Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya
yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah fitofarmasetika Yang berjudul “ Maserasi” ini
dengan harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita .

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
sangat membantu dalam pembuatan makalah ini. Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya
masukan yang membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun
pengguna makalah ini.

Akhirulkalam kami mengucapkan semoga Allah SWT membimbing kita semua dalam
naungan kasih dan sayang-Nya.

Kelompok 1

Yogyakarta, 19 Maret 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2
BAB I ........................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN............................................................................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 3
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 3
C. TUJUAN ....................................................................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
A. PENGERTIAN MASERASI .............................................................................................................. 5
B. CARA KERJA MASERASI ............................................................................................................... 5
C. JENIS JENIS MASERASI................................................................................................................. 5
D. BAHAN UNTUK MASERASI .......................................................................................................... 7
E. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN .................................................................................................. 7
BAB III ......................................................................................................................................... 9
PENUTUP ..................................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekstraksi merupakan suatu proses penyaringan senyawa kimia dari suatu bahan
alam dengan menggunakan pelarut tertentu. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya yang ada dalam
sampel. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengektraksi zat aktif dari
nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga
memenuhi standar baku yang ditetapkan. Proses ekstraksi bahan atau bahan obat alami
dapat dilakukan berdasarkan teori tentang penyaringan. Penyaringan merupakan peristiwa
pemindahan massa. Zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyaring
sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyaring tersebut.
Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan
tujuan ekstraksi. Ekstraksi komponen senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan dapat
dilakukan dengan cara :
1. Maserasi
2. Perkolasi
3. Sokletasi
4. Destilasi
Pada makalah ini akan membahas salah satu dari keempat metode ekstraksi yakni
mengenai “Maserasi”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian metode maserasi ?
2. Bagaimana cara kerja dari metode maserasi
3. Jenis- jenis maserasi ?
4. Bahan yang cocok untuk metode maserasi ?
5. Kekurangan dan kerugian apa saja dari metode maserasi ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari metode maserasi

3
2. Mengetahui cara kerja dari metode maserasi
3. Mengetahui jenis- jenis dari maserasi
4. Mengetahui Bahan atau tanaman seperti apa yang cocok untuk metode maserasi
5. Mengetahui Kekurangan dan kerugian apa saja dari metode maserasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASERASI
Maserasi berasal dari bahasa latin macerare artinya merendam. Menurut FI edisi IV
maserasi adalah Sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati, yaitu
direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air misalnya
etanol encer, selama periode waktu tertentu.
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar terlindung
dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel tanaman melewati dididing sel. Isi sel akan
larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam sel dengan diluar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh pelarut dengan
konsentrasi redah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadi
keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel (Ansel, 1989).

B. CARA KERJA MASERASI


Maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15o-200 C dalam waktu selama 3 hari
sampai bahan-bahan yang larut , melarut (Ansel, 1989). Pada umumnya maserasi dilakukan
dengan cara :
- 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan yang cocok, dimasukan kedalam bejana
kemudian dituangi dangan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5
hari, terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk.
- Setelah 5 hari diserkai (saring), ampas diperas.
- Pada ampas ditambah cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai (saring) sehingga
diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian.
- Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari
kemudian endapan dipisahkan.

C. JENIS JENIS MASERASI


1. Digesti

5
Cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400-500 oC.
Cara ini hanya dapat dilakukan pada simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap
pemanasan.
Keuntungan metode ini :
- Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan-
lapisan batas.
- Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan tersebut
mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.
- Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding terbalik
dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan
difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu dinaikkan.
- Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu
dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan menguap kembali ke dalam
bejana.
2. Maserasi dengan Mesin Pengaduk
Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi
dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
3. Remaserasi
Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan
penyari pertama, sesudah diendapkan, tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi
dengan cairan penyari yang kedua.
4. Maserasi Melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak
dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara
berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
5. Maserasi Melingkar Bertingkat
Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena
pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah ini dapat
diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B), yang akan didapatkan :
- Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan bejana
penampung. Pada contoh di atas dilakukan 3 kali, jumlah tersebut dapat
diperbanyak sesuai dengan keperluan.

6
- Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan penyarian
dengan cairan penyari baru. Dengan ini diharapkan agar memberikan hasil penyarian
yang maksimal
Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk simplisia yang
baru, hingga memberikan sari dengan kepekatan yang maksimal.

D. BAHAN UNTUK MASERASI


1. Pelarut
Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah air, etanol,
etanol-air atau eter. Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif,
kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral,
absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan
panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Etanol dapat melarutkan alkaloid
basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid,
damar dan klorofil. Lemak, malam , tanin dan saponin hanya sedikit larut. Untuk
meningkatkan penyarian biasanya menggunakan campuran etanol dan air.
Perbandingan jumlah etanol dan air tergantung pada bahan yang disari.
2. Simplisia
Syarat simplisia untuk maserasi yaitu mudah larut dalam cairan penyari, tidak
mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung
benzoin, contoh :
- Daun salam ( Syzygium polyanthum )
- Daun mengkudu ( Morinda citrifolia L. )
- Temulawak ( Curcuma xanthorriza Roxb )
- Daun jambu ( Psidium guajava )
- Daun Dewandaru (Eugenia Uniflora L )

E. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN


Kelebihan :
1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam
2. Biaya operasionalnya relatif rendah
3. Prosesnya relatif hemat penyari
4. Tanpa pemanasan
Kekurangan :

7
1. Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar
50% saja
2. Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut FI edisi IV maserasi adalah Sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati, yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut
nonpolar) atau setengah air misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu.
Pada umumnya maserasi dilakukan dengan cara : 10 bagian simplisia dengan derajat
kehalusan yang cocok, dimasukan kedalam bejana kemudian dituangi dangan 75 bagian
cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya, sambil berulang-
ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai (saring), ampas diperas. Pada ampas ditambah cairan
penyari secukupnya, diaduk dan diserkai (saring) sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak
100 bagian. Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2
hari kemudian endapan dipisahkan.
Jenis-jenis Maserasi
- Digesti
- Maserasi dengan Mesin Pengaduk
- Remaserasi
- Maserasi Melingkar
- Maserasi Melingkar Bertingkat
Bahan untuk maserasi
- Pelarut, Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah air,
etanol, etanol-air atau eter
- Simplisia, Syaratnya mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang
mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin.
Kelebihan maserasi
- Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam
- Biaya operasionalnya relatif rendah
- Prosesnya relatif hemat penyari
- Tanpa pemanasan
Kekurangan maserasi
- Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar
50% saja
- Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Ansel, H. C.1989. Pengantar Bentuk sediaan Farmasi edisi 4, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim.
Penerbit UI press : Jakarta.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

http://arsewatu.blogspot.com/2017/03/maserasi.html 19 Maret 2019

10

Anda mungkin juga menyukai