1. Alvira Pandan
2. Dian Hartini Sopiyan
3. Lafilza Zaniawanur
4. Punghy Sari Indah
5. Rachmawati
6. Siti Maratus
7. Yudi Martadinata
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya ke pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KONSEP DAN PRINSIP PEMBERIAN OBAT ENTERAL“ ini dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segilainnya. Oleh karenaitu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………1
C. TUJUAN MASALAH…………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………….5
B. SARAN…………………………………………………………………………….5
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk dapat memberikan obat secara benar dan efektif, perawat harus mengetahui
tentang indikasi, dosis, cara pemberian dan efek samping yang mungkin terjadi dari setiap
obat yang diberikan. Untuk menghindari kesalahan, maka perawat tidak boleh memberikan
obat sampai ia benar – benar memahami obat yang diberikan. Dengan bidang farmasi maka
jenis dan jumlah obat juga bervariasi.
Sebelum memberikan suatu obat, maka perawat harus yakin bahwa obat tersebut benar –
benar dianjurkan oleh dokter. Dalam hal ini perawat harus berpegang teguh dengan prinsio 5
benar, yaitu : benar ordernya, benar obatnya, benar pasiennya, benar cara pemberianya, dan
benar waktu pemberiannya. Obat dapat diberikan berbagai macam cara anatar lain secara
enteral (per Oral), parenteral, dan topical.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
Pemberian obat secara enteral adalah pemberian obat melalui saluran cerna ( Gastro
Intestinal ) mulai dari cavum oris sampai rectum, contohnhya dengan cara per oral, sublingual,
dan bucal. Adapun dengan cara parenteral adalah cara pemberian obat dengan menempatkan
obat diluar saliran cerna, contohnya dengan cara topical, injeksi, dan inhalasi. Topikall adalah
pemberian obat secara local pada kulit atau pada membrane pada aera mata, hidung, lubang
telinga, vagina dna rectum.
Pemberian obat per oral merupaka cara yang paling banyak dipakai karena merupakan
cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat
diberikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul dan puyer. Untuk membantu
absorbsi, maka pemberian obat per oral dapat disertai dengan pemberian setengah gelas air atau
cairan yang lain.
Obat dapat diberikan kepada pasien secara sublingual yaitu dengan cara meletakan obat
dibawah lidah. Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun perawat harus mampu melakukannya.
Dengan cara ini, aksi obat lebih cepat yaitu setelah hancur dibawah lidah maka obat segera
mengalami absorbs kedalam pembuluh darah.
Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien
diberitahukan untuk tidak menelan obat karena bila ditelan obat menjadi tidak aktif oleh adanya
proses kimiawi dengan cairan lambung. Untuk mencegah obat tidak ditelan, maka pasien
diberitahu untuk membiarkan obat tetap dibawah lidah sampai obta menjadi hancur dan terserap.
Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang
mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan kepada pasien yang
mengalami nyyeri dada angina pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereasi dalam 1 menit dan
pasien dapat merasakan efeknya dalam waktu 3 menit (rodman dan smith, 1979).
Dalam pemberian obat secara bucal, obat diletakan antara gigi dengan selaput lender pada pipi
bagian dalam. Seperti pada pemberian secara sublingual, pasien dianjurkan untuk memberikan obat
pada selaput lender pipi bagian dalam sampai obat hancur dan diabsorbsi. Kerja sama pasien sangat
penting dalam pembemberian obat cara ini karena biasanya akan menelan yang akanmenyebakan obat
menjadi tidak efektif.
Cara pemberian ini jarang dilakukan dan pada saat ini hanya jenis preparat hormone dan
enzim yang menggunakan metode ini misalnya hormone polipeptida serta motalitas otot uterus
dan digunakan utuk memacu kelahiran pada kasus – kasus tertentu (ridman dan smith, 1979).
1. Kartu pesanan obat harus diperiksa secara hati – hati tentang pesanan obatnya.
2. Sebelum mengambil / mengeluarkan obat, perawat harus mencocokan kartu pesanan obat
dengan label pada botol kemasan obat.
3. Setiap label harus dibaca 3kali untuk menyainkan obat ayng diberikan :
a. Pada saatv botol obat diambil dari almari
b. Pada saat mencocokan dengan kartu pesaan obat
c. Pada saat dikembalikan
4. Obat dalam bentuk cair dituangkan menjauhi sis label, sejajar dengan mata pada
permukaan yang datar.
5. Sebelum mengembalikan oba ke dalamm almari atau lemari es, perawat mengusap bibir
botol sehingga obat tidak lengket atau merusak label.
6. Table dan kapsul dikeluarkan dari botolnya pada tutupnya kemudian pada mangkok yang
dialasi kertas untuk diberikan pada pasien.
7. Bila diberikan secara oral maka obat diberikan dengan cara ditelan jika dengan cara
sublingual yaitu dengan meletakan obat dibawah lidah, sedangkan jika dengan cara bucal
obat diletakan diantara gigi dengan selaput lendir pada pipi bagiam dalam. Pada
pemberian obat secara sublingual dan bucal, paien dianjurkan untuk meberikan obat
sampai obat hancur dan diabsorbsi.
8. Kapsul dan tablet tidak boleh dipegang.
Persiapan alat :
1. Handscoon bersih
2. Baki berisi obat – obataan
3. Karena sorong obat - obat / troli (tergantung sarana yang ada)
4. Kartu rencana pengobatan / catatan terapi pengobatan paien
5. Gelas berisi air putih
6. Sendok bersih bila perlu
7. Tisu bersih dan nierbeken (bengkok)
8. Cangkir disposable untuk tempat obat
9. Marti dan lumping penggerus (bila diperlukan)
persiapan pasien :
Tahap kerja :
Relative aman
Lebih praktis
Ekonomis
Pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat dipakau pada keadaan gawat.
Obat yang diberikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai dengan 45 menit
sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya setelah 1 smapai 1 jam.
Rasa dan bau obat yang tidak enak sering menggagu pasien. Cara per oral tidak dapat
dipakai pada pasein yang mengalami mual – mual, muntah, semi koma, pasien gagguan
menjalnkan pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai gangguan
menelan.
Beberapa jenis obat dapat mengakibatka iritasi lambung dan menyebabkan muntah
(missal garam besi dan salisilat). Untuk mencegah hal ini, bat diperiksa dalam bentuk
kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam dilambung, tetapi menjadi hancur
pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul
tidak boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberi tahu untuk tidak minum
antacid atau susu sekurang – kurangnya 1 jam setelah minum obat.
Apabila obat dikemas dalam entuk sirup, maka pemberian harus dilakukan dengan cara
yang paling nyamna khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien
dapat diberi minuman sirup pasien (es) sebelum minum obat sirup tersebut. Sesudah
minum sirup dapat diberikan minum , pencuci mulut atau kembang gula.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara antara lain secara enteral (per oral),
parenteral, dan topical. Pemberian obat secara enteral adalah pemberian obat melalui saluran
cerna (Gastro Intestinal) mulai dan cavum oris sampai rectum, contohnya denga cara per oral,
subingual, dan bucal.
B. Saran
Perawat professional mempunyai peran yang penting dalam pelaksaan pemberaian obat.
Dengan kemajuan bidang farmasi, maka jenis dan jumlah obat juga makin bervariasi. Untuk
mengantisipasikan hal ini, maka perawat harus rajin dalam belajar dan mebaca berbagai
informasi baru tentang obat – obatan.
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo Robert, teknik dasar pemberian obat bagi perawat (1994), Jakarta : EGC, 1995