Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN


“ JENIS – JENIS PEMBERIAN OBAT ”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah keterampilan dasar klinik
kebidanan
Dosen Pengampu : Putri Rizkiyah S,SST.M.Kes.

Disusun oleh :
Zizka alifia wulandari 2076620015
Avina lailatun nabila 2076620013
Lutfiah faradillah akbar 2076620013
Ika lailatul lutfiah 2076620016
Putri lestari 2076620017
Zian hamidah 2076620018

PRODI D3 KEBIDANAN
STIKES BHAKTI AL – QODIRI JEMBER
Tahun Akademik 2020/2021
2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang Maha
Sempurna, pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu tentang “ Keterampilan
dasar klinik kebidanan ”. Dengan harapan semoga tugas ini bisa berguna dan ada manfaatnya
bagi kita semua.Aamiin.

Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut
berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena penulis sadar sebagai makhluk
sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan tanpa
adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari –Nya.

Akhirnya walaupun penulis telah berusaha dengan secermat mungkin, namun sebagai
manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa.Untuk itu penulis mengharapkan
koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.

Wassalamu’alaikum wr,wb

Jember , 28 april 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................i
BAB I...............................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................1
BAB II..............................................................................2
2.1 Pemberian obat oral ...................................................2
2.2 Pemberian obat intravena............................................3
2.3 Pemberian obat intramuscular.....................................7
2.4 Pemberian obat subkutan.............................................4
2.5 Pemberian obat intrakutan...........................................5
2.6 Pemberian obat rectum................................................7
2.7 Pemberian obat vagina................................................8
2.8 Pemberian obat kulit....................................................9
2.9 Pemberian obat mata...................................................10
2.10 Pemberian obat telinga..............................................11
2.11 Pemberian obat hidung..............................................12
2.12 Pemberian obat inhalasi.............................................13
BAB III...........................................................................10
3.1 Kesimpulan.................................................................10

ii
Daftar pustaka ................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
           Obat merupakan Semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan, dan mencegah penyakit/ gejalanya, yang diberikan kepada
pasien dengan maksud tertentu sesuai dengan guna obat tersebut. Pemberian obat yang aman
dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Meskipun obat
menguntungkan, namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan. Sebagai seorang perawat
harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian obat secara aman dan benar. Karena obat
dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi salah satu tugas
perawat yang paling penting.

Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat itu
benar diminum. Bila ada obat yang diberikan kepada pasien, hal itu harus menjadi bagian
integral dari rencana keperawatan. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon
pasien terhadap pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat
minum obat tertentu (dalam bentuk kapsul). Faktor gangguan visual, pendengaran, intelektual
atau motorik, yang mungkin menyebabkan pasien sukar makan obat, harus dipertimbangkan.
Rencana perawatan harus mencangkup rencana pemberian obat, bergantung pada hasil
pengkajian, pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, efek samping, lama kerja, dan
program dokter.

Sebelum memberikan obat kepada pasien, ada beberapa persyaratan yang perlu
diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat, di antaranya Tepat Obat,
Dosi, Tepat Pasien, Tepat Jalur Pemberian, Tepat Waktu.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pemberian obat melalui oral ?

2. Bagaimana pemberian obat secara intravena ?

3. Bagaimana pemberian obat secara intramuscular ?

4. Bagaimana pemberian obat secara subkutan ?

5. Bagaimana pemberian obat secara intrakutan ?

6. Bagaimana pemberian obat melalui rectum ?

1
7. Bagaimana pemberian obat melalui vagina ?

8. Bagaimana pemberian obat melalui kulit ?

9. Bagaimana pemberian obat melalui mata ?

10. Bagaimana pemberian obat melalui telinga ?

11. Bagaimana pemberian obat melalui hidung ?

12. Bagaimana pemberian obat melalui inhalasi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pemberian obat melalui oral

2. Untuk mengetahui pemberian obat secara intravena

3. Untuk mengetahui pemberian obat secara intramuscular

4. Untuk mengetahui pemberian obat secara subkutan

5. Untuk mengetahui pemberian obat secara intrakutan

6. Untuk mengetahui pemberian obat melalui rectum

7. Untuk mengetahu pembrian obat melalui vagina

8. Untuk mengetahui pemberian obat melalui kulit

9. Untuk mengetahui pemberian obat melalui mata

10. Untuk mengetahui pemberian obat melalui telinga

11. Untuk mengetahui pemberian obat melalui hidung

12. Untuk mengetahui pembrian obat melalui inhalasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pemberian obat melalui oral


        Obat oral merupakan salah satu bentuk obat padat. Memberikan obat oral adalah suatu
tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan
melalui mulut sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Pada umumnya cara ini lebih
disukai karena paling murah dan paling nyaman untuk diberikan.

Bentuk oral ini adalah bentuk tablet, kapsul dan lozenges (obat isap).

1. Bentuk tablet
Bentuk tablet berupa padat biasa, tablet sublingual (dilarutkan di bawah lidah), tablet
bukal (di larutkan antara pipi dan gusi), tablet bersalut-gula (menutupi bau atau rasa tidak
enak), tablet bersalut-enterik (untuk mencegah larut dalam lambung dan sampai di usus halus
baru pecah)

2. Kapsul
Kapsul menganung obat berupa bubuk, butiran bersalut dengan ketebalan berbeda
agar larut dengan kecepatan berbeda, yaitu kapsul keras atau cairan dalam kapsul lunak.

3. Lozenges (obat hisap)


Obat padat ini akan larut secara berangsur dalam mulut. Mereka berguna bila
diperlukan kerja setempat dimulut atau tenggorokan.

Yang harus diperhatikan :


Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui indikasi pemberian obat, dan
efek samping obat.

3
Menerapkan prinsip 6 benar dalam pemberian obat.

Pemberian Obat Oral


- Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. siapkan sejumlah obat yang sesuai dengan
dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan teknik aseptic untuk
menjaga kebersihan obat).
Tablet atau kapsul
-  Tuangkan tablet atau kapsul dengan takaran sesuai kebutuhan ke dalam mangkuk
sekali pakai tanpa menyentuh obat.
-  Gunakan alat pemotong tablet (jika perlu) untuk membagi obat sesuai dengan dosis
yang diperlukan. Buang bagian tablet yang tidak digunakan atau sesuai dengan
kebijakan institusi masing-masing.
-  Jika klien mengalami kesulitan untuk menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan martil dan lumping penggerus. Setelah itu, campurkan dengan
menggunakan air atau makanan.
Obat dalam bentuk cair
-  Putar/bolak-balik obat agar tercampur rata sebelum dituangkan.
-  Buka penutup botol dan letakkan menghadap ke atas.
-  Pegang botol obat sehingga sisi labelnya akan berada pada telapak tangan Anda
kemudian tuangkan obat jauh dari label.
-  Tuangkan obat dengan takaran sesuai kebutuhan ke dalam mangkuk obat berskala.
-  Sebelum menutup botol, usap bagian bibir botol dengan kertas tisu.
-  Jika jumlah obat yang diberikan hanya sedikit (kurang dari 5 ml), gunakan spuit steril
tanpa jarum untuk mengambilnya dari botol.

2.2 Pemberian obat secara intravena


Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung.

4
Dapat dilakukan pada ( Indikasi ) :

1. Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan dengan
cepat.
2. Pasien yang terus menerus muntah – muntah
3. Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat mulutnya.
4. Typoid
5. Sesak nafas
6. Epilepsi atau kejang – kejang

Tujuan injeksi :
a. untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan
injeksi perenteral lain
b. untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
c. untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar

Lokasi injeksi :
Memberikan obat melaui vena secara langsung, di antaranya :
- vena medianan cubitus / cephalika ( daerah lengan ),
- vena saphenous ( tungkai ),
- vena jugularis ( leher )
- vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala.

Bahaya Pemberian Injeksi :


1. Pasien alergi terhadap obat (misalnya mengigil, urticaria, shock, collaps dll)
2. Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekrose atau hematoma
3. Dapat menimbulkan kelumpuhan

5
Pemberian Obat Melalui Intravena ( Secara Langsung )
Persiapan alat :

1. buku catatan pemberian obat atau kartu obat


2. kapas alkohol
3. sarung tangan
4. obat yang sesuai
5. spuit 2ml – 5 ml
6. bak spuit
7. baki obat
8. plester
9. perlak pengalas
10. karet pembendung ( tourniquet )
11. kasa steril ( bila perlu )

Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dengan prinsip enam benar
3. Indentifikasi klien
4. Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
5. Atur klien pada posisi yang nyaman
6. Pasang perlak pengalas
7. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
8. Letakkan karet pembendung ( torniquet )
9. Pilih area penususkan yang bebas dari tangda kekakuan, peradangan atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorpsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
10. Pakai sarung tangan
11. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol , dengan gerakan
sirkuler dari arah darah keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metodr oni dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme

6
12. Pegang kapas alkohol dengan jari - jari tengah pada tangan non dominan
13. Buka tutup jarum
14. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan
non dominan. Membuat kulit lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan
penusukan
15. Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang akn ditusuk perlahan pasti
16. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena
17. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger
18. Observasi adanya darah dalam spuit
19. Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan – lahan
20.Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkkan (300) , sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
21. Tutup area penusukkan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
22.Kembalikan posisi klien
23.Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
24.Buka sarung tangan
25.Cuci tangan
26.Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Pemberian Obat Melalui Infus ( Secara Tidak Langsung )


Pemberian Obat Melalui infus ( secara tidak langsung ) ada dua cara, yaitu :

A. Pemberian obat melalui wadah intravena.


Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian obat dengan
menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena. Tujuannya :
untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.

Persiapan Alat dan Bahan :

1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran

7
2. Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan ( kantong atau botol )
4. Kapas alcohol.

Prosedur Kerja :

1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat berlahan – lahan ke dalam kantong atau wadah cairan.
7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong cairan
secara perlahan – lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8. Perikasa kecepatan infus
9. Cuci tangan
10. catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.

B. Pemberian obat melalui selang intravena.

Persiapan Alat dan Bahan :

1. Spuit dan jarum yang sesui dengan ukuran


2. Obat dalam tempatnya
3. Selang intra vena
4. Kapas alkohol

Prosedur Kerja :

1. Cuci tangan

8
2. Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan setop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukan obat secara perlahan – lahan ke dalam selang intravena.
7. Setelah selesai, tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah di berikan dan dosisnya.

2.3 Pemberian obat secara intramuscular


Setiap orang yang memberikan injeksi intramuskular harus menerima pelatihan dan
pendidikan tentang teknik injeksi yang tepat.
Terdapat banyak faktor untuk mengetahui ukuran jarum dan area injeksi. Termasuk
pula usia dan tingkatan orang yang menerima obat, serta volume dan jenis obat. Dokter atau
apoteker akan memberikan pedoman spesifik tentang jarum dan jarum suntik mana yang
tepat untuk memberikan Anda obat.
Jarum harus cukup panjang untuk mencapai otot, tanpa harus menembus saraf dan
pembuluh darah di bawahnya. Umumnya, jarum yang digunakan harus berukuran 1 inci
hingga 1.5 inci untuk orang dewasa, dan lebih kecil untuk anak-anak. Ketebalannya 22 gauge
hingga 25 gauge, namun pada kemasan tercatat ’22 g’ pada kemasannya.

Ikuti langkah-langkah ini untuk injeksi intramuskuler yang aman:

1) Cuci tangan Anda dengan sabun dan air hangat untuk mencegah kemungkinan
infeksi.
2) Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan, seperti: jarum dan jarum suntik
dengan obat-obatan, alkohol swab, kassa steril, perban, wadah.

9
3) Temukan lokasi injeksi, jadikan orang yang menerima injeksi berada di posisi
yang nyaman, memberikan akses mudah ke lokasi, dan menjaga otot-otot tetap
rileks.
4) Bersihkan tempat injeksi dengan alkohol swab dan biarkan kulit mengering.
5) Siapkan jarum suntik dengan obat-obatan
6) Injeksikan obat perlahan untuk masuk ke dalam otot.
7) Tarik jarum dengan cepat dan buang ke dalam wadah benda tajam yang tahan
tusukan
8) Berikan tekanan ke area injeksi dengan kassa steril dengan memijat daerah
tersebut untuk membantu obat diserap ke dalam otot. Jika terlihat adanya
sedikit pendarahan. Gunakan perban jika perlu.

Dahulu pemberian injeksi intramuskular hanya dilakukan menggunakan jarum suntik.


Untuk mengurangi efek samping akibat penggunaan jarum suntik yang berulang saat
pemberian obat dan vaksin, maka solusi yang sempurna adalah menggunakan sistem suntik
tanpa jarum tipe Intramuskular dari Comfort-In.
Needle Free Injection Comfort-In sangat aman, nyaman dan mudah diaplikasikan
pada tubuh. Alat ini bekerja mengalirkan obat maupun vaksin ke dalam tubuh secara cepat
dengan memanfaatkan tekanan pegas yang sangat tinggi sehingga tidak ada rasa sakit.

10
11

Anda mungkin juga menyukai