Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Nama Anggota :
Dosen pengampu :
MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Teknik Asepsis Selama Perawatan Gigi”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menempuh mata
kuliah yang bersangkutan. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Ucapan terima kasih saya
ucapkan kepada bapak sebagai dosen pengampu yang telah memberikan arahan dan
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini jauh dari sempurna baik dari segi
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dalam menempuh mata kuliah
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuktertentu sesuai dengan
kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebihdalam pembawa yang digunakan sebagai obat
dalam ataupun obat luar. Adaberbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang dapat
diklasifikasikanmenurut wujud zat dan rute pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat,bentuk
sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair(larutan sejati, suspensi, dan
emulsi), bentuk sediaan semipadat (krim,lotion, salep, gel, supositoria), dan bentuk sediaan
solida/padat (tablet,kapsul, pil, granul, dan serbuk). Perkembangan dalam bidang industrifarmasi
telah membawa banyak kemajuan khususnya dalam formulasi suatusediaan, salah satunya adalah
bentuk sediaan solida. Sediaan solidamemiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
sediaan bentuk cair,antara lain: takaran dosis yang lebih tepat, dapat menghilangkan
ataumengurangi rasa tidak enak dari bahan obat, dan sediaan obat lebih stabildalam bentuk padat
sehingga waktu kadaluwarsa dapat lebih lama(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sediaan obat
2. Untuk mengetahui sediaan obat berdasarkan zat nya
3. Untuk mengetahui rutepemberiansediaanobat
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, pengobatan,
melunakkan,penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan. Adapun bentuk
sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan kebutuhan,
mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai luar. Meskipun obat
dapat menyembuhkan tetapi terdapat kejadian bahwa seseorang dapat menderita keracunan obat. Oleh
karna itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan juga obat dapat bersifat sebagai
racun.
Obat akan bersifat sebagai obat bila tepat di gunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis
dan waktu yang tepat. Apabila digunakan salah dalam pengobatan atau overdosis akan menimbulkan
keracunan. Bila dosisnya lebih kecil.tidak diperoleh penyembuhan. Oleh karna itu dalam
menggunakan obat perlu diketahui efek obat tersebut. penyakit apa yang di derita, berapa dosisnya
serta kapan dan dimana obat di gunakan. Batas jarak sebagai obat dan racun adalah pendek sekali,
tergantung dari cara dan dosis obat tersebut.
Aksi dan efek setiap obat pada badan adalah berbeda. Obat yang tergolong oksitosik menstimulir
(memacu) aktivitas otot rahim. secara terpilih bekerja sebagai pengendor otot rahim. Obat yang
tergolong midriatik bekerja melebarkan pupil mata sedangkan obat golongan miotik mengecilkan
pupil mata. Ada obat digunakan untuk mencegah pendarahan yaitu golongan hemostatik atau
koagunalisa menjadikan darah menjendal, tetapi ada pula obat yang justru mencegah darah jangan
sampai menjendal, hal ini diperlukan saat transfuse darah atau pada waktu opersi jantung.
Zat aktif obat tidak dapat digunakan begitu saja untuk pengobatan, tetapi harus dibuat suatu bentuk
yang cocok serta pula dipilih rute penggunaan obat yang sesuai agar tujuan pengobatan dapat tercapai.
Bentuk sediaan obat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat tersebut. Ketersediaan hayati adalah
presentasi obat yang diabsorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk memberi
efek terapetiknya.
Urutan berkurangnya ketrersediaan hayati dari bentuk obat adalah: larutan suspensi oral capsule-
tablet-tablet bersalut. Bentuk obat yang memberi aksi onset cepat tidak selalu menguntungkan.
Sedang obat yang diabsorpsi lambat akan memberi aktivitas obat yang lebih panjang. Untuk itu
pemilihan bentuk obat memerlukan pertimbangan terhadap banyak faktor.
a. Tablet Kempa
a. Tablet Kempa
b. Tablet kunyah, tablet besar yang tidak ditelan tapi dikunyah. Contoh tablet antasid
-Salut enterik (salut yang dapat tahan terhadap asam lambung hanya dapat hancur di usus), salut
terbuat dari asamftalat, resin dan asamstearate.
2. Macam-macam kapsul:
a. Kapsul gelatin keras, terdiri Bentuknya keras sehingga orang atas dasar sebagai wadah obat dan
tutupnya. banyak menyangka kaca Tetapi bila kapsul ini kena air akan mudah lunak dan hancur.
b. Kapsul gelatin lunak, tertutup dari pabrik dan obatnya sudah dari dulu di isi pabrik. Agar
menarik kapsul ini diberi warna-warni.
Gambar 3. Bentuk Obat Kapsul
3. Macam-macam serbuk
a. Serbuk terbagi, bentuk serbuk ini berupa bungkusan serbuk dalam kertas perkamen atau dalam
kantong- kantong plastik kecil, tiap bungkus merupakan 1 dosis.
b. Serbuk tak terbagi, serbuk dalam jumlah yang botol mulut lebar. banyak ditempatkan dalam dos.
c. Serbuk efersen, serbuk yang berupa granul kecil yang mengandung asam sitrat dan natrium
bikarbonat.
1. Larutan, merupakan suatu larutan obat, dan sebagai pelarut adalah air atau ditambah zat cair
lainnya seperti sedikit gliserin, alkohol dan sebagainya.
2. Eliksir, adalah suatu larutan alkoholis dan diberi pemanis, mengandung obat dan diberibahan
pembau. Sebagai pelarut adalah gliserin, sirup atau larutan sorbitol.
3. Sirup, adalah suatu larutan obat dalam larutan gula yang jenuh, biasanya disebut esen.
4. Emulsi, adalah suatu campuran dua zat cair yang tidak mau campur. biasanya minyak dan air,
dimana zat cair terdispersi dalam zat cair yang lain dengan bantuan emulgator.
5. Suspensi oral, adalah suatu campuran obat berupa zat padat terbagi halus yang terdispersi didalam
medium cairan. Bentuk suspensi oral dapat berupa suspensi oral, mixture, magma dan gel.
Rute pemberian dalam farmakologi dan toksikologi adalah jalur suatu obat, cairan, racun, atau
zat lain dimasukkan kedalam tubuh. Rute pemberian umumnya dikelompokkan berdasarkan lokasi
pemberian zat tersebut. Rute juga dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi yang menjadi target aksi
zat tersebut. Aksi suatu zat dapat berupa topikal (lokal), enteral (efek sistemik secara luas. tetapi
dikirim melalui saluran pencernaan), tetapi dikirim melalui rute selain saluran pencernaan). atau
parenteral (aksisistemik, tetapi dikirim melalui rute selain saluran pencernaan). Cara pemberian dan
bentuk sediaan merupakan aspek pemberian obat.
Adapun bentuk sediaan obat dan rute penggunaanya dapat dilihat pada daftar 1 sebagai berikut:
Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan
kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai obat dalam
ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang dapat diklasifikasikan
menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat, bentuk sediaan obat dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair (larutan sejati, suspensi, dan emulsi), bentuk
sediaan semipadat (krim, lotion, salep, gel, supositoria), dan bentuk sediaan solida/padat (tablet,
kapsul, pil, granul, dan serbuk).
3.2 Saran
Diharapkan pemahaman mahasiswa keperawat terhadap bidang ilmu farmakologi dalam hal
ini aspek bentuk sediaan obat dalam kesehatan untuk terus ditingkat seiringan dengan makin maju
teknologi dalam bidang farmasi yang kita alami saat sekarang ini.