Anda di halaman 1dari 6

NAMA: Khairul Anwar

NPM: F0H021110
KELAS:1C

1. CARA MENCEGAH KESALAHAN PEMBERIAN OBAT


Untuk mencegah kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien,perawat harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

KEWASPADAAN RASIONAL

Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak,
warna, dan
bentuk yang sama.

Pertanyakan pemberian banyak Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua
tablet atau vial untuk dosis tablet atau
tunggal kapsul atau vial dosis tunggal. Interpretasi
yang salah
terhadap program obat dapat mengakibatkan
pemberian
dosis tinggi berlebihan.

Waspadai obat-obatan Banyak nama obat terdengar sama


bernama sama (misalnya, digoksindan
digitoksin, keflex dan keflin, orinase dan
ornade)

Cermati angka di belakang koma Beberapa obat tersedia dalam jumlah seperti
dibawah ini :
tablet coumadin dalam tablet 2,5 dan 25 mg,
Thorazine
dalam Spansules (sejenis kapsul) 30 dan 300
mg.

Pertanyakan peningkatan dosis Kebanyakan dosis diprogramkan secara


yang tiba-tiba dan berlebihan bertahap supaya
dokter dapat memantau efek terapeutik dan
responsnya.

Ketika suatu obat baru atau Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut
obat yang tidak lazim maka risiko
diprogramkan, konsultasi pemberian dosis yang tidak akurat menjadi
kepada sumbernya besar

Jangan beri obat yang Banyak dokter menggunakan nama pendek


diprogramkan dengan nama atau singkatan
pendek atau singkatan tidak tidak resmi untuk obat yang sering
resmi diprogramkan. Apabila
perawat atau ahli farmasi tidak mengenal
nama tersebut,
obat yang diberikan atau dikeluarkan bisa
salah

Jangan berupaya atau Apabila ragu, tanyakan kepada dokter.


mencoba menguraikan dan Kesempatan
mengartikan tulisan yang tidak terjadinya salah interpretasi besar, kecuali
dapat dibaca jika perawat
mempertanyakan program obat yang sulit
dibaca.

Kenali klien yang memiliki nama Seringkali, satu dua orang klien memiliki
akhir sama. Juga minta klien nama akhir yang
menyebutkan nama lengkapnya. sama atau mirip. Label khusus pada kardeks
Cermati nama yang tertera pada atau buku
tanda pengenal obat dapat memberi peringatan tentang
masalah yang
potensial.

Cermati ekuivalen Saat tergesa- gesa, salah baca ekuivalen


mudah
terjadi(contoh, dibaca miligram, padahal
mililiter)

2. KEAMANAN DALAM PEMBERIAN OBAT MELALUI INJEKSI

Cedera akibat tusukan jarum pada perawat merupakan masalah yang signifikan dalam
institusi pelayanan kesehatan dewasa ini. Ketika perawat tanpa sengaja menusuk dirinya
sendiri dengan jarum suntik yang sebelumnya masuk dalam jaringan tubuh klien, perawat
beresiko terjangkit sekurang kurangnya 20 patogen potensial. Perawat beresiko terkena
cedera akibat tusukan jarum suntik melalui salah satu dari cara berikut ini,
1. Meleset ketika mencoba kembali menutup jarum dan menusuk tangan anda yang sebelah.
2. Anda kembali menutup jarum dan jarum menembus tutup itu.
3. Tutup jarum yang sudah dipasang lepas
4. Mencederai diri anda sendiri saat mengumpulkan kotoran yang
ternyata berisi instrumen tajam.
Mengingat resiko tertular penyakit akibat needle stick injury, ada cara untuk
melindungi diri agar aman saat menutup kembali jarum suntik yang telah digunakan
LANGKAH RASIONAL

Jangan pernah menutup jarum kembali. Cedera akibat tertusuk jarum


Gunakan prosedur ini hanya bila sebuah menempatkan tenaga perawat pada risiko
wadah terkena patogen yang ditularkan melalui
pembuangan benda tajam tidak tersedia dan darah. Setelah menggunakan sebuah
anda tidak dapat meninggalkan ruangan jarum, perawat kesehatan harus
membuang benda yang tajam ini ke wadah
pembuangan terdekat yang sudah didesain

Sebelum memberi injeksi, tempatkan tutup Hal ini membuat perawat siap melakukan
jarum di atas benda padat yang tidak seluruh prosedur dengan cara yang aman.
bergerak, misalnya tepi meja disisi tempat
tidur. Bagian tutup jarum yang terbuka harus
menghadap ke wajah dan dalam jangkauan
tangan perawat yang dominan, atau
jangkauan infeksi, atau jangkauan tangan.

Beri injeksi Hal ini memastikan pemberian obat

Tempatkan ujung jarum pada pintu masuk Memaksa jarum masuk ke dalam tutupnya
tutup jarum. Dengan perlahan masukkan dapat membuat jarum menjadi bengkok
jarum ke dalam tutupnya

Begitu jarum berada di dalam tutupnya, Gunakan gerakan perlahan dan jangan
gunakan sebuah benda untuk menahan pernah memaksa jarum ke dalam tutupnya
sehingga jarum dapat ditutup seluruhnya

Buang jarum pada kesempatan pertama Hal ini menjamin lingkungan yang aman
untuk klien dan perawat

3. HAK KLIEN DALAM PEMBERIAN OBAT

Hak merupakan kekuasaan/kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum
untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu. Terkait dengan pemberian
obat-obatan, pasien memiliki hak sebagai berikut,
a. Hak klien mengetahui alasan pemberian obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan
informasi (informed concent), yang berdasarkan pengetahuan individu yang
diperlukan untuk membuat suatu keputusan.
b. Hak klien untuk menolak pengobatan
Klien dapat menolak pemberian pengobatan. Adalah tanggung jawab perawat untuk
menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan mengambil langkah-langkah
yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan. Jika suatu
pengobatan ditolak, penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang
bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika pembatalan
pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin.
Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil pemeriksaan
laboratorium, misalnya pada pemberian insulin atau warfarin (Taylor, Lillis and
LeMone, 1993; Kee and Hayes, 1996).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien
merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan
pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada
klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam
pemberian obat.

Pemberian Obat Intravena, IntraCutan, Subcutan dan Intramuscular


1. Injeksi Intra vena

¾ Injeksi yang diberikan melalui


pembuluh darah vena
¾ Tujuannya : agar obat lebih cepat diserap
oleh tubuh dan gambaran reaksi obat cepat
diobservasi
¾ Lokasi injeksi : lengan (vena basilica,
vena sefalica), tungkai (vena safena)

2. Injeksi Intra cutan

¾ Injeksi yang diberikan melalui derma


tepat dibawah epidermis
¾ Tujuannya : untuk uji alergi dan penapisan
tuberkuloasis
¾ Lokasi injeksi : lengan bagian dalam

3.Injeksi Subcutan

¾ Injeksi yang diberikan melalui lapisan lemak


bawah kulit
¾ Tujuannya : pemberian insulin dan vaksin
¾ Lokasi injeksi : paha bagian dalam, perut
bagian bawah, lengan atas bagian luar,
lengan bawah bagian dalam

4.Injeksi Intramuskular

¾ Injeksi yang diberikan melalui lapisan otot


¾ Tujuannya : pemberian obat dengan reaksi
lama atau dilepas secara berkala
¾ Lokasi injeksi : dorsogluteal, paha bagian
atas, lengan bagian atas.

Anda mungkin juga menyukai