PENDAHULUAN
Produk steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas
dari mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya, yang termasuk dalam bentuk sediaan ini
antara lain sediaan parentral, preparat untuk mata dan preparat irigasi (misalnya infus).
Sediaan parentral merupakan jenis sediaan yang unik di antara bentuk sediaan obat
terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke
bagian tubuh. Karena sediaan ini mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh
yang paling efisien, yaitu membran kulit dan mukosa, maka sediaan ini harus bebas
dari kontaminasi mikroba dan dari bahan-bahan toksis lainnya, serta harus memiliki
tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan
produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi,
apakah kontaminasi fisik, kimia atau mikrobiologis.
Sediaan untuk mata (tetes mata maupun salep mata), meskipun tidak
dimasukkan ke dalam rongga bagian dalam tubuh, namun ditempatkan berhubungan
dengan jaringan-jaringan yang sangat peka terhadap kontaminasi. Oleh karenanya
dibutuhkan standar sejenis dengan preparat (sediaan) steril lainnya. Larutan irigasi
(infus) juga memiliki standar yang sama dengan larutan parentral lainnya, karena
selama pemberian sejumlah zat dari larutan dapat memasuki aliran darah secara
langsung melalui pembuluh darah luka yang terbuka atau membran mukosa yang
rusak.
ISI
Ruang bersih dan sarana udara bersih hendaklah dipantau secara rutin
pada saat kegiatan berlangsung dan penentuan lokasi pengambilan sampel
hendaklah berdasarkan studi analisis risiko yang dilakukan secara formal dan
dari data yang diperoleh selama penentuan klasifikasi ruangan dan/atau sarana
udara bersih.
a) Pada zona Kelas A dan B: Pemantauan jumlah partikel ukuran > 5,0
μmmenjadi penting karena merupakan sarana untuk deteksi dini
kegagalan. Partikel ukuran > 5μmkadang-kadang dapat terdeteksi yang
merupakan pembacaan semu, hal ini disebabkan oleh lonjakan elektris,
stray light, kejadian tidak terdugadan lain-lain. Namun, pembacaan
partikel dalam jumlah rendah yang terjadi secara berurutan ataupun
terus-menerus merupakan indikasi kemungkinan terjadi pencemaran
dan perlu diinvestigasi. Kejadian tersebut merupakan indikasi dini
kegagalan pada sistem tata udara, mesin pengisi atau merupakan
indikasi dari kebiasaan yang kurang sesuai selama perakitan alat dan
kegiatan rutin. Jumlah partikulat seperti yang tercantum pada tabel di
atas untuk keadaan “non-operasional”, setelah kegiatan selesai dan
tanpa personil , hendaklah dicapai segera setelah waktu pembersihan
yang berkisar antara 15 – 20 menit (angka acuan).
b) Pemantauan area Kelas C dan D: Pada saat kegiatan rutin hendaklah
dilakukan sesuai dengan prinsip manajemen risiko mutu. Persyaratan
batas waspada ataupun batas bertindak tergantung pada jenis proses
yang dilakukan, tetapi “waktu pemulihan” yang direkomendasikan
hendaklah tercapai.
Catatan:
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam teknologi khusus ini yaitu:
7. Personalia
Personil yang bekerja di area bersih dan steril hendaklah dipilih secara
seksama untuk memastikan bahwa mereka dapat diandalkan untuk bekerja
dengan penuh disiplin dan tidak mengidap suatu penyakit atau dalam kondisi
kesehatan yang dapat menimbulkan bahaya pencemaran mikrobiologis
terhadap produk. Semua personil (termasuk bagian pembersihan dan
perawatan) yang akan bekerja di area tersebut hendaklah mendapat pelatihan
teratur dalam bidang yang berkaitan dengan pembuatan produk steril yang
benar, termasuk mengenai higiene dan pengetahuan dasar mikrobiologi. Bila
personil dari luar yang tidak pernah menerima pelatihan seperti di atas (misal
kontraktor bangunan atau perawatan), yang harus masuk ke dalam area bersih,
perhatian khusus hendaklah diberikan dengan instruksi dan pengawasan.
Staf yang bekerja dengan bahan yang berasal dari jaringan hewan atau
biakan mikroba selain dari yang digunakan dalam proses pembuatan yang
berlaku (the current manufacturing process) hendaklah tidak memasuki area
produk-steril kecuali mematuhi prosedur masuk yang ketat dan rinci. Standar
higiene perorangan dan kebersihan yang tinggi adalah esensial. Personil yang
terlibat dalam pembuatan produk steril hendaklah diinstruksikan untuk
melaporkan semua kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penyebaran
cemaran yang tidak normal jumlah dan jenisnya; pemeriksaan kesehatan secara
berkala perlu dilakukan. Tindakan yang diambil terhadap personil yang dapat
menimbulkan bahaya pencemaran mikrobiologis hendaklah diputuskan oleh
personil kompeten yang ditunjuk.
Pakaian rumah dan pakaian kerja reguler hendaklah tidak dibawa masuk
ke dalam kamar ganti pakaian yang berhubungan dengan ruang ber-Kelas B dan
C. Untuk tiap personil yang bekerja di Kelas A/B, pakaian kerja steril
(disterilkan atau disanitasi dengan memadai) hendaklah disediakan untuk tiap
sesi kerja. Sarung tangan hendaklah secara rutin didisinfeksi selama bekerja.
Masker dan sarung tangan hendaklah diganti paling sedikit pada tiap sesi kerja.
Bak cuci dan drainase hendaklah dilarang di area Kelas A/B. Di area
lain, penyekat udara hendaklah dipasang di antara mesin atau bak cuci dan
drainase. Saluran pembuangan untuk daerah yang lebih rendah tingkat
kebersihannya, jika dipasang, hendaklah dilengkapi dengan jebakan yang
efektif atau penutup air untuk mencegah aliran balik. Semua saluran air
hendaklah terbuka dan mudah dibersihkan serta dihubungkan dengan drainase
luar dengan tepat untuk mencegah cemaran mikrobiologis masuk.
Sistem mekanis atau elektris untuk komunikasi lisan dari dan ke area
kegiatan steril hendaklah didesain dan dipasang dengan tepat sehingga mudah
dibersihkan dan didisinfeksi secara efektif. Area bersih untuk kegiatan produksi
steril hendaklah tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengujian ste-
rilitas dan pengujian mikrobiologis lain. Pertimbangan perlu diberikan untuk
membatasi akses yang tidak diperlukan ke area pengisian kritis, misal zona
pengisian Kelas A dengan memasang barier fisik.
9. Peralatan
Ban berjalan tidak boleh menembus sekat yang membatasi area Kelas
A atau B dengan ruang proses yang mempunyai standar kebersihan lebih
rendah, kecuali ban berjalan tersebut dapat secara terus-menerus disterilkan
(misal melalui terowongan sterilisasi). Sedapat mungkin peralatan yang
digunakan untuk memproses produk steril hendaklah dipilih supaya dapat
disterilisasi secara efektif dengan menggunakan uap, atau panas kering atau
metode lain.
11. AIR
12. PENGOLAHAN
a) Bila mengisi kurang dari 5.000 unit, tidak boleh ditemukan unit
tercemar;
b) Bila mengisi 5.000 sampai dengan 10.000 unit: Satu unit
tercemar hendaklah diikuti dengan investigasi dan pertimbangan
untuk mengulang media fill; Dua unit tercemar merupakan
pertimbangan untuk dilakukan validasi ulang setelah
investigasi;
c) Bila mengisikan lebih dari 10.000 unit: Satu unit tercemar
hendaklah dinvestigasi; Dua unit tercemar merupakan
pertimbangan untuk dilakukan validasi ulang setelah investigasi.
Jarak waktu antara awal pembuatan larutan dan sterilisasi atau filtrasi
melalui filter mikroba hendaklah sesingkat mungkin. Batas waktu maksimum
hendaklah ditentukan dengan mempertimbangkan komposisinya dan metode
penyimpanan yang ditentukan. Kecuali dilakukan tindakan khusus, volume
larutan ruahan hendaklah tidak lebih besar daripada jumlah yang dapat diisi
dalam satu hari dan hendaklah diisi ke dalam wadah akhir serta disterilisasi
dalam satu hari kerja.
Tahap pengolahan komponen, wadah produk ruahan dan peralatan
hendaklah diberi identitas yang benar. Semua gas yang dialirkan ke dalam
larutan atau digunakan untuk menyelimuti produk hendaklah dilewatkan
melalui filter penyaring mikroba. Bioburden hendaklah dipantau sebelum
proses sterilisasi. Hendaklah ditetapkan batas bioburden segera sebelum proses
sterilisasi yang dikaitkan dengan efisiensi metode sterilisasi yang digunakan.
Penentuan bioburden hendaklah dilakukan terhadap tiap bets produk, baik yang
diproses dengan sterilisasi akhir maupun secara aseptis. Bila parameter
sterilisasi overkill ditetapkan untuk produk dengan sterilisasi akhir, pemantauan
bioburden boleh hanya secara berkala dengan interval menurut jadwal yang
sesuai. Untuk sistem pelulusan parametris, penentuan bioburden hendaklah
dilakukan terhadap tiap bets dan dikategorikan sebagai pengujian selama-
proses. Bila dipersyaratkan, hendaklah dilakukan pemantauan terhadap
cemaran endotoksin. Semua sediaan cair, khususnya larutan infus volume
besar, hendaklah dilewatkan melalui filter mikroba yang, jika mungkin,
dipasang dekat sebelum proses pengisian. Bilamana larutan dalam air disimpan
dalam tangki tertutup rapat, semua katup pelepas tekanan hendaklah dilindungi
misal dengan filter udara mikroba hidrofobik.
a. Sterilisasi akhir
14. Filtrasi Produk Yang Tidak Dapat Disterilkan Dalam Wadah Akhirnya
Filtrasi saja dianggap tidak cukup apabila sterilisasi dalam wadah akhir
dapat dilakukan. Merujuk pada metode yang ada saat ini, sterilisasi dengan uap
adalah cara yang diutamakan. Bila produk tidak dapat disterilkan dalam wadah
akhirnya, larutan atau cairan dapat difiltrasi ke dalam wadah yang telah
disterilkan sebelumnya melalui filter steril dengan ukuran pori nominal 0,22
mikron (atau lebih kecil), atau paling tidak melalui filter yang mempunyai
kemampuan menahan mikroba yang ekuivalen. Filter tertentu dapat
menghilangkan bakteri dan kapang, tapi tidak menghilangkan semua virus atau
mikoplasma. Hendaklah dipertimbangkan untuk melakukan pemanasan pada
suhu tertentu sebagai pelengkap proses filtrasi. Karena metode filtrasi memiliki
potensi risiko tambahan dibandingkan dengan proses sterilisasi lain, dianjurkan
untuk melakukan filtrasi kedua dengan filter yang sudah disterilkan, yang
mampu menahan mikroba, segera sebelum pengisian. Filtrasi steril akhir
hendaklah dilakukan sedekat mungkin ke titik pengisian.
Filter yang sama hendaklah tidak digunakan lebih dari satu hari kerja
kecuali telah divalidasi. Filter hendaklah tidak memengaruhi mutu produk
dengan menghilangkan bahan produk atau dengan melepaskan bahan filter ke
dalam produk.
15. INDIKATOR BIOLOGIS DAN KIMIAWI
Vial tanpa stopper atau vial dengan posisi stopper yang tidak sempurna
hendaklah disingkirkan sebelum capping. Bila diperlukan intervensi manusia
pada lokasi capping, hendaklah diterapkan teknik yang sesuai untuk
menghindarkan kontak langsung dengan vial sehingga meminimalkan
kontaminasi mikroba. Restricted access barriers (RAB) dan isolator dapat
membantu dalam memastikan pencapaian kondisi yang dipersyaratkan dan
meminimalkan intervensi langsung oleh manusia pada proses capping.
Untuk produk injeksi, Air untuk Injeksi (WFI), produk antara dan
produk jadi hendaklah dipantau terhadap endotoksin dengan menggunakan
metode farmakope yang diakui dan tervalidasi untuk tiap jenis produk.
Untuk larutan infus volume-besar, pemantauan air atau produk antara
hendaklah selalu dilakukan sebagai pengujian tambahan terhadap pengujian
yang dipersyaratkan dalam monografi produk jadi yang disetujui. Bila
terdapat kegagalan uji sampel, penyebab kegagalan hendaklah diinvestigasi
dan dilakukan tindakan perbaikan bila diperlukan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA