DISUSUN OLEH :
Nama : Eldesi Medisa Ilmawati
NIM : K 100 110 038
Kelompok : B4
Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2013
Pengoreksi :Dewi Permanasari
2013
MODUL I
PENCUCIAN DAN PENSTERILAN TUTUP KARET, AMPUL,
VIAL, DAN BOTOL INFUS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mengetahui, memahami, menguasai, dan mampu mengimplementasikan teori,
konsep, dan prinsip formulasi sediaan steril.
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam
udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair,
gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin, dan ZnO, dan beberapa obat yang lain.
Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan
banyak alat-alat bedah.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan
dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap
panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses
dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu
1210C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu
1500C sampai 1700C selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan untuk sterilisasi panas kering 1600C paling cepat 1 jam, tetapi
lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan
anhidrat lainnya. (Steril, 2011)
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Autoclave
2. Ampul
3. Vial
4. Botol infus
5. Tutup karet
6. Las ampul
Bahan :
1. Teepol
2. Aquadest
3. Alkohol
4. HCl encer
Pada saat melakukan sterilisasi, wadah dan atau tutup yang disterilisasi sebaiknya disterilkan
sampai benar-benar steril. Hal ini dimaksudkan agar wadah dan atau tutup tersebut tidak mencemari
bahan obat yang akan dimasukkan ke dalamnya.Tujuan pencucian dan sterilisasi ini adalah untuk
menghilangkan zat-zat pengotor atau penghilangan semua jenis organisme hidup, dan dalam hal ini
adalah mikroorganisme (fungi, mycoplasma, virus, bakteri, protozoa) sehingga diperoleh pengemasan
yang steril, bebas pirogen dan bebas partikel sehingga tidak mempengaruhi produk dan isi.
Pada proses pencucian tutup karet, tutup karet direndam dengan HCl 2% selama 2 hari dan
direndam pada larutan Teepol selama 1 hari dan terlihat larutan Teepol yang keruh dan terdapat
sedikit busa yang diprediksikan masih terdapat kontaminan atau belum steril, sedangkan botol infus
dan vial dicuci dengan HCl 2%. Fungsi HCl 2% adalah untuk melarutkan asam dan mengurangi
kebasaan dari pengemas agar kira-kira menjadi netral.
Teepol 1% merupakan surfaktan yg mempunyai gugus lipofil dan hidrofil. Gugus lipofil akan
mengikat lemak dalam tutup karet, sedangkan gugus hidrofil akan tertarik oleh aquadest pada
pencucian yang terakhir sehingga tutup karet terbebas dari lemak yg menempel. Teepol yang
digunakan dalam sterilisasi kali ini berguna sebagai desinfektan dan zat pembasah sehingga Teepol
dapat berpenetrasi ke dalam pori-pori bahan yang akan disterilkan.
Sterilisasi juga menggunakan metode perebusan terutama untuk bahan yang terbuat dari karet.
Tujuan utama dari proses ini adalah untuk membuat spora jamur yang masih ada menjadi bentuk aktif
(vegetatif) sehingga bahan desinfektan dapat membunuh spora jamur tersebut. Perebusan digunakan
pada tutup karet karena karet tidak tahan terhadap panas dari oven, sehingga cukup dipanaskan
dengan cara direbus. Pada proses perebusan tutup karet dengan larutan Teepol 1% dilakukan
berulang-ulang sampai larutan bersih dan jernih lalu dicuci dengan aquadest yang berfungsi untuk
membilas karet. Kemudian tutup karet di autoklav 1150C selama 20 menit, digunakan alat autoklav
karena untuk sterilisasi tutup karet dilakukan dengan metode sterilisasi panas basah. Selanjutnya karet
ditaruh di kantong plastik tanpa air dan di autoklaf dengan tujuan untuk mensterilkan.
Untuk mencuci dan mensterilkan botol infus, ampul, dan vial digunakan metode sterilisasi
panas kering. Mikroorganisme akan mengalami kekeringan jika dipaparkan pada suhu tinggi dan
akibatnya sel akan lisis dan mati. Kekurangan sterilisasi panas kering yaitu masih bertahannya
endospora bakteri. Setelah direndam dan dididihkan dengan Teepol 1% lalu dicuci dengan aquadest
dan di sterilkan pada temperatur 2000C oven selama 1 jam. Oven merupakan alat sterilisasi yang
menggunakan udara panas kering, dimana fungsi oven adalah mensterilkan alat-alat gelas yang tidak
berskala. Prinsip oven yaitu menghancurkan lisis mikroba menggunakan panas udara kering. Untuk
sterilisasi panas kering sangat diperhatikan penempatan bahan yang akan disterilisasi, yaitu sebisa
mungkin tidak renggang atau seminimal mungkin hindari adanya celah agar aliran udara tidak dapa
menembus dan terdistribusi, selain itu agar bahan tidak pecah atau retak karena bahan tersebut akan
memuai pada pemanasan.
VIII. KESIMPULAN
1. Pada saat melakukan sterilisasi, wadah yang disterilkan harus benar-benar bersih agar bahan-bahan
yang dimasukkan tidak terkontaminasi.
2. Sterilisasi hendaknya memperhatikan sifat dari bahan yang akan disterilkan sehingga didapat
sterilisasi yang maksimal.