JURUSAN FARMASI
DI SUSUN OLEH :
AULYA RYANDA
AYUK KARTIKA
DILHA OCTAVIANI
DWI PRATIWI
EEN.S
Puji syukur kepada ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Obat Sistem Saraf Otonom”, dapat
diselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
dan teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
baik penulis maupun pembaca akan lebih berkembang. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya.
Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk membangun guna perbaikan dan
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebutuhan akan organ pemasok dan organ ekskresi. Pada manusia, sistem saraf,
daripada sistem saraf makhluk hidup lain. fungsi dari sistem saraf itu sendiri y aitu
untuk menerima rangsangan dari lingkungan atau rangsangan yang terjadi didalam
Bagian sistem saraf yang mengatur fungsi viseral tubuh disebut sistem saraf
otonom. Sistem ini membantu mengatur tekanan arteri, motilitas dan sekresi gastro-
intestinal pengosongan kandung kemih, berkeringat suhu tubuh dan banyak aktivitas
lainnya.Ada sebagian yang diatur saraf otonom sedangkan yang lainnya sebagian
saja.
Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf tepi yang mengatur fungsi
viseral tubuh. Sistem saraf otonom terutama diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak
di medula spinalis, batang otak, dan hipotalamus. Juga, bagian korteks serebri
khususnyakorteks limbik, dapat menghantarkan impuls ke pusat-pusat yang lebih
efektor adalah zat yang dikenal sebagai simpatin. Simpatin ini ternyata adalah NE,
B. Rumusan Masalah
3. Apa kontraindikasinya?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
lain saraf – saraf dan ganglia (=majemuk dari ganglion = simpul saraf) yang
lambung, usus, pembuluh darah, dan lain – lain). Termasuk dalam kelompok
ini adalah beberapa kelenjar (ludah, keringat dan pencernaan) dan juga otot
jantung, yang sebagai pengecualian bukan merupakan otot polos, tetapi otot
lurik. Dengan demikian, SSO tersebar luas di seluruh tubuh dan fungsinya
adalah mengatur secara otomatis unsur – unsur fisiologi yang konstan, seperti
SSO dapat dipecah lagi dalam dua cabang, yakni Sistem (Orto)
simpatis (SO) dan Sistem parasimpatis (SP). Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa kedua susunan ini bekerja antagonistis: bila satu sistem merintangi
sinergistik.
kelompok, yaitu :
dan isoprenalin. Dikenal pula sejumlah zat yang bekerja menurut kedua
reserpine.
- Umum : epinefrin
- α1 : fennilefrin
- α2 : klonidin
- β1, β2 : isoproterenol
- β1 : dobutamin
- β2 : terbutalin, salbutamol
- α, β : labetalol
- α1 : prazosin, doxazosin
- α2 : yohimbin
- β1, β2 : propranolol
- β1 : metoprolol, atenolol
Obat-obat system saraf otonom ini tidak boleh digunakan pada ibu
karena kerjanya yang tidak terimbangi pada reseptor α pembuluh darah dapat
menyebabkan hipertensi yang berat dan pendarahan otak. Dan harus
terhadap jantung dan SSP, yaitu tachycardia dan jantung berdebar, nyeri
kepala, gelisah dan sebagainya. Oleh karena itu, adrenergika harus digunakan
hipertirosis.
obat diberikan berulang kali dalam waktu yang singkat. Yang terkenal adalah
efedrin dan obat-obat lain dengan kerja langsung akibat habisnya persediaan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf tepi yang mengatur
fungsi viseral tubuh. Sistem saraf otonom terutama diaktifkan oleh pusat-
parasimpatis.
B. Saran