OLEH :
KELOMPOK VI
Rasio yang akan dibandingkan adalah nilai awal (nilai desainnya, factory report
atau site test report) dengan nilai pengujian terakhir. Sehingga dapat diketahui rasio
dari alat listrik tersebut masih sesuai atau tidak.
yang mana:
Idealnya tranformator mempunya daya input sama dengan daya output, dalam
persamaan :
Input VA = Output VA
Toleransi yang diijinkan berdasarkan Standard ANSI C57 adalah 0,5 % terhadap
teraannya.
1. Untuk Rangkaian 1 (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak terhubung)
2. Untuk Rangkaian 1 (hubungkan 2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak
terhubung dan lepaskan Netral 1)
3. Untuk Rangkaian 2 (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak terhubung)
No Titik Ukur Tegangan (V)
SISI PRIMER
1 1U1 – 1V1 395
2 1V1 – 1W1 396,7
3 1W1 – 1U1 393,1
4 1U1 – 1U2/N (primer) 226,5
5 1V1 – 1V2/N (primer) 228,7
6 1W1 – 1W2/N (primer) 227,9
SISI SEKUNDER 1
1 2U1 – 2V1 207,3
2 2V1 – 2W1 208,3
3 2W1 – 2U1 206,5
4 2U1 – 2U2/N (sekunder 1) 119,4
5 2V1 – 2V2/N (sekunder 1) 120,3
6 2W1 – 2W2/N (sekunder 1) 119,8
SISI SEKUNDER 2
1 3U1 – 3V1 207,2
2 3V1 – 3W1 208,2
3 3W1 – 3U1 206,5
4 3U1 – 3U2/N (sekunder 2) 119,4
5 3V1 – 3V2/N (sekunder 2) 120,3
6 3W1 – 3W2/N (sekunder 2) 119,8
4. Untuk Rangkaian 2 (hubungkan 2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak
terhubung dan lepaskan Netral 1)
No Titik Ukur Tegangan (V)
SISI PRIMER
1 1U1 – 1V1 394,6
2 1V1 – 1W1 396,4
3 1W1 – 1U1 393,1
4 1U1 – N (primer) 226,5
5 1V1 – N (primer) 228,7
6 1W1 – N (primer) 228,1
SISI SEKUNDER
1 2U1 – 2V1 415,4
2 2V1 – 2W1 417,2
3 2W1 – 2U1 413,5
4 2U1 – 2U2/N (sekunder 2) 238,5
5 2V1 – 2V2/N (sekunder 2) 240,4
6 2W1 – 2W2/N (sekunder 2) 239,5
VII. Analisis Data
Praktikum kali ini tentang pengujian perbandingan belitan pada trafo. Pada
percobaan ini, dilakukan 4 percobaan pengukuran jumlah belitan sisi primer dan sisi
sekunder pada trafo. Alat ukur yang digunakan pada percobaan ini adalah voltmeter.
Tujuan dari pengujian ratio belitan sebuah trafo adalah untuk mendiagnosa adanya
masalah dalam antar belitan dan seksi-seksi sistem isolasi pada trafo. Pengujian ini akan
mendeteksi jika terjadi hubung singkat atau ketidaknormalan pada tap changer. Rasio
yang akan dibandingkan adalah nilai awal dengan nilai pengujian terakhir. Sehingga
dapat diketahui rasio dari alat listrik tersebut masih sesuai atau tidak
Untuk percobaan pertama, (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1), (2W2 dan 3W1 tidak
terhubung) untuk sisi primer, sisi sekunder 1 dan sisi sekunder 2. Dari data hasil
percobaan, diperoleh pada tabel data percobaan pertama diatas Dapat dilihat bahwa pada
tabel hasil percobaan, nilai tegangan pada sisi primer lebih besar dibandingan nilai
tegangan pada sisi sekunder. Dari hasil percobaan tersebut, dapat diketahui bahwa trafo
tersebut adalah trafo step-down.
Untuk percobaan kedua, dimana ditapping / dihubungkan yaitu (2U2 dan 3U1;
2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak terhubung dan melepaskan Netral 1) sisi sekunder 1
dan 2 digabungkan. Dari hasil percobaan yang diperoleh, dapat dilihat bahwa nilai
tegangan pada sisi primer juga lebih besar dibanding nilai tegangan pada sisi sekunder,
Untuk percobaan ketiga, dimana (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1
tidak terhubung) sisi primer, sisi sekunder 1 dan sisi sekunder 2. Dari hasil percobaan
yang diperoleh, dapat dilihat bahwa nilai tegangan pada sisi primer lebih besar
dibanding nilai tegangan pada sisi sekunder, sehingga dapat diketahui bahwa trafo
Untuk percobaan kedua, dimana ditapping / dihubungkan yaitu (2U2 dan 3U1;
2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak terhubung dan melepaskan Netral 1) sisi sekunder
1 dan 2 digabungkan. Dari hasil percobaan yang diperoleh, dapat dilihat bahwa nilai
tegangan pada sisi primer lebih kecil dibanding nilai tegangan pada sisi sekunder,
dan tegangan sekunder, sehingga diperoleh hasil sebesar 3,48. Sedangkan, untuk
diperoleh hasil sebesar 1,74. Pada hasil pengukuran sebenarnya, tidak diperoleh hasil
seperti di atas, karena adanya beberapa faktor , misalnya rugi-rugi pada belitan dan rugi-