TET/C1.12 3
LAPORAN PRATIKUM FISIKA
TRANSFORMATOR
KELOMPOK : 3
Disusun oleh :
Marsha Amanda N. (H41231810)
Ahmad Nadzif (H41231932)
Marfuan Adi P. (H41232024)
Rizky Agung S. (H41231928)
Abel Maulana S. (H41231817)
Nabil Aditya Wibawa (H41231887)
Alfin Bintang Farizki (H41231871)
Gulam Ahmad A. (H41231860)
Transformator merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik
dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada transformator menyebabkan kelangsungan
pelayanan terhadap konsumen akan terganggu, tidak terjualnya energi listrik kepada konsumen
dan mahalnya harga transformator menjadikan komponen ini sangat perlu perhatian
khusus.Untuk mengatasi kerugian akibat tidak terjualnya energi listrik dan pengeluaran biaya
untuk pembelian transformator baru maka dibutuhkan suatu metode pengelolaan transformator.
Metode yang diusulkan adalah dengan cara penggantian transformator. Penggantian
transformator yang akan dilakukan adalah dengan mengganti kapasitas tranformator dengan
kapasitas yang lebih sesuai dengan beban agar didapat umur transformator yang lebih lama.
Dengan dikembangkannya penelitian mengenai Penggantian Transformator yang ada menjadi
berdasarkan tingkat kelayakan maka penggantian transformator yang dilakukan lebih akurat dan
tepat sasaran.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Transformator disingkat dengan nama trafo yaitu alat yang dipakai untuk mengubah
tegangan AC dari suatu harga menjadi suatu harga yang diinginkan. (Gabriel, 2001).
Transformator step up memiliki lebih banyak lilitan pada kumparan sekunder daripada
kumparan primer. Sebagai contoh, jika putaran sekunder lebih banyak daripada putaran primer,
tegangan sekunder 20 kali tegangan primer. (Swadidik, 2009)
Jika lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak daripada lilitan pada lilitan pada
kumparan primer, maka tegangan sekunder lebih besar dari tegangan primer. (Giancoli, 2001)
Jika Ns lebih besar dari Np, kita dapatkan transformator step-up. Tegangan sekunder lebihbesar
dari tegangan primer. Jika Ns lebih kecil dari Np maka didapat trafostep-down.
Transformator dirancang untuk mempunyai efisiensi 99% sehingga sedikit sekali energi
yanghilang menjadi energi panas. Daya masukan pada dasarnya sama dengan daya keluaran.
P=VI
Sehingga Vp . Ip = Vs . Is
Vp Is Np
Atau
Vs
= Ip
= Ns
Auto transformator disingkat dengan nama auto trafo atau yang hanya mempunyai satu
gulungan. Autotrafo ini ada dua macam yaitu (1) nilai input dan nilai output yang sudah
ditentukan sedangkan (2) nilai input dan nilai output melalui suatu pergeseran (slide). Setiap auto
trafo jenis ini disebut juga autotranslasi. (Gabriel, 2001)
Nisbah tegangan sekunder dengan tegangan primer sama dengan jumlah lilitan atau
putaran pada kumparan sekunder dengan jumlah lilitan atau putaran pada kumparan primer.
(Swadidik, 2009)
Pada transformator, jika jumlah lilitan pada kumparan primer sama dengan jumlah lilitan
sekunder, maka tegangan yang diinduksikan pada kumparan sekunder sama besar dengan
tegangan yang diberikan pada kumparan primer. (Surya, 2010)
Jika jumlah lilitan sekunder dua kali lebih banyak daripada lilitan primer, maka tegangan
pada kumparan sekunder dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan pada kumparan
primer. Hal ini disebabkan tegangan total yang diinduksikan pada kumparan sekunder
merupakan jumlah dari tegangan tiap-tiap lilitan. Jadi, semakin banyak lilitan sekunder, semakin
besar tegangan sekundernya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa perbandingan tegangan
kumparan sekunder Vs dengan kumparan primer Vp sama dengan perbandingan jumlah lilitan
kedua kumparan, yaitu Ns dan Np: (Surya, 2010)
Transformator atau trafo tidak pernah ideal, jika trafo digunakan selalu timbul energi kalor.
Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar daripada
energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer lebih besar dari pada daya
sekunder. (Modul Praktikum)
Pada transformator ideal, daya pada kumparan primer sama dengan daya pada kumparan
sekunder. (Surya, 2010)
Pada transformator yang tidak ideal, sebagian daya berubah menjadi daya pada kumparan
sekunder lebih kecil dari daya kumparan primer. (Surya, 2010)
Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo.
Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer dinamakan efisiensi trabsformator (𝞰).
Umumnya dalam % sehingga rumus efisiensi transformator adalah sebagai berikut: (Surya,
2010). Transformator yang dirancang dengan baik dapat memiliki efisiensi lebih dari 99%,
sehingga sedikit sekali energi yang hilang menjadi panas. (Giancoli, 2001)
Transformator sangat penting dalam kehidupan kita. Hampir semua alat yang menggunakan
listrik memakai transformator. (Surya, 2010)
Transformator memegang peranan penting dalam transmisi listrik. Pembangkit listrik seringkali
berada jauh dari area metropolitan. Pembangkit listrik berbahan bakar fosil seringkali berada
jauh dari kota karena kekurangan tempat untuk mencegah peningkatan polusi udara. Oleh sebab
itu, listrik seringkali harus ditransmisi melalui jarak yang jauh. Pada jalur transmisi selalu
terdapat kerugian daya, dan kerugian ini dapat ditekan jika daya transmisi pada tegangan tinggi,
menggunakan transformator. (Giancoli, 2001)
Transformator juga banyak digunakan pada peralatan. Misalnya, agar busi dapat berpijar
dibutuhkan suatu transformator step up untuk menaikkan tegangan dari 12 volt menjadi ribuan
volt. Tegangan ini juga mampu memijarkan campuran udara dalam silinder mesin. (Surya, 2010)
BAB III
METODOLOGI
1. Transformator
2. Multi tester
3. Voltmeter
4. Stabilizer
5. AC-DC
6. Kabel
8. Bandingkan jumlah lilitan, arus, voltage nyala lampu primer dan skunder 9. Ulangi dengan
perbandingan jumlah lilitan 2 : 2, 1 : 2 dan 2 : 1.
BAB IV
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, mencari Pp, Ps, seta efisiensi daya pada transformator.
Praktikum kali ini menggunakan 4 perbandingan yaitu 1 : 1, 1 : 2, 2 : 1, 2 : 2. Setiap
perbandingan tersebut menghasilkan Pp, Ps, dan efisiensi daya yang berbeda. Pada perbandingan
1 : 1 dapat dilihat pada tabel diatas bahwa Ps lebih besar disbanding Pp. Perbandingan 1 : 1 juga
menghasilkan lampu yang terang. Pada perbandingan 1 : 2, juga berlaku seperti perbandingan 1 :
1, dimana Ps lebih besar disbanding Pp. Lampu yang dihasilkan pada perbandingan 1 : 2 sangat
terang. Pada perbandingan 2 : 1 menghasilkan efisiensi daya yang paling kecil dan menghasilkan
lampu yang memiliki cahaya redup. Untuk perbandingan 2 : 2 hasilnya tidak jauh beda dengan
perbandingan 1 : 1 yang menghasilkan cahaya yang terang.
BAB V
KESIMPULAN
https://repository.unpam.ac.id/10057/1/TEL0071_PRAKTIKUM
%20TRANSFORMATOR.pdf
https://www.academia.edu/12362999/Praktikum_Fisika_Dasar_2_Transformator
https://www.scribd.com/document/248916039/LAPORAN-TRANSFORMATOR
Pasereng Y., Setyowaty L., Lisi F. (2019). Perencanaan Transformator Distribusi 125 kVA.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/download/24895/24600