Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN

“KONSEP PEMBERIAN OBAT ORAL, KULIT, ANUS DAN VAGINAL”

Dosen Pembimbing : Dina Anggraini, SST, M.Tr.Keb

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. ADILA DWI PERMATA (P01740123049)


2. ADINDA SILSIA SALSABILA (P01740123014)
3. AL DANIA OKRIHASANA (P01740123035)
4. ANDIA SWITA (P01740123041)
5. ANGGEL DWI NAGARI (P01740123049)
6. ATIQ YULIA TUSYADA (P01740123007)
7. CHELSI INDAH HASPARI (P01740123014)
8. DEA AGUSTIANA (P01740123035)
9. DITA ANDRIANI (P01740123041)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat serta hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti.
Tidak lupa sholawat serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad saw yang telah
membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Pemberian Obat
Oral, Kulit, Anus dan Vaginal” ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu selama proses penyelesaian tugas ini hingga selesainya makalah
ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Dina Anggraini, SST, M.Tr.Keb selaku dosen
pembimbing mata kuliah Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis
berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bengkulu, 18 Januari 2024

Penulis
1.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pemberian Obat Oral ….………………………………………….……..……………………..6
2.1 Konsep Pemberian Obat Kulit................................................................................9
2.2 Konsep Pemberian Obat Anus................................................................................11
2.3 Konsep Pemberian Obat Vaginal............................................................................13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
3.2 Saran....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

BAB I
3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak
dapat menyembuhkan, meringankan, dan mencegah penyakit gejalanya, yang
diberikan kepada pasie dengan maksud tertentu sesuai dengan guna obat tersebut.
Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang
perawat. Salah satu tugas terpenting dari seorang perawat adalah memberi obat yang
aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati
klien yang memiliki masalalı Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang
bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat
dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek
yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang
tepat.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat
dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat
dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya
dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. Dalam pemberian obat banyak sekali
jalur-jalur pemberian. obat, baik itu pemberian obat secara oral, kulit, anus, vaginal,
sublingual, bukal dan lain sebagainya. Ini semua perjalan obat dari tempat pemberian,
pencapaian sistem sirkulasi sampai timbulnya efek.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari obat oral, kulit, anus, dan vaginal?
2. Apa saja tujuan pemberian obat oral, kulit, anus, dan vaginal?
3. Apa saja indikasi pada pemberian obat oral, kulit, anus dan vaginal?
4. Apa saja kontraindikasi pada pemberian obat oral, kulit, anus, dan vaginal?
5. Apa saja langkah-langkah pemberian obat oral, kulit, anus dan vaginal?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari obat oral, kulit, anus, dan vaginal.
2. Untuk mengetahui tujuan pemberian obat oral, kulit, anus, dan vaginal.
3. Untuk mengetahui indikasi pada pemberian obat oral, kulit, anus dan vaginal.

4
4. Untuk mengetahui kontraindikasi pada pemberian obat oral, kulit, anus, dan
vaginal.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah pemberian obat oral, kulit, anus dan vaginal.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Konsep Pemberian Obat Oral, Kulit, Anus dan Vaginal


2.1.1 Konsep Pemberian Obat Oral
A. Pengertian Pemberian Obat Oral
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui
mulut. memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses
penyembuhan dengan cara memberikan obat obatan melalui mulut sesuai dengan
program pengobatan dari dokter. Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling
banyak dipakai karena ini merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan
nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam
bentuk tablet, sirup,kapsul atau puyer. Untuk membantu aborsi maka pemberian obat
per oral dapat disertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.

B. Tujuan Pemberian Obat Oral


1. Untuk memudahkan dalam pemberian.
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat segera diatasi.
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri.
4. Menghindari pemberian obat yang dpat menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan.
5. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
6. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat.

C. Indikasi
1. Pada pasien yang tidak membutuhkan absorbsiobat secara cepat.
2. Pada pasien yang tidak mengalami gangguan pencernaan.

D. Kontraindikasi
Pasien dengan gangguan pada sistem pencernaan seperti kanker oral,
gangguan menelan, dan lain sebagainya.

6
E. Langkah Pemberian Obat Oral
1) Persiapan alat
a. Baki berisi obat
b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
c.pemotonh obat bila diperlukan
d.martil dan lumpang penggerus bila diperlukan
e. Gelas pengukur (bila diperlukan)
f. Gelas dan air minum
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
2.) Prosedur kerja
a. Siapkan peralatan dan cuci tangan.
b. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan,
mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan
lambung dan lain-lain).
c. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis
obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian
pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter
yang meminta.
d. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan
ambil obat yang diperlukan)
e. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
3) Tablet atau kapsul
a. Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa
menyentuh obat.
b. Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat
sesuai dengan dosis yang diperlukan.
c. Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk
dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan
menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena
beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.

7
4) Obat dalam bentuk cair
a. Kocok/putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum
dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
b. Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
c. Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak
tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak
akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.
d. Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat
berskala,
e. Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan
obat yang mengering pada tutup botol.
f. Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml
maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
g. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
Hal- hal yang perlu diperhatikan
a. Identifikasi klien dengan tepat.
b. Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh klien.
c. Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi
lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan
mencegah aspirasi,
d. Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan
anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian
anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk menelan dan
mencegah aspirasi.
e. Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat,
setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat
masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.

8
f. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang
alat-alat disposibel kemudian cuci tangan.
g. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.

2.1.2 Konsep Pemberian Obat Kulit


A. Pengertian Pemberian Obat Kulit
Pemberian obat pada kulit merupakan cara memberikan obat pada kulit
dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan
kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat
bermacam- macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
Obat dapat diberikan pada kulit dengancara digosokkan, ditepukkan,
disemprotkan, dioleskan dan iontoforesisi (pemberian obat pada kulit dengan listrik).
Prinsip kerja pemberian obat pada kulit antara lain meliputi:
1. Gunakan teknik steril bila ada luka pada kulit
2. Bersihkan kulit sebelum memberikan obat (bahan pembersih di tentukan
oleh dokter)
3. Ambil obat kulit dari tempatnya dengan batang spatel lidah dan bukan
dengan tangan.
4. Bila obat perlu digosok, gunakan tekanan halus.
5. Oleskan obat tipis-tipis kecuali ada petunjuk lain.
6. Bila digunakan kompres atau kapas lembab maka pelembab harus steril
7. Obat dalam bentuk cair harus diberikan dengan aplikator
Pemberian obat topikal pada kulit merupakan cara memberikan obat pada
kulit. dengan mengoleskan obat yang akan diberikan. Pemberian obat topikal pada
kulit memiliki tujuan yang lokal, seperti pada superficial epidermis. Obat ini
diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan, bila pemberian per-oral tidak
dapat mencapai superficial epidermis yang miskin pembuluh darah kapiler. Efek
sistemik tidak diharapkan pada pemberian obat topikal pada kulit ini. Apabila terjadi
kerusakan kulit setelah penggunaan obat topikal pada kulit, maka kemungkinan besar
efek sistemik akan terjadi.
Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu
karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan
pengobatan topical pada kulit tergantung pada:
- Umur

9
- Pemilihan agen topikal yang tepat
- Lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang sakit
- Stadium penyakit
- Konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum
- Metode aplikasi
- Penentuan lama pemakaian obat

B. Tujuan Pemberian Obat Kulit


Pemberian obat topikal pada kulit bertujuan untuk mempertahankan
hidrasi atau cairan tubuh untuk mencapai homeostasis, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit, menghilangkan gejala atau mengatasi infeksi. Selsai itu
pemberian obat ini juga bertujuan untuk:
1. Mencegah dan mengobati penyakit.
2. Mengurangi rasa sakit daerah tertentu.
3. Epidermis.
4. Corium.
5. Mengobati dengan cepat.
6. Menghilangkan rasa nyeri.
7. Untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut

C. Indikasi
Pasien dengan infeksi lokal, dermatitis, psoriasis ringan, keloid, parut
hipertrofik, alopesia areata, aknekistik dan prurigo.

D. Kontraindikasi
Pasien yang mengalami Ulkus (bisul atau luka terbuka).

E. Langkah Pemberian Obat


1. Alat Dan Bahan:
- Troli
- Baki dan alas
- Perlak dan alas
- Bengkok (nierbekken)
- Air DTT dalam kom

10
- Kapas
- Sarung tangan
- Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
2. Prinsip kerja pemberian obat pada kulit antara lain meliputi:
- Gunakan teknik steril bila ada luka pada kulit
- Bersihkan kulit sebelum memberikan obat (bahan pembersih di
tentukan oleh dokter)
- Ambil obat kulit dari tempatnya dengan batang spatel lidah dan
bukan dengan tangan.
- Bila obat perlu digosok, gunakan tekanan halus.
- Oleskan obat tipis-tipis kecuali ada petunjuk lain.
- Bila digunakan kompres atau kapas lembab maka pelembab harus
steril
- Obat dalam bentuk cair harus diberikan dengan aplikator, Pemberian
obat topikal pada kulit merupakan cara memberikan obat pada kulit. dengan
mengoleskan obat yang akan diberikan. Pemberian obat topikal pada kulit memiliki
tujuan yang lokal, seperti pada superficial epidermis. Obat ini diberikan untuk
mempercepat proses penyembuhan, bila pemberian per-oral tidak dapat mencapai
superficial epidermis yang miskin pembuluh darah kapiler. Efek sistemik tidak
diharapkan pada pemberian obat topikal pada kulit ini. Apabila terjadi kerusakan kulit
setelah penggunaan obat topikal pada kulit, maka kemungkinan besar efek sistemik
akan terjadi.

2.3.1 Konsep Pemberian Obat Pada Anus


A. Pengertian Pemberian Obat Pada Anus
Pemberian obat pada anus merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal
dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian bat suppositoria yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah fees dan
merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac
supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek
sistemik pada bat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus.

11
Pemberian obat supositoria in diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati
sfingter ani interna. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.

B. Tujuan Pemberian Obat Pada Anus


Tujuan pemberian obat melalui anus adalah memberikan efek lokal dan
sistemik. Contoh: efek local untuk melunakkan faeces dan merangsang/melancarkan
defekasi, efek sistemik untuk dilatasi bronkus.

C. Indikasi
1. kontraindikasi pengobatan lewat jalan oral yang disebabkan oleh
obstruksi saluran cerna atas atau ketidak mampuan menelan
2. saat bahan obat yang diberikan dapat mengiritasi mukosa saluran cerna
3. klien yang mengalami mual, muntah, dan ketidakmampuan untuk
makan dan minum
4. klien yang puasa atau yang terpasangan alat in situ
5. klien dengan tingkat kesadaran rendah
6. klien dengan konstipasi

D. Kontraindikasi
Klien dengan nyeri di rektum, perdarahan, riwayat oprasi anorektal atau anal
stenosis, Klien vang mengalami masalah dengan curah jantung.

E. Langkah-langkah Pemberian Obat Pada Anus


1) Alat dan Bahan:
- Obat suppositoria dalam tempatnya
- Sarung tangan.
- Kain kasa.
- Vaselin/pelicin/pelumas.
- Kertas tisu.
2) Prosedur Kerja:
- Cuci tangan.
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
- Gunakan sarung tangan.
- Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.

12
- Oleskan ujung pada bat suppositoria dengan pelicin.
- Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria
dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal
kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
- Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal
dengan tisu.
- Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang tau miring selama
kurang lebih 5 menit.
- Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
- Cuci tangan.
- Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.

2.4.1 Konsep Pemberian Obat Pada Vaginal


A. Konsep Pemberian Obat Pada Vaginal
Pemberian Obat Melalui Vagina Adalah cara pemberian obat yang melalui
vagina. Untuk bentuk tidak jauh beda dengan pemberian secara rektal. Dan biasanya
diberikan pada pasien-pasien yang hamil dan mengalami pecah ketuban dan diberikan
agar merangsang kontraksi.

B. Tujuan Pemberian Obat Pada Vaginal


Mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks.

C. Indikasi
Vaginitis, keputihan vagina dan serviks (leher rahim) karena berbagai
etiologi, ektropia dan parsio dan serviks. Servik sebagai hemoestasis setelah biopsy
dan pengangkatan polip di serviks, erosi uretra eksterna dan popiloma uretra
kondiloma akuminata. Luka akibat penggunaan instrument ginekologi untuk
mempercepat proses penyembuhan setelah electron koagulasi.

D. Kontraindikasi
Jangan diberikan pada orang yang mempunyai kecenderungan hipersensitif
atau alergi.

E. Macam-macam Obat Pervagina

13
Tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk
mengobati infeksi lokal. Satu ovula dimasukan sedalam mungkin ke dalam vagina
setiap hari sebelum tidur selama 1-2 minggu boleh dipakai sebagai pengobatan
tersendiri atau sebagai terapi interval pada kontensasi. Pamakaian selama masa haid
(menstruasi) tidianjurkan.
Contoh Obat Suppositoria pervagina:
1. Flagil Suppositoria
2. Vagistin Suppositoria
3. Albotil Suppositoria
4. Mistatin Suppositoria
5. Tri Costatis Suppositoria
6. Neoginoksa Suppositoria

F. Langkah-Langkah Pemberian Obat Vaginal


1. Persiapan Alat dan Bahan
- Obat dalam tempatnya.
- Sarung tangan.
- Kain Kasa.
- Kertas tisu.
- Kapas Sublimat dalam tempatnya.
- Pengalas.
- Korentang dalam tempatnya.
2. Prosedur Kerja
- Cuci tangan.
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
- Gunakan sarung tangan.
- Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
- Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat.
- Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbert.
- Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus dan berikan
pelumas pada obat.
- Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat
sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.

14
- Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia
dengan tisu.10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit
agar obat bereaksi.
- Cuci tangan.
- Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.
Catatan: apabila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti
petunjuk krim yang tertera pada kemasan, renggangkan lipatan labia dan
masukkan aplikator kurang lebih 7,5 cm dan dorong penarik aplikator untuk
mengeluarkan obat dan lanjutkan sesuai langkah nomor 8,9,10,11.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan materi di atas mengenai "Pemberian obar melalui oral, kulit,
anus dan vaginal" dapat kami simulkan yaitu Obat adalah bahan/paduan bahan-bahan
untuk diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit,
luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia/hewan, memperelok badan
atau bagian badan manusia.
Tenaga Kesehatan yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan
memastikan bahwa obat itu benar diminum. Bila ada obat yang diberikan kepada
pasien, hal itu harus menjadi bagian integral dari rencana keperawatan. Tenaga
Kesehatan yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap
pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum
obat tertentu (dalam bentuk kapsul).

3.2 Saran
Setiap obat merupakan racun jika dosis yang diberikan tidak tepat, yang mana
dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal
ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena
itu, sebagai seorang perawat harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya
tanpa menimbulkan masalah- masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun
orang lain.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A Aziz Alimul. (2016). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Surabaya: Salemba medika.

Azis, Musrifatul. (2018). Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik Jakarta: Salemba
medika.

Priharjo, robert. (2012). Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta: EGC

Stevens, dkk. Pengetahuan Keterampilan Sikap yang Dimiliki Konselor. (2015). Ilmu
Keperawatan Jilid 2 Edisi 2. Jakarta: EGC

17
18

Anda mungkin juga menyukai