DISUSUN OLEH:
DWI PUTRI ANGRAENI ( PO714251231011 )
NUR REZKY AULIA ( PO714251231027 )
NURUL AFLAH ( PO714251231030 )
PUTRI AFIFAH AULIA ( PO714251231031 )
RAINY AYUERA NOVARISTY ( PO714251231033 )
SHIREN AMIRA MAISURA ( PO714251231038 )
SRI MAULIDIA ( PO714251231041 )
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & Puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT, karena
tanga Rinat & RidhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai
tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Apt Arisanty,S.Si.,M.Si sekalu dosen
Farmasetika Dasar yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data- data dalam pembuatan makalah Dalam makalah ini kami menjelaskan
Bentuk-bentuk Sediaan Farmasis
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahu.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
LATAR BELAKANG 1
RUMUSAN MASALAH 2
TUJUAN PENULISAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
DEFINISI SEDIAAN CAIR 4
JENIS-JENIS SEDIAAN CAIR 6
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SEDIAAN CAIR 7
CONTOH SEDIAAN CAIR 8
BAB III PENUTUP 9
KESIMPULAN 9
SARAN 9
BAB I
PENDAHULUAN
Sediaan farmasi merupakan obat, obat tradisional dan kosmetika yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi.1 Sediaan farmasi antara lain sediaan padat seperti serbuk, tablet, kapsul. Sediaan
setengah padat seperti salep, cream, pasta, suppositoria dan gel, serta bentuk sediaan cair
yaitu suspensi, larutan, eliksir dan emulsi. Dengan adanya bentuk sediaan tersebut diharapkan
dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya. Untuk mengetahui kualitas
keamanan mutu dari sediaan farmasi dapat dilihat dari stabilitasnya.
Salah satu contoh sediaan farmasi yang beredar di apotek, instalasi kesehatan, maupun
toko obat adalah sediaan cair atau liquid dengan berbagai fungsi pembuatan. Sediaan yang
ditawarkan sangat beragam mulai dari pemilihan zat aktif serta zat tambahan seperti bahan
pengisi, pemanis, pengawet dan sebagainya Pemilihan zat tambahan yang tepat dapat
membuat sediaan liquid tetap stabil dalam penyimpanan dengan jarak waktu yang telah
ditentukan.
Sediaan cair juga mempunyai keunggulan terhadap bentuk sediaan solid dalam hal
kemudahan pemberian obat terkait sifat kemudahan mengalir dari sediaan liquid ini. Selain
itu, dosis yang diberikan relatif lebih akurat dan pengaturan dosis lebih mudah divariasi
dengan penggunaan sendok takar. Sediaan liquid lebih banyak digunakan pada bayi, anak-
anak dan lanjut usia yang sukar minum obat, seperti tablet dan pil yang memiliki rasa pahit
atau tidak enak. Selain itu, sediaan liquid juga lebih mudah diabsorpsi oleh tubuh. Namun,
sediaan liquid sangat mudah terkontaminasi oleh mikroba sehingga tumbuh jamur pada
sediaan. Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air, dan bagi obat
yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi.
Dengan demikian pembuatan sediaan liquid dengan aneka fungsi sudah banyak digeluti
oleh sebagian besar produsen. Sehingga terkait itu semua, seorang farmasis harus mengetahui
cara pembuatan obat yang baik dalam memproduksi.
1.3 TUJUAN
1. Lavament/Clysma/Enema
Cairan yang pemakaiannya melalui rektum/ kolon berguna untuk
membersihkan atau menghasilkan efek lokal atau sistemik
Digunakan untuk membersihkan atau penolong pada sembelit atau
pembersih feces sebelum operasi.
Enema juga berfungsi sebagai karminativa, emollient sedatif,
antelmintik, dll.
Enema diberikan dalam jumlah bervariasi tergantung pada umur dan
keadaan penderita.
2. Douche
Larutan zat dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam
vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan,
karenanya larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik.
Biasanya berupa larutan kental yang diencerkan seperlunya sebelum
digunakan.
KEKURANGAN
Meskipun memiliki banyak kelebihan, sediaan cair juga memiliki beberapa kekurangan yang
perlu dipertimbangkan:
1. Stabilitas: Sediaan cair cenderung lebih tidak stabil daripada sediaan padat. Mereka
rentan terhadap degradasi kimia, oksidasi, atau pemisahan fase, yang dapat
mengurangi efektivitas dan kualitas produk.
2. Kontaminasi dan Pengawet: Cairan memiliki potensi lebih tinggi untuk
terkontaminasi oleh mikroorganisme, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Penggunaan bahan pengawet sering diperlukan untuk menjaga kestabilan dan
mencegah pertumbuhan bakteri atau jamur.
2. Larutan:
Sediaan cair larutan adalah bentuk farmasi yang terdiri dari zat obat yang dilarutkan
dalam cairan pelarut. Dalam sediaan ini, zat obat dan pelarut tercampur secara merata,
membentuk solusi homogen. Bentuk ini umumnya digunakan untuk obat-obatan yang
membutuhkan penyerapan cepat dalam tubuh atau untuk bahan yang sulit atau tidak
dapat diubah menjadi sediaan padat. Campuran homogen antara zat terlarut dan
pelarut, seperti larutan garam fisiologis atau larutan obat tetes mata.
Syarat sediaan cair larutan yaitu kemurnian zat obat, kelarutan, stabilitas kimia,
kehomogenan, kekerasan air, pengawetan, pengemasan yang aman, penyimpanan
yang sesuai, labelling yang jelas, dan kemasan penggunaa.
Kelebihan sediaan cair larutan diantaranya penyerapan cepat, kemudahan
konsumsi, fleksibilitas dosis, pemberiaan yang konsisten, penggunaan pada pasien
kritis, penggunaan pada pasien yang sistem pencernaan tidak normal, penggunaan
herbal dan vitamin. Kekurangan sediaan cair larutan diantaranya stabilitas kimia,
umur simpan pendek, pengaweta, rasa dan aroma, kompatibilitas bahan,
pengangkutan dan penyimpanan, dan risiko berkelanjutan.
Cara membuat sediaan cair larutan yaitu persiapan bahan, pengukuran zat obat,
persiapan cairan pelarut, pencampuran zat obat dengan cairan pelarut, penambahan
bahan tambahan, pengujiaan ph, pengemasan dan penyimpanan, labelling, dan
pemeriksaan visual.
Macam-macam sediaan cair larutan diantaranya sediaan cair larutan injeksi,
sediaan cair larutan infus, sediaan cair larutan mata dan telinga, sediaan cair larutan
nasal, sediaan cair larutan inhalasi, dan sediaan cair larutan suplemen.
3. Suspensi:
Sediaan cair suspensi adalah bentuk farmasi yang terdiri dari partikel zat obat yang
tidak terlarut dalam cairan pelarut. Dalam sediaan ini, partikel-partikel tersebut
terdispersi secara merata dalam cairan, tetapi mereka cenderung mengendap atau
terpisah secara bertahap jika larutan dibiarkan diam. Suspensi adalah salah satu
bentuk yang memungkinkan zat obat yang kurang larut untuk tetap terdistribusi
merata sebelum penggunaan. Untuk menjaga suspensi tetap terdispersi, suspensi perlu
diaduk sebelum digunakan. Campuran tidak homogen antara partikel padat yang
terdispersi dalam cairan, seperti suspensi antibiotik.
Syarat-syarat sediaan suspensi yaitu disperse partikel yang merata, ukuran partikel
yangs sesuai, pengadukan sebelum penggunaa, stabilitas partikel, kelarutan yang
cukup, penggunaan bahan pengental, penyimpanan yang tepat, labelling yang jelas,
kualitas bahan obat, kompatibilitas bahan, dan ketahanan terhadap kontaminasi.
Kelebihan sediaan cair suspense diantaranya pemberiaan zat obat yang kurang
larut, penggunaan pada anak-anak dan lansia, penyesuaian dosis, dan efeknya cepat.
Kekurangan sediaan cair farmasi diantaranya ketidakstabila, kesulitan dalam
pengukuran dosis yang tepat, tingkat kebersiahan, rasa dan aroma yang mungkin tidak
enak, dan penggunaan bahan pengental.
Cara pembuatan sediaan cair suspensi yaitu persiapan bahan, pengukuran zat
obat, pembuatan suspense, pengentalan, pengemulsi, pengujian visual, labelling, dan
intruksi penggunaa.
Contoh sediaan cair suspense diantaranya sediaan cair suspense oral, sediaan cair
suspense mata, sediaan cair suspense telinga, sediaan cair suspense inhalasi, sediaan
cair suspense pupuk, dan sediaan cair suspense kimia.
4. Emulsi:
Emulasi adalah proses di mana dua atau lebih cairan yang umumnya tidak campur
tangan (seperti minyak dan air) dicampur menjadi satu larutan homogen. Biasanya,
emulsi terjadi karena adanya agen pengemulsi yang membantu menjaga cairan tetap
tercampur dalam bentuk yang stabil. Campuran stabil antara dua cairan yang biasanya
tidak dapat dicampur, seperti minyak dan air dalam susu magnesium hidroksida.
Syarat sediaan cair emulsi Bahan-Bahan yang Tidak Campur: Emulsi terjadi
ketika dua atau lebih cairan yang umumnya tidak saling bercampur (seperti minyak
dan air) dicampur bersama. Ini memerlukan adanya agen pengemulsi, seperti lecithin
atau gum arab, untuk membantu menjaga campuran cairan tetap stabil.
Homogenitas: Emulsi harus tetap dalam bentuk campuran yang homogen, artinya
partikel-partikel cairan terdispersi secara merata dalam cairan lainnya.
Kelebihannya yaitu Dapat menggabungkan bahan-bahan yang biasanya tidak
bercampur, seperti minyak dan air. Meningkatkan stabilitas campuran cairan yang
sulit untuk tetap tercampur secara alami. Kekurangannya yaitu Memerlukan agen
pengemulsi yang mungkin dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa individu.
Stabilitas emulsi bisa menjadi masalah jika tidak dijaga dengan baik.
Cara pembuatan sediaan emulsi Campurkan bahan-bahan yang ingin diemulsi,
seperti minyak dan air.Tambahkan agen pengemulsi seperti lecithin atau gum arab,
sesuai dengan petunjuk atau perbandingan yang ditentukan. Campurkan bahan dengan
agen pengemulsi dengan baik, biasanya melalui proses pengadukan atau
homogenisasi. Pastikan emulsi tetap stabil dan homogen setelah proses pembuatan.
Kemas dalam wadah yang sesuai.
Contoh sediaan emulsi diantaranya Minyak zaitun dan air dalam sediaan kulit.
Suspensi minyak dan air dalam obat batuk, dan Salep emulsi untuk perawatan kulit.
5. Solusi oral:
Solusi Oral adalah bentuk obat yang dimaksudkan untuk diminum melalui mulut.
Ini bisa berupa sirup, tetes, atau larutan yang diambil melalui mulut dan dicerna oleh
tubuh. Solusi oral sering digunakan untuk mengadminisrasi obat-obatan dalam bentuk
yang mudah dikonsumsi. Cairan obat yang diencerkan dalam air atau pelarut lainnya
untuk pemberian oral.
Syarat sediaan cair oral Cairan yang Dikonsumsi Melalui Mulut, Solusi oral adalah
bentuk obat yang dimaksudkan untuk diminum melalui mulut.
Tersedia dalam Bentuk Cairan, Solusi ini berbentuk cairan, seperti sirup atau larutan.
Aman untuk Konsumsi, Solusi oral harus mengandung bahan-bahan yang aman untuk
dikonsumsi dan harus sesuai dengan pedoman kesehatan dan regulasi yang berlaku.
Kelebihannya yaitu Mudah dikonsumsi dan diadminisrasi, Cocok untuk berbagai
kelompok usia, terutama anak-anak yang mungkin kesulitan menelan pil, Dapat
dicerna lebih cepat daripada bentuk obat lainnya. Kekurangannya yaitu Beberapa
orang mungkin memiliki kesulitan menelan cairan tertentu. Efek obat mungkin
memerlukan waktu lebih lama untuk dirasakan dibandingkan dengan beberapa bentuk
pengobatan lainnya.
Cara pembuatan sediaan solusi oral Larutkan obat atau bahan aktif dalam cairan
seperti air atau alkohol, sesuai dengan instruksi atau perbandingan yang ditentukan.
Pastikan larutan benar-benar tercampur dan homogen. Jika diperlukan, tambahkan
pemanis, perasa, atau pewarna untuk meningkatkan rasa atau penampilan. Saring
larutan untuk menghilangkan partikel yang tidak larut. Kemas dalam botol atau wadah
yang sesuai.
Contoh sediaan oral diantaranya Sirup obat batuk untuk anak-anak. Larutan
antiseptik mulut untuk kumur-kumur, dan Cairan penenang oral (misalnya, obat
penenang atau antidepresan).
6. Infus:
Infus adalah proses pemberian cairan, zat gizi, atau obat-obatan ke dalam tubuh
seseorang melalui aliran darah. Infus biasanya dilakukan dengan memasukkan jarum
ke dalam pembuluh darah, seperti pembuluh vena, dan menghubungkannya ke alat
yang mengatur laju dan jumlah cairan atau obat yang masuk ke dalam aliran
darah.Cairan obat yang diinfuskan melalui intravena (IV) untuk memberikan obat
secara langsung ke dalam aliran darah.
Syarat sediaan infus Pemasukan Cairan Melalui Vena, Infus melibatkan pemasukan
cairan, zat gizi, atau obat-obatan langsung ke dalam aliran darah seseorang melalui
vena. Peralatan Infus, Proses ini memerlukan jarum dan selang yang ditempatkan
dalam pembuluh vena, serta alat pengatur laju infus. Sterilitas, Infus harus dilakukan
dengan prosedur yang sangat steril untuk mencegah infeksi.
Kelebihannya yaitu Memberikan akses cepat dan langsung ke dalam aliran darah.
Cocok untuk memberikan cairan, zat gizi, atau obat-obatan dalam jumlah besar atau
dalam kondisi darurat. Kekurangannya yaitu Memerlukan pemasangan jarum dan
selang, yang bisa menimbulkan risiko infeksi atau kerusakan pembuluh darah.
Harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan memerlukan peralatan khusus serta
tenaga medis yang terlatih.
Cara pembuatan sediaan infus Siapkan cairan yang akan diinfuskan, seperti larutan
garam atau obat-obatan yang telah dilarutkan. Persiapkan peralatan infus, termasuk
jarum dan selang yang steril. Menyambungkan jarum ke vena pasien, dan
menghubungkannya ke alat pengatur infus. Atur laju dan jumlah cairan yang akan
diinfuskan sesuai dengan petunjuk medis. Monitor pasien selama infus berlangsung
untuk memastikan tidak ada komplikasi.
Contoh sediaan infus diantaranya Larutan elektrolit untuk pemberian cairan
intravena, Obat antiinfeksi intravena, Infus nutrisi untuk pasien yang tidak dapat
makan atau minum.
7. Tincture:
Tincture adalah cairan yang mengandung ekstrak tumbuhan atau bahan lainnya
yang dilarutkan dalam alkohol. Tincture u mumnya digunakan untuk pengobatan
herbal atau homeopati, di mana komponen aktif dari tumbuhan diekstraksi ke dalam
alkohol untuk penggunaan tertentu.Cairan obat yang mengandung zat aktif yang
diekstraksi dengan alkohol atau pelarut lainnya.
Syarat sediaan tincture Ekstraksi dengan Alkohol, Tincture mengandung bahan-
bahan yang diekstraksi dari tumbuhan atau bahan lain dengan menggunakan alkohol
sebagai pelarut. Perbandingan Bahan dan Alkohol, Proporsi antara bahan ekstrak dan
alkohol biasanya ditentukan dalam pembuatan tincture.
Tujuan Penggunaan, Tincture umumnya digunakan untuk tujuan pengobatan atau
homeopati.
Kelebihannya yaitu Alkohol sebagai pelarut dapat menghasilkan ekstraksi yang
kuat dari bahan tumbuhan, Tincture cenderung memiliki umur simpan yang lebih
lama daripada produk herbal lainnya. Kekurangannya yaitu Tidak cocok untuk
individu yang memiliki masalah dengan alkohol, seperti alkoholisme atau sensitivitas
terhadap alkohol. Dosis yang tepat mungkin lebih sulit diukur dibandingkan dengan
bentuk dosis lainnya.
Cara pembuatannya Siapkan bahan herbal atau bahan lain yang akan diekstraksi.
Untukmerendamnya.Biarkan bahan meresap dalam alkohol selama beberapa waktu,
biasanya beberapa minggu.
Setelah ekstraksi selesai, saring campuran untuk memisahkan cairan tincture dari
bahan padat. Kemas tincture dalam botol yang kedap udara dan simpan di tempat
yang sesuai.
Contoh sediaan tincture diantaranya Tincture Valerian untuk meredakan
kecemasan atau insomnia, Tincture Echinacea untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, dan Tincture Hawthorn untuk dukungan kesehatan jantung.
8. Sirup ekspektoran:
Sirup Ekspektoran adalah bentuk obat yang umumnya digunakan untuk meredakan
batuk dengan mengeluarkan lendir atau dahak dari saluran pernapasan. Sirup
ekspektoran mengandung bahan-bahan yang merangsang produksi lendir atau
membantu melonggarkan lendir yang ada sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui
batuk.Cairan obat yang membantu mengencerkan dahak dan memfasilitasi
pengeluaran dari saluran pernapasan.
Syarat sediaan sirup ekspektoran yaitu Bahan Ekspektoran, Sirup ini mengandung
bahan-bahan yang merangsang produksi lendir atau membantu melonggarkan lendir
di saluran pernapasan. Penting untuk Batuk, Biasanya digunakan untuk meredakan
batuk dengan cara membantu mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan.
Kesesuaian Dosis dan Instruksi, Harus diberikan sesuai dengan dosis dan instruksi
yang benar untuk memastikan efektivitas dan keamanan.
Kelebihannya yaitu Membantu mengurangi batuk dengan merangsang produksi
lendir atau melonggarkan lendir di saluran pernapasan. Mudah dikonsumsi, terutama
oleh anak-anak atau orang yang kesulitan menelan pil. Kekurangannya yaitu Efek
ekspektoran mungkin tidak sama efektifnya bagi semua orang. Beberapa sirup
ekspektoran mengandung gula tambahan yang dapat menjadi masalah bagi individu
dengan kondisi tertentu, seperti diabetes.
Cara pembuatannya yaitu campurkan bahan-bahan aktif, seperti bahan
ekspektoran dan pemanis seperti gula atau sirup, dalam jumlah yang sesuai. Panaskan
campuran hingga larut dan tercampur dengan baik. Tambahkan bahan lain seperti
perasa atau pewarna jika diperlukan. Biarkan campuran mendingin dan pastikan
konsistensinya sesuai dengan yang diinginkan. Kemas dalam botol atau wadah yang
sesuai.
Contoh sediaan ekspektoran diantaranya Sirup batuk dengan bahan ekspektoran
untuk membantu mengeluarkan lendir. Sirup herbal dengan bahan-bahan alami yang
membantu meredakan gejala pernapasan. Sirup batuk yang juga mengandung
antihistamin untuk meredakan gejala alergi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sediaan cair dalam industri farmasi adalah bentuk obat atau produk farmasi dalam
bentuk cairan, seperti sirup, suspensi, atau larutan. Meskipun memiliki beberapa kekurangan,
sediaan cair memiliki sejumlah kelebihan yang signifikan, termasuk penyerapan cepat,
kemampuan dosis yang tepat, kemudahan penggunaan, variasi rasa, dan pemberian yang
fleksibel. Namun, perlu diperhatikan stabilitas, risiko kontaminasi, pengangkutan dan
penyimpanan yang hati-hati, serta kebutuhan pengawet. Dengan memahami dan
mempertimbangkan aspek-aspek ini, sediaan cair dapat menjadi pilihan yang efektif dan
bermanfaat dalam pengembangan dan penggunaan produk farmasi.
Sediaan larutan memiliki kelebihan yaitu dosis dapat di ubah-ubah dalam pembuatan,
dapat diberikan dalam larutan encer, kerja obat lebih cepat, dan mudah di beri zat tambahan.
Sedangkan kekurangannya antara lain salah satu komposisi atau zat di dalam larutan ada
yang tidak stabil, rasa dan bau sukar ditutupi.
3.2 SARAN
Dalam peningkatan praktik farmasi, penting untuk memilih bentuk sediaan cair dengan bijak.
Makalah ini memberikan saran penting untuk panduan dalam pemilihan ini. Pemahaman jenis-jenis
sediaan cair dan tentu setiap memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Hairul Nisi “Sediaan cair farmasi” diakses pada 11 Agustus 2023
Hesti Riana ”Produksi sediaan farmasi” diakses pada 11 Agustus 2023