4.1 PENDAHULUAN
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Trafo open
Transformator atau lebih sering disebut dengan trafo pada umumnya digunakan untuk
sistem tenaga listrik maupun pada rangkaian elektronik (sebagai catu daya).
Transformator adalah jenis mesin listrik kategori statis yang dapat memindahkan tegangan
tukar/bolak-balik dari satu belitan (primer) ke belitan lainnya (sekunder) pada frekuensi
yang tetap, dimana tegangan dan arusnya dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan, karena keluwesannya transformator memungkinkan untuk
transmisi ekstra tinggi.
Tanpa transformator, distribusi daya listrik yang luas menjadi tidak praktis. Transformator
dapat membangkitkan daya pada tegangan yang cocok, menaikkan sampai tegangan yang
sangat tinggi untuk transmisi jarak jauh, dan kemudian menurunkan pada distribusi yang
praktis. Arus daya AC yang bervariasi pada inti besi sehingga energi listrik dari satu
kumparan ditransfer ke kumparan yang lain.
Transformator bekerja atas dasar induksi timbal balik/induksi bersama. Induksi bersama
terjadi ketika medanmagnet disekitar satu penghantar memotong melintang penghantar
yang lain, yang menginduksikan tegangan di dalamnya. Efek ini dapat ditingkatkan dengan
membentuk penghantar – penghantar menjadi lilitan dan kumparan pada inti magnet
bersama. Sisi belitan X1 X2 adalah sisi tegangan rendah dan sisi belitan H1 H2 adalah sisi
tegangan tinggi. Jika sisi X1 X2 dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik akan
dibangkitkan pada inti sebesar Фmm atau sebesar Фmw. Fluks tersebut akan melingkar
dan menghubungkan beloitan primer dan sekunder serta menghasilkan tegangan induksi
(EMF = GGL) pada belitan primer sebesar E1 = Ep maupun sekunder sebesar E2 = Es
yang akan mengikuti persaman berikut :
E1 = Ep = 4.44 x f x Np x Фmm x 10-8 Volt atau
E1 = Ep = 4.44 x f x Np x Фmw volt
E2 = Es = 4.44 x f x Ns x Фmm x 10-8 Volt atau
E2 = Es = 4.44 x f x Ns x Фmw volt
Dimana :
E1 = Ep = GGL induksi pada belitan primer f= Frekuensi Np = jumlah belitan primer
Фmm = Fluks dalam Makswell E2 = Es = GGL induksi pada belitan sekunder Ns =
Jumlah belitan sekunder Фmw = Fluks dalam weber Perbandingan transformasi
tegangan apabila persamaan ggl induksi pada pelitan sekumder E2 dibandingkan dengan
ggl induksi pada primer E1 maka akan diperoleh E2 = 4.44 x f x Ns x Фmw volt E1 = 4.44
x f x Np x Фmw volt Sehingga menjadi E2 = Ns E1 = Np
Persamaan di atas disebut persamaan transformasi tegangan. Dengan menggunakan
perbandingan transformasi perbandingan transformasi tegangan maka untuk belitan
sekunder di dapat E2 = a. E1
a. Konstruksi transformator Umumnya konstruksi trafo daya secara singkat terdiri dari:
1. Inti transformator (kern) yang terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja
silikon yang diklem menjadi satu. Fungsi utama dari dari inti adalah sebagai jalan atau
rangkaian garis-garis gaya magnit. Karena fluksi yang mengalir di dalam inti trafo fluksi
bolak-balik, diperlukan persyaratan khusus agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat
ditekan sekecil mungkin. Untuk itu inti trafo dibuat dari plat baja silikon dengan kadar
silikon 4 – 5% dengan ketebalan. Inti dibuat berupa tumpukan atau lapisan-lapisan. Inti itu
menjamin sambungan magnetik yang bagus antara kumparan primer dan sekunder. Arus
eddy disebabkan oleh arus bolak balik yang menginduksikan tegangan pada inti
transformator itu sendiri. Karena inti besi merupakan penghantar, inti besi menghasilkan
arus oleh tegangan induksi. Dengan membuat inti itu berlapis-lapis, maka lintasan arus
eddy akan dikurangi dengan sangat mencolok. Pada transformator kecil, penampang kern
(inti trafo) dipersiapkan dalam bentuk persegi, tetapi untuk memenuhi kebutuhan
ekonomis untuk trafo berskala besar inti trafo dipersiapkan dalam bentuk bulat.
.Posisi belitan terhadap inti memberikan dua jenis transformator yaitu: - Jenis Inti (core
type) yakni belitan mengelilingi inti, biasanya untuk transformator dengan daya dan
tegangan tinggi. - Jenis cangkang (shell type) yakni inti mengellingi belitan, biasanya
untuk transformator dengan daya dan tegangan yang rendah.
2. Belitan (kumparan) dibuat dari tembaga yang telah dilapisi dengan isolasi (kawat
email) dengan cara membelitkan pada inti. Belitan dibagi atas dua bagian yaitu : -
Kumparan primer adalah belitan yang dihubungkan dengan sumber tegangan -
Kumparan sekunder adalah belitan yang dihubungkan dengan beban.
Belitan dapat konsentris (memusat) dan sandwiched (berlapis). Belitan konsentris, belitan
primer dan sekunder disusun/dililit secara bergantian sepanjang tinggi dari kaki inti.
Belitan sandwiched, belitan primer dan sekunder diletakkan berdampingan pada kaki inti.
b. Transformator tanpa beban Jika tegangan bolak-balik diberikan pada belitan primer,
maka akan dihasilkan arus bolak-balik yang menyebabkan inti termagnetisasi dengan arah
bolak-balik pula. Dengan sendirinya fluks yang timbul juga berupa fluks bolak-balik.
Fluks bolak-balik ini akan menginduksi tegangan pada belitan primer. Untuk jumlah fluks
yang sama pada kedua belitan ini (fluks bocor diabaikan), maka akan terinduksi tegangan
sesaaat pada tiap belitan itu dengan arah dan besar yang sama. Tegangan induksi ini
arahnya bertentangan dengan arah tegangan sumber pada sisi primer.
Untuk suatu transformator tidak berbeban, tidak ada arus yang mengalir pada belitan
sekunder. Tetapi pada sisi primer akan mengalir arus yang disebut arus eksitasi untuk
membangkitkan fluks bolak-balik pada transformator.
c. Transformator berbeban Transformator yang dibebani, maka arus beban pada belitan
akan menimbulkan fluks yang arahnya berlawanan fluks dengan arah fluks yang dihasilkan
oleh arus eksitasi pada sisi primer. Hal ini akan mengurangi tegangan induksi pada belitan
primer maupun sekunder sehingga menambah selisi tegangan sumber dan tegangan
induksi pada belitan primer dan ini mengakibatkan arus yang besar akan mengalir pada
belitan primer. Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban, maka pada
kumparan tersebut akan mengalir arus.
Power table
Power Meter
Kabel penghubung
1.4 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan pada percobann ini terdiri dari beberapa langkah., yaitu :
Power table
Tang Amper
Kabel penghubung
b. Prosedur Percobaan
Hubungkan voltage regulation dengan kit praktikum yang telah terhubung dengan
Pastikan alat ukur mampu membaca tegangan, dan arus keluar pada rangkaian
Prosedur percobaan pada percobann ini terdiri dari beberapa langkah., yaitu :
Power table
Tang Amper
Kabel penghubung
d. Prosedur Percobaan
Hubungkan voltage regulation dengan kit praktikum yang telah terhubung dengan
Pastikan alat ukur mampu membaca tegangan, dan arus keluar pada rangkaian
1.5 Tugas
Open Circuit
VOLTAGE REGULATION
Short Circuit
VOLTAGE REGULATION
110 V
220 V