Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor – faktor

tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan , baik kesehatan individu

maupunkelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam

upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan

atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut

bisamerubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor

lain yang ikut berperan dan saling berkaitandalam proses perubahan perilaku itu

sendiri.

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas

organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah

suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia

mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian

dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi

juga merupakan perilaku manusia.

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap

stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan, serta lingkungan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Perilaku

Suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang

dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni :

1) dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit)


2) dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit)

Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat,

berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai

macam aspek, baik fisik maupun non fisik.

Pengertian perilaku menurut para ahli

Soekidjo Notoatmodjo, 1987 : segala perbuatan atau tindakan yang

dilakukan oleh makhluk hidup.

Robert Y. Kwick , 1972 : tindakan atau perbuatan suatu organisme yang

dapat diamati dan bahkan dipelajari.

Skinner : respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan

dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R” ( Stimulus – Organisme – Respon). ,

perilaku dibedakan menjadi dua :

 Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam

bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus

ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap

yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat

diamati secara jelas oleh orang lain.

2
 Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan

atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2.2 Ciri-ciri Perilaku Manusia

1. Kepekaan Sosial

Kepekaan social berarti kemampuan untuk menyesuaikan tingkah laku

dengan harapan dan pandangan orang lain. Misalnya, perbuatan

seseorang akan berbeda-beda kalau menghadapi orang yang sedang

marah, sedang sedih, dll.

2. Kelangsungan Tingkah laku

Tingkahlaku/perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadic (timbul

dan hilang disaat tertentu, tetapi selalu ada kelangsungan (kontinuitas)

antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Misalnya, seorang

anak yang masuk sekolah hari ini, akan bersekolah lagi besok dan

bersekolah bertahun-tahun akhirnya mempunyai kepandaian tertentu

dan mendapat pekerjaan, mempunyai penghasilan, berkeluarga,

berketurunan dan sebagainya.

3. Orientasi Pada Tugas

Tiap-tiap tingkah laku manusia selalu mengarah pada suatu tugas

tertentu. Hal ini Nampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti

belajar/bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada tingkahlaku lain yang

nampaknya tidak ada tujuan.

3
4. Usaha dan Perjuangan

Usaha dan perjuangan memang terdapat juga pada mahluk lain selain

manusia, karena yang diperjuangkan adalah sesuatu yang

ditentukannya sendiri, yang diilihnya sendiri. Ia tidak akan

memperjuangkan sesuatu yang sejak semula memang tidak ingin

diperjuangkannya. Dengan kata lain manusia mempunyai aspirasi yang

diperjuangkannya.

5. Tiap-tiap Individu Manusia itu adalah unik

Unik berarti berbeda dari yang lainnya. Jadi tiap-tiap manusia selalu

mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dari

manusia-manusia lainnya.

2.3 Proses Pembentukan perilaku

Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Abraham

Harold Maslow,manusia memiliki lima kebutuhan dasar,yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis atau biologis

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan pokok utama,yaitu , ,cairan,dan

elektrolit,makanan serta seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi,akan

terjadi ketidakseimbangan fisiologis. Misalnya,kekurangan menimbulkan

sesak napas serta kekurangan dan elektrolit yang menyebabkan dehidrasi .

2. Kebutuhan akan rasa aman


a. Rasa aman terhindar dari

pencurian,penodongan,perampokan,dan kejahatan lain.


b. Rasa aman terhindar,baik dari

konflik,tawuran,kerusuhan,maupun peperangan.
c. Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.

4
d. Rasa aman untuk memperoleh perlindungan hukum.
3. Kebutuhan mencintai dan dicintai
a. Mendambakan kasih sayang atau cinta kasih orang lain,baik

dari orangtua,saudara,teman,maupun kekasih.


b. Ingin dicintai dan mencintai orang lain.
c. Ingin diterima oleh kelompoktempat ia berada
4. Kebutuhan akan harga diri
a. Ingin dihargai dan menghargai orang lain
b. Adanya respek atau perhatian dari orang lain
c. Toleransi atau saling menghargai dan hidup berdampingan
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
a. Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain
b. Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita
c. Ingin menonjol dan lebih dari orang lain,baik dalam

karir,usaha,maupun kekayaan

Pembentukan perilaku dibagi menjadi tiga cara sesuai keadaan yang

diharapkan, sebagai berikut.

1. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau

kebiasaan

Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan

kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk

berperilaku seperti yang diharapkan, maka akhirnya akan terbentuklah

perilaku tersebut.cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik yang

dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat

5
pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut

mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh berbeda satu sama lain.

2. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)

Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan,

pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini

didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan adanya

pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang

dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam

belajar yang dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah salah satu tokoh

psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.

3. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model

Disamping cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku

masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin

dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan

oleh teori belajar sosial (social learning theory) atau (observational learning

theory) yang dikemukakan oleh (Albert Bandura, 1977).

2.4 Konsep Dasar Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan

usaha untuk mencapai suatu tujuan. Dalam konsep dasar motivasi terdapat teori-

teori motivasi diantaranya Teori Kebutuhan.

6
Teori Hirarki Kebutuhan Dari A.H Maslow

Hierarki Kebutuhan adalah Hierarki lima kebutuhan- Fisiologis, keamanan,

sosial, penghargaan dan aktualisasi diri- yang ada ketika setiap kebutuhan pada

dasarnya telah dipenuhi, kebutuhan yang berikutnya menjadi dominan.

Secara umum teori hierarki kebutuhan yang dipaparkan oleh A.H. Maslow

membahas mengenai motivasi yang didasarkan oleh tingkatan kebutuhan manusia.

Motivasi kerja didasarkan oleh 5 macam kebutuhan yaitu mulai dari yang paling

dasar (primer) sampai yang paling tinggi derajatnya. Dalam teorema hirarki diakui

bahwa terpenuhinya kebutuhan harus didasarkan pada urutan tingkatan yang ada

dari dasar hingga tingkatan yang paling tinggi, jadi ketika tingkatan kebutuhan

dasar tidak dapat dipenuhi maka untuk tingkatan kebutuhan diatasnya hal itu tidak

dapat secara langsung dipenuhi. Lima tingkatan kebutuhan berdasarkan teorema

hierarki A.H Maslow dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Tingkatan kebutuhan dasar/ jasmaniah/faali, contoh: gaji

2. Tingkatan kebutuhan akan rasa aman : pengangkatan

sebagai pegawai tetap, tunjangan, pensiun, dan sebagainya.

3. Tingkatan kebutuhan untuk memiliki dan mencintai: ingin

terlibat dalam kegiatan kelompok formal dan informal (sosial).

4. Tingkatan kebutuhan akan harga diri : gelar, jabatan,

promosi.

5. Tingkatan kebutuhan untuk aktualisasi diri: ingin

merealisasikan gagasan-gagasan dan kreasi-kreasi sendiri.

Teori Dua Faktor Dari Hezberg

7
Motivasi kerja ditentukan oleh faktor-faktor yang menghambat dan

mendorong motivasi kerja sebagai berikut:

a. Faktor-faktor yang menghambat motivasi kerja disebut

sebagai faktor higienik misalnya masalah gaji, keamanan kerja,

pengawasan, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan, kondisi

kerja, hubungan antara pegawai dan lain-lain. Kalau faktor higienik

ditingkatkan maka maka hambatan terhadap motivasi kerja hilang.

b. Faktor-faktor yang mendorong MK disebut sebagai

motivator misalnya prestasi, penghargaan, tanggung jawab,

kemajuan kerja itu sendiri. Peningkatan faktor motivator akan

meningkatkan motivasi kerja.

Teori ERG Dari Alderfer

Teori motivasi kerja oleh Alderfer mirip dengan teori yang dikemukakan

oleh Maslow yaitu menghubungkan motivasi kerja dengan kebutuhan tetapi

Alderfer hanya mengemukakan 3 kebutuhan yaitu Existence, Relatedness, Growth

(ERG):

a. Existence : Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival).

b. Relatedness : Kebutuhan untuk berinteraksi sosial.

c. Growth : Kebutuhan untuk mengembangkan diri

sendiri

Teori Motivasi oleh Douglas Mc Gregor (Teori X dan Y)

8
Douglas Mc Gregor menemukan teori X dan Y setelah mengkaji cara para

manager berhubungan dengan para karyawan. Ada empat asumsi yang dimiliki

oleh manager dalam teori X, yaitu:

1. karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan

sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya

2. karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus

dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan

3. karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari

perintah formal (asumsi ketiga)

4. sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua

faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi

Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia

dalam teori X, ada empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y, yaitu:

1. karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan

seperti halnya istirahat atau bermain

2. karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk

mencapai berbagai tujuan

3. karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari dan

bertanggung-jawab

4. karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang

diedarkan ke seluruh populasi dan bukan hanya bagi mereka yang

menduduki posisi manajemen.

2.5 Berbagai pendekatan dalam mempelajari motivasi

9
1. Pendekatan instink

Instink adalah pola perilaku yang kita bawa sejak lahir yang secara

biologis diturunkan. Beberapa instink mendasar adalah instink untuk

menyelamatkan diri dan instink untuk hidup. Seks adalah salah satu contoh dari

instink untuk hidup, karena terkait dengan fungsi reproduksi. Sedangkan

menjelajah atau eksplorasi didasari oleh instink menyelamatkan diri. Namun

demikian, konsep instink ini kurang dapat menjelaskan perilaku manusia yang

kompleks, karena konsep ini hanya terbatas pada hal- hal yang kita bawa sejak

lahir (Feldman, 2003).

Motivasi mempelajari atau menelaah mengenai kebutuhan manusia.

Kebutuhan merupakan ketidak seimbangan yang dialami manusia, dank arena

pada dasarnya manusia tidak mempunyai ketidak seimbangan, maka kita akan

berusaha memenuhi kebutuhan kita agar terjadilah keseimbangan.

2. Pendekatan pemuasan kebutuhan ( drive-redution )


Teori ini menjelaskan motivasi dalam gerak sirkuler. Manusia terdorong

untuk berperilaku tertentu guna mencapai tujuannya sehingga terjadilah

keseimbangan.. teori ini merupakan teori yang berusaha menjelaskan apa yang

menarik seseorang untuk berperilaku tertentuatau disebut juga sebagai push

theory.
3. Pendekatan insentif
Berlawanan dengan teori dorongan yang memfokuskan diri pada apa

yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Insentif merupakan

stimulus yang yang menarik seseorang untuk melakukan sesuatu karena denga

melakukan perilaku tersebut, maka kita akan mendapatkan imbalan yang

mendatangkan sesuatu yang menyenangkan. Dalam hal ini insentif merupakan

sesuatu yang ingin dicapai.

10
Pendekan insentif ini mempelajari motif yang berasal dari luar individu

yang bersangkutan atau disebut sebagai motif ekstrinsik. Kaum behavioristik

melihat bahwa manusia adalah makhluk yang pasif, oleh karena itu manusia harus

dirasang dari luar. Dengan demikian, motivasi seseorang dapat dibentuk dengan

memberikan insentifan dari luar.


4. Pendekatan Arousal

Pendekatan ini mencari jawaban atas tingkah laku dimana tujuan dari

perilaku ini adalah memelihara atau meningkatkan rasa ketegangan. Teori ini

disebut juga sebagai teori openen-proses.

Pada umumnya, manusia terdorong untuk mencari kesenangan atau

kenikmatan, namun pada suatu titik tertentu rasa nikmat itu sudah beradaptasi dan

kenikmatan ini kemudian turun pada derajat tertentu maka saat itu manusia akan

berusaha melakukan segala cara untuk mempertahankan derajat kenikmatan

tersebut agar mencapai batas ambang minimal. Dengan demikian mausia tidak

bergerak untuk mencapai kenikmatan tetapi mempertahaankan ambang

kenikmatan tersebut.

Dalam teori ini dikatakan pula bahwa manusia selalu berusaha

memelihara kadar stimulasi dan aktivitas tertentu. seperti pada teori dorongan,

maka jika stimulasi atau aktivitas kita terlalu tinggi, maka manusia akan berusaha

menguranginya. Namun jika terlalu rendah maka manusia akan mencari stimulasi

atau aktivitas.

5. Pendekatan Kognitif

Menjelaskan bahwa motivasi merupakan produk dari pikiran, harapan,


dan tujuan seseorang, Feldman (2003). Pendekatan ini dibedakan antara lain:

• Motif intrinsik yaitu motif yang berasal dari dalam diri yang mendorong kita

11
untuk melakukan sesuatu aktivitasguna memenuhi kesenangan bukan karena ingin
mendapatkan pujian

• Motif ekstrinsik berasal dari luar diri

2.6 Sensasi dan Persepsi

1. SENSASI

 Pengertian Sensasi

Sensasi (sensation) berasal dari bahasa latin : sensatus, yang artinya

dianugerahi dengan indra, atau intelek. Atau Sensasi berasal dari kata “sense”

yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan

lingkungannya. Sensasi merupakan tahap pertama stimuli mengenai indra

kita. Sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris (energi

fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi

tersebut menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna. Proses penginderaan itu

melalui rangsang dari inderawi. Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal

dalam penerimaan informasi dari lingkungan luar.

Benyamin B. Wolman (1973, dalam rakhmat, 1994) menyebutkan sensasi sebagai

“pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal,

simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat

indra.

Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang

segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan

terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”

Apa pun definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari

lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas

12
fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh

pengetahuan dan semua kemapuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat

indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih dari rumput-rumputan, karena

rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas ( Lefrancois, 1974, dalam

rahmat, 1994 ).

Jadi, sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan) melalui indera,

dan sensasi lebih cenderung hubungannya dengan perasaan. Dan alat

penginderaan itulah yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya.

Sensasi itu sebagai proses atau pengalaman elementer yang timbul apabila satu

perangsang merangsang satu reseptor atau proses merasakan.

 Jenis – Jenis Sensasi

Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya penginderaan. Alat indera

adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. semua

organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut

dapat berasal dari luar dan dari dalam dirinya. Alat indera yang kita kenal ada 5

macam , yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, peraba, pengecap, dan

pembau.

 Indera penglihatan (mata)

 Indera pendengaran (telinga)

 Indera peraba (kulit)

 indera penciuman (hidung)

 Indera pengecap (lidah)

13
 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sensasi

Bagian penting dari teori deteksi sinyal yang berpengaruh besar terhadap

psikologi adalah implikasinya dalam pembelajaran ambang penginderaan.

Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa ambang penginderaa bukan hanya

kekuatan sinyal. Faktor-faktor yang mempengaruhi ambang penginderaan adalah :

(a) kekuatan sinyal;

(b) sifat-sifat tugas/pekerjaan;

(c) harapan individu;

(d) konsekuensi-konsekuensi berupa penghargaan atau hukuman;

(e) norma/standar/ukuran yang dikenakan individu.

Pengetahuan tentang factor-faktor yang mempengaruhi ambang penginderaan

manusia di atas memungkinkan kita untuk memahami mengapa dan bagaimana

individu hanya menerima stimulus/informasi tertentu darin sekian banyak

2. PERSEPSI

 Pengertian Persepsi

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual,

maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya

(Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan

mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang

14
bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu

menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian

besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.

Secara etimologis, persepsi (perception) berasal dari bahasa

Latin perception,yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi dalam arti

sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu sedangkan

dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana cara seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978). Persepsi itu sendiri adalah

sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan

sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka dan seringkali

didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan.

Dengan kata lain,persepsi itu adalah sebuah respons yang kita berikan

akibat dari sensasi yang kita terima dan respons tersebut cenderung berhubungan

dengan pengalaman kita. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh

proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak

berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses

selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat

lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses

pendahulu dari proses persepsi.

masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan

kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.

 Faktor Internal

15
Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang

terdapat dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Faktor

internal yang mencakup beberapa hal antara lain :

 Fisiologis

Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini

akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap

lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang

berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

 Perhatian

Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan

atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu

obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap

obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu

obyek.

 Minat

Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi

atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual

vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu

dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

 Kebutuhan yang searah

Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari

obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

 Pengalaman dan ingatan

16
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana

seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu

rangsang dalam pengertian luas.

 Suasana hati

Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan

bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana

seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik

dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Faktor eksternal adalah

faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri,

baik sosial maupun fisik. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang

seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang

merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi persepsi adalah :

 Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini

menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka

semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi

individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan

mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

 Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya

lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan

dengan yang sedikit.

17
 Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang

penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali

di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

 Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan

memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan

yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari

suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

 Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian

terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan

dibandingkan obyek yang diam.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat,

berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai

macam aspek, baik fisik maupun non fisik.

18
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan

usaha untuk mencapai suatu tujuan. Dalam konsep dasar motivasi terdapat teori-

teori motivasi diantaranya Teori Kebutuhan.

Sensasi (sensation) berasal dari bahasa latin : sensatus, yang artinya

dianugerahi dengan indra, atau intelek. Atau Sensasi berasal dari kata “sense”

yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan

lingkungannya.

Persepsi itu sendiri adalah sebuah proses saat individu mengatur dan

menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi

lingkungan mereka dan seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang

kenyataan

3.2 Saran
Setelah menguraikan berbagai macam penjelasan tentang Perilaku
Kesehatan yang telah diambil dari berbagai literature referensi, diharapkan
makalah ini mampu menjadi acuan bagi mahasiswa agar mampu mengenal,
memahami.

MAKALAH PERILAKU
KESEHATAN

19
Oleh Kelompok 4 :
1. Aqillah Mutia Hayya (186110735)
2. Athia Sry Meylanda (186110736)
3. Drisya Melani (186110742)
4. Dwi Yella Khofifah (186110744)
5. Muhamad Taufik Akbar S, (186110752)

Dosen pembimbing :
Neni Fitra Hayati, SSiT.,M.Kes

S1 TERAPAN PROMOSI
KESEHATAN
2019/2020

DAFTAR PUSTAKA

20
http://aniendriani.blogspot.com/2011/02/ciri-ciri-tingkah-laku-manusia-

yang.html

https://yohanaratihep.wordpress.com/2013/02/22/makalah-konsep-perilaku/

http://merry-creations.blogspot.com/2012/10/proses-pembentukan-perilaku.html

https://www.dictio.id/t/bagaimana-proses-pembentukan-perilaku-

manusia/116746/2

https://novitaariandy.wordpress.com/2012/10/07/konsep-dasar-motivasi/

http://laloblok.blogspot.com/2009/09/motifasi-dalam-promosi-kesehatan.html

21

Anda mungkin juga menyukai