Anda di halaman 1dari 17

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

KARAKTERISTIK PANEL SURYA

I Tujuan Percobaan
Setalah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui karakteristik panel surya akibat perubahan iradiasi,
2. Membuat kurva I-V dari panel surya berdasarkan perubahan
iradiasi,
3. Mengetahui perbedaan panel surya jenis monokristal dan
polikristal,
4. Menghitung faktor pengisian (fill factor) dari panel surya.
II Teori Dasar
Cahaya sinar matahari terdiri dari banyak warna, merupakan
gabungan foton inframerah berenergi-rendah (1.1 eV) dengan foton
ultraviolet berenergi-tinggi (3.5 eV) dan foton dengan cahaya yang
terlihat diantaranya. Gambar 1 menunjukkan spektrum dari energi
solar (tenaga surya) yang jatuh pada suatu bidang, yang secara
langsung menghadap matahari, di luar atmosfer bumi pada jarak rata-
rata antara matahari dan bumi. Area/ luasan di bawah kurva adalah
energi total dalam spektrum yang dikenal sebagai “Solar Constant” 𝐺0,
sebesar 1367 Watt per meter persegi (W/m 2). Radiasi energi dalam
spektrum yang dapat terlihat (visible spectrum) sekitar 43% dari total
dan 52% dalam inframerah dan 5% ultraviolet [1]. Berdasarkan [2],
bahwa 1000 W/m2 setara dengan 120000 Lux atau 1 W/m 2 = 119.97
Lux.
Proses perubahan energi surya menjadi energi listrik ini terjadi
pada photovoltaic (PV). Secara harfiah, photovoltaic (PV) berasal dari
dua kata photo dan volt, yang mempunyai arti cahaya listrik. Sel surya
merupakan komponen terkecil penyusun suatu panel surya yang
merupakan elemen aktif (semikonduktor) dengan memanfaatkan efek
photovoltaic untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik. Sel
surya pada umumnya menggunakan bahan Silicon dan memiliki
ketebalan minimum 0,3 mm dan biasanya menghasilkan tegangan 0,5
Volt [1,3]. Secara fisik sel PV sangat mirip dengan Diode p-n (Gambar

Halaman 1 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

1a). Ketika cahaya mengenai permukaan sel surya, beberapa foton


dari cahaya diserap oleh atom semikonduktor untuk membebaskan
elektron dari ikatan atomnya sehingga menjadi elektron yang
bergerak bebas. Adanya perpindahan elektron-elektron inilah yang
menyebabkan terjadinya arus listrik seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 1a. Sebuah sel PV secara fisik ditunjukkan oleh Gambar 1b
dan panel PV pada Gambar 1c. Sebuah panel PV tersusun secara
seri dan paralel yang disesuaikan dengan tegangan dan keluaran
yang diinginkan.

(a) (b) (c)


Gambar 1. (a) Efek solar cell mengubah energi foton menjadi arus [3],
(b) sel sel surya dan (c) panel/modul surya.

Sel PV yang digunakan sampai saat ini telah mengalami


perkembangan sebanyak 3 generasi [4].
1. Generasi pertama
Teknologi pertama adalah teknologi yang menggunakan bahan
silikon kristal tunggal (Mono-crystalline). Jenis sel ini dapat dilihat
pada Gambar 2(a). Teknologi ini dalam mampu menghasilkan sel
surya dengan efisiensi yang sangat tinggi yang mencapai 16 sampai
17%. Masalah terbesar yang dihadapi dalam pengembangan silikon
kristal tunggal ini adalah bahwa untuk dapat diproduksi secara
komersial sel
Halaman 2 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

surya ini harganya sangat mahal sehingga membuat solar sel panel
yang dihasilkan menjadi tidak efisien sebagai sumber energi alternatif.
Teknologi yang kedua adalah dengan menggunakan wafer
silikon poli kristal, seperti pada Gambar 2(b). Saat ini, hampir
sebagian besar panel solar sel yang beredar di pasar komersial
berasal dari screen printing jenis silikon poli kristal ini. Wafer silikon
poli kristal dibuat dengan teknologi casting berupa balok silikon dan
dipotong-potong dengan metode wire-sawing menjadi kepingan
(wafer), dengan ketebalan sekitar 250-350 mikrometer. Dengan
teknologi ini bisa diperoleh sel surya lebih murah meskipun tingkat
efisiensinya lebih rendah jika dibandingkan dengan silikon kristal
tunggal.

(a) (b)
Gambar 2. Sel PV (a) poli kristal dan (b) kristal tunggal

2. Generasi kedua
Generasi kedua adalah sel surya yang dibuat dengan teknologi
lapisan tipis (thin film). Teknologi pembuatan sel surya dengan lapisan
tipis ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya pembuatan solar sel
mengingat teknologi ini hanya menggunakan kurang dari 1% dari
bahan baku silikon jika dibandingkan dengan bahan baku untuk tipe
poli kristal.
Jenis sel thin film ini yaitu Cadmium telluride (CdTe) yang
memiliki tingkat efisiensi 9-11%. Copper indium gallium diselenide
(CIGS) memiliki efisiensi 10-12%, dengan efisiensi tertinggi yang
pernah diproduksi dalam skala lab adalah 21.7%, serta Amorphous
thin-film silicon (a-Si, TF- Si) yang memiliki efisiensi terendah 6-8%.

Halaman 3 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

(a) (b) (c)


Gambar 3. (a) sel CdTe, (b) CIGS dan (c) a-Si, TF- Si

Keunggulan lainnya dengan menggunakan tipe lapisan tipis


adalah semikonduktor sebagai lapisan solar sel bisa dideposisi pada
substrat yang lentur sehingga menghasilkan divais solar sel yang
fleksibel. Persoalannya adalah material ini belum dapat diterima
dengan baik karena mengandung unsur cadmium. Bila rumah yang
atapnya dipasang sel surya CdTe terbakar, unsur cadmium ini akan
menimbulkan polusi yang membahayakan.
3. Generasi ketiga
Penelitian agar harga solar sel menjadi lebih murah selanjutnya
memunculkan teknologi generasi ketiga yaitu teknologi pembuatan sel
surya dari bahan polimer atau disebut juga dengan sel surya organik
dan sel surya foto elektrokimia. Sel Surya organic dibuat dari bahan
semikonduktor organik seperti polyphenylene vinylene dan fullerene.
Pada solar sel generasi ketiga ini photon yang datang tidak harus
menghasilkan pasangan muatan seperti halnya pada teknologi
sebelumnya melainkan membangkitkan exciton. Exciton inilah yang
kemudian berdifusi pada dua permukaan bahan konduktor (yang
biasanya di rekatkan dengan organik semikonduktor berada di antara
dua keping konduktor) untuk menghasilkan pasangan muatan dan
akhirnya menghasilkan efek arus foto (photocurrent). Sedangkan sel
surya photokimia merupakan jenis sel surya exciton yang terdiri dari
sebuah lapisan partikel nano (biasanya titanium dioksida) yang di
endapkan dalam sebuah perendam (dye). Teknologi ini pertama kali

Halaman 4 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

diperkenalkan oleh Profesor Graetzel pada tahun 1991 sehingga jenis


solar sel ini sering juga disebut dengan Graetzel sel atau dye-
sensitized solar cells (DSSC).

Gambar 4. Sel Dye Sensitized.

Karakteristik suatu PV pada umumnya digambarkan pada kurva


I-V dengan radiasi yang berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5. Gambar 5a menunjukkan keluaran dari PV baik arus
maupun tegangan pada kondisi radiasi matahari yang berbeda-beda
akan menghasilkan arus dan tegangan yang berbeda-beda pula.
Gambar 5b menujukan kinerja PV pada kondisi radiasi matahari
standar akan tetapi dengan suhu yang berbeda-beda. Sedangkan
Gambar 5c menunjukkan titik daya maksimal yang diperoleh dari
tegangan dan arus maksimal.

(a) (b)

Halaman 5 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

(c)
Gambar 5. Karakteristik I-V panel PV terhadap (a) radiasi dan (b) suhu
dan (c) hubungan I-V and P-V panel PV [5]

Iradiasi dan suhu merupakan faktor yang paling mempengaruhi


kinerja dari PV. Untuk melihat efek dari iradiasi dan suhu pada kinerja
PV ini dapat digambarkan dalam kurva I-V seperti ditunjukkan pada
Gambar 5. Berdasarkan Gambar 5(a) penurunan iradiasi akan
menyebabkan penurunan 𝐼𝑠𝑐 secara signifikan. Sedangkan pada
Gambar 5(b) kenaikan suhu akan menyebabkan penurunan 𝑉𝑜𝑐 secara
signifikan.
Kualitas fabrikasi panel surya dapat dilihat dari besaran suatu
faktor yang disebut sebagai fill-factor. Pada Gambar 5, daya puncak
suatu panel surya dapat dibayangkan sebagai luasan hasil kali 𝐼𝑚 dan
𝑉𝑚. Sedangkan daya maksimum ideal dari suatu panel surya adalah
luasan dari hasil kali 𝐼𝑠𝑐 dan 𝑉𝑜𝑐. Fill-factor dari suatu panel surya
didefinisikan menurut persamaan berikut [3]:
𝐹𝐹 = [𝑣𝑜𝑐 − 𝑙𝑛(𝑣𝑜𝑐 + 0.72)]⁄(𝑣𝑜𝑐 + 1) (1)
dengan
v𝑜𝑐 adalah normalisasi 𝑉𝑜𝑐
dimana v𝑜𝑐 dihitung dengan
𝑣𝑜𝑐 𝑉𝑜𝑐 (2)
= 𝑛𝑘𝑡 ⁄𝑞

dengan
𝑛 adalah faktor ideal Dioda (1.3)

Halaman 6 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

𝑘 adalah konstanta Boltzmann (1.3806503e-23 J/K)


𝑡 adalah suhu (°K)
𝑞 adalah muatan elektron (1.60217646e-19 C)
III Alat dan Bahan
1. Simulator panel surya : 1 set
2. Panel surya jenis monokristal dan polikristal : @1 buah
3. Multimeter : 1 buah
4. Resistor variabel : 1 buah
5. Lux Meter : 1 buah
6. Kabel Penghubung : secukupnya
IV Keamanan & Keselamatan Kerja
(K3) A Potensi Bahaya
1. Electric Shock yang dapat mempengaruhi aliran arus di badan
manusia.
2. Busur api (arcing) yang dapat menghasilkan panas dan dapat
mengakibatkan hubung singkat, kebakaran, luka sampai
kematian.
3. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi overload dari peralatan
dan kabel.
B Antisipasi
1. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
2. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai
mengoperasikan peralatan praktikum dengan pengawasan
pembimbing.
3. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat atau
mengubah koneksi apa pun.
4. Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes dan
helmet bila diperlukan.
5. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan Emergency stop,
Alat pemadam api dan MCB

-+
Lampu
Halaman 7 dari 11
Port panel

A
TC
RV
Saklar
TC Controller V

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

V Rangkaian Percobaan

VR

Air Heater

Gambar 6. Rangkaian percobaan karakteristik panel surya


untuk perubahan iradiasi.

VI Prosedur Percobaan
1. Mempersiapkan Alat dan Bahan percobaan
2. Merangkai alat dan bahan sesuai rangkaian.
3. Mintalah kepada dosen pembimbing untuk memeriksa rangkaian
yang Anda buat,
4. Menyalakan sumber cahaya (lampu) dan mengukur besar
intensitas cahaya dengan menggunakan Lux meter (atur
intensitas cahaya lampu dengan menggunakan Voltage
Regulator/VR),
5. Ukur 𝐼𝑠𝑐 (arus singkat) dan 𝑉𝑜𝑐 (tegangan terbuka) dengan cara
menghubungkan langsung port keluaran panel surya dan catat
hasilnya pada Tabel 1.
6. Hubungkan port + keluaran panel surya dengan + amperemeter
dan serikan dengan RV dan port - keluaran panel surya dengan -
amperemeter kemudian paralelkan RV dengan voltmeter.
7. Atur posisi RV sehingga menunjukkan voltmeter menunjukkan
tegangan sebesar 2V dan catat arusnya Tabel 1.
8. Ulangi langkah 5 sampai mencapai 𝑉𝑜𝑐 dengan kenaikan tegangan
sebesar 2V.

Halaman 8 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

9. Mengulang langkah percobaan 3 – 6 untuk intensitas cahaya lebih


tinggi. Buatlah minimal 3 jenis intensitas cahaya yang berbeda
dan catat hasilnya masing-masing pada Tabel 1 Tabel 2 dan
Tabel 3.
VII Tabel Percobaan
Tabel 1. Hasil pengukuran arus dan tegangan dengan Iridiasi 166,7 W/m2
Arus (A)
Tegangan (V) Monokristal Polikristal
0 *Isc 0.430 *Isc 0.264
2 0.454 0.280
4 0.443 0.274
6 0.434 0.262
8 0.427 0.252
10 0.421 0.241
12 0.410 0.230
14 0.378 0.206
16 0.178 0.118
18 - -
Suhu51°C Voc (V)
16.86 16.99
*)Isc
Tabel 2. Hasil pengukuran arus dan tegangan dengan Iridiasi 125 W/m2.
Arus (A)
Tegangan (V) Monokristal Polikristal
0 *Isc 0.343 *Isc 0.219
2 0.359 0.233
4 0.353 0.225
6 0.344 0.218
8 0.337 0.209
10 0.332 0.199
12 0.320 0.189
14 0.299 0.171
16 0.084 0.118
18 - -
Suhu 49,8°C Voc (V)

Halaman 9 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

Arus (A)
Tegangan (V) Monokristal Polikristal
16.59 17.15
*)Isc

Tabel 3. Hasil pengukuran arus dan tegangan dengan Iridiasi 83,3 W/m2.
Arus (A)
Tegangan (V) Monokristal Polikristal
0 *Isc 0.280 *0.157
2 0.294 0.168
4 0.286 0.164
6 0.278 0.160
8 0.272 0.156
10 0.268 0.146
12 0.258 0.139
14 0.239 0.125
16 0.049 0.081
18 - -
Suhu 48,3°C Voc (V)
16.35 16.99
*)Isc
VIII Tugas
Buatlah analisis dari data yang diperoleh yang meliputi:
1. Kurva I-V dari panel surya berdasarkan perubahan iradiasi dan
suhu, kemudian uraikan karakteristik panel surya akibat
perubahan iradiasi dan suhu tersebut,

Halaman 10 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

2. Perbedaan panel surya jenis monokristal dan polikristal,:

Polykristal merupakan panel surya yang memiliki susunan


kristal acak karena dipabrikasi dengan proses pengecoran. Type ini
memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan
jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama. Panel
surya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah dibandingkan type
monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung lebih murah.
Monokrystal merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan
daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi
sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak
dapat bekerja optimal ditempat dengan cahaya mataharinya kurang
(teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan.
3. Buat perhitungan FF dari kedua jenis panel surya pada setiap
kondisi.

𝐹𝐹 = [𝑣𝑜𝑐 − 𝑙𝑛(𝑣𝑜𝑐 + 0.72)]⁄(𝑣𝑜𝑐 + 1)

Halaman 11 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
 Perhitungan FF panel surya jenis Monokristal Hasil pengukuran arus
dan tegangan dengan Iridiasi 166,7 W/m2

V oc V oc . q 16,86 V ( 1,60217646× 10−19 C )


v oc= = =
( )
nkt nkt −23
10 J
q ( 1,3 ) 1,3806503 × (324,15 K )
K

2,7012 ×10−18 J 2
v oc= −21
=4,6429 ×10 =464,29
5,8178 ×10 J

FF =
[
v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF=
[ 464,29−ln ( 464,29+0.72 )
( 464,29+ 1 ) ]
FF = [
464,29−ln ( 465,01 )
465,29 ]
FF= [
464,29−6,14
465,29 ]
FF =0,9846

 Perhitungan FF panel surya jenis Polykristal Hasil pengukuran arus


dan tegangan dengan Iridiasi 166,7 W/m)2

V oc V oc . q 16,99 V ( 1,60217646× 10 C )
−19
v oc= = =
( )
nkt nkt −23
10 J
q ( 1,3 ) 1,3806503 × (324,15 K )
K

2,7221 ×10−18 J
v oc= −21
=4,6785 ×102 =467,85
5,818 ×10 J

FF =
[
v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF=
[ 464,85−ln ( 464,85+0.72 )
( 464,85+ 1 ) ]
FF = [ 464,85−ln ( 465,57 )
465,57 ]
FF=
[464,85−6,05
465,57 ]
FF=0,9854

Halaman 12 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

 Perhitungan FF panel surya jenis Monokristal Hasil pengukuran arus


dan tegangan dengan Iridiasi 125 W/m2

V oc V oc . q 16,59 V ( 1,60217646× 10−19 C )


v oc= = =
( )
nkt nkt 10−23 J
q ( 1,3 ) 1,3806503 × (324,15 K )
K
2,659 ×10−18 J 2
v oc= −21
=4,5702 ×10 =457,02
5,818 ×10 J

FF=
[
v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF =
[ 457,02−ln ( 457,02+0.72 )
( 457,02+1 ) ]
FF = [ 457,02−ln ( 457,74 )
465,57 ]
FF =
[457,02−5,95
458,02 ]
FF=0,9848

 Perhitungan FF panel surya jenis Polykristal Hasil pengukuran arus dan


tegangan dengan Iridiasi 125 W/m2

V oc V oc . q 17,15 V ( 1,60217646× 10−19 C )


v oc= = =
( )
nkt nkt −23
10 J
q ( 1,3 ) 1,3806503 × (324,15 K )
K
2,747 ×10−18 J
v oc= −21
=4,7215× 102=472,15
5,818 ×10 J

FF=
[v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF =
[ 472,15−ln ( 472,15+0.72 )
( 472,15+ 1 ) ]
FF = [ 472,15−ln ( 472,87 )
465,57 ]
FF =
[ 472,15−6,14
473,15 ]
Halaman 13 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
FF =0,9849

 Perhitungan FF panel surya jenis Monokristal Hasil pengukuran arus


dan tegangan dengan Iridiasi 83,3 W/m2

V oc V oc . q 16,35 V ( 1,60217646× 10−19 C )


v oc= = =
( )
nkt nkt −23
10 J
q ( 1,3 ) 1,3806503 × (324,15 K )
K
2,619 ×10−18 J
v oc= −21
=4,5015 ×10 2=450,15
5,818 ×10 J

FF=
[v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF =
[ 450,15−ln ( 450,15+0.72 )
( 450,15+ 1 ) ]
FF = [ 472,15−ln ( 450,87 )
451,15 ]
FF =
[472,15−5,86
451,15 ]
FF =1,033

 Perhitungan FF panel surya jenis Polykristal Hasil pengukuran arus dan


tegangan dengan Iridiasi 83,3 W/m2

V oc V oc . q 16,99 V ( 1,60217646× 10 C )
−19
v oc= = =
( )
nkt nkt −23
10 J
q ( 1,3 ) 1,3806503 × (324,15 K )
K

−18
2,7221 ×10 J 2
v oc= −21
=4,6785 ×10 =467,85
5,818 ×10 J

FF=
[
v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF =
[ 464,85−ln ( 464,85+0.72 )
( 464,85+ 1 ) ]
Halaman 14 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

FF = [
464,85−ln ( 465,57 )
465,57 ]
FF= [
464,85−6,05
465,57 ]
FF=0,9854

Hasil Perhitungan Fill Factor

N
o Lux Monokristal Polykristal

1 20000/166,7 W/m2 0,9486 0,9854

2 15000/125 W/m2 0,9848 0,9849

3 10000/83,3 W/m2 1,033 0,9854

Halaman 15 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

IX ANALISA
Panel surya jenis monokristal itu output arus nya lebih besar
disbanding dengan panel surya jenis polycrystal akan tetapi perbedaan
arus nya tidak terlalu signifikan perbedaan nya.Berdasarkan hasil
percobaan kaakteristik panel surya yang di mana variable intensitas
cahaya yang berbeda yaitu 166.7 W/𝑚2, 125 W/𝑚2 dan 83.3 W/𝑚2 Lux,
dan menggunakan 2 jenis panel surya yaitu jenis monokristal dan
polikristal. Dalam praktikum ini untuk melihat kurva antara arus dan
tegangan, kemudian itu dapat mengetahui nilai arus dan nilai Voc dan Isc
pada saat melakukan pengujian.

X KESIMPULAN
 Panel surya monokristal dibuat dari silicon yang dientuk menjadi bentuk
Batangan dan dipotong menjadi wafer silicon. Jenis panel ini di sebut
Monovrystalline untuk menunjukkan bahwa silicon yang digunakan adalah
silicon kristal tunggal
 Panel surya polikristal di buat menggukan banyak jenis silicon secara
bersamaan untuk membentuk wafer silivon. Hal ini yang kemudian
menyebabkan banyak terdapat silicon kristal di sebut poly atau multisolicon
 Perhitungan fill factor dioperasikan oleh hasil pengukuran Voc, dimana
Ketika Voc bernilai besar maka hasil perhitungan FF akan bernilai besar
juga
 Panel surya juga terdiri dari on grid,off grid dan hybrid
 Panel surya poli kristal lebih mahal di bandingkan dengan monokristal di
karenakan polikristal memerlukan luas daerah yang besar.

Halaman 16 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Foster, M. Ghassemi, A. Cota, Renewable Energy and The


Environment, dalam: A. Ghassemi (Ed.), Energy and Envirioment,
CRC Press, New Jersey, 2009.
[2] Y. Chaibi, M. Malvoni, A. Allouhi, S. Mohamed, Data on the I–V
characteristics related to the SM55 monocrystalline PV module at
various solar irradiance and temperatures, Data in Brief. 26 (2019)
104527. https://doi.org/10.1016/j.dib.2019.104527.
[3] S.R. Wenham, M.A. Green, M.E. Watt, R. Corkish, A. Sproul,
Applied Photovoltaics, 3 ed., Routledge, London, England, 2013.
https://doi.org/10.4324/9781849776981.
[4] Anonim, Perkembangan Sel Surya, https://ee.unud.ac.id/. (n.d.).
https://ee.unud.ac.id/file_pendukung_data_riwayat/1446028751.pdf
(diakses 27 Juni 2021).
[5] K. Ishaque, Z. Salam, H. Taheri, Simple, fast and accurate two-
diode model for photovoltaic modules, Solar Energy Materials and
Solar Cells. 95 (2011) 586–594.
https://doi.org/10.1016/J.SOLMAT.2010.09.023.

Halaman 17 dari 11

Anda mungkin juga menyukai