Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUAHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

“Konsep Dasar Pemberian Obat”

OLEH :

KELOMPOK 1 TINGKAT 1 A-B

ANGGOTA:

1. ADE IRMA DANGGAMEZA


2. ANJELINA LELI SENA
3. GRASELA HAMBA PULU
4. HELENA FAUSTINA BENA
5. MARSELINA FLORENSIA KEWA
6. RIRIN ARYATI KALE
7. VANI LALO
8. YULIANTI LAGA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas berkat dan karunianya
makalah yang berjudul “Konsep Dasar Pemberian Obat”. Tidak lupa kami sampaikan rasa
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan serta
masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.

Kupang, 26 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Preparat Obat.............................................................................................................8
B. Prosedur Keamanan Dalam Pemberian Obat.........................................................11
C. Pemberian Obat Per Oral..........................................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................15
B. Saran ..........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tagas terpenting seorang perawat bidan adalah member obat yang aman
dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien
yang memiliki masalah Ohat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat.
Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal. beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang
berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang
sebenarnya.

Seorang perawat bidan juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja
obat dan efek samping yang diimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan
obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk
menggunakannya dengan benar dim bendasarkan pengetahuan

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Definisi Preparat Obat?
2. Bagaimana Prosedur Keamanan Dalam Pemberian Obat?
3. Bagaimana Pemberian Obat Per Oral?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Preparat Obat
2. Untuk Mengetahui Prosedur Keamanan Dalam Pemberian Obat
3. Untuk Mengetahui Pemberian Obat Per Oral

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Preparat Obat
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau
menyembuhkan penyakit.
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang di maksudkan untuk
digunakan
dalam  menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan 
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia
atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia
(joenoes,2001).
Obat dibuat dalam bentuk/sediaan yang berbeda-beda untuk pemberian per oral (lewat
mulut), parenteral (suntikan) maupun topikal. Berikut ini merupakan preparat obat yang
lazim digunakan.
1. Sediaan Obat Oral
Bentuk obat oral biasanya merupakan sediaan yang paling mudah diminum oleh
pasien dan pemberiannya paling tidak menyulitkan bidan. Bentuk sediaan obat oral
antara lain:
a) Tablet adalah obat serbuk yang dipadatkan atau dicetak dalam bentuk padat.
Tablet biasa untuk pemberian per oral dapat dihancurkan jika pasien. mengalami
kesulitan menelan. Beberapa tablet memiliki tanda berupa garis pada bagian
tengah yang dapat mempermudah pada saat tablet dipatahkan menjadi setengah
bagian. Tablet tidak bertanda tidak disarankan untuk dipatahkan karena
pembagian dosis dapat tidak rata.

Gambar 1.1 tablet bertanda garis

5
b) Tablet salut merupakan tablet yang biasanya dilapisi (gula) sehingga rasa obat
yang pahit tidak terasa dan obat lebih mudah ditelan karena lapisannya lebih licin.
Jika perlu tablet jenis ini dapat dihancurkan.

Gambar 1.2 tablet salut


c) Kapsul adalah wadah gelatin yang digunakan untuk menyimpan obat dalam
bentuk padat atau cair. Kapsul berfungsi untuk memudahkan pasien meminum
obat dan menjaga kestabilan obat. Jika pasien kesulitan menelan. bidan dapat
membuka kapsul dan memberikannya bersama cairan pelarut.

Gambar 1.3 kapsul


d) Sirup adalah larutan gula air yang dapat menyembunyikan rasa obat. Beberapa
sirup obat untuk anak-anak mendapat tambahan perasa, hal ini berujuan agar
anak-anak lebih mudah dalam meminum obat.

Gambar 1.4 sirup obat


e) Bubuk adalah obat kering dan sangat balus yang harus dilarutkan sesuai dengan
petunjuk. Setelah dilarutkan dalam cairan pelarut disebut dengan aspetti. Suspensi
adalah partikel partikel padat suatu obat yang sendiri di dalam air. Jika dibiarkan
obat akan terpisah dengan larutan pelant (mengendap) sehingga obat harus
dikocok sebelum diberikan.

6
Gambar 1.5 sirup kering.
2. Sediaan Obat Parenteral
Bentuk obat untuk pemberian secara parenteral (injeksi) antara lain larutan,
suspensi, dan serbuk. Sediaan obat injeksi dikemas dalam bentuk ampul, vial atau
kantung plastik fleksibel. Pemberian obat parenteral dapat melalui intramuscular
(IM), subcutan (SC), inravena (IV) dan piggyback intraven (VPB).

Gambar: 1.6.vial obat cair (A), Vial obat kering (B). Ampul (C)
3. Sodiaan obat topikal
Obat topikal adalah obat yang diberikan melalui kulit dan membran mukosa yang
pada prinsipnya menimbulkan efek kikal. Berikut ini merupakan bentuk obat topikal
a) Obat cair dikemas dalam bentuk obat tetes (instilasi) yang dipakai untak tetes
mata, telinga, atan hiding.
b) Krim adalah preparat obat setengah padat untuk pemakaian luar pada kulit atau
membrane makosa.
c) Salep adalah preparat setengah padat dalam dasar minyak atau lanolin untuk
pemakaian luar

Gambar 1.7 salep

7
d) Supositoria berisi obat yang dicetak dengan suatu dasar yang keras seperti
mentega ynag meleleh pada suhu nubuh. Suposutoria dibentuk untuk dapat
dimasukan kedalam rectum atau vagina.

Gambar 1.8 supositoria


e) Transdermal obat yang terkandung dalam tempelan polimer yang ditempelkan
pada kulit seperti plester hiasu.

Gambar 1.9 transdermal

B. Prosedur Keamanan Dalam Pemberian Obat


Jenis Dan Pemberian Obat
1) Obat-obatan Dalam Bentuk Padat:
a) Bubuk
b) Tablet
c) Pil
d) Drase
e) Kapsul
f) Salep
g) Pasta.
2) Obat-obatan Dalam Bentuk Cair:
a) Sirup
b) Tetesan/Drop
c) Cairan Suntik.
Sebelum obat diberikan kepada pasien, terdapat 6 prinsip yang harus diperhatikan
untuk menjamin keamanan pasien yaitu:
1. Benar Pasien

8
Prinsip pertama yang harus kita pastikan untuk pemberian obat adalah benar
pasien. Untuk memastikan identitas pasien dapat dilakukan dengan cara menanyakan
nama dan identitas pasien pada pasien yang sadar, dengan pertanyaan aktif dan
jawabun verbal. Jawaban nonverbal seperti mengangguk tidak dapat digunakan.
Apabila pasien tidak sadar, identitas pasien dapat ditanyakan pada keluarganya.
Kemudian jawaban pasien keluarga pasien di cocokkan dengan papan identitas di
tempat tidur, gelang identitas, dun medical record yang tertulis digelang pasien
2. Benar Obat
Untuk memastikan obat yang diberikan merupakan obat yang benar maka bidan
harus memastikan kebenaran obat sebanyak tiga kali yaitu pada saat memindahkan
obat dari tempat penyimpanan obat, selanjumya pada saat obat diprogramkan dan
terakhir pada saat mengembalikan obat kembali ke tempat penyimpanan. Bidan harus
memperhatikan dengan seksama karena beberapa obat memiliki nama dan tampilan
yang hampirsama. Kesalahan pemberian obat dapat menyebabkan meningkatnya
risiko kesakitan bahkan bisa menyebabkan risiko kematian. Sebagai contoh seorang
pasien dengan hipertensi gestasional yang memerlukan obat untuk menurunkan
tekanan darah namun karena ketidak hati-hatian bidan memberikan obat yang justru
dapat meningkatkan tekanan darah yang berakibat pada pecahnya pembuluh darah
pasien.
3. Benar Dosis Obat
Dosis pemberian obat juga harus diperhatikan. Obat harus diberikan sesuai dengan
dosis yang dianjurkan tidak boleh kurang maupun lebih. Kekurangan dosis obat akan
menyebabkan obat menjadi tidak bekerja dengan maksimal sedangkan kelebihan
dosis obat dapat menyebabkan over dosis yang dapat membahayakan keselamatan
pasien.
4. Benar Cara Pemberian
Obat dapat diberikan melalui cara yang berbeda tergantung dari keadaan umum
pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik chat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peronal, sublingual, parenteral, topikal,
rektal, inhalasi.
5. Benar Waktu Pemberian
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan.
karena berhubungan dengan kerja obat. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

9
dan juga pemberian obat harus sesuai dengan anjuran yang telah diberikan oleh dokter
misal pasien mendapatkan obat 3 kali sehari. berarti obat tersebut harus masuk setiap
8 jam sekali, interval pemberiannya tidak boleh kurang ataupun lebih karena dapat
mengurangi efektivitas obat tersebut.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan maka bidan harus mendokumentasikannya. Hal yang
harus ditulis dalam pendokumentasian meliputi, nama pasien, jenis obat, dosis, cara
pemberian, waktu dan nama serta tanda tangan bidan yang memberikan obat tersebut.

Pemberian Dosis Obat Yang dimaksud dosis suatu obat adalah dosis pemakaian
sekali, per oral untuk orang dewasa, kalau yang dimaksud bukan dosis tersebut diatas
harus dengan keterangan yang jelas. Misalnya pemakaian sehari, dosis untuk anak, dosis
per injeksi, dan seterusnya.

Macam macam Dosis:

1) Dosis Maksimum ( DM ) adalah dosis / takaran maksimum / terbanyak yang dapat


diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya.
2) Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang tercantum dalam literatur merupakan dosis
yang lazimnya dapat menyembuhkan.
3) Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
keracunan pada penderita.
4) Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan
kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari:
a. LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.
b. LD 100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.

Rumus-rumus Untuk Menghitung Dosis Maksimum. Rumus berdasarkan umur:

1. Rumus Young, untuk anak berumur kurang dari 8 th : umur+12 x dosis dewasa =
dosis anak
2. Rumus Dilling, untuk anak berumur lebih atau sama dengan 8 th: umur (n)20x dosis
dewasa
3. Rumus Fried, untuk bayi kurang dari 1 tahun: umur dalam bulan150x dosis dewasa =
dosis bayi

Rumus berdasarkan berat badan:

10
1. Rumus Clarke berat ( dalam kg )70 ( rata-rata dewasa dalam kg ) x dosis dewasa dosis
anak.

Faktor faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat:

a) Umur
b) Berat badan
c) Jenis kelamin
d) Status patologis
e) Toleransi terhadap obat
f) Waktu penggunaan obat
g) Sifat bentuk sediaan h)cara penggunaan
h) Macam-macam faktor psikologis dan fisiologis.

Dosis Ganda = Dosis Rangkap = Dosis Kombinasi Zat-zat yang berlainan itu tidak
mempunyai kerja yang bersamaan, maka untuk tiap zat dihitung sendiri. Zat-zat yang
berlainan mempunyai kerja yang bersamaan, maka dalam hal ini dimiliki dosis yang
berganda.

Kerugian Kombinasi Obat:

a) Pengobatan berlebihan.
b) Biaya pengobatan jadi lebih mahal.
c) Efek samping obat meningkat.
d) Penggunaan obat menjadi kurang efektif.
e) Dapat terjadi interaksi obat, potensiasi, antagonisme.

Keuntungan Kombinasi Obat:

a) Meningkatkan efektifitas obat karena efek sinergisme.


b) Dalam keadaan tertentu, mengurangi terjadinya resistensi.
c) Mempermudah pemberian obat sehingga menjadi praktis, tidak terlalu sering.

C. Pemberian Obat Per Oral


Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
Kelemahan dari cara pemberian obat per oral adalah aktivitasnya yang lambat sehingga
cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan per oral ini

11
biasanya membutuhkan waktu 30 sampai 45 menit sebelum diabsorpsi dan efek
puncaknya dicapai setelah 1 sampai dengan 1.5 jam.
1. Persiapan Pemberian Obat Per Oral
1) Kartu pesanan obat harus diperiksa secara hati-hati tentang pesanan obatnya,
sebelum mengambil atau mengeluarkan obat, maka perawat harus mencocokkan
kartu pesanan obat dengan label pada botol kemasan obat. Setiap label harus
dibaca tiga kali untuk meyakinkan obat yang diberikan yaitu:
a. Pada saat botol obat diambil dari lemari obat.
b. Pada saat mencocokkan dengan kartu pesanan obat.
c. Pada saat dikembalikan.
2) Apabila obatnya dalam bentuk cairan, maka pada waktu menuang obatnya
ketempat takaran lainnya, maka label obatnya harus jauh dari tetes obatnya pada
mulut botolnya, skala (garis) tekanan harus sejajar dengan mata pada permukaan
yang datar. Sebelum mengembalikan obatnya ke lemari, maka perawat harus
menguap atau membersihkan mulut bibir botol, sehingga obat tidak melengket
atau merusak label.
3) Sediaan obat berupa tablet atau kapsul dikeluarkan dari botolnya pada tutupnya
dan selanjutnya dituangkan kedalam mangkok obat yang dialasi dengan kertas
permanen uuntuk memberikan kepada pasien. Ingat tablet dan kapsul tidak boleh
dipegang.
2. Tujuan Pemberian Obat Per Oral
a) Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat segera diatasi.
b) Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri.
c) Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
3. Cara Pemberian Obat Per Oral
1) Persiapan Alat Baki berisi obat.
2) Kartu atau buku berisi rencana pengobatan.
3) Pemotong obat (bila diperlukan).
4) Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan).
5) Gelas pengukur (bila diperlukan).
6) Gelas dan air minum.
7) Sedotan.
8) Sendok.

12
9) Pipet.
4. Prosedur Kerja
1) Siapkan peralatan dan cuci tangan.
2) Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung
dll).
3) Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tanggal kadaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang
meminta.
4) Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat
yang diperlukan yang mana obat di ambil dilemari, rak atau lemari es).
5) Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat). Ingat untuk jangan menyentuh obat dan
cocokkan dengan order pengobatan.
a) Tablet atau kapsul
1) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa
menyentuh obat.
2) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai
dengan dosis yang diperlukan.
3) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan
dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus
obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi
daya kerjanya.
b) Obat dalam bentuk cair
1) Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum
dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih
keruh.
2) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari
kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.

13
3) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan
tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat
tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.
4) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
5) Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali
akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
6) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka
gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
7) Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.

5. Identifikasi klien dengan tepat.


Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh klien. Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan
posisi lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah
aspirasi. Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan
klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini
membantu untuk menelan dan mencegah aspirasi.
Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan
tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara
jelas alasannya. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang
alat-alat disposibel kemudian cuci tangan. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada
klien.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau
menyembuhkan penyakit.
 Sediaan obat oral dalam bentuk tablet, tablet salut, kapsul, sirup, sirup kering dan
suspense.
 Sediaan obat parenteral dalam bentuk cair. bubuk dan supensi dalam kemasan ampul
dan vial.
 Sediaan obat topical dalam bentuk obat cair, krim, salep, supositoria dan transdermal
 Perinsip pemberian obat untuk menjamin keselamatan pasien adalah tepat pasien,
tepat obat, teput dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat dokumentasi.
B. SARAN
Agar dapat lebih mudah memahami tentang Konsep Dasar Pemberian Obat-Obatan
Pada Semua Tingkat Usia Berdasarakan Hasil Kolaborasi sebagai acuan dalam belajar
yang tentunya dapat bermanfaat bagi mahasiswa(i) dan masyarakat dalam menjalankan
karirnya dan tahu bagaimana cara menerapkan dalam asuhan kebidanan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Majestika Septikasari. 2018. Konsep Dasar Pemberian Obat. Jawa Tengah. Stikes Al
Irsyad Al Islamiyayah Cilacap.
Diakses pada, 26 Maret 2022, pukul 15.50 WITA

https://docplayer.info/46004919-Konsep-dasar-pemberian-obat-basyariah-lubis-sst-
mkes.html

Diakses pada, 26 Maret 2022, pukul 16.00 WITA

16

Anda mungkin juga menyukai