Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberkati kami sehingga makalah yang berjudul “PRINSIP PEMBERIAN MEDIKASI”
ini dapat diselesaikan.
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami,
namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
untuk semuanya yang sudah mau membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan.
Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca.
Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawat adalah seseorang yang bertugas memberikan asuhan pada individu,
keluarga, juga kelompok dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat juga memiliki
tanggung jawab dalam memastikan dan memberikan obat dengan benar. Perawat
merupakan tenaga kesehatan yang paling tepat dalam memastikan dan memberikan obat
karena perawat meluangkan sebagian besar waktunya berada disamping pasien. Seorang
perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping
yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat,
memantau respon klien dan membantu klien menggunakannya dengan benar.
Obat merupakan sebuah substansi zat baik dari alam atau kimiawi dalam takaran
yang tepat atau layak sehingga dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah
penyakit serta digunakan sebagai perawatan terhadap gangguan yang terjadi di dalam
tubuh. Medikasi (obat) adalah zat yang diberikan untuk keperluan diagnosis,
penyembuhan, terapi, penurun(pereda), dan pencegahan penyakit.
Dalam pemberian medikasi terdapat beberapa prinsip yang harus dipahami.
Adapun prinsip prinsip pemberian obat meliputi dua belas hal yaitu: benar pasien, benar
obat, benar dosis,benar cara pemberian, benar waktu,benar rute, benar dokumentasi,
benar evaluasi, benar pengkajian,benar reaksi dengan obat lain, benar reaksi terhadap
makanan, hak klien untuk menolak, dan benar pendidikan kesehatan perihal medikasi
klien.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian medikasi?
2. Bagaimana konsep medikasi?
3. Apa saja prinsip pemberian medikasi?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian medikasi
2. Untuk mengetahui konsep medikasi
3. Untuk mengetahui pprinsip pemberian medikasi
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEDIKASI
Medikasi adalah cara utama terapi yang diprogramkan oleh medis untuk
mengobati masalah kesehatan atau masalah klien. Medikasi merupakan sebuah obat yang
dipakai untuk mendiagnosa, merawat, mengobati atau mencegah penyakit. Terapi obat
adalah sebuah bagian penting dari bidang kedokteran dan dipakai dalam ilmu
farmakologi untuk rawat jalan.
Obatadalahzatapa pun yang
menyebabkanperubahanfisiologiataupsikologiorganismesaatdikonsumsi. Obat-
obatanbiasanyadibedakandarimakanandanzat yang
menyediakannutrisi.Konsumsiobatdapatdilakukanmelaluiinhalasi, injeksi, merokok,
ingesti, absorpsimelaluikulit, ataudisolusi di
bawahlidah.Meskipunobatmenguntungkan,obatbukantanpareaksimerugikan.
Perawatharusmengetahuitentangprinsipprinsipdalampemberianmedikasi.
B. KONSEP MEDIKASI
Sebelum pemberian medikasi(obat) kepada pasien, perawat harus memahami
konsep medikasi, reaksi obat , dosis obat, efek obat, reaksi pemberian obat,dan teknik
pemberian obat.
1. Reaksi obat
a. Farmakokinetik
Farmakokinetikadalahilmu yang mempelajaripenyerapan (absorbsi) obat,
penyebaran (distribusi) obat, mekanismekerja (metabolisme) obat,
danpengeluaran (ekskresi) obat.Dengan kata lain,
Farmakokinetikadalahmempelajaripengaruhtubuhterhadapsuatuobat.
b. Farmakodinamik
Farmakodinamikadalahbagiandariilmufarmakologi yang
mempelajariefekbiokimiadanfisiologiobat,
sertamekanismekerjanya.Tujuanmempelajarimekanismekerjaobatialahuntukm
enelitiefekutamaobat, mengetahuiinteraksiobatdalamsel,
danmengetahuiurutanperistiwasertaspektrumefekdanrespons yang terjadi.
Farmakodinamiklebihfokusmembahasdanmempelajariseputarefekobat-
obatanitusendiri di
dalamtubuhbaikdarisegifisiologimaupunbiokimiaterhadapberbagai organ
tubuh, sertamekanismekerjaobatobatan di
dalamtubuhmanusia.Farmakodinamikjugaseringdisebutdenganaksiatauefekob
at.
2. Dosis obat
Dosis (takaran) suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan
atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam
maupun obat luar. Ketentuan Umum Farmasi Indonesia (FI) edisi III
mencantumkan 2 dosis yakni :
1. Dosis Maksimal (maximum)
berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan dosis
melebihi dosis maksimum dapat dilakukan dengan membubuhi tanda seru dan
paraf dokter penulisan resep, diberi garis dibawah nama obat tersebut atau
banyaknya obat hendaknya ditulis dengan huruf lengkap.
2. Dosis Lazim (Usual Doses)
merupakan petunjuk yang tidak mengikat tetapi digunakan sebagai pedoman
umum (dosis yang biasa / umum digunakan).
3. Efek obat
Ada 3 efek yang harus diperhatikan yaitu:
1. Efek terapeutik
Obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai dengan
kandungan obatnya.
2. Efek samping
Dampak dari obat yang tidak diharapkan, efek yang kemungkinan dapat
membahayakan seperti timbulnya alergi.
3. Efek toksik
Obat bisa menyebabkan keracunan pada berbagai anggota tubuh terutama
anggota tubuh yang banyak dilewati oleh aliran daraContonhya, adalah
ginjal (oleh obat cefalexin, cisplatin, gentamisin); hati (contoh obat
parasetamol, isoniazid, clorpromazin); paru-paru (contoh amiodaron,
bleomisin); sistem reproduksi (contoh obat kanker bisa menimbulkan
fertilitas pada pria).
4. Reaksi pemberian obat
a. Reaksi hipersensivitas
Hipersensitivitas adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi
secara berlebihan terhadap benda atau zat tertentu. Reaksi hipersensivitas ini
akan terjadi apabila klien sensitif terhadap efek dari pengobatan yang
dilakukan.
b. Toleransi
Reaksi yang terjadi ketika klien mengalami penurunan respon atau tidak
berespon terhadap obat yang diberikan, dan membutuhkan penambahan dosis
untuk mencapai efek terapi yang diinginkan.
c. Reaksi alergi
Tubuh menerima obat sebagai benda asing, sehingga tubuh akan membentuk
suatu antibodi untu melawan obat tersebut. Akibatnya akan menimbulkan
reaksi alergi seperti gatal gatal (urtikaria), pruritus, atau rhintis.
d. Toksisitas
Reaksi yang terjadi karena dosis berlebih atau penumpukan zat dalam darah
akibat dari gangguan metabolisme atau ekskresi.
e. Interaksi antar obat
Reaksi ini terjadi ketika efek dari suatu obat terganggu akibat adanya obat lain
atau makanan yang mempengaruhi kerja obat dalam tubuh.
5. Pemberian obat
a. Oral
penggunaan obat yang dikonsumsi melalui mulut seperti
pil,kapsul,sirup,kaplet,tablet, dll.
b. Paranteral
Obat yang dengan cara menyuntikan obat tersebut ke jaringan sasaran.
Subkutan.
Obat ini disuntikkan ke jaringan lemak tepat di bawah kulit. Obat ini
kemudian masuk ke pembuluh darah kecil (kapiler) menuju alirah darah
untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Insulin adalah salah satu yang paling
sering menggunakan cara pemberian obat yang satu ini.
Intramuskular.
Metode ini ditujukan untuk pasien yang membutuhkan obat dengan
dosis yang lebih besar. Obat disuntikkan langsung ke jaringan otot
lengan atas, paha, atau pantat menggunakan jarum berukuran besar.
Intravena.
Metode ini ditujukan untuk pasien yang membutuhkan obat dengan
dosis yang lebih besar. Obat disuntikkan langsung ke jaringan otot
lengan atas, paha, atau pantat menggunakan jarum berukuran besar.
Intratekal
Metode ini ditujukan untuk pasien yang membutuhkan obat dengan
dosis yang lebih besar. Obat disuntikkan langsung ke jaringan otot
lengan atas, paha, atau pantat menggunakan jarum berukuran besar.
c. Topikal
Obat-obatan topikal merupakan jenis obat yang diserap secara langsung oleh
permukaan tubuh, terutama kulit. Contoh obat topikal adalah salep, losion,
krim, bedak, gel, dan plester yang ditempelkan ke kulit.
d. Supositoria (rektal)
Supositoria merupakan jenis obat-obatan yang dimasukkan melalui dubur.
Jenis obat ini ditujukan bagi pasien yang tidak bisa menelan obat secara
langsung, mengalami mual parah, atau harus menjalani puasa sebelum dan
setelah operasi.
A. KESIMPULAN
Medikasi adalah cara utama terapi yang diprogramkan oleh medis untuk
mengobati masalah kesehatan atau masalah klien. Medikasi merupakan sebuah obat yang
dipakai untuk mendiagnosa, merawat, mengobati atau mencegah penyakit.
Dalam pemberian medikasi seorang perawat hendaknya memahami konsep
medikasi, memahami dan melaksanakan prinsip pemberian medikasi untuk kepentingan
terbaik pasien dan menghindari malpraktik serta hak-hak pasien sebagai konsumen harus
terlindungi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/embeds/405497543/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
https://www.scribd.com/embeds/502085465/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
https://www.scribd.com/presentation/405497543/Prinsip-Pemberian-Medikasi
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Farmakologi_bab_1-
3.pdf
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-dosis-obat/14747
https://dinas.id/efek-toksik-obat/
https://hellosehat.com/obat-suplemen/macam-cara-pemberian-obat/