KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
I Tujuan Percobaan
Setalah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui karakteristik panel surya akibat perubahan iradiasi,
2. Membuat kurva I-V dari panel surya berdasarkan perubahan
iradiasi,
3. Mengetahui perbedaan panel surya jenis monokristal dan
polikristal,
4. Menghitung faktor pengisian (fill factor) dari panel surya.
II Teori Dasar
Cahaya sinar matahari terdiri dari banyak warna, merupakan
gabungan foton inframerah berenergi-rendah (1.1 eV) dengan foton
ultraviolet berenergi-tinggi (3.5 eV) dan foton dengan cahaya yang
terlihat diantaranya. Gambar 1 menunjukkan spektrum dari energi
solar (tenaga surya) yang jatuh pada suatu bidang, yang secara
langsung menghadap matahari, di luar atmosfer bumi pada jarak rata-
rata antara matahari dan bumi. Area/ luasan di bawah kurva adalah
energi total dalam spektrum yang dikenal sebagai “Solar Constant” 𝐺0,
sebesar 1367 Watt per meter persegi (W/m 2). Radiasi energi dalam
spektrum yang dapat terlihat (visible spectrum) sekitar 43% dari total
dan 52% dalam inframerah dan 5% ultraviolet [1]. Berdasarkan [2],
bahwa 1000 W/m2 setara dengan 120000 Lux atau 1 W/m 2 = 119.97
Lux.
Proses perubahan energi surya menjadi energi listrik ini terjadi
pada photovoltaic (PV). Secara harfiah, photovoltaic (PV) berasal dari
dua kata photo dan volt, yang mempunyai arti cahaya listrik. Sel surya
merupakan komponen terkecil penyusun suatu panel surya yang
merupakan elemen aktif (semikonduktor) dengan memanfaatkan efek
photovoltaic untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik. Sel
surya pada umumnya menggunakan bahan Silicon dan memiliki
ketebalan minimum 0,3 mm dan biasanya menghasilkan tegangan 0,5
Volt [1,3]. Secara fisik sel PV sangat mirip dengan Diode p-n (Gambar
Halaman 1 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
surya ini harganya sangat mahal sehingga membuat solar sel panel
yang dihasilkan menjadi tidak efisien sebagai sumber energi alternatif.
Teknologi yang kedua adalah dengan menggunakan wafer
silikon poli kristal, seperti pada Gambar 2(b). Saat ini, hampir
sebagian besar panel solar sel yang beredar di pasar komersial
berasal dari screen printing jenis silikon poli kristal ini. Wafer silikon
poli kristal dibuat dengan teknologi casting berupa balok silikon dan
dipotong-potong dengan metode wire-sawing menjadi kepingan
(wafer), dengan ketebalan sekitar 250-350 mikrometer. Dengan
teknologi ini bisa diperoleh sel surya lebih murah meskipun tingkat
efisiensinya lebih rendah jika dibandingkan dengan silikon kristal
tunggal.
(a) (b)
Gambar 2. Sel PV (a) poli kristal dan (b) kristal tunggal
2. Generasi kedua
Generasi kedua adalah sel surya yang dibuat dengan teknologi
lapisan tipis (thin film). Teknologi pembuatan sel surya dengan lapisan
tipis ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya pembuatan solar sel
mengingat teknologi ini hanya menggunakan kurang dari 1% dari
bahan baku silikon jika dibandingkan dengan bahan baku untuk tipe
poli kristal.
Jenis sel thin film ini yaitu Cadmium telluride (CdTe) yang
memiliki tingkat efisiensi 9-11%. Copper indium gallium diselenide
(CIGS) memiliki efisiensi 10-12%, dengan efisiensi tertinggi yang
pernah diproduksi dalam skala lab adalah 21.7%, serta Amorphous
thin-film silicon (a-Si, TF- Si) yang memiliki efisiensi terendah 6-8%.
Halaman 3 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
Halaman 4 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
(a) (b)
Halaman 5 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
(c)
Gambar 5. Karakteristik I-V panel PV terhadap (a) radiasi dan (b) suhu
dan (c) hubungan I-V and P-V panel PV [5]
dengan
𝑛 adalah faktor ideal Dioda (1.3)
Halaman 6 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
-+
Lampu
Halaman 7 dari 11
Port panel
A
TC
RV
Saklar
TC Controller V
V Rangkaian Percobaan
VR
Air Heater
VI Prosedur Percobaan
1. Mempersiapkan Alat dan Bahan percobaan
2. Merangkai alat dan bahan sesuai rangkaian.
3. Mintalah kepada dosen pembimbing untuk memeriksa rangkaian
yang Anda buat,
4. Menyalakan sumber cahaya (lampu) dan mengukur besar
intensitas cahaya dengan menggunakan Lux meter (atur
intensitas cahaya lampu dengan menggunakan Voltage
Regulator/VR),
5. Ukur 𝐼𝑠𝑐 (arus singkat) dan 𝑉𝑜𝑐 (tegangan terbuka) dengan cara
menghubungkan langsung port keluaran panel surya dan catat
hasilnya pada Tabel 1.
6. Hubungkan port + keluaran panel surya dengan + amperemeter
dan serikan dengan RV dan port - keluaran panel surya dengan -
amperemeter kemudian paralelkan RV dengan voltmeter.
7. Atur posisi RV sehingga menunjukkan voltmeter menunjukkan
tegangan sebesar 2V dan catat arusnya Tabel 1.
8. Ulangi langkah 5 sampai mencapai 𝑉𝑜𝑐 dengan kenaikan tegangan
sebesar 2V.
Halaman 8 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
Halaman 9 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
Arus (A)
Tegangan (V) Monokristal Polikristal
16.59 17.15
*)Isc
Tabel 3. Hasil pengukuran arus dan tegangan dengan Iridiasi 83,3 W/m2.
Arus (A)
Tegangan (V) Monokristal Polikristal
0 *Isc 0.280 *0.157
2 0.294 0.168
4 0.286 0.164
6 0.278 0.160
8 0.272 0.156
10 0.268 0.146
12 0.258 0.139
14 0.239 0.125
16 0.049 0.081
18 - -
Suhu 48,3°C Voc (V)
16.35 16.99
*)Isc
VIII Tugas
Buatlah analisis dari data yang diperoleh yang meliputi:
1. Kurva I-V dari panel surya berdasarkan perubahan iradiasi dan
suhu, kemudian uraikan karakteristik panel surya akibat
perubahan iradiasi dan suhu tersebut,
Halaman 10 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
Halaman 11 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
Perhitungan FF panel surya jenis Monokristal Hasil pengukuran arus
dan tegangan dengan Iridiasi 166,7 W/m2
2,7012 ×10−18 J 2
v oc= −21
=4,6429 ×10 =464,29
5,8178 ×10 J
FF =
[
v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF=
[ 464,29−ln ( 464,29+0.72 )
( 464,29+ 1 ) ]
FF = [
464,29−ln ( 465,01 )
465,29 ]
FF= [
464,29−6,14
465,29 ]
FF =0,9846
V oc V oc . q 16,99 V ( 1,60217646× 10 C )
−19
v oc= = =
( )
nkt nkt −23
10 J
q ( 1,3 ) 1,3806503 × (324,15 K )
K
2,7221 ×10−18 J
v oc= −21
=4,6785 ×102 =467,85
5,818 ×10 J
FF =
[
v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF=
[ 464,85−ln ( 464,85+0.72 )
( 464,85+ 1 ) ]
FF = [ 464,85−ln ( 465,57 )
465,57 ]
FF=
[464,85−6,05
465,57 ]
FF=0,9854
Halaman 12 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
FF=
[
v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF =
[ 457,02−ln ( 457,02+0.72 )
( 457,02+1 ) ]
FF = [ 457,02−ln ( 457,74 )
465,57 ]
FF =
[457,02−5,95
458,02 ]
FF=0,9848
FF=
[v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF =
[ 472,15−ln ( 472,15+0.72 )
( 472,15+ 1 ) ]
FF = [ 472,15−ln ( 472,87 )
465,57 ]
FF =
[ 472,15−6,14
473,15 ]
Halaman 13 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
FF =0,9849
FF=
[v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF =
[ 450,15−ln ( 450,15+0.72 )
( 450,15+ 1 ) ]
FF = [ 472,15−ln ( 450,87 )
451,15 ]
FF =
[472,15−5,86
451,15 ]
FF =1,033
V oc V oc . q 16,99 V ( 1,60217646× 10 C )
−19
v oc= = =
( )
nkt nkt −23
10 J
q ( 1,3 ) 1,3806503 × (324,15 K )
K
−18
2,7221 ×10 J 2
v oc= −21
=4,6785 ×10 =467,85
5,818 ×10 J
FF=
[
v oc −ln ( v oc +0.72 )
( v oc +1 ) ]
FF =
[ 464,85−ln ( 464,85+0.72 )
( 464,85+ 1 ) ]
Halaman 14 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
FF = [
464,85−ln ( 465,57 )
465,57 ]
FF= [
464,85−6,05
465,57 ]
FF=0,9854
N
o Lux Monokristal Polykristal
Halaman 15 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
IX ANALISA
Panel surya jenis monokristal itu output arus nya lebih besar
disbanding dengan panel surya jenis polycrystal akan tetapi perbedaan
arus nya tidak terlalu signifikan perbedaan nya.Berdasarkan hasil
percobaan kaakteristik panel surya yang di mana variable intensitas
cahaya yang berbeda yaitu 166.7 W/𝑚2, 125 W/𝑚2 dan 83.3 W/𝑚2 Lux,
dan menggunakan 2 jenis panel surya yaitu jenis monokristal dan
polikristal. Dalam praktikum ini untuk melihat kurva antara arus dan
tegangan, kemudian itu dapat mengetahui nilai arus dan nilai Voc dan Isc
pada saat melakukan pengujian.
X KESIMPULAN
Panel surya monokristal dibuat dari silicon yang dientuk menjadi bentuk
Batangan dan dipotong menjadi wafer silicon. Jenis panel ini di sebut
Monovrystalline untuk menunjukkan bahwa silicon yang digunakan adalah
silicon kristal tunggal
Panel surya polikristal di buat menggukan banyak jenis silicon secara
bersamaan untuk membentuk wafer silivon. Hal ini yang kemudian
menyebabkan banyak terdapat silicon kristal di sebut poly atau multisolicon
Perhitungan fill factor dioperasikan oleh hasil pengukuran Voc, dimana
Ketika Voc bernilai besar maka hasil perhitungan FF akan bernilai besar
juga
Panel surya juga terdiri dari on grid,off grid dan hybrid
Panel surya poli kristal lebih mahal di bandingkan dengan monokristal di
karenakan polikristal memerlukan luas daerah yang besar.
Halaman 16 dari 11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA
DAFTAR PUSTAKA
Halaman 17 dari 11