Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Sediaan Obat Bentuk Supositoria

Anggota Kelompok:

1. Risma Faridatun NA
2. Safira Biah A
3. Selly Octavia
4. Selyatul Amaliah
5. Sherin Mutiara E
6. Shinta Maulida H
7. Widiawati Azzahra
8. Yustika Ruspika S
9. Afifah Nabila M

SMK FARMASI PURWAKARTA


Jl. Veteran No. 100. B Telp (0264) 8224804 – Purwakarta 41115

2015 – 2016
Kata Pengantar

Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya penyusun dapat berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sediaan obat bentuk supositoria”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Resep.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang sediaan supositoria.
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar siswa siswi dapat
mengetahui tentang sediaan obat supositoria. Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan maka dari itu kritik dan saran sangat
diperlukan.
Somoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
masyarakat luas.

Purwakarta,Februari 2017
Daftar Isi

1. Kata Pengantar..........................................................................................2
2. Daftar Isi....................................................................................................3
3. Menjelaskan definisi supositoria...............................................................
4. Menjelaskan macam macam supositoria..................................................
5. Memahami keuntungan dan kerugian supositoria...................................
6. Menjelaskan tujuan penggunaan supositoria...........................................
7. Menjelaskan faktor faktor yang memengaruhi supositoria.....................
8. Menjelaskan komponen supositoria.........................................................
9. Menjelaskan metode pembuatan supositoria..........................................
10.Menjelaskan evaluasi mutu supositoria....................................................
11.Memahami pengemasan supositoria........................................................
12.Daftar Pusaka...........................................................................................
Definisi Supositoria
Supositoria menurut farmakope Indonesia edisi IV adalah sediaan
padat dalam berbagai bobot dan bentuk,yang diberikan melalui
rektal,vagina,atau uretra yang umumnya meleleh,melunak,atau
melarut dalam suhu tubuh.

Macam-macam Supositoria
1.Rektal Supositoria, sering disebut supositoria saja,bentuknya
seperti peluru dan digunakan lewat rektal atau anus. Berat nya
kurang lebih 2gram.

2.Vaginal Supositoria(ovula) bentuknya bola lonjong seperti


kerucut,digunakan lewat vagina. Berat umumnya 5gram.

3.Urethral Supositoria(bacilla,bougies) Digunakan lewat uretra,


bentuk nya batang panjang antara 7-14 cm
Keuntungan Supositoria
1.Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung

2.Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaab dan


asam lambung

3.Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah

4.Mempermudah bagi pasien yang kesulitan menelan obat

5.mencegah terjadinya dosis berlebihan

Kerugian Supositoria
Tujuan Penggunaan Supositoria

1. Untuk pengobatan lokal


2. Secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik
3. Untuk pasien yang mudah muntah atau tidak sadar
4. Obat diabsorpsi melalu mukosa rektal dan langsung masuk ke
dalam sirkulasi darah
5. Untuk menghindari rusaknya obat oleh enzim

Faktor Faktor Yang Memengaruhi Absorpsi Rektal


1. Faktor Fisiologis
Yang memengaruhi absorpsi adalah pH dan tidak adanya kapasitas dapar
dari cairan rektal
2. Faktor Fisikokimia & Basis Supositoria
Meliputi sifat kelarutan obat dalam lemak dan air,serta ukuran partikel
dari obat terdispersi

Komponen

Komponen Supositoria terdiri dari :

1.Bahan aktif / bahan berkhasiat

2.Bahan tambahan

3.Basis/ bahan dasar supositoria


Bahan dasar

Sifat bahan dasar supositoria yang ideal:

1.Padat pada suhu kamar sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau
dicetak

2.Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi

3.Dapat bercampur dengan berbagai macam obat

4.Stabil dalam penyimpanan,tidak menunjukan perubahan warna,bau,dan


pemisahkan obat

5.Kadar air cukup

6.Tidak menimbulkan Alergi atau reakri sensitifitas

7.Untuk basis lemak,bilangan asam,bilangan iodium,dan bilangan


penyambunan harus jelas

Penggolongan bahan dasar supositoria :

1.Bahan dasar berlemak : Oleum cacao

a.Oleum Cacao / lemak coklat

Merupakan trigliserida dari asam oleat,asam stearat,dan asam palmitat,warna


putih kekuningan,padat,berbau seperti coklat,meleleh pada suhu 30-36⁰C
Sehingga merupakan basis supositoria yang ideal,melebur pada suhu
tubuh,dan memepertahankan bentuk padatnya pada suhu kamar biasa.

b.Karena mudah tengik,sebaiknya harus disimpan dalam wadah/tempat sejuk


kering,dan terlindung dari cahaya

c.Oleum Cacao dapat menunjukan polimorfisme dari bentuk kristalnya karen


apemanasan yang tinggi. Diatas titik leburnya oleum cacao akan meleleh
sempurna seperti minyak dan akan kehilangan intikristal stabil yang berguna
untuk membentuk kristalnya kembali. Bentuk-bentuk kristal Oleum Cacao
tersebut adalah:
d. Beberapa bahan seperti fenol dan kloralhidrat dapat menurunkan titik lebur
oleum cacao.

e. Titik lebur dapat ditingkatkan dengan menambahkan cera (4-6%).


Penambahan ini tidak boleh berlebihan.

f. Oleum cacao cepat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan
dengan cairan tubuh, oleh karena itu menghambat difusi obat yang larut dalam
lemak pada tempat yang diobati.

g. Oleum cacao jarang digunakan dalam sediaan vagina karena membentuk


residu yang tidak dapat diserap.

h. Oleum cacao dan penggantinya (lemak keras) lebih baik untuk


menghilangkan iritasi, seperti pada sediaan haemorrhoid internal.

2. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air: Gliserin-gelatin dan
polietilen glikol (PEG)

a. Gelatin tergliserinasi

- Menurut FI ed. IV, bahan obat dapat dicampur ke dalam bahan dasar gelatin
tergliserinasi dengan menambahkan sejumlah tertentu bahan obat ke dalam
bahan pembawa yang terdiri dari lebih kurang 70 bagian gliserin, 20 bagian
gelatin dan 10 bagian air.

- basis ini sering digunakan untuk sediaan ovula karena biasanya dibutuhkan
perpanjangan kerja obat. Jarang digunakan melalui rektal karena disolusinya
lambat.

- tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi melarut dalam cairan sekresi tubuh.

- kebaikan:

Dapat memperpanjang kerja obat, melunak secara lambat, dan lebih mudah
bercampur dengan cairan fisiologis dibandingkan dengan oleum cacao.

- Keburukan:
1. Cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin yang higroskopis
sehingga memerlukan tempat yang terlindung dari lembab
2. Efek dehidrasi dan iritasi jaringan. Air yang terdapat dalam basis dapat
meminimalkan efek ini.

b. polietilen glikol (PEG)

polietilen glikol merupakan polimer dari etilen oksida dan air, dibuat
menjadi bermacam – macam panjang rantai, berat molekul, dan sifat fisik.
Polietilen glikol tersedia dalam berbagai mcam berat molekul mulai dari 200
– 8000. PEG yang umum digunakan adalah PEG 200, 400, 600, 1000, 1500,
1540, 3350, 4000, 6000, dan 8000.

Anda mungkin juga menyukai