Kelompok 3:
T.A 2022/2023
A. Indikasi Obat
Indikasi adalah informasi yang menjelaskan tentang khasiat obat, misalnya parasetamol
memilki indikasi atau khasiat sebagai penurun panas dan penghilang rasa sakit. Dikarenakan
indikasi merupakan informasi khasiat obat, hal ini di peruntukan pasien agar mendapatkan
obat yang susai dengan penyakit yang diderita. Selain itu, indikasi obat berfungsi untuk
memudahkan pasien membeli obat bebas sesuai kebutuhan di apotek terdekat.
Indikasi pada obat tidak hanya berisi informasi mengenai kahsiat, tetapi juga berisi
mengenai informasi tujuan penggunaan obat untuk penyakit tertentu, dan informasi mengenai
kandungan obat yang mampu mengatasi penyakit tersebut.
B. Kontraindeksi Obat
Kontraindikasi adalah salah satu peringatan yang sering kita jumpai dalam berbagai
kemasan obat. Dalam kedokteran, kontraindikasi adalah suatu kondisi atau faktor yang
berfungsi sebagai alasan untuk mencegah tindakan medis tertentu karena bahaya yang akan
didapatkan pasien. Kontraindikasi adalah kebalikan dari indikasi, yang merupakan alasan
untuk menggunakan pengobatan tertentu.
Pengertian umum dari kontraindikasi adalah suatu gejala atau kondisi tertentu yang
membuat pengobatan atau prosedur medis tertentu tidak disarankan atau sama sekali tidak
boleh digunakan karena dapat membahayakan pasien. Secara ringkas, penjelasan mengenai
peringatan kontraindikasi dalam kemasan obat adalah penjelasan waktu dan kondisi, cara
suatu obat tidak boleh digunakan, misalnya untuk perempuan yang sedang hamil atau tidak
boleh dianjurkan untuk mereka yang lemah jantung
Beberapa kontraindikasi bersifat mutlak, yang berarti bahwa tidak ada keadaan wajar
untuk melakukan suatu tindakan, misalnya anak-anak dan remaja dengan infeksi virus tidak
boleh diberikan aspirin karena risiko sindrom Reye dan orang dengan anafilaksis alergi
makanan harus menghindari makanan yang menyebabkan alergi. Demikian pula orang
dengan hemokromatosis tidak boleh diberikan preparat besi.
Kontraindikasi lainnya bersifat relatif, yang berarti bahwa pasien berada dalam risiko
yang lebih tinggi dari komplikasi, tetapi risiko ini dapat sebanding dengan pertimbangan lain
atau dikurangi dengan langkah-langkah lain, misalnya seorang wanita hamil biasanya harus
menghindari sinar-X, tetapi risiko yang dimiliki sebanding dengan manfaat tindakan untuk
mendiagnosis keadaan serius seperti tuberkulosis. Kontraindikasi relatif juga dapat disebut
sebagai peringatan, seperti di Formularium Nasional Inggris.
Jenis-Jenis Kontraindikasi
Kontraindikasi terbagi menjadi dua, yaitu kontraindikasi relatif dan kontraindikasi absolut.
Berikut adalah penjelasan dan pengertian seputar kedua kontraindikasi tersebut.
1. Kontraindikasi Relatif
Pengertian kontraindikasi relatif adalah suatu kondisi yang membuat pengobatan atau
prosedur tertentu mungkin tidak disarankan. Hal ini merupakan bentuk kehati-hatian ketika
dua obat atau prosedur digunakan secara bersama-sama. Namun, pengobatan atau prosedur
tertentu mungkin dapat digunakan jika manfaatnya lebih besar dari risikonya, misalnya sinar-
X tidak dianjurkan kepada ibu hamil, kecuali jika benar-benar sangat diperlukan.
2. Kontraindikasi Absolut
Pengertian kontraindikasi absolut adalah suatu kondisi yang membuat pengobatan atau
prosedur tertentu benar-benar tidak disarankan. Hal ini karena suatu prosedur atau zat yang
digunakan dapat menyebabkan situasi yang mengancam jiwa pasien. Oleh karena itu,
prosedur atau obat tersebut benar-benar harus dihindari oleh pasien, misalnya kontraindikasi
aspirin pada anak-anak karena kemungkinan menyebabkan sindrom Reye yang berbahaya.
Contoh-Contoh Kontraindikasi
Berikut adalah beberapa contoh kontraindikasi dalam obat paracetamol dan pemberian
vaksin.
1. Kontraindikasi Parasetamol
Parasetamoi merupakan obat yang tergolong sangat aman, bahkan bisa digunakan
oleh ibu hamil dan menyusui. Parasetamol juga sering dikombinasikan dengan jenis obat
lainnya. Meskipun demikian, terdapat beberapa kontraindikasi parasetamol yang perlu
diperhatikan.
Kontraindikasi parasetamol adalah penggunaannya tidak disarankan untuk penderita
gangguan hati dan orang dengan alergi terhadap obat ini. Meskipun parasetamol adalah obat
yang sangat aman, obat ini dapat menyebabkan beberapa jenis alergi pada 0,01 persen
penggunanya. Konsumsi parasetamol juga dapat meningkatkan risiko gangguan hati,
khususnya jika dikonsumsi berlebihan atau tanpa anjuran dan pengawasan dari dokter.
2. Kontraindikasi Vaksin
Pemberian vaksin juga perlu memerhatikan kontraindikasinya, yaitu kondisi penerima
vaksin yang berpotensi meningkatkan risiko terjadinya reaksi merugikan yang serius.
Kontraindikasi terhadap vaksin merupakan kondisi ketika vaksin tidak boleh diberikan.
Namun, sering kali sebagian besar kontraindikasi vaksin bersifat sementara, sehingga
vaksinasi dapat dilakuan di kemudian hari, tepatnya ketika kondisi yang mengarah pada
kontraindikasi tidak ada lagi.
Berikut adalah beberapa contoh kontraindikasi vaksin.
Penderita gangguan kekebalan tubuh yang parah umumnya tidak boleh menerima vaksin
dari virus hidup.
Wanita hamil umumnya tidak boleh menerima vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Penderita ensefalopati tidak boleh menerima vaksin mengandung pertusis, jika dalam
kurun waktu 7 hari sebelumnya telah menerima dosis vaksin mengandung pertusis yang
bukan disebabkan penyebab lain yang dapat diidentifikasi.
Penyakit imunodefisiensi kombinasi parah (SCID) dan riwayat intususepsi merupakan
kontraindikasi untuk vaksin rotavirus.
3. Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan
cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register,
alamat dan program pengobatan pada pasien.
5. Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang dprogramkan, karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa
obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah
sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan
serta respon klien terhadap pengobatan.
9. Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.