Anda di halaman 1dari 86

PEMBERIAN OBAT

Keselamatan Pasien
• Yaitu sistem (tatanan)
pelayanan dalam suatu
Rumah Sakit (RS) yang
memberikan asuhan
pasien secara lebih aman
(Widajat,2009,hal 52).
• Keselamatan pasien ini
bertujuan untuk
mencegah kesalaham
pahaman dan melindungi
pasien dari bahaya
pengobatan (Salendab dalam
Cetd, 2012).
• Institute of Medicine (IOM), menyatakan bahwa paling
sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien meninggal di
rumah sakit dalam satu tahun akibat dari kesalahan
medis (medical errors) yang sebetulnya bisa dicegah
(2). DiIndonesia, Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
akibat kesalahan pemberian medikasi merupakan kasus
yang paling sering terjadi (2). Kuantitas ini melebihi
kematian akibat kecelakaan lalu lintas, kanker payudara
dan AIDS Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan
Pasien (Kongres Persi tahun 2007) kesalahan dalam
pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8%)
dari 10 besar insiden yang dilaporkan (3).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian obat
Tingkat pengetahuan
perawat

Tingkat Pendidikan

Motivasi Kerja
Akibat Kesalahan Pemberian Obat
• suatu insiden dalam pengobatan yang
Adverse dapat menyebabkan kerugian pada
pasien.

drug event

Adverse • merupakan respon obat yang


dapatmembahayakan dan
drug menimbulkan kesalahan dalam
pemberian obat hipersensitivitas, reaksi
alergi, toksisitas dan interaksi antar oba
reaction
Adverse drug event

• Meresepkan obat NSAID pada pasien dengan


riwayat pad pasien dengan riwayat penyakit
ulkus peptik yang terdokumentasi di rekam
medis, yang dapat menyebabkan pasien
menggalami perdarahan saluran cerna.
• Memberikan terapi antiepilepsi yang salah,
dapat menyebabkan pasien menggalami
kejang.
Adverse drug reaction

1.Hipersensitivitas 2. Reaksi alergi Interaksi antar


• Reaksi yang muncul ketika obat obat
klien sensitif terhadap • adalah reaksi melalui 3) Toksisitas • Reaksi suatu obat
efek obat karena tubuh mekanisme imunologi Akibat dosis yang dipengaruhi oleh
menerima dosis obat terhadap masuknya obat pemberian obat secara
yang berlebihan. yang dianggap sebagai
berlebihan sehingga bersamaan, sehingga
hipersensitivitas obat benda asing dalam tubuh terjadi penumpukan terjadi interaksi obat yang
biasanya terjadi sekitar 3 dan tubuh akan membuat zat di kuat atau bertentangan
minggu hingga 3 bulan antibodi untuk terhadap efek dari obat
setelah pemberian obat, mengeluarkan benda dalam darah karena
yang ditandai oleh asing dari dalam tubuh.
demam dan munculnya
gangguan
lesi pada kulit. metabolisme tubuh.
Pemberi
asuhan
keperawatan

Pembaharu Advokat

Peran
Perawat
Dalam
Konsultan Pemberian Edukator

Obat

Kolaborator Koordinator
CARA MENCEGAH KESALAHAN PEMBERIAN

Kewaspadaan Rasional
Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak,
warna, dan bentuk yang sama.
Pertanyakan pemberian banyak tablet Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau
atau vial untuk dosis tunggal dua tablet atau kapsul atau vial dosis
tunggal. Interpretasi yang salah terhadap
program obat dapat mengakibatkan
pemberian dosis tinggi berlebihan.
Waspadai obat-obatan bernama sama Banyak nama obat terdengar sama
(misalnya, digoksin dan digitoksin, keflex
dan keflin, orinase dan ornade)
Cermati angka di belakang koma Beberapa obat tersedia dalam jumlah
seperti dibawah ini : tablet coumadin
dalam tablet 2,5 dan 25 mg, Thorazine
dalam Spansules (sejenis kapsul) 30 dan
300 mg.
Pertanyakan peningkatan dosis yang Kebanyakan dosis diprogramkan secara
tiba-tiba dan berlebihan bertahap supaya dokter dapat
memantau efek terapeutik dan
responsnya
Ketika suatu obat baru atau obat yang Jika dokter tidak lazim dengan obat
tidak lazim diprogramkan, konsultasi tersebut maka risiko pemberian dosis
kepada sumbernya yang tidak akurat menjadi besar
Jangan beri obat yang diprogramkan untuk obat yang sering diprogramkan.
dengan nama pendek atau singkatan tidak Apabila perawat atau ahli farmasi tidak
resmi Banyak dokter menggunakan nama mengenal nama tersebut, obat yang
pendek atau singkatan tidak resmi diberikan atau dikeluarkan bisa salah
Jangan berupaya atau dibaca Apabila ragu, tanyakan kepada
mencobamenguraikan dan mengartikan dokter. Kesempatan terjadinya salah
tulisan yang tidak dapat interpretasi besar, kecuali jika perawat
mempertanyakan program obat yang sulit
dibaca.
Kenali klien yang memiliki nama akhir pengenal Seringkali, satu dua orang klien
sama. Juga minta klien menyebutkan memiliki nama akhir yang sama atau
nama lengkapnya. Cermati nama yang mirip. Label khusus pada kardeks atau
tertera pada tanda buku obat dapat memberi peringatan
tentang masalah yang potensial.
Cermati ekuivalen Saat tergesa-gesa, salah baca ekuivalen
mudah terjadi(contoh, dibaca miligram,
padahal mililiter)
Prinsip Pemberian Obat Kepada
Pasien Prinsip Pemberian Obat
Kepada Pasien
Prinsip 10 Benar Pemberian Obat
Prinsip pemberian obat
Prinsip 5 Benar  Ditambah
Prinsip Pemberian Obat = five-plus-five right
Prinsip 5 Prinsip 5
Benar : (Tambahan) :

Benar Pasien Benar Pengkajian

Benar
Benar Obat
Dokumentasi

Benar Pendidikan
Benar Dosis
Kesehatan Pasien

Benar Waktu Benar Evaluasi

Benar Penolakan
Benar Rute
oleh Pasien
LIMA BENAR
klien

rute obat
BENAR

waktu dosis
BENAR PASIEN
• memeriksa identitas klien dan meminta klien
menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat
diberikan, identitas pasien harus diperiksa
(papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsung kepada
pasien atau keluarganya.
1. Benar Pasien
Pengecekan benar Pasien :
• Memeriksa ID Pasien &
Menyebutkan namanya
sendiri  Gelang ID
• Cek langsung ke pasien untuk
menjawabnya, apabila tidak bisa
scra verbal  respon non-verbal
(anggukan pasien)  kalau tidak
bisa (pasien ggn jiwa, dibawah
umur, tidak sadar) maka data
pasien diambilkan dari atau
ditanyakan kepada Keluarga
Pasien.
• Jika pasien tidak sanggup berespon secara
verbal, respon non verbal dapat dipakai,
misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak
sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan
mental atau kesadaran, harus dicari cara
identifikasiyang lain seperti menanyakan
langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya.Jadi terkait
dengan klien yang benar, memiliki implikasi
keperawatan diantaranya mencakup memastikan
klien dengan memeriksa gelang identifikasi dan
membedakan dua klien dengan nama yang sama.
OBAT YANG BENAR
• memiliki nama dagang dan nama generik.
Setiap obat dengan nama dagang yang kita
asing (baru kita dengar namanya) harus
diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Untuk menghindari
OBAT YANG BENAR
• kesalahan, sebelum memberi obat kepada
pasien, label obat harus dibaca tiga kali : (1)
pada saat melihat botol atau kemasan obat,
(2) sebelum menuang/ mengisap obat dan (3)
setelah menuang/mengisap obat.
OBAT YANG BENAR
• Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi.
• Perawat harus ingat bahwa obat-obat tertentu
mempunyai nama yang bunyinya hampir sama
dan ejaannya mirip, misalnya digoksin dan
digitoksin, quinidin dan quinine, Demerol dan
dikumarol, dst.
Bagaimana
implikasi
keperawatannya?

Dapatkah saudara menyebutkannya? Benar, implikasi


keperawatannya adalah
• periksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah.
Jika perintah tidak lengkap atau tidak sah, beritahu
perawat atau dokter yang bertangung jawab.
• ketahui alasan mengapa pasien mendapat terapi
tersebut dan terakhir lihat label minimal 3 kali.
BENAR DOSIS
• Sebelum memberi obat, perawat harus
memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis
resep atau apoteker, sebelum dilanjutkan ke
pasien.Sebelum menghitung dosis obat,
perawat harus mempunyai dasar pengetahuan
mengenai rasio dan proporsi
3. Benar Dosis
• Sebelum memberi obat  periksa
selalu dosisnya  apabila ragu
harus konsultasi dgn dokter yg
menulis resep/dgn apoteker 
apabila sudah sesuai maka bisa
diberikan kepada pasien.
• Contoh :
Amlodipine tab  ada yg berisi 1
tablet = 5mg dan 10mg  jadi
harus dicek kembali dari
peresepan dokter.
Pada ampul obat  hati-hati
karena ada yang isinya bentuk
ukuran = mg dan cc  Cek
kembali peresepan
BENAR DOSIS
• .Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung
kembali dan diperiksa oleh perawat lain. Jika
pasien meragukan dosisnya perawat harus
memeriksanya lagi.
• Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet
memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau
tabletnya. Misalnya dapat dilihat pada gambar
dibawah, Diazepam Tablet, dosisnya berapa?
Ini penting !! karena 1 tablet amplodipin
dosisnya ada 5 mg, ada juga 10 mg. Jadi anda
harus tetap hati tetap hati-hati dan teliti!
Implikasi dalam keperawatan adalah perawat
harus menghitung dosis dengan benar.
RUTE YANG BENAR
• Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute
yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh
keadaan umum pasien, kecepatan respon
yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan. Obat
dapat diberikan melalui oral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalas
BENAR WAKTU

• Waktu yang benar adalah saat dimana obat


yang diresepkan harus diberikan. Dosis obat
harian diberikan pada waktu tertentu dalam
sehari, seperti b.i.d (dua kali sehari), t.i.d (tiga
kali sehari), q.i.d (empat kali sehari), atau q6h
(setiap 6 jam), sehingga kadar obat dalam
plasma dapat dipertahankan.
• Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½) yang
panjang, maka obat diberikan sekali sehari.
Obat-obat dengan waktu paruh pendek
diberikan beberapa kali sehari pada selang
waktu yang tertentu. Beberapa obat diberikan
sebelum makan dan yang lainnya diberikan
pada saat makan atau bersama makanan (Kee
and Hayes, 1996).
• Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus
diberikan satu jam sebelum makan.
• Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak
boleh diberikan bersama susu/produk susu
karena kandungan kalsium dalam susu/produk
susu dapat membentuk senyawa kompleks
dengan molekul obat sebelum obat tersebut
diserap. Ada obat yang harus diminum setelah
makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan
pada lambung misalnya asam mefenamat.
Pemberian obat harus benar-benar sesuai
dengan waktu yang diprogramkan, karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.

• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan


• Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti
dua
• kali sehari, tiga kali sehari, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat
dalam plasma tubuh dapat diperkirakan
• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang
mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari dan untuk obat yang
memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu
tertentu
• Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
• Memberikan obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
lambung sehingga diberikan bersama-sama dengan makanan
• Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkanuntuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan
kontraindikasi pemeriksaan obat
RUTE PEMBERIAN OBAT
• Beberapa hal yang harus diperhatikan saat
menyiapkan obat:
• Saat menyiapkan beberapa obat seperti heparin,
insulin, digoxin lakukan pemeriksaan ulang.
• Jangan membuka bungkus obat jika dosis obat
belum pasti. Buka sebelum diberikan pada klien.
• Ketika menyiapkan obat topikal, nasal, opthalmic
dan obat obat dan kardus obat, ambil obat dari
kotaknya dan periksa label untuk memastikan
isinya sesuai.
• Saat mengambil pil dan botol, tuangkan pil
tersebut pada tutupnya
kemudian letakkan pada tempat obat.
• Tuangkan obat cair tidak pada bagian labelnya.
Baca jumlah obat yang dituang pada dasar
meniscus
• Pisahkan obat obat yang memerlukan data
pengkajian awal, seperti tanda vital.
• Periksa tanggal kadaluarsa obat saat
menyiapkannya.
Rute Topikal
• Pemberian obat rute topikal

a. Kulit
b. Membran mukosa
• Macam obat yang diberikan
secara topikal :
a. Salep
b. Lotion
c. Cream
d. Spray
e. Tetes mata
f. Tetes telinga
g. Tetes hidung
Rute obat Rektal
• Pemberian obat melalui rektal
 berupa enema / supositoria
 obat tsb akan mencair pada
suhu badan.
• Tujuan memperoleh efek lokal
terhadap suatu pemberian
obat, seperti :
a. Konstipasi  dulcolax supp
b. Hemoroid  anusol
c. Kejang  Stesolid
• Pemberian obat melalui rektal
memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat
Pemberian Obat Inhalasi
• Yaitu pemberian obat melalui
saluran pernafasan.
• Alasan pengobatan inhalasi pada
kasus pernafasan : Saluran nafas
memiliki epitel untuk absorpsi
yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk
pemberian obat secara lokal pada
salurannya, misalnya :
a. Salbutamol (Ventolin)
b. Combivent
c. Berotek
Ini semua untuk pengobatan
asma melalui nebulizer.
• Terapi oksigen juga termasuk
terapi melalui inhalasi.
• Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling
banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan
aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut
(sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. Beberapa jenis
obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan
menyebabkan muntah (misalnya garam besi dan salisilat).
Untuk mencegah hal ini, obat dipersiapkan dalam bentuk
kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di
lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau
basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus
kapsul tidak boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah dan
pasien diberitahu untuk tidak minum antasida atau susu
sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.
Rute Per-Oral
• Rute per-oral adalah rete paling
banyak dipakai dan diterapkan.
• Obat  diabsorbsi rongga mulut
(sublingual/bukal, mulut) 
dicerna di dalam usus.
• Beberapa jenis obat pencetus
muntah dan mual serta iritasi
lambung, dilapisi dgn kapsul, jadi
kapsul tidak boleh dibuka.
• Setelah minum obat  minimal
tunggu 1 jam untuk minum susu
atau antasida tablet.
Rute Topikal
• Pemberian obat rute topikal

a. Kulit
b. Membran mukosa
• Macam obat yang diberikan
secara topikal :
a. Salep
b. Lotion
c. Cream
d. Spray
e. Tetes mata
f. Tetes telinga
g. Tetes hidung
Rute obat Rektal
• Pemberian obat melalui rektal
 berupa enema / supositoria
 obat tsb akan mencair pada
suhu badan.
• Tujuan memperoleh efek lokal
terhadap suatu pemberian
obat, seperti :
a. Konstipasi  dulcolax supp
b. Hemoroid  anusol
c. Kejang  Stesolid
• Pemberian obat melalui rektal
memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat
Pemberian Obat Inhalasi
• Yaitu pemberian obat melalui
saluran pernafasan.
• Alasan pengobatan inhalasi pada
kasus pernafasan : Saluran nafas
memiliki epitel untuk absorpsi
yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk
pemberian obat secara lokal pada
salurannya, misalnya :
a. Salbutamol (Ventolin)
b. Combivent
c. Berotek
Ini semua untuk pengobatan
asma melalui nebulizer.
• Terapi oksigen juga termasuk
terapi melalui inhalasi.
Rute Parenteral
• Parenteral = Diluar usus atau
tidak melalui saluran cerna.
• Pemberian melalui :
a. Intra-Cutan
b. Sub-Cutan
c. Intra-Muskuler
d. Intra-Vena
• Pemberian pengobatan
melalui parenteral pada anak-
anak harus diperhatikan
karena ada rasa takut 
perlu pendekatan lebih.
• Parenteral kata ini berasal dari bahasa Yunani,
para berarti disamping, enteron berarti usus,
jadi parenteral berarti diluar usus atau tidak
melalui saluran cerna. obat tidak perlu
melewati barier jaringan epitel pada organ
gastrointestinal sebelum akhirnya masuk ke
dalam sirkulasi darah.
Obat dapat diberikan melalui intracutan,
subcutan, intramusculer dan intravena.
Perawat harus memberikan perhatian
pendekatan khusus pada anak-anak yang akan
mendapat terapi injeksi dikarenakan adanya
rasa takut.
• Obat intra muscular diabsorbsi lebih cepat
daripada oabt subcutaneous atau
ontradermal, karena otot memiliki jaringan
pembuluh darah yang lebih banyak daripada
kulit atau jaringan subkutan
• . Obat intradermal merupakan obat yang
diabsorbsi paling lambat karena obat harus
melalui beberapa jaringan epitel sebelum
akhirnya masuk kedalam pembuluh darah.
Karena itu cara intradermal digunakan untuk
menyuntikkan zat asing untuk mengetahui reaksi
organ dan jaringan terhadap adanya alergi, yang
biasa disebut skin test Absorbsi melalui
subcutaneos relatif lambat tetapi efektif untuk
absobsi sejumlah obat yang tidak diabsorbsi
melalui sistem gastointestinal.
• Obat yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat
berupa larutan cair atau suspensi. Larutan cair
disiapkan dalam tiga bentuk : ampul, vial dan
unit disposible. Untuk memberikan obat
melalui parenteral ini diperlukan spuit yang
ukurannya bervariasi dari 0,5 ml nirigga 50 ml.
Spuit yang lebih dari 5 ml jarang digunakan
untuk menyuntik SC atau IM.
• Spuit yang lebih besar biasanya digunakan
untuk menyuntikkan obat melalui IV. Spuit
insulin berukuran 0,5 1 ml dan dikalibrasi
dalam unit. Spuit tuberkulin berukuran 1 ml
dan dikalibrasi dalam mililiter. Spuit tuberkulin
ini digunakan untuk memberikan obat
dibawah ml
• Obat dalam ampul dan vial dipersiapkan
dengan menggunakan teknik aseptik dan
diberikan melalui parenteral. Sebelumnya
perlu diperhatikan dan dikaji kondisi larutan
(kejernihan cairan, adanya/tidaknya endapan,
warna cairan sesuai dengan label) serta
tanggal kadaluarsa obat pada label vial.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan
obat dan vial:

• Jika obat perlu dicampurkan, ikuti petunjuk pada vial


• Pertahankan kesterilan spuit, jarum dan obat saat
menyiapkannya.
• Perlu pencahayaan yang baik saat menyiapkan obat ini.
• Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah
dibungkus dengan kertas
PROSEDUR
• Cuci tangan
• Siapkan alat alat
• Periksa label obat dengan catatan pemberian
obat atau kartu obaf sesuai prinsip 5 benar
• Lakukan perhitungan dosis sesuai yang diperlukan
• Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher
ampul dengan menjentikkan leher ampul atau
putarkan dengan cara merotasjikan pergelangan
tangan
• Usapkan kapas alkohol di sekeliling leher ampul
dengan tangan dominan, tempatkan jari tangan
non dominan di sekeiiling bagianB bawah ampul
dengan ibu jari melawan sudut
• Patahkan tutup ampul dengan menjauhi diri dan
orang yang ada di dekat anda
• Tempatkan tutup ampul pada kertas atau buang
di tempat khusus Buka tutup jarum
• Tekan plungerhingga habis, jangan aspirasi udara
ke dalam spuit
Pilihan jalur parenteral yang akan digunakan
ditentukan oleh resep berdasarkan:
• sifat obat
• onset efek terapeutik yang diinginkan
• kebutuhan pasien
• karena obat tidak perlu melewati barier
jaringan epitel pada organ gastrointestinal
sebelum akhirnya masuk ke dalam sirkulasi
darah.
SUNTIKAN INTRA MUSKULER

• Yang dimaksud dengan suntikan intra


muskuler adalah menyuntikkan obat ke
dalam jaringan otot.
Tempat penyuntikan
• Otot bokong (muskulus
gluteus maximus) kanan
dan kiri ; yang tepat
adalah 1/3 bagian dari
spina iliaca anterior
superior ke tulang ekor
(os coxygeus)
• Otot paha bagian luar
(muskulus quadriceps
femoris)
• Otot pangkal lengan
(muskulus deltoideus)
SUNTIKAN INTRA VENA
• Yang dimaksud dengansu ntikan intra vena
dalah menyuntikkan cairan obat ke dalam
vena. Injeksi intravena digunakan untuk
memberikan onset obat yang cepat karena
obat langsung disuntikkan ke sistem sirkulasi.
Tempat penyuntikan

• vena sefalika, atau kubiti di


lengan,
• vena dorsal di tangan.
• Injeksi intravena menggunakan jarum
berukuran 21-23 gauge dengan panjang 1
sampai 1,5 inci.
• Obat dapat diberikan langsung ke pembuluh
darah dengan jarum suntik, melalui kateter
intermiten yang diinsersikan ke pembuluh
darah pasien, serta dapat disuntikkan dalam
cairan infus atau diberikan sebagai infus
(piggyback)
Cara Kerja

• Memberitahu dan menjelaskan pada pasien


• Membawa alat-alat kedekat pasien
• Memasang sampiran bila perlu dan mengatur
posisi pasien
• Mencuci tangan
• Membebaskan daerah yang akan disuntik dari
pakaian
• Memasang pengalas di bawah daerah/tempat
yang akan disuntik
INTRA VENA
• Mengikat bagian di atas daerah yang akan disuntik dengan
karet pembendung agar vena mudah diraba/dilihat. Untuk
di bagian lengan pasien dianjurkan untuk mengepalkan
tangan.
• Menghapushamakan kulit dengan kapas alkohol,
membuang kapas bekas ke dalam bengkok, menunggu
samapi kulit kering.
• Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri, lalu
menusukkan jarum ke dalam vena dengan lubang jarum
mengarah ke atas sejajar dengan vena. Menarik pengisap
sedikit untuk memeriksa apakah jarum masuk ke dalam
vena yang ditandai dengan masuknya darah ke dalam spoit
INTRA VENA
• Menganjurkan pasien membuka kepalannya sambil
membuka karet pembendung, kemudian secara
perlahan-lahan memasukkan cairan ke dalam vena
sampai habis.
• Meletakkan kapas alkohol ke dalam jarum, kemudian
menarik spoit + jarum dengan cepat sambil memegang
pangkal jarum. Bekas tusukan ditekan dengan kapas
alkohol sampai darah tidak keluar lagi.
• Merapikan pasien
• Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk dibereskan
• Mencuci tangan
SUNTIKAN SUB KUTAN

• Yang dimaksud dengan suntikan sub kutan


adalah menyuntikan obat di bawah kulit
Tempat Penyuntikan

• Pada lengan atas sebelah luar 1/3 bagian dari


bahu
• Pada paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi
pinggul
• Pada daerah dada
• Pada daerah perut sekitar pusat (umbilicus)
SUNTIKAN INTRA KUTAN

• Yang dimaksud dengan suntikan intra kutan


adalah menyuntikkan obat ke dalam jaringan
kulit.
Tujuan

• Mendapatkan reaksi setempat


• Mendapatkan/menambahkan kekebalan,
misalnya suntikan BCG
Tempat Penyuntikan

• Di tengah bawah : Bagian depan lengan bawah


sepertiga dari lekukan siku (dua pertiga dari
pergelangan tangan) pada kulit yang sehat,
jauh dari pembuluh darah (untuk Mantoux)
skin test.
• Di tengah atas : 3 jari di bawah sendi bahu di
tengah-tengah daerah muskulus deltoideus,
untuk BCG.

Anda mungkin juga menyukai