Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOLOGI

PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR

OLEH :

SISI ARWANI

10.01.143

DOSEN PEMBIMBING :

DRA.HJ.KISDARYETI APT MARS

AKADEMI KEPERAWATAN SAPTA KARYA PALEMBANG

TAHUN AKADEMI 2010/2011


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

telah sehingga terlaksananya makalah ini.makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang telah

diberikan dalam mata kuliah FARMAKOLOGI,adapun judul makalah ini adalah “PRINSIP-

PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR’’

Makalah ini merupakan suatu harapan yang bagi kita semua untuk menambah

pengetahuan.

Tak lupa juga kami ucapkan terimah kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah

FARMAKOLOGI yakni DRA IBU.HJ.KISDARYETI APT MARS yang telah membimbing

kami sehingga kami terselesaikannya makalah ini.masih banyak kekurangan yang di jumpai

dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun untuk

menyempurnakan,sangat diharapkan guna memperbaiki di masa akan datang.

Saya mengharapkan kritik dan saran supaya pada tugas makalah berikut nya dapat

lebih baik lagi.

Palembang, maret 2011

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

TUJUAN

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA(TEORI)

2.1

2.1.1 PEGERTIAN OBAT

2.1.2 PERAN DALAM PENGOBATAN

2.1,3 PRISIP ENAM BENAR

2.1.4 CARA PENYIMPAN OBAT

2.1.5 KESALAHAN PEMBERIAN OBAT

2.1.6.PENDOMAN PEMBERIAN OBAT

BAB 111 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Adapun prinsip-prinspi pemberian obat yang benar meluputi 6 hal, yaitu : Benar pasien, benar obat, benar

dosis, benar waktu, benar rute dan benar dokumentasi. Benar pasien dapat dipastikan dengan memeriksa

identitas pasien dan harus dilakukan setiap akan memberikan obat. Benar obat memastikan pasien setuju

dengan obat yang telah diresepkan berdasarkan kategori perintah pemberian obat, yaitu :perintah tetap

(standing order), perintah satu kali (single order), perintah PRN (jika perlu), perintah stat (segera). Benar

dosis adalah dosis yang diresepkan pada pasien tertentu. Benar waktu adalah saat dimana obat yang

diresepkan harus diberikan. Benar rute disesuaikan dengan tingkat penyerapan tubuh pada obat yang telah

diresepkan. Benar dokumentasi meliputi nama, tanggal, waktu, rute, dosis dan tanda tangan atau insial

petugas.

2 .TUJUAN

 Mengetahui prinsip-prinsp pemberian obat

 Mengetahui pedoman pemberian obat


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA(TEORI)

2.1 PRISIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR

2.1.1 pengertian obat

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam

menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,

luka atau kelainan badaniah dan

rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia

termasuk obat tradisional .

Dalam memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat dan

memahami prinsip enam benar (dulu lima benar) agar kita dapat terhindar dari kesalahan dalam

memberikan obat, prinsip enam benar tersebut akan kita bahas dalam postingan kali ini, namun

ada baiknya juga kita mengetahui peran masing-masing profesi yang terkait dengan upaya

pengobatan terseb

2.1.2 Peran dalam Pengobatan

Dokter bertanggung jawab terhadap diagnosis dan terapi. Obat harus dipesan dengan

menulis resep. Bila ragu tentang isi resep atau tidak terbaca, baik oleh perawat maupun apoteker,

penulis resep itu harus dihubungi untuk penjelasan.


Peran Apoteker dalam Pengobatan

Apoteker secara resmi bertanggung jawab atas pasokan dan distribusi obat.selain itu

apoteker bertanggung jawab atas pembuatan sejumlah besar produk farmasi seperti larutan

antiseptik, dan lain-lain.

Peran penting lainnya adalah sebagai narasumber informasi obat. Apoteker bekerja

sebagai konsultan spesialis untuk profesi kedokteran, dan dapat memberi nasehat kepada staf

keperawatan dan profesi kesehatan lain mengenai semua aspek penggunaan obat, dan memberi

konsultasi kepada pasien tentang obatnya bila diminta.

Peran Perawat

Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat

menjadi salah satu tugas perawat yang paling penting. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam

proses pemberian obat kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan

dan memastikan bahwa obat itu benar diminum.

Bila ada obat yang diberikan kepada pasien, hal itu harus menjadi bagian integral dari

rencana keperawatan. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap

pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu

(dalam bentuk kapsul). Faktor gangguan visual, pendengaran, intelektual atau motorik, yang

mungkin menyebabkan pasien sukar makan obat, harus dipertimbangkan.


Rencana perawatan harus mencangkup rencana pemberian obat, bergantung pada hasil

pengkajian, pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, efek samping, lama kerja, dan program

dokter.

2.1.3 Prinsip Enam Benar

1.Benar Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat

tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien

tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien

mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau

kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada

keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2.Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang

kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi

apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat

kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat

membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan

dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca,

isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.


Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat

perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan

kerjanya.

3.Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus

berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.

Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik

ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya

ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1 amp ondansentron dosisnya ada 4

mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi Anda harus

tetap hati-hati dan teliti !

4.Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan

pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang

diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan

peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.


Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena

ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut

(sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.

Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti

usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena

(perset / perinfus).

Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep,

losion, krim, spray, tetes mata.

Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan

mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti

konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp).

Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam

bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.

Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki

epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara

lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau

dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.


5.Benar Waktu

Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai

atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan,

untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam

pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat

sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,

untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

6.Benar Dokumentasi

Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa

obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum,

harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

2.1.4 Cara Penyimpanan Obat

Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga faktor utama, yaitu :

Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat termolabil

(rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing-masing obat

yang berbeda-beda. Misalnya insulin, supositoria disimpan di tempat sejuk < 15°C (tapi tidak

boleh beku), vaksin tifoid antara 2 – 10°C, vaksin cacar air harus < 5°C.

Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum dan terkunci.
Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan

dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh)

pada tablet menjadi basah / bentuknya rusak.

2.1.5 Kesalahan Pemberian Obat

Kesalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah, mencakup faktor lain yang

mengubah terapi obat yang direncanakan, misalnya lupa memberi obat, memberi obat dua

sekaligus sebagai kompensasi, memberi obat yang benar pada waktu yang salah, atau memberi

obat yang benar pada rute yang salah.

Jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat yang bersangkutan harus segera

menghubungi dokternya atau kepala perawat atau perawat yang senior segera setelah kesalahan

itu diketahuinya.

Kesalahan pemberian obat disebabkan

1. Memberi obat yang salah

2. Mengubah terapi yang telah direncanakan

Misalnya memberi obat waktu yang salah atau obat benar pada rute yang salah.

Jika terjadi kesalahan pemberian obat perawat yang bersangkutan harus segera menghubungi

dokternya atau kepada perawat atau perawat yang senior segera setelah terjadi kesalahan itu

diketahui
Kepatuhan perawat tentang aturan pakai obat yang diresepkan dan pemriannya harus

diikuti dengan benar. Jika terapi ini akan dilanjutkan setelah pasien pulang, penting

agar pasien mengerti dan dapat meneruskan terapi dengan benar tanpa pengawasan

pasien tidak patuh dalam meminum obat di sebabkan oleh beberapa factor :

1. Kurang paham nya pasien terhadap tujuan pengobatan itu

2. Tidak mengertinya pasien tentang pentingnya mengikuti aturan pengobatan yang di tetapkan

sehubungan dengan prognosisnya

3. Sukarnya memperoleh obat tersebut diluar rumah sakit

4. Mahal nya harga obat

5. Kurangnya kepedulian dan perhatian keluarga yang munkin bertanggung jawab atas pemberian

obat kepada pasien


Bentuk-bentuk obat :

1. Kaplet

2. Tablet

3. Kapsul

4. Cairan→sirup,infuse

5. Supositoria

6. Spray

7. Ekstrak

8. Salep atau cream

2.1.6 Pedoman dalam pemberian obat


A. prosedur untuk pemberian obat yang benar :

 Persiapan :

1. Cuci tangan sebelum menyiapkan pengobatan.

2. Periksa untuk terjadinya alergi obat.

3. Periksa perintah pengobatan dengan perintah dokter.

4. Periksa label tempat obat sebanyak 3 kali.

5. Periksa tanggal kadarluarsa pada label obat.

6. Periksa ulang penghitungan dosis obat dengan perawat lain.

7. Pastikan kebenaran obat-obat yang dapatbersifat toksik dengan perawat lain

atau ahli farmasi.

8. Tuang tablet/kapsul kedalam tutup tempat obat.

9. Tuang cairan ssetinggi mata.

10. Encerkan obat-obat yang mengiritasi mukosa lambung (kalium, aspirin)

/berikan bersama-sama dengan makanan.


 Pemberian :

1. Periksa identitas klien melalui gelang identifikasinya.

2. Tawarkan batu es untuk membaalkan pengecap rasa sewaktu memberikan obat

yang rasanya tidak enak.

3. Berikan hanya obat yang saudara persiapkan.

4. Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat tergantung dari rute pemberian.

5. Tetaplah bersama klien sama obat dipakai.

6. Jika memberikan obat pada sekelompok klien, berikan obat terakhir pada klien

yang membutuhkan bantuan ekstra.

7. Berikan tidak lebih dari 2,5-3 ml larutan intramuscular pada satu tempat.

8. Buang jarum dan tabung suntik ke tempat yang tepat.

9. Buang obat-obat kedalam bak atau toilet, jangan kedalam tempat sampah.

10. Buang larutan yang tidak terpakai dari ampul.

11. Simpan narkotik kedalam laci atau lemari dan kunci ganda.

12. Kunci untuk laci narkotik harus disimpan oleh perawat.


 Pencatatan :

1. Laporkan kesalahan obat dengan segera kepada dokter klien dan perawat

supervisior. Lengkapi laporan peristiwa.

2. Masukkan kedalam kolom : catat obat yang diberikan, dosis, waktu, rute, dan

inisial anda.

3. Catat obat-obat segera setelah diberikan, khusus dosis stat.

4. Lapor dan catat obat-obat yang ditolak dan alasan penolakan.

5. Catat jumlah cairan yang diminum bersama obat pada kolom intake dan output.

B. Yang tidak boleh dalam pemberian obat

 Jangan sampai konsentrasi terpecah sewaktu mempersiapkan obat.

 Jangan memberikan obat yang dikeluarkan oleh orang lain.

 Jangan mengeluarkan obat dari tempat obat dengan label yang sulit dibaca/labelnya

hilang.

 Jangan memindahkan obat dari satu tempat ke tempat yang lain.

 Jangan mengeluarkan obat ketangan anda.

 Jangan memberikan obat yang kadarluarsa.


 Jangan menduga-duga mengenai obat dan dosis obat.

 Jangan memakai obat yang telah mengendap/berubah warna/berawan.

 Jangan tinggalkan obat-obat yang telah dipersiapkan.

 Jangan berikan suatu obat kepada klien jika ia memiliki alergi kepada obat itu.

 Jangan memanggil nama klien sebagi satu-satunya cara untuk mengidentifikasi.

 Jangan berikan obatjika klien menyaatakan bahwa obat tersebut berlainan dengan apa

yang telah ia terima sebeumnya.

 Jangan menutup kembali jarum.

Contoh obat dalam benruk sirup


BAB III

PENUTUP

1.KESIMPULAN

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam

menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala

penyakit, luka atau kelainan badaniah dan

rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan

manusia termasuk obat tradisional . oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam pemberian obat agar

terhindar dari hal=hal yang tidak diinginkan.

2.SARAN

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu untuk perbaikann dimasa sekarang dan masa yang akan datang saya

mengharapkan saran dan kritik kepada para pembaca sekalian


DAFTAR PUSTAKA

http://nursingbegin.com/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat/

http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/prinsip-6-enam-benar-dalam-

pemberian.html

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/investigative-medicine/2102076-prinsip-enam-benar-

pemberian-obat/

http://ryrilumoet.blogspot.com/2009/04/prinsip-prinsip-pemberian-obat.html

http://arispurnomo.com/prinsip-pemberian-obat-pada-perawat

http://darwismamin.wordpress.com/keperawatan/prinsip-enam-benar-pemberian-obat/

Anda mungkin juga menyukai