Anda di halaman 1dari 37

PERAN

PERAWAT
DALAM
PEMBERIAN
OBAT

Syaukia Adini
PROLOG
 Perawat bertanggung jawab dalam memberikan obat –
obatan yang aman bagi pasien.
 Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah
pemberian obat (kolaborasi sebagai tim kesehatan) dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap
atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas
yang seharusnya.
 Secara hukum perawat bertanggung jawab jika
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak
benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi
status kesehatan klien
APLIKASI FARMAKOLOGI
DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN
Peran perawat dalam pelaksanaan 7B
Tugas perawat: evaluasi bagaimana
respon pasien terhadap obat yang
diberikan
Perlu pemahaman tentang dasar
farmakologi
Pendekatan proses keperawatan dengan
memperhatikan 7 hal benar dalam pemberian obat,
yaitu
1.Benar pasien,
2.Benar obat,
3.Benar dosis,
4.Benar rute/cara,
5.Benar waktu,
6.Benar dokumentasi dan
7.Benar dalam informasi
1. Benar Pasien
Pengecekan benar Pasien :
Memeriksa ID Pasien & Menyebutkan
namanya sendiri  Gelang ID
Cek langsung ke pasien untuk
menjawabnya, apabila tidak bisa scra
verbal  respon non-verbal (anggukan
pasien)  kalau tidak bisa (pasien ggn
jiwa, dibawah umur, tidak sadar) maka
data pasien diambilkan dari atau
ditanyakan kepada Keluarga Pasien.
2. Benar Obat
 Obat memiliki nama dagang & nama generik.
 Apabila ada nama dagang yg baru/tidak mengetahui  tanyakan ke apoteker
tentang nama generiknya/kandungannya.
 Sebelum memberikan obat kepasien, label obat harus dibaca 3x :
1. pada saat melihat botol atau kemasan obat
2. sebelum menuang/ mengisap obat
3. setelah menuang/mengisap obat
 Jika label tidak terbaca  Isi tidak boleh dipakai & harus dikebalikan ke bagian
farmasi.
 Perhatian pada nama obat yang hampir sama pengucapannya.
3. Benar Dosis
 Sebelum memberi obat  periksa selalu
dosisnya  apabila ragu harus konsultasi
dgn dokter yg menulis resep/dgn apoteker
 apabila sudah sesuai maka bisa diberikan
kepada pasien.
 Contoh :
Amlodipine tab  ada yg berisi 1 tablet =
5mg dan 10mg  jadi harus dicek kembali
dari peresepan dokter.

 Pada ampul obat  hati-hati karena ada


yang isinya bentuk ukuran = mg dan cc 
Cek kembali peresepan
4. Benar Rute Obat
 Obat yg diresepkan  digunakan pasien melalui beberapa rute 
rute tsb disesuaikan dengan kondisi pasien :
a. Keadaan umum
b. Kecepatan respon yg diinginkan
c. Sifat kimiawi
d. Sifat fisik obat
e. Tempat kerja yang diinginkan
 Pemberian obat sesuai rute :
a. Per-Oral
b. Parenteral
c. Topikal
d. Rektal
e. Inhalasi
Rute Per-Oral
 Rute per-oral adalah rute paling
banyak dipakai dan diterapkan.
 Obat  diabsorbsi rongga mulut
(sublingual/bukal, mulut) 
dicerna di dalam usus.
 Beberapa jenis obat pencetus
muntah dan mual serta iritasi
lambung, dilapisi dgn kapsul, jadi
kapsul tidak boleh dibuka.
 Setelah minum obat  minimal
tunggu 1 jam untuk minum susu
atau antasida tablet.
Rute Parenteral
 Parenteral = Diluar usus atau
tidak melalui saluran cerna.
 Pemberian melalui :
a. Intra-Cutan
b. Sub-Cutan
c. Intra-Muskuler
d. Intra-Vena
 Pemberian pengobatan
melalui parenteral pada
anak-anak harus diperhatikan
karena ada rasa takut 
perlu pendekatan lebih.
Rute Topikal
 Pemberian obat rute topikal 
a. Kulit
b. Membran mukosa
 Macam obat yang diberikan
secara topikal :
a. Salep
b. Lotion
c. Cream
d. Spray
e. Tetes mata
f. Tetes telinga
g. Tetes hidung
Rute obat Rektal
 Pemberian obat melalui rektal 
berupa enema / supositoria  obat
tsb akan mencair pada suhu badan.
 Tujuan memperoleh efek lokal
terhadap suatu pemberian obat,
seperti :
a. Konstipasi  dulcolax supp
b. Hemoroid  anusol
c. Kejang  Stesolid
 Pemberian obat melalui rektal
memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam
bentuk oral
Pemberian Obat Inhalasi
 Yaitu pemberian obat melalui
saluran pernafasan.
 Alasan pengobatan inhalasi pada
kasus pernafasan : Saluran nafas
memiliki epitel untuk absorpsi yang
sangat luas, dengan demikian
berguna untuk pemberian obat
secara lokal pada salurannya,
misalnya :
a. Salbutamol (Ventolin)
b. Combivent
c. Berotek
Ini semua untuk pengobatan asma
melalui nebulizer.
 Terapi oksigen juga termasuk terapi
5. Benar Waktu
 Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang
diresepkan harus diberikan.
 Dosis yg sering dipakai dalam peresepan obat (dalam
sehari) :
a) b.i.d = 2 kali sehari
b) t.i.d = 3 kali sehari
c) q.i.d = 4 kali sehari
d) q6h = setiap 6 jam
 Maksud dari benar waktu adalah agar kadar obat dalam
plasma dapat dipertahankan.
 Pemberian obat diberikan :
a) sebelum makan
b) setelah makan
6. Benar Dokumentasi
 Dokumentasi merupakan suatu metode untuk
mengkomunikasikan suatu informasi yang
berhubungan dengan manajemen pemeliharaan
kesehatan, termasuk pemberian obat-obatan.
 Dokumentasi merupakan tulisan dan pencatatan
suatu kegiatan/aktivitas tertentu secara
sah/legal.
 Dalam hal terapi,setelah obat itu diberikan,
harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan.
 pasien menolak meminum obatnya atau obat
 itu tidak dapat diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.
7. Benar Informasi kepada pasien
 Perawat mempunyai tanggungjawab dalam
memberikan informasi pada pasien, keluarga
dan masyarakat luas terutama yang berkaitan
dengan obat seperti manfaat obat secara
umum, penggunaan obat yang baik dan benar,
alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh.
 Hasil yang diharapkan setelah pembeian obat,
efek samping dan reaksi yang merugikan dari
obat, interaksi obat dengan obat dan obat
dengan makanan.
 Perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari selama
sakit, dsb.
CARA MENCEGAH KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
KEWASPADAAN RASIONAL
Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak, warna, dan bentuk yang sama
Pertanyakan pemberian jumlah tablet atau vial Kebanyakan dosis tunggal terdiri dari satu atau dua kapsul atau vial. Intepretasi
untuk dosis tunggal yang salah terhadap pembacaaan dosis obat dapat mengakibatkan kesalahan
dalam pemberian obat
Waspadai obat dengan nama yang sama Cermati Banyak obat terdengar sama
angka di belakang koma Beberapa obat tersedia dalam jumlah 2,5 mg dan 25 mg; 30 mg dan 300 mg
Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba tiba dan Kebanyakan dosis diprogramkan secara bertahap supaya dokter dapat memantai
berlebihan efek terapetik dan responnya
Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut maka resiko pemberian dosis yang
diberikan, segera konsultasi kepada dokter tidak akurat menjadi besar
Jangan beri obat yang diprogramkan dengan nama Banyak dokter menggunakan nama pendek atau singkatan tidak resmi untuk obat
pendek atau singkatan tidak resmi yang sering diprogramkan
Jangan berupaya atau mencoba menguraikan dan Apabila ragu, tanyakan kepada dokter. Kesempatan terjadinya salah intepretasi
mengartikan tulisan yang tidak dapat dibaca besar, kecuali jika perawat mempertanyakan program obat yang sulit dibaca
Seringkali klien memiliki nama akhir yang sama atau mirip.
Kenali klien yang memiliki nama akhir sama. Juga
minta klien menyebutkan nama lengkapnya.
Cermati nama yang tertera pada tanda pengenal
HAK KLIEN DALAM PEMBERIAN OBAT

1. Hak klien mengetahui alasan pemberian obat. Hak


ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan
setelah mendapatkan informasi (informed
concent), yang berdasarkan pengetahuan individu
yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan.
2. Hak klien untuk menolak pengobatan. Klien dapat
menolak pemberian pengobatan. Jika suatu
pengobatan ditolak, penolakan ini harus segera
didokumentasikan.
KEAMANAN PEMBERIAN OBAT
MELALUI INJEKSI
Ketika perawat tanpa sengaja menusuk dirinya
sendiri

1.Perawat beresiko terkena cedera akibat tusukan


jarum suntik melalui salah satu dari cara berikut
ini,
2.Meleset ketika mencoba kembali menutup jarum
dan menusuk tangan anda yang sebelah.
3.Anda kembali menutup jarum dan jarum
menembus tutup itu.
4.Tutup jarum yang sudah dipasang lepas
5.Mencederai diri anda sendiri saat mengumpulkan
kotoran yang ternyata berisi instrumen tajam .
Perawat harus dapat mengantisipasi akibat
yang dimunculkan oleh pemberian obat
(tidak hanya saja dapat bereaksi
bereaks terhadap
pengaruhnya)
Dalam pelayanan, perawat berperan
sebagai advokat pasien terhadap bahaya
yang ditimbulkan oleh pemberian obat.
Perawat merupakan garis akhir pertahanan
pasien terhadap bahaya pemberian obat.
Tindakan utama perawat

1. Perawatan pasien
2. Pedidikan kesehatan terhadap
pasien
PERAWATAN PASIEN
A. Pengkajian sebelum pemberian obat
B. Dosis dan cara pemberian
C. Evaluasi dan meningkatkan efek
terapeutik
D. Meminimalkan efek yang berbahaya
E. Meminimalkan interaksi yang berbahaya
Pendidikan kesehatan
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan
informasi:
1.Nama dan jenis obat
2.Dosis dan jadwal pemberian obat
3.Cara dan tehnik pemberian obat
4.Respon yg diharapkan dan kapan akan terjadi
5.Cara non obat untuk meningkatkan efek yang
diinginkan
6. Lamanya pengobatan
7. Metode penyimpanan obat
8. Tanda dan gejala efek samping dan cara
meminimalkannya
9. Kemungkinan adanya interaksi obat dan
makanan tertentu
10. Pelayanan yang dihubungi jika terjadi efek
yang tidak diinginkan
APLIKASI FARMAKOLOGI
DALAM PROSES KEPERAWATAN
1. Preadministration assesment
2. Analisa
3. Pengkajian
4. Diagnosa keperawatan
5. Perencanaan
6. Implementasi
7. Evaluasi
PREADMINISTRATION
ASSESMENT
Tujuan:
Mengumpulkan data dasar yang dibutuhkan
untuk mengevaluasi respon terapi
Mengumpulkan data dasar untuk
mengevaluasi efek yg merugikan
Mengidentifikasi pasien berisiko tinggi
Mengkaji kemampuan perawatan diri pasien
ANALISA
TUJUAN ANALISA:
1.Memutuskan ketepatan resep obat,
2.Mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul jika
obat diberikan,
3.Mengidentifikasi kemampuan perawatan diri pasien.
4.Menyatakan diagnosa keperawatan dari risiko yang
ditimbulkan dari obat
Pengkajian
• Pengkajian merupakan tahap awal
dan dasar utama dari proses
keperawatan.

• Tahap pengkajian terdiri atas


pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah pasien
Data subyektif
Riwayat kesehatan sekarang
Perawat mengkaji tentang Gejala-gejala yang dirasakan klien.
Perawat mengkaji informasi tentang setiap obat, termasuk kerja, tujuan, dosis
normal, rute pemberian, efek samping, dan implikasi keperawatan dalam pemberian
dan pengawasan obat.
Beberapa sumber harus sering dikonsultasi untuk memperoleh keterangan yang
dibutuhkan.
Perawat bertanggung jawab untuk mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang
obat yang diberikan.
a. Dosis, rute, frekuensi, dokter yang meresepkan, jika ada
b. Pengetahuan klien mengenai obat dan efek sampingnya
c. Harapan dan persepsi klien tentang efektivitas obat
d. Kepatuhan klien terhadap aturan dan alasan ketidakpatuhan
e. Alergi dan reaksi terhadap obat
f. Obat yang dibeli sendiri
Riwayat kesehatan dahulu, meliputi


Riwayat Penyakit dahulu yang pernah diderita
pasien

Obat yang disimpan dalam pemakaian waktu
lampau

Obat yang dibeli sendiri
Sikap dan Lingkungan klien
Sikap klien terhadap obat menunjukkan tingkat ketergantungan
pada obat.
Klien seringkali enggan mengungkapkan perasaannya tentang
obat, khususnya jika klien mengalami ketergantungan obat.
Untuk mengkaji sikap klien, perawat perlu mengobservasi
perilaku klien yang mendukung bukti ketergantungan obat
a.Anggota keluarga
b.Kemampuan menjalankan Activity of Daily Living (ADL)
c.Pola makan, pengaruh budaya klien
d.Sumber keuangan klien
Data Obyektif
 Dapat diketahui dengan beberapa cara,
diantaranya adalah dengan pemeriksaan
fisik, pemeriksaan diagnostik dan
pemeriksaan laboratorium.
 Jangan lupa, anda harus memusatkan
perhatian pada gejala-gejala dan organ-
organ yang kemungkinan besar
terpengaruh oleh obat.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dibuat berdasarkan hasil pengkajian. Dibawah ini
beberapa contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk terapi obat.

 Kurang pengetahuan tentang terapi obat yang berhubungan dengan :


1) Kurang informasi dan pengalaman
2) Keterbatasan kognitif
3) Tidak mengenal sumber informasi
 Ketidakpatuhan terhadap terapi obat yang berhubungan dengan :
1) Sumber ekonomi yang terbatas
2) Keyakinan tentang kesehatan
3) Pengaruh budaya
 Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan :
1) Penurunan kekuatan
2) Nyeri dan ketidaknyamanan
 Perubahan sensori atau persepsi yang berhubungan dengan :
1) Pandangan kabur
 Ansietas yang berhubungan dengan
1) Status kesehatan yang berubah atau terancam
2) Status sosial ekonomi yang berubah atau terancam
3) Pola interaksi yang berubah atau terancam
 Gangguan menelan yang berhubungan dengan :
1) Kerusakan neuromuscular
2) Iritasi rongga mulut
3) Kesadaran yang terbatas
 Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif yang berhubungan dengan :
1) Terapi obat yang kompleks
2) Pengetahuan yang kurang
Perencanaan
 Fase perencanaan ditandai dengan penetapan lingkup tujuan,
atau hasil yang diharapkan.
 Lingkup tujuan yang efektif memenuhi hal berikut ini :
1. Berpusat pada klien dan dengan jelas menyatakan perubahan
yang diharapkan.
2. Dapat diterima (pasien dan perawat)
3. Realistik dan dapat diukur
4. Dikerjakan bersama
5. Batas waktu jelas
6. Evaluasi jelas
Evaluasi
Komponen yg dievaluasi dlm terapi obat :
Respon terapi
Reaksi & interaksi yg merugikan
Kepatuhan thd terapi
Kepuasan terapi

Evaluasi didasarkan pd hasil tes lab,


observasi pasien, pemeriksaan fisik, &
wawancara

Anda mungkin juga menyukai