Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

ELEKTRONIKA INDUSTRI
TRANSFORMATOR DAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA

Disusun Oleh:
Rizka Hendrawan (21060111130051)
Dwi Prasetyo (21060111130052)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2014
Transformator dan Sistem Distribusi Daya
1.1 Sistem Distribusi Daya
Adalah pemberian daya dari stasiun pusat ke pelanggan melalui sebuah sistem
transmisi. Tegangan tinggi digunakan pada saluran transmisi untuk mengurangi jumlah
arus sampai yang dikehendaki, karena jika arus besar rugi rugi juga besar. Selain itu,
jika tegangan dinaikkan maka daya yang didistribusikan juga tetap sama. Sebagai
contoh pada gambar dibawah ini, jika kita hendak mengirimkan daya 10.000W, maka
dari staisun pusat kita bisa mengirimkan tegangan sebesar 100v dan dengan arus
sebesar 100 A. Tetapi pada kenyataannya, transmisi jarak jauh dengan arus yang besar
membuat rugi rugi besar. Sehingga untuk mereduksi rugi rugi kita dapat menaikkan
tegangan dan menurunkan arus. Sehingga daya yang sampai ke pelanggan tetap sama
yaitu 10.000 W.

Gambar 1 Sistem Transmisi Daya

Gambar dibawah ini menjelaskan tentang transmisi dan distribusi daya listrik 3 phasa
dari stasiun pembangkit ke pelanggan(pabrik). Daya dari stasiun pusat sebelum
ditransmisikan akan dinaikkan tegangannya menggunakan trafo step up kemudian daya
ditransmisikan. Sebelum masuk ke pelanggan, daya memasukki gardu induk terlebih
dahulu untuk diturunkan dayanya baru masuk ke pelanggan.

Gambar 2 Sistem Transmisi dan Distribusi Daya

1.2 Proteksi
Pada sistem distribusi daya perlu adanya peralatan proteksi untuk melindungi makhluk
hidup dari bahaya sengatan listrik dan harta benda dari kerusakan.
Contoh peralatan proteksi yaitu :
1. Penangkal petir menggunakan prinsip kerja celah loncatan bunga api. Dimana
kedua sisi diisolasi oleh udara. Satu sisi disambungkan ke tanah, sisi lain
disambungkan ke kawat. Ketika petir menyambar kawat, makan akan timbul
tegangan tinggi dan mengionisasi udara sehingga tegangan tinggi tersebut dapat
ditanahkan.
2. Sekering (pelindung arus lebih) merupakan penghubung tipis yang dapat meleleh
atau putus.
3. Sakalr sebagai pemutus rangkaian(tegangan rendah,medium, dan tinggi.

Gambar 3 Alat proteksi, penangkal petir, sekering, dan busi

Gambar 4 Saklar tegangan rendah medium dan tinggi

1.3 Kualitas Daya


Kualitas daya dalam sistem distribusi daya, dipengaruhi oleh harmonisa. Harmonisa
melrupakan gelombang yang terdistorsi secara periodik dan terjadi pada tegangan, arus
atau daya. Biasanya gel. Sinus yang merupakan kelipatan gelombang fundamentalnya.
Disebabkan oleh beban tidak linear yang menarik arus dengan curam.Ada beberapa
cara untuk mengatasi yaitu dengan memasang filter pasif seperti pemasangan kapasitor,
penyeimbangan beban pada masing masing fasa dari sistem tiga fasa empat kawat,
penambahan kawat netral pada masing masing fasa.

Gambar 5 harmonisa

Berikut ini adalah beberapa pengaruh harmonisa dan akibatnya :

Gambar 6 Tabel Efek dan akibat harmonisa

1.4 Transformator
adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis dan
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya, dengan frekuensi sama Prinsip kerjanya berdasarkan induksi
bersama, apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi
maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit dan apabila magnit tersebut dikelilingi
oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan
mengelilingi magnit, sehingga akan timbul gaya gerak listrik induksi (GGL).

Gambar 7 Transformator

Pada keadaaan ideal daya yang masuk pada trafo sama dengan daya yang keluar pada
trafo. Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan
jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

V1 N1 I 2

a
V2 N 2 I1
P1 P2
V1 I1 V2 I 2
Dimana
V1

= tegangan primer (volt)

V2

= tegangan sekunder (volt)

N1

= jumlah lilitan primer

N2

= jumlah lilitan sekunder

= ratio transformer

P1

= Daya primer (Watt)

P2

= Daya Skunder (Watt)

1.5 Polaritas Trafo


Masing masing ujung primer dari suatu trafo satu fasa polaritasnya selalu
bergantian pada waktu bekerja karena merupakan tegangan AC. Hal ini sama juga
terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat sambungan
pada trafo. Polaritas trafo ditentukan ileh arah lilitannnya.
Fungsi dari polaritas trafo sendiri adalah sebagai penentu kutub positf dan
negatif dari trafo, untuk menentukan kumparan primer dan sekunder, dan untuk
menghubungkan trafo biasa menjadi autotrafo, selain itu juga untuk memparalelkan
atau serikan trafo.
Ada 2 jenis polaritas trafi, dimana H1 dan X1 adalah identik, dimana saat H1
positif, X1 juga positif., yaitu polaritas aditif dan polaritas subtraktif.

Gambar 8 Polaritas trafo

Polaritas aditif, letak H1 dan X1 bersilangan / diagonal, sedangkan subtraktif,


H1 dan X1 sejajar/ saling berhadapan.
Trafo juga merupakan sebuah device yang dapat membalikan fasa tegangan
antara tegangan input dan juga tegangan sekunder. Dimana perubahan fasa ini
dipengaruhi oleh vektor grup dari trafo. Perbedaan fasa ini dipengaruhi oleh belitan
yang ada pada trafo. Berikut ini titik pada lambang trafo yang menunjukkan ada
tidaknya perubahan fasa pada trafo :

Gambar 9 Titik pembalikan fasa trafo

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika akan memparalelkan dan seri
kan trafo :
1. Tegangan kerja harus sama
2. Rasio impedansi harus sama
3. Polaritas harus dibuat bersesuaian
1.6 Hubungan dan Sistem Trafo 1 fasa
Ada dua jenis distribusi satu fasa
1. Satu fasa dua kawat
2. Satu fasa 3 kawat

Gambar 10 Trafo seri dan paralel

Gambar 11 Sistem 1 fasa 2 kawat dan 3 kawat

1.7 Trafo 3 Fasa


Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan transformator 1 fasa yang disusun
menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder.
Ada beberapa metode untuk menghubungkan belitan yaitu:
1. Hubungan segitiga dan segitiga (delta dan delta) / ()

2U

1U

1V

2V 2W

1W

Gambar 12 Hubungan delta delta

2. Hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye) / (Y)


2U

1U

1V

1W

2V 2W

Gambar 13 Hubungan delta wye

3. Hubungan segitiga dan bintang (wye dan delta) / (Y)


1U

1V 1W

2U

2V

2W

Gambar 14 Hubungan wye delta

4. Hubungan segitiga dan bintang (wye dan wye) / (YY)

1U

1V 1W 2U

2V 2W

Gambar 15 Hubungan wye wye

1.8 Gardu Induk


Gardu induk memiliki perlengkapan untuk merubah tegangan line dan mengaturnya
dengan menggunakan transformator. Pengaturan tegangan menggunakan switch tap
transformator.

Gambar 16 Saklar Ambilan

Jaringan tediri dari gardu induk, line transmisi, dan stasiun pembangkit yang
dihubungkan bersama. Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam jaringan, pada
gardu induk dilengkapi circuit breaker untuk memutuskan daya.

Gambar 17 Susbtansi Gardu Induk

1.9 Gardu Induk Unit Dasar


Gardu induk unit dasar terdiri dari 3 komponen:
1. Bagian switch gear tegangan tinggi
Menggabungkan terminasi untuk kabel pemasukan primer dan switch gear primer,
ditempatkan dalam satu kotak berlapis metal
2. Bagian transformator
Menempatkan transformator untuk menurunkan tegangan primer sampai level
pemakaian tegangan-rendah
3. Bagian distribsi tegangan rendah
Menyediakan perlindungan dan pengendali untuk rangkaian feeder tegangan
rendah.

Gambar 18 Diagram lin Unit Substation

Gambar 19 Diagram lin rangkaian

1.10 Distribusi Dalam Pabrik


Di dalam pabrik sistem pengisian listrik diperlukan untuk mengirimkan energii dengan
aman menuju tiap-tiap peralatan tanpa ada komponen yang mengalami pemanasan
lebih, atau penurunan tegangan.
Pengawatan dalam bangunan dapat dibagi menjadi bagian-bagian sebagai berikut
1. Tempat masuk servis
Bagian ini termasuk penghantar untuk mengirim energi dari sistem suplai listrik
dan tempat-tempat yang dilayani Pada pabrik atau sejenisnya, daya listrik biasanya
disuplai oleh utility listrik pada level tegangan menengah. Diperlukan substation
unit dengan transformator untuk menurunkan tegangan pada level pemakaian.

2.

Feeder
Bagian ini termasuk penghantar untuk mengalirkan energi dari tempat
perlengkapan servis ke peralatan over-current pada rangkaian cabang akhir
Melindungi tiap bagian perlengkapan pemakaian

3. Rangkaian Cabang
Bagian ini termasuk penghantar untuk mengalirkan energi dari titik over current
device ke perlengkapan pemakaian

Gambar 20 Distribusi dalam pabrik

Untuk penghantar yang digunakan harus dilakukan pemilihan yang tepat dalam
memperhatikan kapasitas arus, hubung singkat, dan penurunan tegangan Hubung
singkat yang tinggi dapat menyebabkan suhu penghantar naik dengan cepat
Tegangan yang tepat sangat diperlukan pada keluaran, karena digunakan oleh
perlengkapan pemakaian
Oleh karena itu penurunan tegangan line harus dijaga sekecil mungkin, yaitu
dengan penghantar yang memiliki tahanan rendah Tahanan pada penghantar naik
bila panjang penghantar bertambah, dan turun jika diameter bertambah.
Penghantar yang dipasang pada gedung harus dilindungi, biasanya dengan
memasangnya di dalam raceway, contohnya saluran, baki kabel, rel impedansi
rendah, dan stop kontak rel kumpul
1. Saluran
Berjenis logam atau non logam. Penghantar memanjang harus disangga dengan
benar dan mempunyai cukup titik masuk (akses)
2. Baki Kabel

Menyangga kabel feeder, sejumlah kabel disalurkan dari lokasi yang sama
3. Rel Impedansi Rendah
Untuk penghantar feeder arus tinggi. Pengumpul terdiri dari batang rel tertutup
yang diberi ventilasi
4. Stop Kontak Rel Kumpul
Untuk sistem distribusi udara (overhead)

Gambar 21 Raceway

Papan saklar terdapat petunjuk meter seperti ampmeter, voltmeter, dsb. Papan sakla
juga mengontrol daya dan melindungi sistem distribusi. Bila papan saklar memiliki
lebih dari 6 saklar, harus ada saklar utama untuk memutuskan semua rangkaian.

Gambar 22 Papan saklar

Papan panel adalah lemari distribusi yang berisi sekelompok pemutus rangkaian atau
alat perlindungan sekring. Papan panel merupakan perlindungan terakhir yang
diletakkan di setiap pusat

Gambar 23 Papan panel

Terdiri satu atau lebih bagian vertikal dengan masing-masing bagian mempunyai
sejumlah ruangan untuk starter motor. Jumlah ruangan ditentukan oleh besarnya horse
power (hp) dari starter masing-masing.

Gambar 24 Pusat Kontrol Motor

KESIMPULAN

Dari uraian yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan :


1. Gardu Induk berisi transformator step down yang berfungsi menurunkan tegangan
sampai ke level tegangan pengguna
2. Daya satu fasa disuplai ke pelanggan tempat tinggal, daya tiga fasa disuplai ke
pelanggan industri
3. Sistem distribusi listrik ditanahkan untuk melindungi dari bahaya kejutan listrik dan
peralatan dari kerusakan
4. Pada transformator ideal, daya output sama dengan daya input
5. Output transformator dirancang dengan ukuran kerja dalam kilovolt-ampere bukan
dalam watt
6. Transformator tiga fasa disempurnakan dengan hubungan bintang atau delta
7. Fasa-fasa dari sistem tiga fasa selalu bergeser sebesar 120 derajat. Jadi angka 1,73 (

3 ) digunakan pada perhitungan tegangan, arus, dan daya tiga fasa.


8. Substation unit terdiri dari switch gear primer tegangan tinggi, transformator, dan
bagian distribusi tegangan rendah
9. Papan saklar membagi blok menjadi bagian yang lebih kecil untuk distribusi ke
seluruh bangunan
10. Pusat pengendali motor adalah struktur yang dirancang secara khusus untuk unit
pengendali jenis fluging dan pengendali daya

Anda mungkin juga menyukai