Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP DASAR PEMBERIAN OBAT

DOSEN PEMBIMBING : Dr.dr. H. Ibrahim Edy Sapada, M.Kes

DISUSUN OLEH

NAMA: IKE ALIN MARLINA

PRODI: D3 KEPERAWATAN

NIM: 144011926026

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah yang saya buat ini dapat terselesaikan. Dengan berbagai
sumber referensi yang di dapat akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul 
Prisip Dasar Pemberian Obat . Makalah ini di buat agar dapat memperluas wawasan pembaca
terutama di kalangan keperawatan.

Pada kesempatan kali ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing saya yang sudah memberikan materi. karena dengan adanya tugas ini dapat
menambah wawasan saya, adapun maksud penyususan makalah ini untuk memenuhi tugas
matakuliah Farmakologi. Penyusunan telah berusaha semaksimal mungkin dalam
penyusunan makalah ini dengan memeberikan gambaran agar mudah dipahami. Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat masih banyak kesalahan dan
kekurangan, maka dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi
menyempurnakan makalah ini.

Palembang, 14 April 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………................................................i

KATA PENGANTAR…………………………………………………….................................................. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………….............................................................iii

A. BAB I PENDAHULAN

A.1 Latar Belakang Masalah…..……………………………………...................................................1

A.2 Rumusan Masalah…………………….……………………….......................................................1

A.3 Tujuan Penulisan………………….………………………….........................................................1

A.4 Manfaat Penulisan………………….………………………….......................................................1

A.5 Metode Penulisan……………….……………………………........................................................1

B. BAB II PEMBAHASAN

B.1 Prinsip Benar Obat………..……………………………………....................................................2

B.2 Rute Pemberian Obat…………………………………………....................................................4

C. BAB III PENUTUP

C.1 Simpulan………………………………………………………..........................................................9

C.2 Saran……………………………………………………………..........................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang aman dan akurat
kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping
yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat
tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.

Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat,
memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan
berdasarkan pengetahuan.

A.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana prinsip benar obat?

b. Bagaimana rute pemberian obat?

A.3 Tujuan penulisan

a. Untuk mengetahui prinsip benar obat

b. Untuk mengetahui rute pemberian obat

A.4 Manfaat Penulisan

a. Memberikan informasi tentang prinsip benar obat

b. Memberikan informasi tentang rute pemberian obat

A.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam menulis makalah ini, yaitu Metode Media Informatika adalah
metode dengan mencari data melalui situs-situs internet.
BAB II

PEMBAHASAN

B.1. PRINSIP BENAR OBAT

1. Tepat Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur,
gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien
tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien
mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau
kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada
keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2. Tepat Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita
asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat
kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol
dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya
tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat
perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan
kerjanya.

3. Tepat Waktu

Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan,
untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat
dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum
setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat.

4. Tepat Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke
pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa
obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
Misalnya ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1 amp ondansentron
dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg.
jadi Anda harus tetap hati-hati dan teliti.

5. Tepat Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

 Oral

Adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis,
paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual
atau bukal) seperti tablet ISDN.

 Parenteral

Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi
parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena
(perset / perinfus).

 Topikal

Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim,
spray, tetes mata.

 Rektal

Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair
pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti
konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang
(stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan
pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan
dalam bentuk supositoria.

 Inhalasi
Yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk
absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal
pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau
dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.

6. Tepat Dokumentasi

Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat
itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum,
harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

B.2. RUTE PEMBERIAN OBAT

Rute pemberian obat terutama ditentukan oleh sifat dan tujuan dari penggunaan obat
sehingga dapat memberikan efek terapi yang tepat. Terdapat 2 rute pemberian obat yang
utama, yaitu: enteral dan parenteral.

(1). Enteral

 Oral

Memberikan suatu obat melalui muut adalah cara pemberian obat yang paling umum
tetapi paling bervariasidan memerlukan jalan yang paling rumit untuk mencapai jaringan.
Beberapa obat diabsorbsi di lambung; namun, duodenum sering merupakan jalan masuk
utama ke sirkulasi sistemik karena permukaan absorbsinya yang lebih besar. Kebanyakan
obat diabsorbsi dari saluran cerna dan masuk ke ahti sebelum disebarkan ke sirkulasi
umum. Metabolisme langakah pertama oleh usus atau hati membatasi efikasi banyak obat
ketika diminum per oral. Minum obat bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi
absorbsi. Keberadaan makanan dalam lambung memperlambat waktu pengosongan
lambung sehingga obat yang tidak tahan asam, misalnya penisilin menjadi rusak atau tidak
diabsorbsi. Oleh karena itu, penisilin ata obat yang tidak tahan asam lainnya dapat dibuat
sebagai salut enterik yang dapat melindungi obat dari lingkungan asam dan bisa mencegah
iritasi lambung. Hal ini tergantung pada formulasi, pelepasan obat bisa diperpanjang,
sehingga menghasilkan preparat lepas lambat.

(2). Sublingual
Penempatan di bawah lidah memungkinkan obat tersebut berdifusi kedalam anyaman
kapiler dan karena itu secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Pemberian suatu
obat dengan rute ini mempunyai keuntungan obat melakukan bypass melewati usus dan hati
dan obat tidak diinaktivasi oleh metabolisme.

(3). Rektal

50% aliran darah dari bagian rektum memintas sirkulasi portal; jadi, biotransformasi obat
oleh hati dikurangi. Rute sublingual dan rektal mempunyai keuntungan tambahan, yaitu
mencegah penghancuran obat oleh enzim usus atau pH rendah di dalam lambung. Rute
rektal tersebut juga berguna jika obat menginduksi muntah ketika diberikan secara oral atau
jika penderita sering muntah-muntah.

B. Parenteral

Penggunaan parenteral digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui saluran
cerna, dan untuk obat seperti insulin yang tidak stabil dalam saluran cerna. Pemberian
parenteral juga digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan
yang memerlukan kerja obat yang cepat.

Pemberian parenteral memberikan kontrol paling baik terhadap dosis yang sesungguhnya
dimasukkan kedalam tubuh.

1. Intravena (IV)

suntikan intravena adalah cara pemberian obat parenteral yan sering dilakukan. Untuk
obat yang tidak diabsorbsi secara oral, sering tidak ada pilihan. Dengan pemberian IV, obat
menghindari saluran cerna dan oleh karena itu menghindari metabolisme first pass oleh
hati. Rute ini memberikan suatu efek yang cepat dan kontrol yang baik sekali atas kadar obat
dalam sirkulasi. Namun, berbeda dari obat yang terdapat dalam saluran cerna, obat-obat
yang disuntukkan tidak dapat diambil kembali seperti emesis atau pengikatan dengan
activated charcoal. Suntikan intravena beberapa obat dapat memasukkan bakteri melalui
kontaminasi, menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan karena pemberian terlalu cepat
obat konsentrasi tinggi ke dalam plasma dan jaringan-jaringan. Oleh karena it, kecepatan
infus harus dikontrol dengan hati-hati. Perhatian yang sama juga harus berlaku untuk obat-
obat yang disuntikkan secara intra-arteri.
2. Intramuskular (IM)

obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat berupa larutan dalam air atau
preparat depo khusus sering berpa suspensi obat dalam vehikulum non aqua seperti
etilenglikol. Absorbsi obat dalam larutan cepat sedangkan absorbsi preparat-preparat depo
berlangsung lambat. Setelah vehikulum berdifusi keluar dari otot, obat tersebut mengendap
pada tempat suntikan. Kemudian obat melarut perlahan-lahan memberikansuatu dosis
sedikit demi sedikit untuk waktu yang lebih lama dengan efek terapetik yang panjang.

3. Subkutan

suntikan subkutan mengurangi resiko yang berhubungan dengan suntikan intravaskular.


Contohnya pada sejumlah kecil epinefrin kadang-kadang dikombinasikan dengan suatu obat
untuk membatasi area kerjanya. Epinefrin bekerja sebagai vasokonstriktor lokal dan
mengurangi pembuangan obat seperti lidokain, dari tempat pemberian. Contoh-contoh lain
pemberian obat subkutan meliputi bahan-bahan padat seperti kapsul silastik yang berisikan
kontrasepsi levonergestrel yang diimplantasi unutk jangka yang sangat panjang.

C. Lain-lain

1. Inhalasi

inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari
saluran nafas dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek hampir sama dengan efek yang
dihasilkan oleh pemberian obat secara intravena. Rute ini efektif dan menyenangkan
penderita-penderita dengan keluhan pernafasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif
kronis karena obat diberikan langsung ke tempat kerja dan efek samping sistemis minimal.

2. Intranasal

Desmopressin diberikan secara intranasal pada pengobatan diabetes insipidus;


kalsitonin insipidus; kalsitonin salmon, suatu hormon peptida yang digunakan dalam
pengobtana osteoporosis, tersedia dalam bentuk semprot hidung obat narkotik kokain,
biasanya digunakan dengan cara mengisap.

3. Intratekal/intraventrikular

Kadang-kadang perlu untuk memberikan obat-obat secara langsung ke dalam cairan


serebrospinal, seperti metotreksat pada leukemia limfostik akut.
4. Topikal

Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat diinginkan untuk
pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam bentuk krem secara langsung pada kulit
dalam pengobatan dermatofitosis dan atropin atropin diteteskan langsung ke dalam mata
untuk mendilatasi pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.

5. Transdermal

Rute pemberian ini mencapai efek sistemik dengan pemakaian obat pada kulit,
biasanya melalui suatu “transdermal patch”. Kecepatan absorbsi sangat bervariasi tergantun
pada sifat-sifat fisik kulit pada tempat pemberian. Cara pemberian obat ini paling sering
digunakan untuk pengiriman obat secara lambat, seperti obat antiangin, nitrogliserin.
BAB III

PENUTUP

Simpulan

1. Prinsip benar obat : benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara/rute, benar
waktu, benar dokumentasi.

2. Rute pemberian obat: enteral, parenteral, lain-lain.

Saran

Demikian makalah yang saya buat, semoga bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan
kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA

http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.co.id/2010/04/prinsip-6-enam-benar-dalam-
pemberian.html

https://muthiaura.wordpress.com/2013/04/23/rute-pemberian-obat/

Anda mungkin juga menyukai