Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang
mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang
dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan
sekunder akan berubah polaritasnya. Adanya arus listrik ditunjukkan dengan bergeraknya
jarum amperemeter, terjadinya arus listrik hanya terjadi pada saat ada gerak relatif antara
magnet dengan kumparan, arus tidak terjadi jika kumparan dan magnet sama-sama diam.
Peristiwa timbulnya beda potensial pada ujung-ujung kawat penghantar bila terjadi
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet yang dilingkupi kumparan dinamakan induksi
elektromagnetik. Beda potensial yang terjadi pada ujung-ujung kumparan disebut ggl
induksi (gaya gerak listrik induksi) dan arus listrik yang timbul disebut arus listrik
induksi.
Untuk mencari GGL yang dibangkitkan maka persamaan yang digunakan:
II. PENGERTIAN TRANSFORMATOR
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie
yang berarti perubahan. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain, melalui gandeng magnet. Maksud dari pengubahan taraf tersebut
diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220 VAC ke 12 VAC ataupun
menaikkan Tegangan dari 110 VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja
berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan
yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat
penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang
berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan
kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan
yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya
menggunakan tegangan AC 220Volt. Trafo satu fasa sama seperti trafo pada umumnya
hanya penggunaannya untuk kapasitas kecil. Tegangan dan arus pada kumparan primer
dan kumparan sekunder dapat diubah ubah sesuai dengan yang dikehendaki.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah
lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Keterangan:
Vp= tegangan primer (V)
Vs = tegangan sekunder (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Prinsip kerja trafo 1 fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan
(sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena
kumparan menpunyai inti, arus I1, menimbulkan fluks magnet yang juga berubah – ubah,
pada intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah –ubah, pada kumparan primer
akan timbul GGL induksi.
Dari model rangkaian diatas dapat pula diketahui hubungan penjumlahan vektor:
V1 = E1 + I1X1
E2 = V2 + I2R2 + I2X2
atau E1 = a.E2
hingga :
E1 = a(I2ZL + I2R2 + I2X2)
Karena
I’2/I’2 = N2/N1 = 1/a atau I2 = a.I’2
maka
E1 = a2 I’2 ZL + a2 I’2 X2
dan
V1 = a2 I’2 ZL + a2 I’2 R2 + a2 I’2 X2 + I1 R1 + I1 X1
Vektor diagram rangkaian di atas untuk beban dengan faktor kerja terkebelakang dapat
dilukiskan pada gambar berikut ini.
V. AUTOTRANSFORMATOR
Oleh karena itu dalam Autotransformator, lilitan primer dan sekunder dihubungkan
secara elektrik dan magnetis. Keuntungan utama dari jenis desain transformator ini
adalah dapat dibuat jauh lebih murah untuk tingkat VA yang sama, namun kerugian
terbesar dari sebuah Autotransformator adalah tidak memiliki isolasi lilitan primer /
sekunder dari transformator luka ganda konvensional.
Bagian lilitan yang ditunjuk sebagai bagian primer dari lilitan dihubungkan ke sumber
listrik AC dengan bagian sekunder dari lilitan primer ini. Sebuah Autotransformator juga
dapat digunakan untuk menggerakkan tegangan supply ke atas atau ke bawah dengan
membalikkan koneksi.
Simbol Autotransformator
Step-down autotransformator
Step-up autotransformator
AUTOTRANSFORMATOR SEDERHANA
Ketika arus primer IP mengalir melalui lilitan tunggal ke arah panah seperti yang
ditunjukkan, arus sekunder, IS , mengalir ke arah yang berlawanan. Oleh karena
itu, dalam porsi yang berkelok-kelok yang menghasilkan tegangan sekunder,
VS arus yang mengalir keluar dari belitan adalah perbedaan IP dan IS.
Autotransformator juga dapat dibangun dengan lebih dari satu titik penyadapan
tunggal. Auto-transformator dapat digunakan untuk memberikan titik tegangan
yang berbeda sepanjang lilitannya atau meningkatkan voltase supply sehubungan
dengan voltase supply VP seperti yang ditunjukkan.
KEUNTUNGAN AUTOTRANSFORMATOR
1. Lebih murah karena lebih sedikit membutuhkan tembaga
2. Volume yang lebih kecil dan lebih ringan
3. Efisiensinya lebih tinggi
4. Pengaturan tegangan persentase lebih kecil
5. Tegangan output variabel kontinyu dapat dicapai jika kontak geser
digunakan
KERUGIAN AUTOTRANSFORMATOR
1. Belitan hanya satu ukuran penampang
2. Tenaga yang disalurkan relatif kecil
3. Pada sisi-sisi primer atau sekunder untuk arus yang kecil harus lewat
penampang yang besar
4. Perbandingan transformasi terbatas, dibuat sebesar mungkin untuk step-up
dan sekecil mungkin untuk step-down
a. HukumMaxwell
𝑯𝒍 = 𝑰𝑵
Keterangan:
l = panjang jalur
I = arus listrik
N = jumlah lilitan
Hl=IN adalah Gaya Gerak Magnet (GGM) yang merupakan penghasil fluks
Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja trafo adalah Hukum Induksi
Faraday. Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral garis suatu gaya listrik
melalui garis lengkung yang tertutup adalah berbanding lurus dengan perubahan
tersebut.
e = Gaya GerakListrik
N = jumlahlilitan
Keterangan:
V1 = tegangan primer (V)
V2 = tegangan sekunder (V)
N1= jumlah lilitan primer
N2 = jumlah lilitan sekunder
Keterangan:
Perhatikan bahwa dua lilitan coil tidak terhubung secara elektrik namun hanya
dihubungkan secara magnetis. Sebuah transformator satu fasa dapat beroperasi untuk
meningkatkan atau menurunkan tegangan yang diaplikasikan pada lilitan primer.
Ketika sebuah transformator digunakan untuk "meningkatkan" tegangan pada
lilitan sekundernya sehubungan dengan primer, ini disebut transformator Step-up .
Bila digunakan untuk "menurunkan" tegangan pada lilitan sekunder berkenaan dengan
primer, ia disebut transformator Step-down .
Keterangan:
A = Luas penampang (cm2)
P = Daya out put trafo (VA)
f = frekuensi (Hz)
Karena inti trafo berupa plat plat tipis untuk mencapai luas penampang tertentu, harus
disusun berlapis-lapis. Penampang inti trafo dapat berbentuk bujur sangkar atau empat
persegi panjang .apabila luas penampang inti telah diketahui dan lebar inti sudah di pilih
maka jumlah plat inti trafo dapat di hitung yaitu :
Berat inti = volume bersih inti x berat jenis inti
dimana berat jenis inti = 7,8.
Untuk inti bentuk shell [ EI ] ukuran luas inti di tentukan lebar kaki tengahnya. Dipasaran
tersedia bermacam-macam ukuran antara lain E25 , E32 , E38 , E44 dan seterusnya.
Angka dibelakang huruf E menunjukkan lebar kaki tengah inti , sedangkan huruf E
menandakan bentuk shell
1. Tipe Kering
2. Tipe Basah
Pada tipe ini udara dan oil akan bersikulasi dengan alami. Perputaran oil
akandipengaruhi oleh suhu dari oil tersebut. Metode ini banyak digunakan oleh
transformator dengan kapasitas daya sampai dengan 30 MVA.Transformator
dipasangi radiator tipe sirip untuk sirkulasi minyak secara alami/natural.
Pada tipe ini oil akan bersikulasi dengan alami namun saat oil melalui radiator
oil akan didinginkan dibantu dengan kipas/fan. Metode ini banyak digunakan
oleh transformator dengan kapasitas daya antara 30 MVA dan 60
MVA.Menggunakan radiator tipe sirip yang dilengkapi dengan kipas
pendingin.Kipas-kipas dinyalakan saat pembebanan yang berat saja.
Pada tipe ini oil akan didinginkan dengan bantuan pompa agar sirkulasi semakin
cepat dan juga dibantu kipas/fan pada radiatornya. Khusus jenis trafo tenaga tipe
basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak trafo, terutama
trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi (tegangan
tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk
itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
4) Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.
Tidak merusak bahan isolasi padat ( sifat kimia).
Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus
listrik yang mengalirinya.
Pcu = I2R
2. Kerugian besi
a. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya
dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material
inti reluktansi rendah.
Ph = Kh fBmaks watt
Kh = konstanta
Bmaks = fluks maksimum (weber)
b. Kerugian arus Eddy. Kerugian yang disebabkan oleh ggl masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan ggl. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi
tolakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan
inti berlapis-lapis.
Pa = Ka ƒBmaks watt
Efisiensi trafo dinyatakan dalam angka persentase, pada faktor kerja cosφ=0,2 efisiensi
trafo mencapai sekitar 65%. Pada beban dengan faktor kerja cosφ=1,0, efisiensi trafo bisa
mencapai 90%
XVI. KEGUNAAN
Untuk keperluan apa tegangan atau arus suatu trasformator diubah, ada beberapa alasan
antaralain:
1. Digunakan untuk pengiriman tenagalistrik
2. Untuk menyesuaikantegangan
Trafo apabila ditinjau dari kegunaannya dapat dibedakan menjadi bermacam macam
antara lain:
1. Trafo tenaga, ada 2 macamyaitu:
2. Trafo distribusi
a. Trafo tegangan
b. Trafo arus
a. Trafo pemberidaya
b. Trafo pengaturtegangan
c. Trafo las
CONTOH SOAL
1. The single phase transformer feeding a soil warming system is supplied at 230 kV, 50
Hz, and must provide a 10 V output. the full load secondary current is 180 A, and the
secondary has 45 turns.
a. The output kVA of the unit
𝑉₂𝐼₂ 10 × 180
= = 1,8 𝑘𝑉𝐴
1000 1000
b. The number of primary turns
𝑉₁ 𝑁₁
=
𝑉₂ 𝑁₂
𝑉₁ 230
𝑁₁ = 𝑁₂ = 45 × = 1035 𝑡𝑢𝑟𝑛
𝑉₂ 10
c. The full load primary current
𝑉₁ 𝐼₂
=
𝑉₂ 𝐼₁
𝑉₂ 10
𝐼₁ = 𝐼₂ = 180 × = 7,83 𝐴
𝑉₁ 230
d. The volts per turn
𝑉₁ 230
𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟𝑦 = = = 0,222
𝐼₁ 1035
𝑉₂ 10
𝑆𝑟𝑐𝑜𝑛𝑑𝑎𝑟𝑦 = = = 0,222
𝐼₂ 45
2. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5 A. Jika jumlah
lilitan primer dan sekunder masing-masing 100 dan 800, berapakah efisiensi trafo?