Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

"INFUNDASI"
Dosen : Yuli Nurullaili,M.arm.,Apt

Disusun Oleh :

1. Fifi Linggawati (34170186)


2. Fitiya Ningsih R (34170187)
3. Ike Setyarini (34170190)
4. Ira Maya Safitri (34170191)
5. Jihan Aprillia (34170192)
6. Lutfia Vera Dita (34170193)
7. Fadlilatunnisa (34170219)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

YOGYAKARTA

2019

Kata Pengantar
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “INFUNDASI”.Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu bidang
studi FITOFARMASETIKA yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis
sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai, Amiin.

Yogyakarta, 21 Maret 2019

Penyusun,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI…................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Infundansi........................................................................................... 3
B. Sediaan yang Dibuat Dengan Metode Infundansi............................................... 3
C. Cara Kerja Infundasi............................................................................................ 4
D. Kekurangan dan Kelebihan Metode Infundasi.................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Istilah galenika berawal dari nama seorang tabib yunani yaitu Claudius Galenos
(Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan sehingga
munculah ilmu obat-obatan yang dinamakan galenika.

Jadi, ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan sediaan
(preparat) obat dengan cara sederhana yang dibuat dari alam (tumbuan dan hewan)

Secara umum pembuatan sediaan galenik adalah Mengolah bagiian tumbuhan yang
mengandung obat menjadi simplisia atau bahan obat lainya.Setelahmenjadi simplisia obat-
obat (bahan obat) tersebut di ambil dan di olah dalam bentuk sediaan (preparat) .Tujuan dari
adanya sediaan galenika adalah:

1. Memisahkan zat-zat esensial yang terkandung dalam simplisia dari zat-zat lain yang di
anggap kurang bermanfaat

2. Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai

3. Agar obatobat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang
lama

4. Untuk memenuhu tugas pelajaran Undang-Undang Kesehatan

5. Untuk menambah wawasan para siswa-siswi tentang galenika

6. Sebagai sarana belajar para siswa-siswi tentang galenika

Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di
ambil sarinya.

Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-
tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.Cairan penyari masuk kedalam zat-zat
berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat
tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat
berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia lain yang kurang bermanfaat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai
berikut:
1. Derajat kehalusan

Derajat kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung
tersebut untuk disari.semakin halus simplisianya itu akan mempermudah proses penyarian,
ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka simplisia harus di buat semakin halus.

2. Temperatur suhu dan lamanya waktu

Suhu harus di sesuaikan dengan sifat dari obat, apakah mudah menguap atau tidak, mudah
tersari atau tidak

3. Bahan penyari dan cara menyari

Setiap simplisia atau bahan obat mempunyai cara dan bahan penyari yang berbeda-beda,
Oleh karena itu cara ini harus di sesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan
penyari ke dalam simplisia.

4. Konsentrasi/kepekatan

Pada umumnya untuk menentukan penggunaan cairan penyari mengacu/memperhatikan


beberapa factor antara lain:

1) Mempunyai kelarutan zat dalam menstrum

2) Tidak menyebabkan simplisia menjasi rusak atau hilang zat berkhasiatnya

3) Harga yang ekonomis

4) Jenis sediaan yang akan di buat

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Infundasi

Infundasi merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada
suhu 900C selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk
menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan
metode ini menghasilkan sari/ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan
kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari
24 jam.

B. Sediaan yang dibuat dengan metode infundasi

Infus / rebusan obat sediaan air yang dibuat dengan mengextraksi simplicia nabati dengan air
suhu 90° C selama 15 menit,yang mana extraksinya dilakukan secara infundasi Penyarian
adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalam sel ditarik oleh cairan
penyanyi sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan
bertambah baik apabila permukaan simplisia yang bersentuhan semakin luas (Ansel, 1989).
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada 90-
980C selama 15 menit. Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan
lunak,yang mengandung minyak atsiri,dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama.(Depkes
RI.1979)

Infus dibuat dengan cara :

1. Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4
kali bobot bahan dan untuk karagen 10 kali bobot bahan.

2. Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 90 0 –
980C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. Pada simplisia
tertentu tidak diambilo 10 bagian bahan. Hal ini disebabkan karena:

a. Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit kina digunakan 6


bagian.

b. Disesuaikan dengan cara penggunaannya dalam pengobatan, misalnya daun


kumis kucing, sekali minum infuse 100cc karena itu diambil 1/2 bagian.

c. Berlendir, misalnya karagen digunakan 11/2 bagian

d. Daya kerjanya keras, misalnya digitalis digunakan 1/2 bagian.


3. Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambah bahan kimia
misalnya:

a. Asam sitrat untuk infuse kina

b. Kalium atau Natrium karbonat untuk infuse kelembak

4. Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang mengandung
bahan yang mudah menguap.

5. Simplisia yang digunakan untuk pembuatan infuse harus mempunyai derajat kehalusan
tertentu.

a. Derajat kahalusan (2/3), misalnya :

Daun kumis kucing, Daun sirih, Akar manis

b. Derajat kehalusan (3/6), misalnya Rimpang jeringau, Akar kelembak

c. Derajat kehalusan (6/8), misalnya :Rimpang lengkuas, Rimpang temulawak,


Rimpang jahe

d. Derajat kehalusan (8/24), misalnya Kulit kina

C. Cara Kerja Infundasi

Simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang telah
ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panci. Kemudian dipanaskan
dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 900C, sambil
sekali-sekali diaduk. Infuse diserkai sewaktu masih panas melalui kain flannel. Untuk
mencukupi kekurangan air, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya. Infuse simplisia
yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin. Infuse asam jawa dan
simplisia yang berlendir tidak boleh diperas.

Infuse kulit kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh dari bobot
simplisia. Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat massa
seperti bubur. Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu.
A = Panci bahan dan aquadest
B = Tangas air
Dengan kedudukan yang demikian panci yang berisi bahan tidak langsung berhubungan
dengan api

D. Keuntungan Dan kekurangan Metode Infundasi

a. Keuntungan :

1. Unit alat yang dipakai sederhana,

2. Biaya operasionalnya relatif rendah

b. Kerugian :

1. Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,apabila


kelarutannya lewat jenuh

2. Hilangnya zat-zat atsiri

3. Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama,dismping itu simplisia yang
mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan
penarikan zat-zat berkhasiat tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Infundasi merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada
suhu 900C selama 15 menit

2. Sediaan galenika yang diekstraksi dengan menggunakan metode infundasi adalah


infusa

3. Prinsip kerja dari metode infundasi adalah proses pemanasan dengan cairan
penyarinya adalah air

DAFTAR PUSTAKA

 Djoko Hargono,Dkk.1986.Sediaan Galenika.Jakarta:Widya Bhakti


 Ditjen POM.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta:Departemen Kesehatan
RI

 Ansel,H,C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.edisi 4.Jakarta:UI Press

 Ditjen POM.1986.Sediaan Galenik.Jakarta:Departemen Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai