Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam klasifikasi mesin
listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan mengubah tegangan arus bolak-balik dari
satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-
prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi
berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Transformator Arus Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data
masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang
mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil
sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi tentang Prinsip kerja, pengoperasian
Transformator Arus (CT) dan pemeliharaannya secara umum dan tidak membahas mengenai
perhitungan dalam trafo arus baik itu perhitungan burden dan perhitungan dalam pengujian
trafo arus.

C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pemakaian dan pemeliharaan
transformator arus beserta pengertian transformator arus serta sistem kerjanya dan untuk
persyaratan matakuliah yang diambil.

(1)

BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Trafo

Transformer adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik

Gambar 1-1 Transformasi Energi

B. Sejarah Transformer
 1831, Michael Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat menghasilkan tegangan
dari koil lain.
 1832, Joseph Henry menemukan bahwa perubahan flux yang cepat dapat
menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi
 1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan dua koil.
 1850 – 1884, era penemuan generator AC dan pengguna an listrik AC
 1885, Georges Westinghouse & William Stanley mengembangkan transformer
berdasarkan generator AC.
 1889, Mikhail Dolivo-Dobrovolski mengembangkan transformer 3 fasa pertama

(2)

C. Prinsip Dasar Transformer

Prinsip dasar suatu transformator adalah induksi bersama(mutual induction) antara


dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,
transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah tetapi secara
magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai relaktansi yang rendah. Kedua
kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi
yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya
gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus
bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).

D. Simbol Transformer

Gambar 1-3 Simbol Transformer 1 phase

Gambar 1-4 Simbol Transformer 3 phase


 Daya – daya nominal pada 50 Hz dalam KVA :
Untuk transformator-transformator tiga fasa: 5, 10, 20, 30, 50, 75, 100, 125, 160, 200, 250,
325, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250, 1600, 2000, 2500, 3150, 4000, 5000, 6300, 8000,
10000, dan seterusnya.

(3)
Untuk transformator-transformator satu fasa: 1, 2, 3, 5, 7, 13, 20, 35, 50, 70.
Normalisasi tegangan: 125 V, 220 V, 380 V, dan 500 V untuk tegangan rendah dan 3 KV, 5
KV, 6 KV, 10 KV, 15 KV, 20 KV, 25 KV, 30 KV, 60 KV, 110 KV, 220 KV, dan 380 KV
untuk tegangan tinggi. Data tersebut Merupakan nilai nominal dari Daya, tegangan,
frekuensi pada Transformator Distribusi menurut VDE.

E. Macam – macam Trafo


1. Trafo Radio
Trafo yang biasa digunakan pada rangkaian radio dan televisi dengan tegangan input
220 v/110 v dan tegangan output 48 v – 24 v step do wn.Dimensi pada trafo ini sangat kecil
dan efisiensi rendah.

2. Trafo Pengukuran

a. Current Transformer
Current transformer mengukur aliran listrik dan memberikan masukan untuk
kekuasaan transformer dan instrumen. Current transformer baik menghasilkan arus bolak-
balik atau tegangan bolak-balik yang sebanding dengan arus yang diukur. Ada dua tipe dasar
transformator saat ini: wound dan toroida. Transformer wound saat ini terdiri dari integral
belitan primer yang dimasukkan secara seri dengan konduktor yang membawa arus yang
diukur. Toroidal atau berbentuk donat transformer saat ini tidak mengandung belitan primer.
Sebaliknya, kawat yang membawa arus threaded melalui jendela di transformator toroida.

Beberapa CTS dibuat untuk engsel terbuka, memungkinkan insersi sekitar konduktor
listrik konduktor tanpa mengganggu sama sekali. Standar industri untuk arus sekunder CT
adalah kisaran 0 hingga 5 ampli AC. Seperti PTS, CTS dapat dibuat dengan rasio berliku
kustom untuk memenuhi hampir semua aplikasi. Karena mereka "beban penuh" arus
sekunder adalah 5 ampli, rasio CT biasanya digambarkan dalam hal beban penuh amp utama
sampai 5 ampli,

(4)
b. Potential Transformer
Transformer juga dapat digunakan dalam sistem instrumentasi listrik. Karena
transformer kemampuan untuk meningkatkan atau turun tegangan dan arus, dan listrik isolasi
yang mereka berikan, mereka dapat berfungsi sebagai cara untuk menghubungkan peralatan
listrik tegangan tinggi, sistem tenaga arus tinggi. Misalkan kita ingin secara akurat mengukur
tegangan 13,8 kV sebuah power sistem.

Gambar 1-6 Aplikasi Instrumentasi: "Potensi transformator" skala tegangan tinggi ke nilai
aman diterapkan pada voltmeter konvensional.
Sekarang voltmeter membaca fraksi yang tepat, atau rasio, dari sistem yang
sebenarnya tegangan, mengatur skala untuk membaca seolah-olah mengukur tegangan secara
langsung. Transformator instrumen menjaga tegangan pada tingkat yang aman dan
mengisolasi listrik dari sistem , sehingga tidak ada hubungan langsung antara saluran listrik
dan instrumen atau kabel instrumen. Ketika digunakan dalam kapasitas ini, trafo disebut
Potensi Transformer, atau hanya PT.

Standar tegangan sekunder untuk sebuah PT adalah 120 volt AC, untuk full-rated
tegangan listrik. Rentang voltmeter standar untuk menemani PT adalah 150 volt, skala penuh.
PTS dengan rasio berliku kustom dapat dibuat sesuai dengan aplikasi apapun. Ini cocok baik
untuk standarisasi industri voltmeter yang sebenarnya instrumen sendiri, karena PT akan
menjadi ukuran untuk langkah sistem tegangan ke tingkat instrumen standar ini.

(5)

3. Trafo Tenaga
Trafo ini biasanya digunakan pada pemakaian daya dari rumah tangga, sampai
pembangkit , transmisi dan distribusi tenaga listrik.
 Deskripsi kerja transformator step down
Transformator ini berfungsi untuk menaikkan tegangan misalnya dari 380 V pada sisi
primer menjadi 20 KV pada sisi sekunder.

 Deskripsi kerja transformator step up


Transformator ini berfungsi untuk menurunkan tegangan misalnya dari 20 KV pada
sisi primer menjadi 380 V pada sisi sekunder.

F. Prinsip Kerja
Prinsip kerja suatu transformator adalah induksi bersama (mutual induction) antara
dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,
transformator terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet
dihubungkan oleh suatu alur induksi. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual induction
yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain
menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi
elektromagnet) dari hukum faraday.

Gambar 2.1 Rangkaian transformer

Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan magnitude dari electromotive force


(emf) proporsional terhadap perubahan fluks terhubung dan hukum Lenz yang menyatakan
arah dari emf berlawanan dengan arah fluks sebagai reaksi perlawanan dari perubahan
fluks tersebut didapatkan persaman :

(6)

dy
e=- (2.1)

dt
e = emf sesaat (instantaneous emf)

Ψ = fluks terhubung (linked flux)

Dan pada transformer ideal yang dieksitasi dengan sumber sinusoidal berlaku

persamaan:

E = 4,44 Φm N f

E = 4,44 × F m × N × f (2.2)

N = jumlah lilitan

Φm = fluks puncak (peak flux)

f = frekuensi

dan persamaan:

E1 N1

= (2.3)
E2 N2

(7)
G. Transformer Tiga Fasa
Konstruksi suatu trafo tiga fasa terdiri dari rangaian tiga buah trafo satu fasa

R S T

r s t
Gambar 3-1 Konstruksi trafo tiga fasa

Namun pada saat ini untuk transformer tiga fasa sudah menggunakan satu buah core
untuk ketiga fasanya. Pada dasarnya formulasi trafo tiga fasa dikembangkan atau merupakan
jumlah vektor dari tiga buah trafo satu fasa. Jadi :

P3 Fasa = P1 + P2 + P3

= I1.V1 + I2.V2 + I3.V3

= 3.I.V

Rumus disamping ini berlaku baik pada trafo terhubung bintang maupun segitiga,
dengan catatan bahwa arus (i) dan tegangan (v) adalah arus dan tegangan trafo satu fasa
(bukan arus dan tegangan line).

H. Jenis – Jenis Pendingin Pada Transformator


Terdapat dua jenis pendingin pada transformator, diantaranya adalah:

(8)

1. Tipe Kering

a. AA : Pendingin udara natural


b. AFA : Pendinginan udara terpompa

2. Tipe Basah
a. ONAN : Oil Natural Air Natural
Pada tipe ini udara dan oli akan bersikulasi dengan alami. Perputaran oli akan
dipengaruhi oleh suhu dari oli tersebut.
b. ONAF : Oil Natural Air Forced
Pada tipe ini oli akan bersikulasi dengan alami namun saat oli melalui radiator
oli akan didinginkan dibantu dengan kipas/fan.

c. OFAF : Oil Forced Air Forced


Pada tipe ini oli akan didinginkan dengan bantuan pompa agar sirkulasi
semakin cepat dan juga dibantu kipa/fan pada radiatornya.

Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam
minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi ( tegangan
tembus tinggi ) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak
trafo harus memenuhi persyaratan sbb. :

- Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )


- Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat
mengendap dengan cepat.
- Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan
menjadi lebih baik.
- Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan e. Tidak
merusak bahan isolasi padat ( sifat kimia ‘y’ )

(9)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari penilisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Trafo arus yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran arus dengan
cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder.
2. Sebuah trafo arus dikatakan bagus dan baik jika memiliki kekuatan isolasi yang kuat dan baik
untuk menahan arus yang besar.
3. Gangguan terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, dapat menimbulkan
gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut dan menimbulkan
gangguan pada trafo

B. Saran
1. Untuk menjaga keandalan system maka pada pemeliharaan Transformator Arus (CT) harus
dilakukan secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditemtukan.
2. Fasilitas belajar dipertahankan dan perlu adanya fasilitas pendukung seperti : buku-buku,
laboratorium dan computer.

DAFTAR PUSTAKA

 jurnalk3.com/.../makalah-pemeliharaan-trafo-distribus...
 dunia-listrik.blogspot.com/.../perawatan-dan-pemanta...
 bops.pln-jawa-bali.co.id/artikel/pemeliharaantrafo
 Tim Pelatihan Operator Gardu Induk, 2002, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, PT
PLN (Persero).
 Agus F. Suyatno, Teknik Listrik Motor & generator Arus Bolak Balik, 1984
 Bakhtiar hasan, system proteksi system tenaga listrik, kuliah teknik elektro IKIP
bandung, 1989.

(10)

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................1

BAB II
DASAR TEORI
A. PENGERTIAN TRAFO............................................................................2
B. SEJARAH TRAFO..................................................................................2
C. PRINSIP DASAR TRAFO........................................................................3
D. SIMBOL TRAFO....................................................................................3
E. MACAM – MACAM TRAFO....................................................................4
F. PRINSIP KERJA TRAFO.........................................................................6
G. TRAFOMATOR TIGA FASA....................................................................8
H. JENIS – JENIS PENDINGIN PADA TRAFO ..............................................8

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN...........................................................................................10
B. SARAN....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia –Nya
kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
ini dapat diselesaikan tepat waktu.Penulisan makalah ini untuk memenuh tugas matakuliah
TRANSFORMATOR.
Penulis mengakui dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
diharapkan saran dan kritikan dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan tugas ini.Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

Makassar,18 november 2018

Penulis

MAKALAH TENTANG (TRAFOMATOR)


Dosen :
Suwarmiyati, ST.MT
Oleh
Nama : Ilham taufiq Lajamani
NIM : 17.023

AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK


MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai