Keselamatan Pasien
• Yaitu sistem (tatanan)
pelayanan dalam suatu
Rumah Sakit (RS) yang
memberikan asuhan
pasien secara lebih aman
(Widajat,2009,hal 52).
• Keselamatan pasien ini
bertujuan untuk
mencegah kesalaham
pahaman dan melindungi
pasien dari bahaya
pengobatan (Salendab dalam
Cetd, 2012).
• Institute of Medicine (IOM), menyatakan bahwa paling
sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien meninggal di
rumah sakit dalam satu tahun akibat dari kesalahan
medis (medical errors) yang sebetulnya bisa dicegah
(2). DiIndonesia, Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
akibat kesalahan pemberian medikasi merupakan kasus
yang paling sering terjadi (2). Kuantitas ini melebihi
kematian akibat kecelakaan lalu lintas, kanker payudara
dan AIDS Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan
Pasien (Kongres Persi tahun 2007) kesalahan dalam
pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8%)
dari 10 besar insiden yang dilaporkan (3).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian obat
Tingkat pengetahuan
perawat
Tingkat Pendidikan
Motivasi Kerja
Akibat Kesalahan Pemberian Obat
• suatu insiden dalam pengobatan yang
Adverse dapat menyebabkan kerugian pada
pasien.
drug event
Pembaharu Advokat
Peran
Perawat
Dalam
Konsultan Pemberian Edukator
Obat
Kolaborator Koordinator
CARA MENCEGAH KESALAHAN PEMBERIAN
Kewaspadaan Rasional
Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak,
warna, dan bentuk yang sama.
Pertanyakan pemberian banyak tablet Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau
atau vial untuk dosis tunggal dua tablet atau kapsul atau vial dosis
tunggal. Interpretasi yang salah terhadap
program obat dapat mengakibatkan
pemberian dosis tinggi berlebihan.
Waspadai obat-obatan bernama sama Banyak nama obat terdengar sama
(misalnya, digoksin dan digitoksin, keflex
dan keflin, orinase dan ornade)
Cermati angka di belakang koma Beberapa obat tersedia dalam jumlah
seperti dibawah ini : tablet coumadin
dalam tablet 2,5 dan 25 mg, Thorazine
dalam Spansules (sejenis kapsul) 30 dan
300 mg.
Pertanyakan peningkatan dosis yang Kebanyakan dosis diprogramkan secara
tiba-tiba dan berlebihan bertahap supaya dokter dapat
memantau efek terapeutik dan
responsnya
Ketika suatu obat baru atau obat yang Jika dokter tidak lazim dengan obat
tidak lazim diprogramkan, konsultasi tersebut maka risiko pemberian dosis
kepada sumbernya yang tidak akurat menjadi besar
Jangan beri obat yang diprogramkan untuk obat yang sering diprogramkan.
dengan nama pendek atau singkatan tidak Apabila perawat atau ahli farmasi tidak
resmi Banyak dokter menggunakan nama mengenal nama tersebut, obat yang
pendek atau singkatan tidak resmi diberikan atau dikeluarkan bisa salah
Jangan berupaya atau dibaca Apabila ragu, tanyakan kepada
mencobamenguraikan dan mengartikan dokter. Kesempatan terjadinya salah
tulisan yang tidak dapat interpretasi besar, kecuali jika perawat
mempertanyakan program obat yang sulit
dibaca.
Kenali klien yang memiliki nama akhir pengenal Seringkali, satu dua orang klien
sama. Juga minta klien menyebutkan memiliki nama akhir yang sama atau
nama lengkapnya. Cermati nama yang mirip. Label khusus pada kardeks atau
tertera pada tanda buku obat dapat memberi peringatan
tentang masalah yang potensial.
Cermati ekuivalen Saat tergesa-gesa, salah baca ekuivalen
mudah terjadi(contoh, dibaca miligram,
padahal mililiter)
Prinsip Pemberian Obat Kepada
Pasien Prinsip Pemberian Obat
Kepada Pasien
Prinsip 10 Benar Pemberian Obat
Prinsip pemberian obat
Prinsip 5 Benar Ditambah
Prinsip Pemberian Obat = five-plus-five right
Prinsip 5 Prinsip 5
Benar : (Tambahan) :
Benar
Benar Obat
Dokumentasi
Benar Pendidikan
Benar Dosis
Kesehatan Pasien
Benar Penolakan
Benar Rute
oleh Pasien
LIMA BENAR
klien
rute obat
BENAR
waktu dosis
BENAR PASIEN
• memeriksa identitas klien dan meminta klien
menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat
diberikan, identitas pasien harus diperiksa
(papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsung kepada
pasien atau keluarganya.
1. Benar Pasien
Pengecekan benar Pasien :
• Memeriksa ID Pasien &
Menyebutkan namanya
sendiri Gelang ID
• Cek langsung ke pasien untuk
menjawabnya, apabila tidak bisa
scra verbal respon non-verbal
(anggukan pasien) kalau tidak
bisa (pasien ggn jiwa, dibawah
umur, tidak sadar) maka data
pasien diambilkan dari atau
ditanyakan kepada Keluarga
Pasien.
• Jika pasien tidak sanggup berespon secara
verbal, respon non verbal dapat dipakai,
misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak
sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan
mental atau kesadaran, harus dicari cara
identifikasiyang lain seperti menanyakan
langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya.Jadi terkait
dengan klien yang benar, memiliki implikasi
keperawatan diantaranya mencakup memastikan
klien dengan memeriksa gelang identifikasi dan
membedakan dua klien dengan nama yang sama.
OBAT YANG BENAR
• memiliki nama dagang dan nama generik.
Setiap obat dengan nama dagang yang kita
asing (baru kita dengar namanya) harus
diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Untuk menghindari
OBAT YANG BENAR
• kesalahan, sebelum memberi obat kepada
pasien, label obat harus dibaca tiga kali : (1)
pada saat melihat botol atau kemasan obat,
(2) sebelum menuang/ mengisap obat dan (3)
setelah menuang/mengisap obat.
OBAT YANG BENAR
• Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi.
• Perawat harus ingat bahwa obat-obat tertentu
mempunyai nama yang bunyinya hampir sama
dan ejaannya mirip, misalnya digoksin dan
digitoksin, quinidin dan quinine, Demerol dan
dikumarol, dst.
Bagaimana
implikasi
keperawatannya?