Anda di halaman 1dari 32

1.

PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah


energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan
bantuan turbinair) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara
mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang.

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila
mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk
memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA
tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat
penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan
perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan
suatu keharusan untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk
maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin
harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat
dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun
pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang
tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6
milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang
digunakan oleh lebih 1 milyar orang.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi
pembangkitan tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:

1
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau
salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi
daerah tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban
atau jaringan transmisi.
Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan
transmisi. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi
untuk pengendalian banjir.
a. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. Air akan memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar.
Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa
peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat
(penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas
(draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik.
Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air,
sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis
dan propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa
digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-
sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh
servomotor dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu
atur. Proses penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada
sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin
rekasi Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan,
posisinya tetap (tidak bisa digerakkan).

2
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-
sudu aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-
sudu jalan (mangkok-mangkok runner).Air yang digunakan untuk membangkitkan
listrik bisa berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau
dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air
didesain sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini
merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.
b. Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan
stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara
melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini
dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul
magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar
maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di
kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di stator. Lalu
tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik.
c. Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik
tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan
adalah travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke
rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan
lagi dengan travo step down. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja
dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini
ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant.

3
d. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju
air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki
bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara
bertahap atau berkelanjutan.
Parameter yang mempengaruhi pengoperasian PLTA
a. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan
musim penghujan. Maupun musim kemaraupanjang, diperlukan perhitungan
besar volume air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa
besar debit air yang harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila
terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari waduk /
dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam
waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk / dam
maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan
keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam,
dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang
akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam. Pengukuran tersebut dilakukan
pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS dalam waduk / dam tersebut.
b. Konstruksi Saluran Air ke Turbin
Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang
dialirkan ke turbin. Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi
debit air yang dialirkan beserta konstruksi dan penempatan saluran air yang
mengalirkan air tersebut. Semakin lebar diameter dan semakin tinggi pintu saluran
air dibuka, semakin besar debit air yang dialirkan, semakin tinggi tekanan air yang
terjadi masuk ke turbin. Selain hal tersebut diatas, rancangan dan peletakan
saluran air tersebut, juga mempengaruhi tekanan air yang dialirkan ke turbin.
Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA,
disebabkan oleh :

4
i. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan
musim penghujan maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan
besar volume air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa
besar debit air yang harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin.
Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari
waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan
air dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan
waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan
perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk
/ dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan
air yang akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam.
Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar
pada DAS dalam waduk / dam tersebut. Data hasil pengukuran yang diperoleh
pada stasiun pengukuran, ditransmisikan melalui media komunikasi yang
digunakan ke pusat kontrol operasi PLTA untuk diproses sesuai fungsinya dalam
sistem kontrol tersebut.
Pada perhitungan keberadaan air tersebut, ada beberapa parameter yang
harus diperhatikan antara lain:
ii. Aliran permukaan ( surface flow)
Aliran permukaan dan aliran dasar dipengaruhi intensitas curah hujan dan
lama turunnya hujan. Semakin tinggi intensitas curah hujan dan semakin lama
waktu turunnya hujan, semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar sungai.
Tinggi permukaan dipengaruhi aliran permukaan dan aliran dasar. Semakin besar
aliran permukaan dan aliran dasar, semakin tinggi muka air yang terjadi, sehingga
semakin besar volume air yang mengalir ke dalam waduk / dam.
iii. Aliran dasar ( Base flow)
iv. Tinggi muka air
v. Kehilangan air karena keadaan lingkungan

5
Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan,
dipengaruhi antara lain:
· Suhu udara semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air.
· Kelembaban semakin kecil kelembaban (humidity), semakin besar
kehilangan air.
· Kecepatan angin semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin
besar kehilangan air.
· Penyinaran matahari semakin panas dan semakin lama penyinaran
matahari, semakin besar kehilangan air.
vi. Keadaan DAS
Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara lain :
· Vagitasi semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan (pohon) dalam DAS,
semakin besar aliran dasar sungai.
· Penduduk semakin padat / ramai penduduk yang bermukim dalam DAS,
semakin besar kehilangan air.
· Industri semakin banyak industri yang beroperasi dalam DAS, semakin
besar kehilangan air
Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang
dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan
beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai
pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat
terjadi gangguan di jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan
pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai
dengan baik oleh Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk
kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.

6
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan.
Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga efek negatif
pembangunan PLTA/kerugiannya yaitu sebagai berikut:
1. Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem
sungai/danau akibat dibangunnya bendungan.
2. Biaya investasi paling mahal.
3. Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.
4. Memerlukan lahan yang luas.
5. Di samping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat
menyebabkan resiko kecelakaan dan kerugian yang sangat besar

2. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalikan


energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang di hubungkan ke turbin dimana
untuk memutar turbin diperlukan energi kinetik dari uap panas atau kering.
Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar
terutama batu-bara dan minyak bakar serta MFO untuk start awal. Komponen
komponen pada pembangkit listrik tenaga uap tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut :

7
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas


permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas
panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah
menjadi uap.
 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik
dari terminal output generator
 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisi boiler.
 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Komponen utama PLTU :

a. Boiler
Berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut
(superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.
b. Turbin Uap
Fungsi dari turbin uap ialah untuk mengkonversi energi panas yang
terkandung dalam uap menjadi energi mekanik (energi putar). Ketika turbin
berputar, maka generator juga ikut berputar dikarenakan poros turbin dikopel
dengan poros generator.

8
c. Kondensor
Fungsi dari kondensor ialah untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin.

Keunggulan PLTU

 Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi.


 Kapasitas bisa sampai ratusan MW.
 Effisiensi tinggi jika beban mendekati full load.

Kelemahan PLTU

 Dengan digunkannya bahan bakar konvensional, maka adanya


kemungkinan PLTU akan sulit dioperasikan dimasa depan karena
persedian bahan bakar konvensional yang semakin menipis.
 Tidak ramah lingkungan.

3. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang


menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula
PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar
rotor generator.
PLTD merupakan suatu instalasi pemabangkit listrik yang terdiri dari suatu
unit pembangkit (SPD) dan sarana pembangkitan. Mesin Diesel adalah penggerak
utama untuk mendapatkan energi listrik dan dikeluarkan oleh Generator . Pada
mesin Diesel Energi Bahan bakar diubah menjadi energi mekanik dengan proses
pembakaran di dalam mesin itu sendiri. Mesin Diesel pada saat ini sudah banyak
mengalami perkembangan dalam pemakaian untuk angkutan darat dan laut,
kemudian pembangkitan dalam daya kecil dan menengah bahkan sampai daya
besar sudah ada yang menggunakannya. Untuk mempermudah dalam melakukan

9
pemeliharaan Mesin Diesel para teknisi harus mempunyai dasar-dasar
pengetahuan mengenai Mesin Diesel yang baik, agar setiap melakukan
pemeliharaan para teknisi dapat memperlakukan setiap komponen yang berada
dalam mesin, sesuai dengan konstruksinya.
Unit PLTD yang dimaksud dengan adalah kesatuan peralatan-peralatan
utama dan alat-alat bantu serta perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan
kerja, membentuk sistem untuk mengubah energi yang terkandung didalam
bahan bakar minyak menjadi tenaga mekanis dengan menggunakan mesin diesel
sebagai penggerak utamanya.dan seterusnya tenaga mekanis tersebut oleh
generator diubah menjadi tenaga listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel biasanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk daerah baru yang
terpencil atau untuk listrik pedesaan dan untuk memasok kebutuhan listrik suatu
pabrik.
Kekurangan dari pembangkit listrik tenaga disel adalah menggunakan
sumber daya alam terbatas/tak terbaharukan/fosil.

Penjelasan Bagian-Bagian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Perhatikanlah gambar Dibawah ini :

Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel, yaitu :

1. Tangki penyimpanan bahan baker.


2. Penyaring bahan bakar.

10
3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
4. Pengabut.
5. Mesin diesel.
6. Turbo charger.
7. Penyaring gas pembuangan.
8. Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
9. Generator.
10. Trafo.
11. Saluran transmisi.

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

1. Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam


tanki penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu.
Kemudian disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika
bahan bakar adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank
dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya
hingga manjadi kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar gas (BBG)
maka dari daily tank dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk
diatur tekanannya.

2. Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara start


melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger.
Di dalam turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu.

11
Udara yang dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai
±600°C.

3. Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang


bakar (combustion chamber).

4. Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM) kemudian
diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

5. Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya


berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan
yang tinggi (35 – 50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada
saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan
bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala
secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan bakar.

12
6. Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian
pada poros engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil
pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan
dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat
bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah
menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak
rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah
kompresi.

7. Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor


generator. Oleh generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik
sehingga terjadi gaya geral listrik (ggl).

8. Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo


step up agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja trafo
berdasarkan hukum ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet dan medan magnet dapat menimbulkan arus
listrik. Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus bolak-balik
maka timbul garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi.
Kumparan sekunder satu inti dengan kumparan primer akan menerima garis

13
gaya magnet dari primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi
sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat
beda tegangan.

9. Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di


sisi beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down
(jumlah lilitan sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).

4. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)

Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan pembangkit listrik yang


memanfaatkan udara sebagai fluida kerja yang telah ditekan hingga menjadi
tekanan tinggi dibakar hingga dapat menggerakkan pesawat penggeraknya
yaitu turbin. Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas
sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi
energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga
menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin
dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar
poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor
atau yang lainnya). Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu
sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga
komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas. Turbin gas dirancang
dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi panas yang
dihasilkan dari proses pembaran bahan bakar diubah menjadi energi mekanis
dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai
dengan kebutuhannya.

14
Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut. Mula-mula udara dimasukkan ke
dalam kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel debu
tidak ikut masuk ke dalam kompresor tersebut. Pada kompresor, tekanan udara
dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini,
penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan
udara atau tidak. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan
udara untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses
pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dan dibakar. Pembakaran
bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggi
yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy
gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk
menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin, sisa gas panas tersebut dibuang
melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi,
maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin
dari lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi
ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium,
Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm). Turbin gas suatu
PLTG berfungsi untuk mengubah energi yang terkandung di dalam bahan bakar
menjadi mekanis. Fluida kerja untuk memutar

15
Turbin Gas adalah gas panas yang diperoleh dari proses pembakaran.
Proses pembakaran memerlukan tiga unsur utama yaitu :

1. Bahan Bakar

2. Udara

3. Panas

Dalam proses pembakaran ini bahan bakar disuplai oeh pompa bahan
bakar (fuel oil pump) apabila digunakan bahan bakar minyak, atau oleh kompresor
gas apabila menggunakan bahan bakar gas alam. Pada umumnya kompresor gas
disediakan oleh pemasok gas tersebut. Udara untuk pembakaran diperoleh dari
kompresor utama, sedangkan panas untuk awal pembakaran dihasilkan oleh
ignitor (busi). Proses pembakaran dilaksanakan didalam Combustion Chamber
(ruang bakar). Energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin gas digunakan untuk
memutar generator listrik, sehingga diperoleh energi listrik. Tentu saja untuk
dapat berjalannya operasi PLTG dengan baik perlu dilengkapi dengan alat-alat
bantu, kontrol, instrumentasi, proteksi, dan sebagainya.

5. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), adalah pembangkit yang


memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat utama untuk
menangkap, perubah dan penghasil listrik adalah Photovoltaic yang disebut secara
umum Modul / Panel Solar Cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah
menjadi listrik melalui proses aliran-aliran elektron negatif dan positif didalam cell
modul tersebut karena perbedaan elektron. Hasil dari aliran elektron-elektron
akan menjadi listrik DC yang dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery /
aki sesuai tegangan dan ampere yang diperlukan.
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah
cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu
bentuk enrgi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah
banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel

16
surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak
terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak
memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih
dan ramah lingkungan. Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian
yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik.
Suaranya bising. Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas
rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet
bumi kita.
Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya
1. Panel Surya :
Berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik. Bentuk moduler dari
panel surya
memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik untuk
berbagai
skala kebutuhan.
Komponen utama panel surya adalah modul yang merupakan unit rakitan
beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik
kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk
membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun
dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang
dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60ari biaya total. Jadi,
jika modul sel surya itu bias diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa
menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya
di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat
laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka
pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel
surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai.
Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah
melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan

17
pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup
canggih dan keuntungannya adalah harganya murah,bersih, mudah dipasang dan
dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam
pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan
harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan
subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Controller regulator
Controller regulator adalah alat elektronik pada system Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS).Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke
battery/accu (apabila battery/accu sdh penuh maka listrik dari modul surya tidak
akan dimasukkan ke battery/accu dan sebaliknya), dan dari battery/accu ke beban
(apabila listrik dalam battery/accu tinggal 20-30%, maka listrik ke beban otomatis
dimatikan.
3. Battrey ACCU
Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya (Solar
Panel) sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa
lampu penerangan atau peralatan elektronik dan peralatan lainnya yang
membutuhkan listrik.
4. InverterAC
Berfungsi merubah arus DC dari battrey ACCU 12volt menjadi arus AC
bertegangan 220v,arus yang di hasilkan oleh INVERTER sangatlah setabil, sehingga
sudah tidak memerlukan alat setabilizer lagi,serta aman dan berprotexion tinggi.
Sangat flexible dalam penempatan design pembangkit listrik tenaga matahari yang
praktis dan flexible.

18
Cara kerja dari pembangkit listrik jenis ini cukup sederhana. Komponen
utama dari sumber energi ini adalah sel foltovotaik. Sel tersebut memiliki peranan
untuk menangkap panas matahari yang kemudian akan diubah menjadi energi
listrik. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang lain, jenis pembangkit
listrik ini diklaim lebih ramah lingkungan, murah dan hampir tidak memiliki polusi
ataupun limbah.
Setelah panas matahari ditangkap oleh sel foltovotaik lalu panas tersebut
akan digunakan untuk memanaskan cairan yang selanjutnya menjadi uap yang
dihasilkan akan dipanaskan oleh sebuah generator yang akhirnya akan
menghasilkan listrik. Umumnya prinsip kerja dari pembangkit listrik jenis ini
hampir sama seperti cara kerja pembakaran bahan bakar fosil dalam
pengolahannya.

Yang membedakan dari pembangkit listrik bahan bakar fosil dan


pembangkit listrik tenaga matahari ini adalah uap yang dihasilkan bukan dari
pembakaran minyak fosil, akan tetapi dari tenaga surya atau cahaya matahari.

KELEBIHAN
· Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap
perubahan iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena panel

19
surya tidak memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon
dioksida.
· Panel surya memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah bentuk energi
paling berlimpah yang tersedia di planet .
· Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang sangat
rendah karena tidak ada bagian yang bergerak.
· Panel surya tidak memberikan kontribusi terhadap polusi suara dan bekerja
dengan sangat diam.

KEKURANGAN
· Panel surya masih relatif mahal.
· Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena banyak
sinar matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata panel
surya saat ini mencapai efisiensi kurang dari 20%.
· Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel surya.
· Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.
· Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan jika tidak dilakukan dengan hati-hati karena silikon, selenium,
kadmium, dan sulfur heksafluorida (merupakan gas rumah kaca), kesemuanya
dapat ditemukan di panel surya dan bisa menjadi sumber pencemaran selama
proses daur ulang.

6. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin)

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang


menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Sistem pembangkitan listrik
menggunakan angin sebagai sumber energi merupakan system alternatif yang
sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan salah satu energi yang
tidak terbatas di alam.

20
Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Angin

1. Turbin Angin
Turbin angin mengambil energi angin dengan menurunkan kecepatannya.
Untuk bisa mencapai 100% efisien, maka sebuah turbin angin harus menahan
100% kecepatan angin yang ada, dan rotor harus terbuat dari piringan solid dan
tidak berputar sama sekali, yang artinya tidak ada energi kinetik yang akan
dikonversi.
Energi angin bisa ditangkap dengan dua atau tiga buah bilah sudu yang
didesain seperti sayap pesawat terbang. Untuk mendapatkan kecepatan angin
yang cukup tinggi, konstan, dan tidak terlalu banyak turbulensi biasanya turbin
angin dipasang di atas sebuah menara pada ketinggian 30 meter atau lebih.
Bilah sudu yang digunakan berfungsi seperti sayap pesawat udara. Ketika
angin bertiup melalui bilah tersebut, maka akan timbul udara bertekanan rendah
di bagian bawah dari sudu, Tekanan udara yang rendah akan menarik sudu
bergerak ke area tersebut. Gaya yang ditimbulkan dinamakan gaya angkat.
Besarnya gaya angkat biasanya lebih kuat dari tekanan pada sisi depan bilah, atau
yang biasa disebut tarik. Kombinasi antara gaya angkat dan tarik menyebabkan
rotor berputar seperti propeler dan memutar generator. Turbin angin bisa
digunakan secara stand-alone, atau bisa dihubungkan ke jaringan transmisi atau
bisa dikombinasikan dengan sistem panel surya.
Untuk perusahaan listrik, sejumlah besar turbin angin dibangun
berdekatan untuk membentuk pembangkit listrik tenaga angin. Secara teori,
efisiensi maksimum yang bisa dicapai setiap desain turbin angin adalah 59%,
artinya energi angin yang bisa diserap hanyalah 59%. Jika faktor-faktor seperti
kekuatan dan durabilitas diperhitungkan, maka efisiensi sebenarnya hanya 35 -
45%, bahkan untuk desain terbaik. Terlebih lagi jika ditambah inefisiensi sistem
wind turbin lengkap, termasuk generator, bearing, transmisi daya dan sebagainya,
hanya 10-30% energi angin yang bisa dikonversikan ke listrik.

21
2. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan mempunyai rasio sekitar 1:60.
3. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar
bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang
karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator
ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja
yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan putaran
yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran
ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih
diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus, karena
tidak dapat menahan arus yang cukup besar.
4. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin
angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik.
Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator
dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros
terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan
dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan
oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini
berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih
sinusoidal.
5. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari
angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh

22
karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi
listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika
kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan
akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan
sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin
angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun.
Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan
energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan
energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki kapasitas penyimpanan energi
yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga
(kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt. Kendala dalam menggunakan
alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC (Direct Current) untuk meng-
charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya AC
(Alternating Current).
6. Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang
sinusodal (AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter
berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi(aki/lainnya)
maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC. Karena
kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka
diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki
menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.
Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari
penggabungan dari bebrapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan
listrik. Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi
angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas
angin (bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun
menggunakan angin untuk menghasilkan listrik).

23
Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk
memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator
mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan
elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang
bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentukloop.

Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks
pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan
tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini
disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh
masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa
AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan.
Kelebihan:
 Ramah lingkungan
 Berasal dari sumber energi terbarukan
 Dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan
Kekurangan:
 Tidak meratanya ketersediaan angin di tiap daerah
 Biaya instalasi masih relatif tinggi
 Dipengaruhi oleh faktor alami/cuaca
7. PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau Geothermal Power


Plant merupakan bentuk pembangkit listrik yang mengandalkan uap panas alami
untuk menggerakan turbin. Prosesnya ialah dengan mengumpulkan uap dari
sumur ke dalam suatu tempat untuk dibersihkan dari partikel-partikel berat
seperti sodium, calsium, flour, dan lain-lain. Setelah itu, uap dimasukan ke dalam
turbin dan menggerakan turbin yang terhubung dengan generator.

24
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal
Terdapat tiga macam teknologi yang digunakan untuk mengkonversi panas
yang bertemperatur tinggi menjadi listrik, yaitu:
a. Flash Steam Power Plant
Pada tipe ini cairan panas merupakan energi utama untuk menggerakan
turbin. Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235
derajat celcius) dan air yang tersedia direservoir amat sedikit jumlahnya. Teknologi
ini merupakan teknologi tertua yang telah digunakan diLardarello, Italia pada
tahun 1904.
Pada umumnya cairan ini berupa cairan asin yang disebut brine dan
megandung banyak mineral. Cairan ini tidak bisa langsung disalurkan melalui pipa
karena dapat menyebabkan korosi. Cairan ini harus dipisahkan antara air dan
uap. Uap yang telah dipisahkan disalurkan ke pembangkit melalui pipa. Uap
dikumpulkan pada suatu wadah dan kemudian digunakan untuk menggerakkan
turbin. Uap yang meninggalkan turbin dikondensasikan untuk memaksimalkan
kinerja turbin. Pada umumnya uap tersebut dikondensasi dengan cara direct
contact condenser.

Jenis ini sesuai untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang
tinggi. Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP
Dieng 1 x 200. Jika uap keringyang tersedia dalam jumlah yang lebih besar, dapat
dipergunakan PLTP jenis Condensing, dan dipergunakan kondensor dengan

25
kelengkapannya yang seperti menara pendingin dan pompa. Tipe inisesuai untuk
kapasitas yang lebih besar. Seperti contohnya adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW
dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW.
b. Dry Steam Power Plant
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas
suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power
Plants. Tipe ini menggunakan uap basah sebagai sumber energinya. Uap ini perlu
dipisahkan antara air dan uapnya. Pada awalnya uap basah yang keluar berasal
dari cairan bertemperatur tinggi yang ada di perut bumi. Uap basah
biasanyamengandung 20% uap dan 80% air. Berdasarkan hal ini diperlukan
separator untuk proses pemisahannya. Uap yang sudah dipisahkan diteruskan ke
turbin untuk menggerakkan generator, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke
dalam perut bumi. Proses penyuntikan air ini selain untuk menjaga keseimbangan
air dalam tanah, air yang sudah diinjeksi akan mengalami proses pemanasan
lagi yang nantinya dapat dimanfaatkan. Tipe ini merupakan tipe yang sering
digunakan di Indonesia.Contohnya adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.

c. Binary Cycle Power Plant


Pada tipe ini batuan panas merupakan sumber energinya. Batuan panas
pada perut bumimerupakan akibat dari kontak dengan sumber panas bumi yaitu
magma. Teknologi ini dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu antara 90o -
175o C. Pada proses pemanfaatannya, air disuntikan ke dalam batuan panas dan

26
nantinya akan diambil uap panas dari proses tersebut. Uap panas ini digunakan
sebagai penggerak turbin karena letak sumber batuan panas ini jauh di dalam
perut bumi. Untuk pemanfaatannya diperlukan teknik pengeboran khusus yang
memerlukan biaya yang relatif tinggi. Keuntungan dari teknologi binary-
cycle ini adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi bersuhu
rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi, karena alasan tersebut
teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa yang akan
datang. Sedangkan kedua teknologi yang dijelaskan sebelumnya menghasilkan
emisi karbon dioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding
emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.

8. Pembangkit Listrik Tenaga Ombak


Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-
gulung. Pembangkit listrik tenaga ombak adalah suatu pembangkitan energi listrik
yang merubah energi mekanik gelombang ombak menjadi energi
listrik. Merupakan energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan
tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang, yang mana pembangkitan
energi ini akan terjadi di lepas pantai yang memiliki laju ombak besar
(stabil). Energi ombak dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, seperti
saat ini telah didirikan sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di
Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water Column.

27
Secara umum, sistem kerja pembangkit listrik tenaga gelombang laut
sangat sederhana. Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian tertentu di
pantai dan ujungnya dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak
yang datang ke pantai, air dalam tabung beton tersebut mendorong udara di
bagian tabung yang terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya terjadi saat ombat
surut. Gerakan udara yang berbolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk
memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik. Terdapat
alat khusus yang dipasang pada turbin sehingga turbin berputar hanya pada satu
arah walaupun arus udara dalam tabung beton bergerak dalam 2 arah.
Ada 2 cara untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi listrik, yaitu
dengan sistem off-shore (lepas pantai) atau on-shore (pantai).
1. Sistem off-shore
Dirancang pada kedalaman 40 meter dengan mekanisme kumparan
yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi. Listrik
dihasilkan dari gerakan relatif antara pembungkus luar (external hull) dan
bandul dalam (internal pendulum). Naik-turunnya pipa pengapung di
permukaan yang mengikuti gerakan gelombang berpengaruh pada pipa
penghubung yang selanjutnya menggerakkan rotasi turbin bawah laut. Cara
lain untuk menangkap energi gelombang laut dengan sistem off-shore adalah
dengan membangun sistem tabung dan memanfaatkan gerak gelombang
yang masuk ke dalam ruang bawah pelampung sehingga timbul perpindahan
udara ke bagian atas pelampung. Gerakan perpindahan udara inilah yang
menggerakkan turbin.
2. Sistem on-shore
Ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu channel system, float
system, dan oscillating water column system. Secara umum, pada prinsipnya,
energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini mengaktifkan generator
secara langsung dengan mentransfer gelombang fluida (air atau udara
penggerak) yang kemudian mengaktifkan turbin generator.

28
a. Float System
Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakan vertikal dan
rotasional pelampung dan dapat ditambatkan pada untaian rakit yang
mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut dan dihubungkan dengan
engsel Cockerell. Gerakan pelampung ini menimbulkan tekanan hidrolik yang
kemudian diubah menjadi listrik. Menurut penelitian, deretan rakit sepanjang
1000 km akan mampu membangkitkan energi listrik yang setara dengan 25000
MW.
b. Oscillating Water Column System
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang
dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan
mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan
menggerakkan turbin. Sederhananya, OWC merupakan salah satu sistem dan
peralatan yang dapat mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik
dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akan menangkap energi
gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau
osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan
menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik
sehingga menghasilkan listrik.
c. Channel System (Wave Surge atau Focusing Devices)
Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal
meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang
dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang dan menyalurkannya
melalui saluran ke dalam bangunan penjebak seperti kolam buatan (lagoon) yang
ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan
untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar
hydropower.

9. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

29
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik
thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir
pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat
bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water
reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang
dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit
baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1.

Pada dasarnya sistem kerja dari PLTN sama dengan pembangkit listrik
konvensional, yaitu: air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Ulang
yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap.
Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga
menghasilkan tenaga listrik. Satu gram U-235 setara dengan 2650 batu bara.

Pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang


sama,dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reactor
nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara
terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan
bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx,
juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang
dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang
ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN,
adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini
untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN.

30
Pada dasarnya prinsip kerja pembangkit listrik tenaga nuklir sama hal nya
dengan PLTU berbahan bakar fosil lainnya,tapi yang membedakan antara dua jenis
pembangkit listrik itu adalah sumber panasnya.Dimana PLTN mendapatkan suplai
panas dari reaksi nuklir, sedang PLTU mendapatkan suplai panas dari pembakaran
bahan bakar fosil seperti batu bara atau minyak bumi.

Untuk memproduksi energy listrik maka di rancang sebuah reaktror yang di


sebut reaktro daya . Reaktor ini memanfaat panas hasil reaksi fisi, pada saat reaksi
fisi terdapat kelebihan elektron, kemudian elekron ini akan di serap oleh batang
kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, “maka reaktor daya dirancang
berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW”. beberapa proses
yang di lakukan dalam PLTN adalah sebagai berikut:
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam
bentuk panas yang sangat besar
2. Dari reaksi nuklir maka akan menghasilkan panas yang akan digunakan untuk
menguapkan air pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder
bergantung pada tipe reaktor nuklir yang digunaka

31
3. Uap air yang dihasilkan yang bersifat energy kinetik akan di gunakan untuk
menggerakkan turbin yang tersambung dengan generator, sehingga
mengasilkan listrik.
Secara sederhana, rancangan PLTN terdiri dari boiling waterreactor yang
akan mendidihkan air, proses mendidihkan air ini terjadi setelah ada reaksi nuklir
fisi, secara bertubi-tubi, di dalam reaktor yang akan menimbulkan panas lalu
dialirkanlah air didalamnya. Kemudian uap panas masuk keturbin dan
turbin berputar yang tersambung pada poros yang sama dengan generator yang
akan menghasilkan listrik.
Reaktor nuklir merupakan alat yang terdiri dari Bagian utama dari reaktor
nuklir yaitu: elemen bakar (batang-batang bahan bakar), perisai (perisai termal),
moderator dan elemen kendali. di dalamnya terdapat proses reaksi berantai
berlasung dan di kendalikan oleh alat yang di sebut batang kendali agar bahan
bakar yaitu uranium tetap terjaga, selain itu di dalam reaktor tersebut terdapat
bahan-bahan fisi dimana proses reaksi berantai terjadi terus menerus tanpa
berhenti ( pembelahan inti atom ).

32

Anda mungkin juga menyukai