabkan timbulnya busurapi(arcing),yang dapat menimbulkan
naiknya produksi gas yang merusakmaterial isolasi.
Pada bagian dasar tangki disangga dengan Roller Mounted Truck ,agar trafo
bebas bergerak/berpindah untuk keperluanperbaikan dan overhaul
Transformator tiga fasa digunakan untuk sistem jaringan listrik yang berdaya
besar, baik pada sistem pembangkitan, transmisi maupun distribusi. Konstruksi
transformator tiga fasa yang mempunyaidaya besar dalam bentuk potongan. Inti
trafo berbentuk E-I dengan belitan primer dan sekunder pada semua kaki inti trafo.
Terminal sisi tegangan tinggi (primer) tampak dari isolator 10 yang panjang.
Terminal tegangan rendah (sekunder) dengan terminal lebih pendek. Trafo
ditempatkan dalam rumah trafo yang diisi dengan minyak trafo yang berfungsi
sebagai pendingin sekaligus isolasi. Secara berkala minyak trafo diganti.
Pendinginan rumah trafo disempurnakan dengan dipasang sirip pendingin
agar panas mudah diserap oleh udara luar. Trafo tiga fasa bisa dibangun dari dua
buah trafo satu fasa, atau tiga buah trafo satu fasa. Untuk trafo tiga fasa berukuran
berdaya besar, dibangun dari tiga buah trafo satu fasa, tujuannya jika ada salah satu
fasa yang rusak atau terbakar, maka trafo yang rusak tersebut dapat diganti dengan
cepat dan praktis.
Secara umum sebuah transformator tiga fasa mempunyai konstruksi Yang
menjadi beda yaitu alat bantu dan sistem pengamannya, tergantung pada letak
pemasangan, sistem pendinginan, pengoperasian, fungsi dan pemakaiannya.
Bagian utama, alat bantu, dan sistem pengaman yang ada pada sebuah
transformator daya adalah : a. Bagian Dalam pada Transformator b. Bagian Luar
pada Transformator
a. Inti Besi
Inti besi adalah tempat melekatnya kumparan dan berfungsi sebagai jalannya
flux magnetik. Besi yang digunakan untuk inti transformator biasanya mempunyai
kadar silicon yang tinggi dan diproses agar memiliki permeabilitas yang tinggi dan
rugi – rugi histeris yang kecil pada operasi normal. Inti besi berfungsi untuk
memperlancar flux yang dimunculkan oleh arus listrik yang melewati kumparan.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
Terbuat dari lempengan – lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas sebagai rugi-rugi besi (eddy current). Ada dua jenis inti yang
biasanya digunakan pada trafo ada yang menggunakan inti ini adalah cara
pemasangan kumparan primer dan sekundernya, kedua jenis inti tersebut adalah
Tipe inti (Core) dan Tipe Cangkang (Shell)
b. Kumparan
Kumparan pada trafo adalah kawat penghantar yang dialiri oleh arus listrik
dibagian primer dan sekunder yang dililiti pada inti besi trafo. Untuk mencegah
mengalirnya arus dari kumparan tersebut ke inti besi atau bagian lain dari trafo
biasanya kawat kumparan tersebut dibatasi dengan isolasi padat seperti pertinax,
kertas dan sebagainya.
Umumya pada trafo terdapat kumparan primer dan skunder. Bila kumparan
primer dihubungkan dengan tegangan arus bolak balik maka pada kumparan
tersebut akan terjadi flux.
Flux ini memberikan induksi pada tegangan dan apabila pada rangkaian sisi
sekunder dihubungkan ke beban maka menghasilkan arus pada belitan/kumparan
ini. Jadi kumparan dikatakan sebagai alat transformasi (merubah) tegangan dan
arus.
Jumlah lilitan pada trafo pada bagian primer dan skunder juga akan
menentukan apakah trafo berfungsi sebagai penaik (step up) atau penurun tegangan
(step down).
c. Minyak transformator
Minyak trafo berfungsi ganda yaitu menjadi bahan pendingin dan bahan
isolasi pada transformator.
Minyak sebagai pendingin dipilih karena dapat berfungsi untuk sirkulasi
panas dengan baik.
Sedangkan sebagai bahan isolasi, minyak berfungsi mengisi ruangan antara
kumparan primer dan sekunder sehingga tidak akan menimbulkan break down
antara kumparan tersebut.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
d. Tangki Transformator
Tangki transformator merupakan salah satu konstruksi yang mempunyai
fungsi menyimpan minyak untuk transformator dan juga sebagai pelindung (cover)
untuk semua bagian dari transformator yang terendam di dalam minyak.
Macam – macam ukuran untuk tangki ini disesuaikan dengan ukuran inti
(core) dan belitan. Terdapat beberapa jenis – jenis tangki, diantaranya yaitu:
a. Tipe sirip (tank corrugated)
b. Tipe Conventional Beradiator
c. Tipe Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined
e. Konservator Transformator
Konservator berfungsi ketika adanya kenaikan suhu saat operasi pada
transformator, sehingga minyak isolasi memuai yang berdampak pada volume yang
bertambah. Sebaliknya ketika terjadi penurunan suhu saat beroperasi, maka minyak
menyusut dan juga volume minyak terjadi penurunan. Dari hal tersebut, volume
udara akan bertambah dan berkurang. Untuk mengatasi minyak isolasi
transformator tidak mendapatkan kontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari
udara luar (tanpa rubber bag) maka udara yang masuk kedalam konservator harus
difilter menggunakan silicagel sehingga kandungan dari uap air bisa diminimalisir.
Untuk menghindari agar minyak trafo tidak berhubungan langsung dengan
udara luar, maka saat ini konservator dirancang dengan menggunakan breather bag
atau rubber bag yaitu sejenis balon karet yang dipasang di dalam tangki
konservator.
Silicagel sendiri memiliki batasan kemampuan untuk menyerap kandungan
uap air sehingga pada periode tertentu silicagel tersebut harus dipanaskan bahkan
perlu dilakukan penggantian. Dehydrating Breather merupakan teknologi yang
berfungsi untuk mempermudah pemeliharaan silicagel, dimana terdapat pemanasan
otomatis ketika silicagel mencapai kejenuhan tertentu.
f. Bushing
Hubungan antara terminal kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah
peralatan yang dikenal dengan nama bushing isolasi yaitu sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator dimana isolator ini melindungi konduktor dengan body
(badan) trafo. Bushing isolasi biasanya terbuat dari bahan porcelain.

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
g. Sistem Pendingin Transformator
Dalam inti besi dan kumparan akan menimbulkan panas akibat rugi- rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Panas ini akan menyebabkan peningkatan suhu yang
berlebihan yang dapat merusak isolasi pada transformator. Untuk mengurangi
peningkatan suhu transformator tersebut maka perlu dilengkapi dengan alat atau
sistem pendingin yang bisa menyalurkan keluar panas transformator tersebut.
Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa udara atau gas, minyak,
air dan lain sebagainya.
h. Tap Changer
Tap Changer adalah alat pengubah perbandingan lilitan dari transformator
untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang diinginkan dari tegangan
jaringan primer yang berubah – ubah.
Tap changer yang hanya dapat dioperasikan untuk memindahkan tap trafo
didalam keadaan tak berbeban yang disebut dengan off load tap changer dan hanya
dapat dioperasikan secara manual. Tap changer 15 yang dapat beroperasi dalam
keadaan mempunyai beban disebut on load tap changer sehingga dapat di-
operasikan secara otomatis.
i. Radiator
Radiator berfungsi untuk memperluas daerah pendinginan, yaitu daerah yang
berhubungan langsung dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya sirkulasi
panas.

Alat Indikator Untuk mengawasi selama trafo beroperasi maka perlu adanya
indicator pada trafo tersebut, berikut salah satu jenis indikatornya :
a. Indikator Suhu Minyak
b. Indikator Permukaan Minyak
c. Indikator Sistem Pendingin
d. Indikator Kedudukan Tap

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR

1.6 Rugi-Rugi pada Trafo


Karena tidak terdapat bagian-bagian yang bergerak atau berputar dari suatu
transformator maka transformator tidak memiliki rugi-rugi gesekan. Akibatnya
sebagian besar transformator memiliki efisiensi 90%. Meskipun demikian, terdapat
juga rugi-rugi yang muncul pada transformator yang secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok rugi-rugi utama yaitu rugi-rugi tembaga dan
rugi-rugi besi. Rugi-rugi tembaga terjadi karena resistansi dalam belitan. Rugi-rugi
ini akan berbanding lurus dengan besarnya beban sehingga meningkatkan arus
beban akan meningkatkan rugi-rugi tembaga.
Rugi-rugi besi terdiri atas rugi histerisis dan rugi arus eddy. Besarnya rugi-
rugi histerisis bergantung pada jenis besi yang digunakan untuk inti transformator.
Dengan demikian, dalam praktiknya pemilihan bahan inti harus dipertimbangkan
dengan baik untuk menghindari rugi-rugi histerisis yang terlalu besar. Seperti telah
disebutkan sebelumnya, transformator hanya bekerja untuk suplai tegangan bolak-
balik. Jadi, arus yang digunakan untuk membangkitkan fluks inti akan berubah terus
menerus dari nilai positif ke nilai negatif. Setiap saat terjadinya pembalikan arus
akan terjadi pula pembalikan fluks magnetik. Akibat dari terjadinya fluks yang
dibangkitkan dan kemudian runtuh secara berulang-ulang di dalam inti
transformator inilah yang akan menimbulkan rugi-rugi histerisis. Histerisislosses
Kerugian histerisis disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya
magnet di dalam inti besi. Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas.
Panas yang timbul ini menunjukan kerugian energi, karena sebagian kecil
energi listrik tidak dipindahkan, tetapi diubah bentuk menjadi energi panas. Panas
yang tinggi juga dapat merusak transformator ,sehingga pada transformator –
transformator transmisi daya listrik ukuran besar, harus didinginkan dengan media
pendingin.
Umumnya digunakan minyak khusus untuk mendinginkan transformator ini
Sebuah transformator didesain untuk bekerja pada rentang frekuensi tertentu.
Menurunnya frekuensi arus listrik dapat menyebabkan meningkatnya rugi-rugi
histerisis dan menurunkan kapasitas (VA) transformator.
Pengertian Harmonisa Harmonisa adalah gangguan yang terjadi dalam sistem
distribusi tenaga listrik yang disebabkan adanya distorsi gelombang arus dan

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini disebabkan adanya
pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari
frekuensi fundamental-nya. Salah satu dampak yang umum dari gangguan
harmonisa adalah panas lebih pada kawat netral dan transformator serta terjadinya
penurun kapasitas pada transformator.
Frekuensi harmonisa yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya akan
mengakibatkan penurunan efisiensi atau terjadi kerugian daya. Pada dasarnya
transformator dirancang untuk menyalurkan daya ke beban dengan rugi-rugi sekecil
mungkin pada frekuensi dasar. Distorsi harmonisa pada arus dan tegangan akan
menyebabkan efek yang signifikan panas pada transformator.
Secara umum jika nilai distorsi pada suatu transformator melebihi 5%, maka
ini adalah tanda bahwa transformator tersebut mengalami derating akibat
harmonisa. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan peningkatan panas pada
transformator yang merupakan akibat dari distorsi harmonisa yaitu :
a. Kenaikan arus rms Saat komponen-komponen harmonisa mengalir
penambahan nilai tahanan akibat efek kulit (kSE) adalah merupakan
fungsi non linear dari parameter x tersebut. Bersama arus beban, nilai
rms dari arus beban akan mengalami peningkatan.
Hal ini dapat menyebabkan arus yang mengalir pada trasformator
melebihi arus ratingnya. Jadi, kenaikan nilai rms arus menyebabkan
peningkatan harga rugi-rugi pada penghantar.
b. Peningkatan rugi-rugi arus eddy Ini merupakan arus induksi yang
disebabkan oleh fluksi magnetik. Arus tersebut mengalir pada seluruh
bagian transformator yang terbuat dari bahan penghantar sehingga
menyebabkan pemanasan tambahan. Nilai rugi-rugi ini sebanding
degan kuadrat dari frekuensi-frekuensi arus harmonisa.
c. Rugi Histerisis Peningkatan rugi inti yang disebabkan harmonisa
bergantung pada pengaruh harmonisa pada tegangan yang diberikan
dan rancangan inti transformator. Semakin besar distorsi tegangan
maka semakin tinggi pula eddy current. Untuk arus harmonisa yang
besar, rugirugi arus eddy pada kumparan adalah paling dominan. Rugi-
rugi daya pada transformator secara signifikan akibat kehadiran

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
komponen-komponen harmonisa pada tegangan dan terutama pada arus
beban adalah rugi-rugi arus eddy. Rugi-rugi pada transformator yang 5
disebabkan harmonisa arus dan tegangan bergantung pada frekuensi.
Arus eddy ialah arus yang bersirkulasi di dalam inti transformator yang
diakibatkan oleh terjadinya perubahan fluks magnetik. Arus eddy ini dapat
dikurangi dengan jalan membuat inti dari lembaran besi yang terlaminasi dimana
masing-masing laminasi inti diisolasi satu sama lainnya. Rugi-rugi besi merupakan
rugi-rugi yang sifatnya konstan dan tidak bergantung pada besarnya beban. Dalam
kondisi tanpa beban ataupun berbeban penuh, transformator akan memiliki rugi-
rugi besi yang sama.
Adapun rugi-rugi yang lainnya yang terdapat pada transformator dalam
prakteknya adalah sebagai berikut,
1. Kerugian Tembaga
Kerugian I2R dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi
tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling
Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna,
sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong
lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan
secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder
3. Kerugian Kapasitas Liar
Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-
lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi efisiensi
tranformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
4. Kerugian hysteresis
Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan
karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan
seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti
reluktansi rendah

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
5. Kerugian efek kulit
Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus
cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar
kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relative lilitan. Kerugian ini
dapat dikurangi dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri
dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio
digunakan kawat geronggong atau lembar tipis tembaga sebagai ganti kawat
biasa.
6. Kerugian aris eddy
Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus
dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah,
terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau
digunakan inti berlapis-lapis

Rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga dapat
ditulis sbb :

𝐏𝐜𝐮 = 𝐈𝟐 𝐑……………………………..(1.15)

Karena arus beban berubah ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada
beban. Rugi besi terdiri dari :
1. Rugi Histerisis,
Rugi Histeresis yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak balik pada inti
besi, yang dinyatakan sebagai :

𝐏𝐡 = 𝐊 𝐡 𝐟𝐁𝐌𝐚𝐤𝐬 𝐰𝐚𝐭𝐭…………………..(1.16)

Dimana :
Kh = konstanta
Bmaks = fluks maksimum (weber)

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
2. Rugi Eddy Current
Rugi Eddy Current yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi.
Dirumuskan sebagai:

𝐏𝐚 = 𝐊 𝐚 ƒ𝐁𝐌𝐚𝐤𝐬 𝐰𝐚𝐭𝐭…………………...(1.17)

Jadi rugi besi (rugi inti) adalah :

𝐏𝐢 = 𝐏𝐡 + 𝐏𝐚 ………………………(1.18)

Ada beberapa tips untuk mengurangi loss pada transformator adalah sebagai
berikut :

1. Pastikan baut pengikat pada terminal trafo terikat dengan kuat alias tidak
kendor, apalagi sampe lepas. Baut yang kendor selain dapat
mengakibatkan loss kontak juga dapat mengakibatkan percikan api
2. Apabila beban masih mampu dipikul oleh 1 trafo, pindahkan semua beban
pada 1 trafo saja. Kecuali dalam kondisi tertentu yang membutuhkan
kehandalan sehingga beban dipikul lebih dari satu trafo.
3. Apabila beban di sisi skunder trafo dilepas atau istilahnya trafo tidak
dibebani, lebih baik lepaskan trafo dari sumber listrik di sisi primer. trafo
yang sisi primernya masih terhubung dengan sumber listrik mempunyai
nilai beban.
4. Apabila menggunakan trafo 3 phasa yang terhubung bintang, pastikan
beban phasa per phasa seimbang. Beban yang tidak seimbang
mengakibatkan titik netral dialiri arus. Padahal arus ini tidak terpakai

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR

1.7 Efisiensi pada Trafo


Trafo (Transformator) yang ideal adalah Trafo yang memiliki 100% efisiensi
yaitu trafo yang tidak terjadi kehilangan daya sama sekali. Namun Trafo yang ideal
atau yang sempurna ini hampir dapat dikatakan tidak mungkin akan tercapai, hal
ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang menyebabkan terjadi kerugian atau
kehilangan daya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor yang disebabkan
oleh Inti Besi yang biasanya disebut dengan Core Loss atau Iron Loss dan faktor yang
disebabkan oleh Kumparan atau lilitan pada Trafo itu sendiri yang biasanya disebut
dengan Copper loss.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Kerugian atau kehilangan daya pada
Trafo ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu Faktor Core Loss (Inti Besi) dan
Faktor Copper Loss (Kumparan). Kerugian Daya atau Kehilangan Daya pada Trafo
ini sering disebut juga dengan Rugi Daya atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Power Loss.
Core Losses atau Iron Losses adalah kehilangan daya pada Tranformator yang
dikarenakan oleh Inti Besi Transformator itu sendiri. Terdapat dua faktor yang
menyebabkan terjadinya Core Loss yaitu kerugian arus Eddy (Eddy Current) dan
kerugian histeresis (Hysteresis loss). Kedua Kerugian ini pada dasarnya tergantung
pada sifat magnetik bahan yang digunakan untuk konstruksi inti transformator
(trafo).
Kerugian Arus Eddy (Eddy Current Loss) – pada Transformator atau Trafo,
arus listrik AC yang dipasok ke kumparan primer akan membentuk fluks medan
magnet yang bergantian. Apabila fluks medan magnet tersebut terhubung ke
kumparan sekunder maka akan menyebabkan induksi gaya gerak listrik atau
biasanya dikenal dengan induksi GGL. Tetapi terdapat pula beberapa bagian fluks
magnet yang menginduksi ke bagian konduktor lainnya yaitu ke Inti besinya Trafo
(Tranformer Core) tersebut yang kemudian akan menyebabkan sirkulasi arus kecil
didalamnya. Arus tersebut disebut dengan Arus Eddy (Eddy Current). Karena Arus
Eddy inilah beberapa energi akan terdisipasi dalam bentuk panas.
Kerugian Histerisis (Hysterisit Losses) – Kerugian Histeris pada trafo ini
disebabkan oleh pembalikan magnetisasi pada inti transformator. Kehilangan atau

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR
kerugian ini tergantung pada volume dan kadar besi yang digunakan untuk
konstruksi inti besi trafo, frekuensi pembalikan magnetik dan nilai kerapatan fluks.
Copper losses adalah kehilangan daya pada Trafo yang diakibatkan oleh
resistansi pada kumparan atau lilitan pada trafo itu sendiri. Copper Loss pada
Kumparan Primer adalah I12R1 dan Copper Loss pada Kumparan Sekunder adalah
I22R2. Dimana I1 dan I2 adalah arus pada masing-masing kumparan primer dan
kumparan sekunder sedangakn R1 dan R2. adalah resistansi pada masing-masing
kumparan primer dan kumparan sekunder. Kehilangan Daya yang diakibatkan oleh
Copper Loss ini adalah sebanding dengan kuadrat arus dan arus ini tergantung pada
beban. Oleh karena itu kehilangan Copper loss pada Trafo ini juga akan bervariasi
tergantung pada beban yang diberikan pada trafo.
Efisiensi Trafo dapat didefinisikan sebagai Perbandingan antara daya listrik
keluaran (Pout) dengan daya listrik masukan (Pin). Efisiensi Trafo dapat
dirumuskan dengan Rumus berikut ini :

ɳ = (Pout / Pin) x 100%.....................................(1.19)

Dimana :
ɳ = Efisiensi Trafo
Pout = Daya listrik Keluaran (Output) atau Daya pada Kumparan Sekunder
Pin = Daya listrik Masukan (Input) atau Daya pada Kumparan Primer

Rumus-rumus turunan untuk Efisiensi Trafo lainnya :

ɳ = (Vs x Is / Vp x Ip) x 100%...............................(1.20)

atau

ɳ = (Pout / (Pout + Copper loss + Core loss) x 100%...........(1.21)

atau

ɳ = (Pin – Losses) / (Pin) x 100%.............................(1.22)

atau

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK TRANSFORMATOR

ɳ = (Ns x Is / Np x Ip) x 100%)…………………..(1.23)

Dimana :
ɳ : Efisiensi Trafo
Vs : Tegangan Sekunder
Vp : Tegangan Primer
Is : Arus Sekunder
Ip : Arus Primer
Ns : Lilitan sekunder
Np : Lilitan primer
Kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu timbul
energi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer
selalu lebih besar daripada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya,
daya primer lebih besar daripada daya sekunder. Berkurangnya daya dan energi
listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo.
Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara
energi sekunder dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut
efisiensi trafo. Efisiensi trafo dinyatakan dengan η .

GROUP XVIII M ATQA ADZKIA ZALDI


180402107

Anda mungkin juga menyukai