PENDAHULUAN
AFDHAL - 1601024026
dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik)
induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday.
Dan pada transformator ideal yang dieksitasi dengan sumber sinusoidal berlaku
persamaan:
E = Tegangan (rms)
N = jumlah lilitan
Φm = fluks puncak (peak flux)
f = frekuensi
dan persamaan:
AFDHAL - 1601024026
Dikarenakan pada transformator ideal seluruh mutual flux yang dihasilkan salah satu
kumparan akan diterima seutuhnya oleh kumparan yang lainnya tanpa adanya leakage
flux maupun loss lain misalnya berubah menjadi panas. Atas dasar inilah didapatkan
pula persamaan:
P1 = P2
V1.I1 = V2.I2
N1.I1 = N2.I2
AFDHAL - 1601024026
Dimana a adalah rasio perbandingan lilitan kumparan sekunder terhadap kumparan
primer sehingga resistansi sekunder didapatkan :
R2’ = a2.R2
dan reaktansi sekunder didapatkan:
X2’ = a2.X2
Arus pusar adalah arus yang mengalir pada material inti karena tegangan
yang diinduksi oleh fluks. Arah pergerakan arus pusar adalah 90o terhadap arah
fluks seperti terlihat pada Gambar 1.4.1.1.
AFDHAL - 1601024026
Gambar 1.4.1.1 : Arus Pusar yang Berputar pada Material Inti
Dengan adanya resistansi dari material inti maka arus pusar dapat
menimbulkan panas sehingga mempengaruhi sifat fisik material inti tersebut
bahkan hingga membuat transformator terbakar. Untuk mengurangi efek arus
pusar maka material inti harus dibuat tipis dan dilaminasi sehingga dapat
disusun hingga sesuai tebal yang diperlukan.
Rugi arus pusar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
AFDHAL - 1601024026
dihasilkan oleh arus eksitasi. Untuk mengurangi rugi ini, material inti dibuat
dari besi lunak yang umum digunakan adalah besi silikon. Besarnya rugi
hysterisis dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan :
Rugi hysteris maupun rugi arus pusar bernilai tetap, tidak bergantung pada
besarnya beban.
R = Tahanan (Ohm)
ρ = Tahanan jenis (Ohm.m)
l = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)
Sisi Primer
Sisi Sekunder
AFDHAL - 1601024026
Pcp = Rugi konduktor primer
Pcs = Rugi konduktor sekunder
Ip = Arus pada kumparan primer
Is = Arus pada kumparan sekunder
Rp = Tahanan kumparan primer
Rs = Tahanan kumparan sekunder
BAB II
PEMBAHASAN
AFDHAL - 1601024026
segitiga, atau zig-zag. Transformator tiga fasa banyak digunakan pada sistem transmisi
dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis. Transformator tiga fasa
banyak sekali mengurangi berat dan lebar kerangka, sehingga harganya dapat dikurangi
bila dibandingkan dengan penggabungan tiga buah transformator satu fasa dengan
“rating” daya yang sama. Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan,
diantaranya bila salah satu fasa mengalami kerusakan, maka seluruh transformator harus
dipindahkan (diganti), tetapi bila transformator terdiri dari tiga buah transformator satu
fasa, bila salah satu fasa transformator mengalami kerusakan. Sistem masih bisa
dioperasikan dengan sistem “ open delta “.
Dalam operasi umumnya, transformator-transformator tenaga ditanahkan pada titik
netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai
contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan
transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya.
Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar
yang telah ditetapkan.
Transformator tiga fasa digunakan untuk sistem listrik berdaya besar, baik pada sistem
pembangkitan, transmisi maupun distribusi. Transformator tiga fasa yang umum kita
lihat pada gardu distribusi daya 250 KVA sampai 630 KVA berbentuk persegi Gambar
2.1.1. Konstruksi transformator tiga fasa untuk daya besar dalam bentuk potongan lihat
Gambar 2.1.2. Inti trafo berbentuk E-I dengan kumparan primer dan sekunder pada
ketiga kaki inti trafo. Terminal tegangan tinggi (primer) tampak dari isolator yang
panjang. Terminal tegangan rendah (sekunder) dengan terminal lebih pendek. Trafo
ditempatkan dalam rumah trafo yang diisi dengan minyak trafo yang berfungsi sebagai
pendingin sekaligus isolasi. Secara berkala minyak trafo diganti. Pendinginan rumah
trafo disempurnakan dengan dipasang sirip pendingin agar panas mudah diserap oleh
udara luar. Bagian terpenting dari trafo tiga fasa. Trafo tiga fasa bisa dibangun dari dua
buah trafo satu fasa, atau tiga buah trafo satu fasa. Untuk trafo tiga fasa berukuran
berdaya besar, dibangun dari tiga buah trafo satu fasa, tujuannya jika ada salah satu fasa
yang rusak/ terbakar, maka trafo yg rusak tersebut dapat diganti dengan cepat dan
praktis.
Trafo tiga fasa memiliki enam kumparan Gambar 2.1.2. Tiga kumparan primer dan
tiga kumparan sekunder. Kumparan primer diberikan nomor awal 1, kumparan 1U1 –
AFDHAL - 1601024026
1U2 artinya kumparan primer fasa U. Kumparan sekunder diberikan notasi nomor awal
2, misalnya 2U2 – 2U1, artinya kumparan sekunder fasa U. Kumparan primer atau
sekunder dapat dihubungkan secara Bintang atau hubungan Segitiga.
AFDHAL - 1601024026
1. Bagian Dalam Transformator b. Bagian Luar Transformator
Seperti telah dijelaskan pada pembahasan transformator satu fasa inti besi
berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks dari kumparan primer ke kumparan
sekunder. Sama seperti transformator satu fasa, berdasarkan cara melilit
kumparanya ada dua jenis, yaitu tipe inti Gambar 2.2.1.1 dan tipe cangkang
Gambar 2.2.1.2. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus
pusar atau eddy current.
AFDHAL - 1601024026
Gambar 2.2.1.2 : Transformator Tipe Cangkang
Bahan inti trafo 3 fasa dari bahan plat tipis ferromagnetis yang ditumpuk
dengan ketebalan tertentu. Plat tipis dimaksudkan untuk menekan rugi-rugi
histerisis dan arus edy pada batas minimal. Ada beberapa tipe inti trafo 3 fasa
tampak pada Gambar 2.2.1.3. Tipe U-I terdiri dari tiga inti yang dipasangkan
sudut menyudut 120° Gambar 2.2.1.3a. Tipe U terdiri atas tiga inti U
dipasang sudut menyudut 120° Gambar 2.2.1.3b. Tipe menyudut ini dipakai
untuk trafo 3 fasa yang dipasang pada tabung bulat untuk trafo outdoor yang
dipasang pada tiang jaringan distribusi. Tipe E-I yang banyak dipakai, tiap
kaki terdapat kumparan primer dan sekunder masing-masing fasa Gambar
2.2.1.3c. Tipe jenis ini banyak dipakai untuk daya kecil, sedang sampai daya
besar. Bahkan tiga buah trafo satu fasa yang digabungkan, bisa menjadi trafo
tiga fasa.
AFDHAL - 1601024026
segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk penyambungan
peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor
shunt, namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai kumparan
tertier.
Hubungan Kumparan Transformator
Ada dua metoda hubungan kumparan primer dan kumparan sekunder. Pertama
hubungan Bintang, kedua hubungan Segitiga. Pada Gambar 2.2.2.1, baik
kumparan primer dan sekunder dihubungkan secara Bintang. Kumparan primer
terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan supply tegangan tiga fasa.
Kumparan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W disambungkan dengan sisi beban.
Hubungan kumparan Segitiga baik pada kumparan primer maupun kumparan
sekunder Gambar 2.2.2.2. Pada hubungan Bintang tidak ada titik netral, yang
diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.
AFDHAL - 1601024026
(segitiga), kumparan sekunder Y (bintang), beda fasa antara tegangan primer-
sekunder 5 × 30° = 150°. Hubungan segitiga primer-sekunder Hubungan
bintang primer-sekunder Kumparan trafo Dy-11 2.2.2.3c, menunjukkan
kumparan primer dalam hubungan Delta (segitiga), kumparan sekunder Y
(bintang), beda fasa antara tegangan primer-sekunder 11 × 30° = 330°.
AFDHAL - 1601024026
menurun. Selanjutnya dapat pula terjadi bahwa hawa lembab yang sebagaimana
halnya terjadi di daerah tropis, mengakibatkan masuknya air didalam minyak
transformator.
Bila suhu minyak transformator yang sedang dioperasikan diukur, akan
tampak bahwa suhu minyak itu akan tergantung pada tinggi pengukuran pada
bak. Suhu tertinggi akan ditemukan pada sekitar 70 – 80% tinggi bejana.
Oleh karena itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan, sebagai
berikut :
Mempunyai kekuatan isolasi (Dielectric Strength);
Penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil, sehingga partikel-
partikel kecil dapat mengendap dengan cepat;
Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik;
Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap;
Sifat kimia yang stabil.
Minyak trafo sebagai bahan isolasi sekaligus sebagai media penghantar panas
dari bagian yang panas (belitan dan inti) kedinding tangki atau radiator
pendingin memiliki karakteristik sebagai berikut:
Berat Jenis (Specific grafitty) 0,85 sampai 0,90 pada suhu 13,5º C
Kekentalan (Viscocity) cukup rendah untuk memperlancar sirkulasi dari
bagian yang panas ke bagian yang dingin, yaitu 100 sampai 110 Saybolts
second pada 40º C
Titik didih tidak kurang dari 135º C
Titik beku tidak lebih dari -45º C
Tegangan tembus tidak kurang dari 30 kV per 2,5 mm atau 120 kV/1 cm.
Koefisien muai 0,00065 per 1º C
Titik api (flash point) 180º C sampai 190º C
Titik nyala (burning point) 205º C
Kelembaban terhadap uap air (moisture) nihil
Minyak transformator baru harus memiliki spesifikasi seperti tampak pada
Tabel 2.2.3.1 di bawah ini.
AFDHAL - 1601024026
Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > I
MVA atau bertegangan > 30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2.3.2.
AFDHAL - 1601024026
2.2.4 Tangki Transformator
AFDHAL - 1601024026
Jenis tangki terdiri dar badan tangki dan tutup yang terbuat dari mild steel
plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai
dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat dari pelat baja
bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini umumnya
dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA, yang
ditunjukkan pada Gambar 2.2.4.1.
Tipe tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di atas permukaan
minyak terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak dengan
udara luar
2.2.5 Konservator Transformator
Konservator merupakan tabung berisi minyak transformator yang diletakan
pada bagian atas tangki. Fungsinya adalah :
Untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak akibat pemanasan;
Sebagai saluran pengisian minyak.
AFDHAL - 1601024026
2.2.6 Bushing
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk
mengurangi kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu
dilengkapi dengan alat/ sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar
transformator.
Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa:
1. Udara/gas
2. Minyak
3. Air
4. Dan lain sebagainya.
Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
1. Alamiah (natural)
2. Tekanan/paksaan
Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya
perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media
MAKALAH TRANSFORMATOR Page 18
AFDHAL - 1601024026
tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas
antara media (minyak-udara/gas), dengan cara melengkapi transformator
dengan sirip-sirip (Radiator). Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih
cepat lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan
untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi
minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (Forced). Macam-
macam sistem pendingin transformator berdasarkan media dan cara
pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 2.2.7.1 Macam – Macam Sistem Pendingin
AFDHAL - 1601024026
nilai tegangan tembus pada minyak transformator, maka untuk mencegah hal
tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal
zat hygroscopis.
AFDHAL - 1601024026
Berfungsi untuk memperluas daerah pendinginan, yaitu daerah yang
berhubungan langsung dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya
sirkulasi panas.
Alat Indikator digunakan untuk memonitor kondisi komponen utama atau media
bantu yang ada didalam transformator saat transformator beroperasi, seperti :
suhu minyak ;
permukaan minyak ;
sistem pendinginan ;
posisi tap.
Plat nama yang terdapat pada bagian luar transformator sebagai pedoman saat
pemasangan maupun perbaikan. Data-data yang dicantumkan seperti Phasa dan
frekuensi, daya nominal, tegangan primer/ sekunder,kelompok hubungan, arus
nominal, % arus hubung singkat, sistem pendinginan, volume minyak, dan lain-
lain.
AFDHAL - 1601024026
Gambar 2.2.12.1: Name Plate Transformator Tiga Fasa
Rele Buchholz biasa disebut juga rele gas, karena bekerjanya digerakan oleh
pengembangan gas. Tekanan gas akan timbul bila minyak mengalami kenaikan
temperatur yang diakibatkan oleh :
Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam fasa;
Hubung singkat antar fasa;
Hubung singkat antar fasa ke tanah;
Busur api listrik antar laminasi;
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
Gas yang mengembang akan menggerakan kontak-kontak rangkaian alarm
atau rangkaian pemutus.
AFDHAL - 1601024026
Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relai Bucholz. Fungsinya adalah
mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya relai ini
hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan pemutus tenaga (PMT).
AFDHAL - 1601024026
Gambar 2.3.4.1: Relai Arus Lebih
AFDHAL - 1601024026
Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil,
transformator tegangan tinggi. Jumlah dari lilitan perfasa dan jumlah isolasi
minimum karena tegangan fasa 1/√3 tegangan jala-jala (Line), juga tidak ada
perubahan fasa antara tegangan primer dengan sekunder. Bila beban pada sisi
sekunder dari transfor-mator tidak seimbang, maka tegangan fasa dari sisi beban
akan berubah kecuali titik bintang dibumikan.
AFDHAL - 1601024026
Tidak ada perubahan fasa antara tegangan primer dengan sekunder.
Luas penampang dari konduktor dikurangi karena arus fasa 1/√3 arus
jala-jala
Tidak ada kesulitan akibat beban tidak seimbang pada sisi sekunder.
Kerugian yang terjadi pada hubungan ini adalah :
Lebih banyak isolasi dibutuhkan dibandingkan dengan hubungan
bintang-bintang.
Tidak adanya titik bintang memungkin, merupakan kerugian yang dapat
membahayakan. Bila salah satu jalajala ke tanah karena kegagalan,
tegangan maksimum antara kumparan dan inti akan mencapai tegangan
jala-jala penuh.
AFDHAL - 1601024026
Hubungan transformator tipe ini pada prinsipnya digunakan, dimana tegangan
diturunkan (Step - Down), seperti pada jaringan transmisi. Pada hubungan ini,
perbandingan tegangan jala-jala 1/√3 kali perbandingan lilitan transformator dan
tegangan sekunder tertinggal 30 derajat dari tegangan primer.
AFDHAL - 1601024026
Gambar 2.4.4.1: Hubungan Segitiga - Bintang
AFDHAL - 1601024026
hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan
secara khusus
Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya
arah aliran arus didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan. Karena e1
tersambung secara berlawanan dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari
kedua tegangan itu menjadi :
AFDHAL - 1601024026
Pengujian yang harus dilakukan pada sebuah transformator tiga fasa biasanya
disesuaikan dengan kebutuhannya (pengujian rutin, pengujian awal, dan pengujian
akhir), jenis pengujiannya juga cukup beragam, seperti :
a. Pengujian Tahanan Isolasi
Pengujian tahanan isolasi biasanya dilaksanakan pada awal pengujian dengan
tujuan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi transformator, untuk
menghindari kegagalan yang bisa berakibat fatal, sebelum pengujian selanjutnya
dilakukan.
Pengujian dilaksanakan dengan menggunakan Megger. Tahanan isolasi yang
diukur diantaranya :
Sisi Primer dan Sekunder
Sisi Primer dan pembumian
Sisi Sekunder dan pembumian
AFDHAL - 1601024026
percobaan beban nol bisa dilihat pada Tabel 2.5.1. Persamaan yang terlihat pada
tabel menandakan dimana alat ukur diletakkan.
Tabel 2.5.1
Tabel 2.5.2
AFDHAL - 1601024026
e. Pengujian Perbandingan Transformasi
Pengujian perbandingan transformasi atau belitan kumparan adalah untuk
mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan
rendah pada setiap tapping sehinggga tegangan keluaran yang dihasilkan oleh
transformator sesuai dengan yang spesikasi/rancangan.
f. Pengujian Kelompok Hubungan
Vektor tegangan primer dan sekunder sebuah transformator sangat tergantung
pada cara melilit kumparannya. Pada transforma-tor Tiga Fasa arah tegangan
menimbulkan perbedaan fasa. Arah dan besar perbedaan fasa tersebut
menyebabkan adanya berbagai kelompok hubungan pada transformator.
Untuk penentuan kelompok hubungan ini dipergunakan tiga jenis tanda atau kode,
yaitu :
Tanda Kelompok sisi tegangan tinggi terdiri atas kode D, Y, dan Z.
Tanda Kelompok sisi tegangan rendah terdiri atas kode d, y , dan z.
Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan tinggi terhadap
sisi tegangan rendah. Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan
berimpit dengan Vektor TT tegangan tinggi. Letak Vektor tegangan rendah TH
menunjukkan arah jarum jam pendek. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek
adalah pegeseran antara vektor tegangan tinggi dengan tegangan rendah (V dan v).
AFDHAL - 1601024026
Gambar 2.5.1 memperlihatkan contoh kelompok hubungan sebuah transformator
tiga fasa Dy5, artinya sisi primer dihubung segitiga (jam 12) dan sisi sekunder
dihubung bintang (jam 5). Untuk memudahkan, pabrik-pabrik pada
pelaksanaannya membatasi jumlah kelompok hubungan dengan membuat
normalisasi pada kelompok hubungan yang dianggap baku. Standardisasi yang
banyak diikuti adalah menurut peraturan Jerman, yaitu VDE 0532 (lihat Tabel
2.5.3).
Kelompok hubungan yang disarankan untuk digunakan adalah Yy0, Dy5, Yd5,
dan Yz5, pada tabel diberi tanda garis pinggir warna merah.
AFDHAL - 1601024026
g. Pengujian Tegangan Terapan
Pengujian tegangan terapan (Withstand Test) dilakukan untuk menguji
kekuatan isolasi antara kumparan dan rangka tangki. Pengujian dilakukan dengan
cara memberikan tegangan uji sesuai dengan standar uji dan dilakukan pada :
Sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan rangka tangki yang
dibumikan.
AFDHAL - 1601024026
Sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan rangka tangki yang
dibumikan.
j. Pengujian Jenis
1. Pengujian kenaikan suhu
Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan
suhu oli dan kumparan transformator yang disebabkan oleh rugi-rugi
transformator apabila transformator dibebani. Pengujian ini juga bertujuan
untuk melihat apakah penyebab panas transformator sudah cukup effisien atau
belum. Pada transformator dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian
kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada
transformator dengan tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada
tapping nominal. Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban
penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus transformator
sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi transformator, yaitu rugi beban
penuh dan rugi beban kosong.
AFDHAL - 1601024026
2. Pengujian tegangan impulse
Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik
dari sistem isolasi transformator terhadap tegangan surja petir. Pengujian
impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk
gelombang tertentu. Bila transformator mengalami tegangan lebih, maka
tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang
terdapat pada :
antar lilitan transformator
antar layer transformator
antara coil dengan ground
3. Pengujian tegangan tembus oli
Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan mengetahui kemampuan
dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari
transformator, oli juga berfungsi sebagai isolasi.
Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1 : 1982,
IEC 158 dan IEC 296 yaitu:
> = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying
> = 50 KV/2,5 mm setelah purifying
Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk hipotronics type EP600CD.
AFDHAL - 1601024026
1. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Level Tegangan
Trafo yang diklasifikasikan berdasarkan level tegangan ini merupakan trafo
yang paling umum dan sering kita gunakan. Pengklasfikasian ini pada dasarnya
tergantung pada rasio jumlah gulungan di kumparan Primer dengan jumlah kumparan
Sekundernya. Jenis Trafo berdasarkan Level tegangan ini diantaranya adalah Trafo
Step Up dan Trafo Step Down.
1.1. Trafo Step Up
Seperti namanya, Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk menaikan
taraf atau level tegangan AC dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Tegangan
Sekunder sebagai tegangan Output yang lebih tinggi dapat ditingkatkan dengan
cara memperbanyak jumlah lilitan di kumparan sekundernya daripada jumlah
lilitan di kumparan primernya. Pada pembangkit listrik, Trafo jenis ini digunakan
sebagai penghubung trafo generator ke grid.
1.2. Trafo Step Down
Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk menurunkan taraf level
tegangan AC dari taraf yang tinggi ke taraf yang lebih rendah. Pada Trafo Step
Down ini, Rasio jumlah lilitan pada kumparan primer lebih banyak jika
dibandingkan dengan jumlah lilitan pada kumparan sekundernya. Di jaringan
Distribusi, transformator atau trafo step down ini biasanya digunakan untuk
mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi tegangan rendah yang bisa
digunakan untuk peralatan rumah tangga. Sedangkan di rumah tangga, kita sering
menggunakannya untuk menurunkan taraf tegangan listrik yang berasal dari PLN
(220V) menjadi taraf tegangan yang sesuai dengan peralatan elektronik kita.
AFDHAL - 1601024026
Berdasarkan media atau bahan Inti yang digunakan untuk lilitan primer dan
lilitan sekunder, Trafo dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Trafo berinti Udara (Air
Core) dan Trafo berinti Besi (Iron Core).
2.1. Trafo berinti Udara (Air Core Transformer)
Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan Gulungan Sekunder
dililitkan pada inti berbahan non-magnetik yang biasanya berbentuk tabung yang
berongga. Bahan non-magnetik yang dimaksud tersebut dapat berupa bahan
kertas ataupun karton. Ini artinya, hubungan hubungan fluks antara gulungan
primer dan gulungan sekunder adalah melalui udara. Tingkat kopling atau
induktansi mutual diantara lilitan-lilitan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan
Trafo yang berinti besi. Kerugian Histerisis dan kerugian arus eddy yang biasanya
terjadi pada trafo inti besi dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan pada
trafo yang yang berinti udara ini. Trafo inti udara ini biasanya digunakan pada
rangkaian frekuensi tinggi.
2.2. Trafo berinti Besi (Iron Core Transformer)
Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder dililitkan
pada inti lempengan-lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo inti besi
memiliki efisiensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan trafo yang berinti
udara. Hal ini dikarenakan bahan besi mengandung sifat magnetik dan juga
konduktif sehingga mempermudah jalannya fluks magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan. Trafo
yang berinti besi biasanya digunakan pada aplikasi frekuensi rendah.
AFDHAL - 1601024026
Trafo Otomatis ini sering digunakan sebagai trafo step up dan step down yang
berfungsi untuk menaikan tegangan maupun menurun tegangan pada kisaran
100V-110V-120V dan kisaran 220V-230V-240V bahkan pada kisaran 110V
hingga 220V.
AFDHAL - 1601024026
Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Measurement
Transformer atau Instrument Transformer ini digunakan untuk mengukur
kuantitas tegangan, arus listrik dan daya yang biasanya diklasifikasikan menjadi
trafo tegangan dan trafo arus listrik dan lain-lainnya.
4.4. Trafo Proteksi (Protection Transformer)
Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik. Perbedaan
utama antara trafo proteksi dan trafo pengukuran adalah pada akurasinya. Dimana
trafo proteksi harus lebih akurat jika dibandingkan dengan trafo pengukuran.
BAB III
AFDHAL - 1601024026
PENUTUP
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH TRANSFORMATOR Page 41
AFDHAL - 1601024026
1. Abdul Kadir, 1991, Transformator, Edisi kedua, Pradnya Paramita, Jakarta
2. Woro satriani, Chiendika, 2011, Analisis Penekanan Rugi-rugi Energi JTR dengan
Rekonektor Gardu, Sr,dan APP pada Gardu 1138 M3-274-4 di PT.PLN (Persero)
APJ Magelang ), Tugas Akhir PDTE UGM, Yogyakarta
AFDHAL - 1601024026