Anda di halaman 1dari 21

I.

GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI


Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi) adalah beda potensial yang terjadi
pada ujung-ujung kumparan karena pengaruh induksi elektromagnetik. Dalam bentuk
yang sederhana, transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik
terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai relaktansi
yang rendah.Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika
salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik
timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan
atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi (sesuai dengan induksi elektromagnet)
dari hukum faraday, Bila arus bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul
gaya gerak listrik (ggl).

Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang
mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang
dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan
sekunder akan berubah polaritasnya. Adanya arus listrik ditunjukkan dengan bergeraknya
jarum amperemeter, terjadinya arus listrik hanya terjadi pada saat ada gerak relatif antara
magnet dengan kumparan, arus tidak terjadi jika kumparan dan magnet sama-sama diam.
Peristiwa timbulnya beda potensial pada ujung-ujung kawat penghantar bila terjadi
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet yang dilingkupi kumparan dinamakan induksi
elektromagnetik. Beda potensial yang terjadi pada ujung-ujung kumparan disebut ggl
induksi (gaya gerak listrik induksi) dan arus listrik yang timbul disebut arus listrik
induksi.
Untuk mencari GGL yang dibangkitkan maka persamaan yang digunakan:
II. PENGERTIAN TRANSFORMATOR

Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie
yang berarti perubahan. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain, melalui gandeng magnet. Maksud dari pengubahan taraf tersebut
diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220 VAC ke 12 VAC ataupun
menaikkan Tegangan dari 110 VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja
berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan
yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat
penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang
berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan
kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan
yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya
menggunakan tegangan AC 220Volt. Trafo satu fasa sama seperti trafo pada umumnya
hanya penggunaannya untuk kapasitas kecil. Tegangan dan arus pada kumparan primer
dan kumparan sekunder dapat diubah ubah sesuai dengan yang dikehendaki.

III. PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR


Prinsip kerja dari sebuah transformator pada umumnya adalah:
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke
kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl
induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir
pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang
dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan
sekunder akan berubah polaritasnya.

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah
lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Keterangan:
Vp= tegangan primer (V)
Vs = tegangan sekunder (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Prinsip kerja trafo 1 fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan
(sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena
kumparan menpunyai inti, arus I1, menimbulkan fluks magnet yang juga berubah – ubah,
pada intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah –ubah, pada kumparan primer
akan timbul GGL induksi.

IV. RANGKAIAN EKIVALEN


Rangkaian Ekivalen Transformator Fluks yang dihasilkan oleh arus pemagnetan
Im tidak seluruhnya merupakan Fluks Bersama (ФM), sebagian darinya hanya mencakup
kumparan pimer (Ф1) atau mencakup kumparan sekunder (Ф2) saja dalam model
rangkaian ekivalen yang dipakai untuk menganalisis kerja suatu transformator, adanya
fluks bocor Ф1 dengan mengalami proses transformasi dapat ditunjukan sebagai
reaktansi X1 dan fluks bocor Ф2 dengan mengalami proses transformasi dapat ditunjukan
sebagai reaktansi X2 sedang rugi tahanan ditunjukan dengan R1 dan R2, dengan demikian
model rangkaian dapat dituliskan seperti gambar berikut:

Rangkaian ekivalen sebuah transformator


Dari rangkaian di atas dapat dibuat vektor diagramnya sebagai terlukis pada gambar
berikut ini:

Vektor diagram rangkaian pengganti

Dari model rangkaian diatas dapat pula diketahui hubungan penjumlahan vektor:
V1 = E1 + I1X1
E2 = V2 + I2R2 + I2X2
atau E1 = a.E2

hingga :
E1 = a(I2ZL + I2R2 + I2X2)

Karena
I’2/I’2 = N2/N1 = 1/a atau I2 = a.I’2

maka
E1 = a2 I’2 ZL + a2 I’2 X2

dan
V1 = a2 I’2 ZL + a2 I’2 R2 + a2 I’2 X2 + I1 R1 + I1 X1

Persamaan terakhir mengandung pengertian bahwa apabila parameter rangkaian sekunder


dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya perlu dikalikan dengan faktor a.
Sekarang model rangkaian menjadi seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Rangkaian pengganti dilihat dari isi primer

Untuk memudahkan analisis (perhitungan), model rangkaian tersebut dapat diubah.


Apabila semua parameter sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya
perlu dikalikan dengan faktor a2, dimana a = E1/E2. Sekarang model rangkaian menjadi
sebagai terlihat pada gambar berikut.

Parameter sekunder pada rangkaian primer

Maka didapat hasil perhitungan sebagai berikut :


Rek = R1+ a2R2 (ohm)
Xek= X1+ a2X2(ohm)

Sehingga rangkaian di atas dapat diubah seperti gambar di bawah ini :

Hasil akhir penyederhanaan rangkaian ekivalen transformator


Parameter transformator yang terdapat pada model rangkaian (rangkaian ekivalen) Rc,
Xm,Rek dan Xek dapat ditentukan besarnya dengan dua macam pengukuran yaitu
pengukuran beban nol dan pengukuran hubungan singkat.

Vektor diagram rangkaian di atas untuk beban dengan faktor kerja terkebelakang dapat
dilukiskan pada gambar berikut ini.

V. AUTOTRANSFORMATOR

Autotransformator adalah transformator dengan satu belitan digunakan untuk


primer dan sekunder. Lilitan tunggal ini "disadap" pada berbagai titik sepanjang
panjangnya untuk memberikan persentase supply tegangan primer melintasi beban
sekundernya. Kemudian Autotransformator memiliki inti magnetik biasa namun hanya
memiliki satu belitan, yang umum terjadi pada rangkaian primer dan sekunder.

Oleh karena itu dalam Autotransformator, lilitan primer dan sekunder dihubungkan
secara elektrik dan magnetis. Keuntungan utama dari jenis desain transformator ini
adalah dapat dibuat jauh lebih murah untuk tingkat VA yang sama, namun kerugian
terbesar dari sebuah Autotransformator adalah tidak memiliki isolasi lilitan primer /
sekunder dari transformator luka ganda konvensional.

Bagian lilitan yang ditunjuk sebagai bagian primer dari lilitan dihubungkan ke sumber
listrik AC dengan bagian sekunder dari lilitan primer ini. Sebuah Autotransformator juga
dapat digunakan untuk menggerakkan tegangan supply ke atas atau ke bawah dengan
membalikkan koneksi.

Simbol Autotransformator

Step-down autotransformator

Step-up autotransformator
 AUTOTRANSFORMATOR SEDERHANA

Ketika arus primer IP mengalir melalui lilitan tunggal ke arah panah seperti yang
ditunjukkan, arus sekunder, IS , mengalir ke arah yang berlawanan. Oleh karena
itu, dalam porsi yang berkelok-kelok yang menghasilkan tegangan sekunder,
VS arus yang mengalir keluar dari belitan adalah perbedaan IP dan IS.

Autotransformator juga dapat dibangun dengan lebih dari satu titik penyadapan
tunggal. Auto-transformator dapat digunakan untuk memberikan titik tegangan
yang berbeda sepanjang lilitannya atau meningkatkan voltase supply sehubungan
dengan voltase supply VP seperti yang ditunjukkan.

 KEUNTUNGAN AUTOTRANSFORMATOR
1. Lebih murah karena lebih sedikit membutuhkan tembaga
2. Volume yang lebih kecil dan lebih ringan
3. Efisiensinya lebih tinggi
4. Pengaturan tegangan persentase lebih kecil
5. Tegangan output variabel kontinyu dapat dicapai jika kontak geser
digunakan
 KERUGIAN AUTOTRANSFORMATOR
1. Belitan hanya satu ukuran penampang
2. Tenaga yang disalurkan relatif kecil
3. Pada sisi-sisi primer atau sekunder untuk arus yang kecil harus lewat
penampang yang besar
4. Perbandingan transformasi terbatas, dibuat sebesar mungkin untuk step-up
dan sekecil mungkin untuk step-down

VI. HUKUM-HUKUM DASAR TRANSFORMATOR

a. HukumMaxwell

Persamaan Maxwell apabila disedehanakan akan menjadi:

𝑯𝒍 = 𝑰𝑵

Keterangan:

H = kuat medan magnet

l = panjang jalur

I = arus listrik

N = jumlah lilitan

Hl=IN adalah Gaya Gerak Magnet (GGM) yang merupakan penghasil fluks

b. Hukum Induksi Faraday

Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja trafo adalah Hukum Induksi
Faraday. Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral garis suatu gaya listrik
melalui garis lengkung yang tertutup adalah berbanding lurus dengan perubahan
tersebut.

Rumus hukum induksi yang disederhankan:


𝒅∅
𝒆 = −𝑵
𝒅𝒕
Keterangan:

e = Gaya GerakListrik

N = jumlahlilitan

∅ = arus induksi /flux (weber)

VII. PERSAMAAN DASAR TRANSFORMATOR 1 FASA

Keterangan:
V1 = tegangan primer (V)
V2 = tegangan sekunder (V)
N1= jumlah lilitan primer
N2 = jumlah lilitan sekunder

VIII. DAYA TRANSFORMATOR

Keterangan:

ΦP = sudut fasa primer

ΦS = sudut fase sekunder.


Perhatikan bahwa karena kehilangan daya sebanding dengan kuadrat arus yang sedang
dikirim, yaitu: I2R , meningkatkan tegangan, katakanlah dua kali lipat (× 2) tegangan
akan menurunkan arus dengan jumlah yang sama, (÷ 2) sementara memberikan jumlah
daya yang sama ke beban dan oleh karena itu mengurangi kerugian dengan faktor 4.
Jika tegangan dinaikkan dengan faktor 10, arus akan turun dengan faktor yang sama
yang mengurangi keseluruhan kerugian dengan faktor 100

IX. KONTRUKSI TRANSFORMATOR 1 FASA


Dalam keadaan sederhana transformator mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1. Kumparan Primer yaitu kumparan trafo yang dihubungkan ke sumber tegangan.
2. Kumparan Sekunder yaitu kumparan trafo yang dihubungkan dengan beban.
3. Inti yang dibuat dari lapisan plat dinamo.
Keterangan:
VP =tegangan primer
VS =tegangan sekunder
NP =jumlah lilitan primer
NS =jumlah lilitan sekunder
Φ (phi) =hubungan fluks

Perhatikan bahwa dua lilitan coil tidak terhubung secara elektrik namun hanya
dihubungkan secara magnetis. Sebuah transformator satu fasa dapat beroperasi untuk
meningkatkan atau menurunkan tegangan yang diaplikasikan pada lilitan primer.
Ketika sebuah transformator digunakan untuk "meningkatkan" tegangan pada
lilitan sekundernya sehubungan dengan primer, ini disebut transformator Step-up .
Bila digunakan untuk "menurunkan" tegangan pada lilitan sekunder berkenaan dengan
primer, ia disebut transformator Step-down .

X. BAGIAN INTI TRANSFORMATOR


Fungsi utama inti trafo adalah sebagai jalan atau penghantar garis-garis gaya
magnet. Karena fluksi magnet yang mengalir pada inti trafo adalah fluksi bolak-balik,
untuk itu diperlukan persyaratan agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat ditekan
sekecil mungkin. Untuk itu biasanya inti trafo dibuat dari bahan plat baja silikon dengan
kadar silikonnya 4-5% dengan ketebalan 0,3 s/d 0,5mm.
Dipasaran tersedia bermacam-macam bentuk bentuk inti trafo dalam bermacam
ukuran.Yang perlu diperhatikan disini adalah cara penyusunan pelat-pelat inti trafo, harus
diusahakan serapat mungkin, sehingga tidak ada celah udara.
Untuk trafo satu fasa tersedia inti :
Bentuk Core ( UI ) : efesiensinya rendah
Bentuk Shell ( EI ) : efesiensinya dapat mencapai 80-90%
Yang dapat digunakan adalah inti yang tebalnya 0,5mm yang pada kerapatan fluksi (B)=
1Wb/m2, mempunyai kerugian besi (Pf)=2,3watt/kg

XI. LUAS PENAMPANG TRANSFORMATOR


Luas penampang inti trafo akan menentukan daya trafo. Jadi semakin luas penampang
suatu trafo akan mempunyai kapasitas daya yang semakin besar pula. Luas penampang
inti trafo harus mampu mengalirkan fluksi magnit seluruhnya tanpa menimbulkan panas
yang berlebihan. Untuk menentukan luas penampang inti yang diperlukan ,dapat
digunakan rumus emperis sebagai berikut :

Keterangan:
A = Luas penampang (cm2)
P = Daya out put trafo (VA)
f = frekuensi (Hz)
Karena inti trafo berupa plat plat tipis untuk mencapai luas penampang tertentu, harus
disusun berlapis-lapis. Penampang inti trafo dapat berbentuk bujur sangkar atau empat
persegi panjang .apabila luas penampang inti telah diketahui dan lebar inti sudah di pilih
maka jumlah plat inti trafo dapat di hitung yaitu :
Berat inti = volume bersih inti x berat jenis inti
dimana berat jenis inti = 7,8.
Untuk inti bentuk shell [ EI ] ukuran luas inti di tentukan lebar kaki tengahnya. Dipasaran
tersedia bermacam-macam ukuran antara lain E25 , E32 , E38 , E44 dan seterusnya.
Angka dibelakang huruf E menunjukkan lebar kaki tengah inti , sedangkan huruf E
menandakan bentuk shell

XII. JENIS TRANSFORMATOR BERDASARKAN LETAK KUMPARAN

Core type (jenis inti) yakni kumparan mengelilingiinti.

Shell type (jenis cangkang) yakni inti mengelilingibelitan

Trafo Jenis Inti Trafo Jenis Cangkang

XIII. SISTEM PENDINGINAN

Terdapat dua jenis pendingin pada transformator, diantaranya adalah:

1. Tipe Kering

a. AA : Pendingin udara natural

Udara disekitar digunakan untuk pendinginan. Metode ini biasanya dipakai


untuk transformator dengan kapasitas daya sampai dengan 1,5 MVA.

b. AFA : Pendinginan udara terpompa

Udara ditiupkan paksa ke permukaan tangki untuk menambah laju disipasi


panas.Kipas-kipas pendingin dinyalakan saat temperatur pada belitan meningkat
di atas batas yang diperbolehkan.

2. Tipe Basah

a. ONAN : Oil Natural Air Natural

Pada tipe ini udara dan oil akan bersikulasi dengan alami. Perputaran oil
akandipengaruhi oleh suhu dari oil tersebut. Metode ini banyak digunakan oleh
transformator dengan kapasitas daya sampai dengan 30 MVA.Transformator
dipasangi radiator tipe sirip untuk sirkulasi minyak secara alami/natural.

b. ONAF : Oil Natural Air Forced

Pada tipe ini oil akan bersikulasi dengan alami namun saat oil melalui radiator
oil akan didinginkan dibantu dengan kipas/fan. Metode ini banyak digunakan
oleh transformator dengan kapasitas daya antara 30 MVA dan 60
MVA.Menggunakan radiator tipe sirip yang dilengkapi dengan kipas
pendingin.Kipas-kipas dinyalakan saat pembebanan yang berat saja.

c. OFAF : Oil Forced Air Forced

Pada tipe ini oil akan didinginkan dengan bantuan pompa agar sirkulasi semakin
cepat dan juga dibantu kipas/fan pada radiatornya. Khusus jenis trafo tenaga tipe
basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak trafo, terutama
trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi (tegangan
tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk
itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10 kV/mm )

2) Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak


dapat mengendap dengan cepat.

3) Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan


pendinginan menjadi lebih baik.

4) Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.
Tidak merusak bahan isolasi padat ( sifat kimia).

d. OFWF : Oil Forced Water Forced

Merupakan transformator dengan minyak sebagai pendingin belitan yang


bersirkulasi secara paksa atau buatan dan air sebagai pendingin luar yang
bersirkulasi secara paksa atau buatan.Transformator daya dengan rating daya
yang besar dan memiliki rentangpenggunaan daya yang lebar pada umumnya
menggunakan gabungan dari tiga jenis sistem pendingin, yaitu ONAN, ONAF,
dan OFAF.Biasanya transformator tersebut dilengkapi oleh sensor temperatur
analog.Sensor ini biasanya sudah diatur agar sistem pendingin dapat diubah
konfigurasinya ketika temperatur transformator mencapai batasan tertentu.
Misal ketika temperatur 0ºC – 50ºC digunakan sistem ONAN, antara 50ºC –
60ºC digunakan sistem ONAF (kipas angin menyala), dan ≥ 60ºC digunakan
sistem OFAF (pompa minyak menyala).

XIV. RUGI-RUGI TRANSFORMATOR


1. Kerugian tembaga

Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus
listrik yang mengalirinya.

Pcu = I2R

2. Kerugian besi

Rugi besi terdiri dari :

a. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya
dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material
inti reluktansi rendah.

Ph = Kh fBmaks watt

Kh = konstanta
Bmaks = fluks maksimum (weber)

b. Kerugian arus Eddy. Kerugian yang disebabkan oleh ggl masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan ggl. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi
tolakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan
inti berlapis-lapis.
Pa = Ka ƒBmaks watt

Jadi rugi besi (rugi inti) adalah :


Pi = Ph + Pa
XV. EFESIENSI TRANSFORMATOR

Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran


dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada transformator ideal efisiensinya
100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi tranformator selalu kurang dari 100 %.hal ini
karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi bunyi.

Efisiensi transformator dapat dihitung dengan:

Efisiensi trafo dinyatakan dalam angka persentase, pada faktor kerja cosφ=0,2 efisiensi
trafo mencapai sekitar 65%. Pada beban dengan faktor kerja cosφ=1,0, efisiensi trafo bisa
mencapai 90%
XVI. KEGUNAAN

Untuk keperluan apa tegangan atau arus suatu trasformator diubah, ada beberapa alasan
antaralain:
1. Digunakan untuk pengiriman tenagalistrik

2. Untuk menyesuaikantegangan

3. Untuk mengadakan pengukuran dari besaranlistrik

4. Untuk memisahkan rangkaian yang satu dengan yanglain

5. Untuk memberikan tenaga pada alattertentu

Trafo apabila ditinjau dari kegunaannya dapat dibedakan menjadi bermacam macam
antara lain:
1. Trafo tenaga, ada 2 macamyaitu:

a. Trafo penaik tegangan (stepup)

b. Trafo penurun tegangan (stepdown)

2. Trafo distribusi

3. Trafo pengukuran, ada 2 macamyaitu:

a. Trafo tegangan

b. Trafo arus

4. Trafo dengan bentukkhusus,misal:

a. Trafo pemberidaya

b. Trafo pengaturtegangan

c. Trafo las
CONTOH SOAL

1. The single phase transformer feeding a soil warming system is supplied at 230 kV, 50
Hz, and must provide a 10 V output. the full load secondary current is 180 A, and the
secondary has 45 turns.
a. The output kVA of the unit
𝑉₂𝐼₂ 10 × 180
= = 1,8 𝑘𝑉𝐴
1000 1000
b. The number of primary turns
𝑉₁ 𝑁₁
=
𝑉₂ 𝑁₂
𝑉₁ 230
𝑁₁ = 𝑁₂ = 45 × = 1035 𝑡𝑢𝑟𝑛
𝑉₂ 10
c. The full load primary current
𝑉₁ 𝐼₂
=
𝑉₂ 𝐼₁
𝑉₂ 10
𝐼₁ = 𝐼₂ = 180 × = 7,83 𝐴
𝑉₁ 230
d. The volts per turn
𝑉₁ 230
𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟𝑦 = = = 0,222
𝐼₁ 1035
𝑉₂ 10
𝑆𝑟𝑐𝑜𝑛𝑑𝑎𝑟𝑦 = = = 0,222
𝐼₂ 45

2. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5 A. Jika jumlah
lilitan primer dan sekunder masing-masing 100 dan 800, berapakah efisiensi trafo?

η = (Is x Ns/ Ip x Np) x 100%


η = (0,5 A x 800/ 0,8 A x 1000) x 100%
η = (400/ 800) x 100%
η = 0,5 x 100%
η = 50%
Jadi, efisiensi trafo sebesar 50%.

Anda mungkin juga menyukai