Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

POST PEMASANGAN WSD

Dosen Pengampu : Ratna Dewi, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 3

NANDA SYAPRINA (2214201029)


AMANDA PRADITA S (2214201010)
MAISURI WIZANA (2214201022)
AGNES THERESIA (2214201006)
KARMILA HARAHAP (2214201020)
ADHELINA G. SIMANJUNTAK (2214201003)
AFRIDA YANTI NASUTION (2214201005)
M.ARY IKHSAN (2214201021)
ADELIA ARPAH RAMADHAN (2214201001)
FIRMANSYAH (2214201016)
SIGIT PRASETIO (2214201033)

PRODI S-1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA
T.A 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN POST PEMASANGAN WSD

Pokok bahasan : Post pemasangan WSD

Sasaran : pasien dengan Post pemasangan WSD

Waktu : 30 menit

Tempat : rumah sakit Imelda medan

Hari/tanggal : sabtu 14 oktober 2023

A. TUJUAN
- Tujuan Umum
Setelah dilakukan pennyuluhan klien dan keluarga dapat memahami danmengetahui tentang
post pemasangan WSD

- Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit diharapkan klien dan keluarga
mampu:
a. Menjelaskan Pengertian pemasangan WSD
b. Menjelaskan Tujuan dari pemasangan WSD
c. Menjelaskan Indikasi pemasangan WSD
d. Menjelaskan Hal-hal yang harus diperhatikan pasien dengan pemasangan WSD
e. Menjelaskan Komplikasi pemasangan WSD

B. METODE
- Ceramah
- Tanya jawab

C. MEDIA
- Materi yang terlampir
- Leafleat

D. MATERI
Terlampir
E. SUSUNAN KEGIATAN PERKULIAHAN

Tahap Kegiatan Kegiatan Perawat Kegiatan Pasien Waktu


Pembukaan 1. Memperkenalan diri Memperhatikan dan 5 menit
(Moderator) 2. Mengadakan kontrak kerja waktu mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan pemelajaran penyaji
4. Menyampaikan pokok pokok materi
yang akan dijelaskan

Pengembangan 1. Menjelaskan materi meliputi: Klien 20 menit


(Penyaji) - Pengertian pemasangan WSD mendengarkan
- Tujuan dari pemasanganWSD dengan baik dan
- Indikasi pemasangan WSD kooperatif sampai
- Hal-hal yang harus diperhatikan dengan selesai
pasien dengan pemasangan WSD
- Menjelaskan komplikasi pemasangan Klien aktif bertanya
WSD
2. memberikan kesempatan untuk Klien merasa
bertanya senang
3. memberikan reinforcement
Penutup 1. Melakukan evaluasi dengam Memperhatikan dan 5 menit
(Moderator) menanyakan Kembali materi- materi menjawab
yang tlah disampaikan pertanyaan dari
2. Menyampaikan kesimpulan penyaji

F. EVALUASI

1. Materi Evaluasi

Pertanyaan secara lisan


- Menjelaskan pengertian pemasangan WSD
- Menjelaskan tentang tujuan dari pemasangan WSD
- Menjelaskan indikasi dari pemasangan WSD
- Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pasien dengan pemasangan WSD
- Menjelaskan Komplikasi pemasangan WSD

2. Evaluasi

a. Evaluasi Struktural
- Satuan acara pengajaran sudah siap sesuai dengan sub pokok bahasan.
- Kontrak waktu sudah tepat dengan pesrta penyuluhan.
- Media sudah siap yaitu materi yang disampaikan dan leaflet.
b. Evaluasi Proses
- 100% Pesrta hadir dan mengikuti perkuliahan.
- 100% media dapat digunakan dengan baik.
- 80% Pesrta mengikuti penyuluhan dengan aktif.
- 100% Pesrta dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai

c. Evaluasi Hasil
- Peserta dapat menjelaskan pengertian pemasangan WSD dengan benar.
- Peserta dapat menjelaskan tujuan dari post pemasangan WSD denganbenar.
- Peserta dapat menjelaskan indikasi pemasangan WSD
- Peserta dapat menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pasien dengan pemasangan WSD
dengan benar.
- Peserta dapat menjelaskan komplikasi pemasangan WSD
MATERI PENYULUHAN TENTANG POST PEMASANGAN WSD

A. Pengertian Water Seal Drainage (WSD)

Water Seal Drainage (WSD) adalah suatu tindakan untuk mengalirkan cairan dan udara dari
rongga pleura untuk mempertahankan tekanan normal dalam rongga pleura, sehingga dapat
mengontrol tekanan udara pada paru.

B. Tujuan Water Seal Drainage (WSD)


Tujuan pemasangan Water Seal Drainage adalah sebagai berikut:
mengeluarkan cairan atau udara dari rongga dada melalui selang.

C. Indikasi Pemasangan WSD

Pemasangan selang dada dilakukan pada kondisi seperti akumulasi udara (pneumotoraks), cairan
(efusi pleura), darah (hematotoraks), dan nanah di rongga pleura (empisema toraks).

D. hal hal yang harus diperhatikan Pemasangan WSD


1. Perhatikan
a) Motor suction tidak berjalan
b) Selang tersumbat
c) Selang terlipat
d) Paru-paru telah mengembang

2. Amati tanda-tanda kesulitan bernafas

3. Perhatikan kecemasan pasien


Kecemasan pada masa pemasangan WSD merupakan hal yang wajar. Beberapa pernyataan yang
hal yang wajar . beberapa pernyataan yang biasanya terungkap misalnya, ketakutan munculnya
rasa nyeri setelah pembedahan, ketakutakn terjadi perubhan fisik ( mejadi buruk rupa dan tidak
berfungsi secara normal), takut keganasan (bila diagnose yang ditegakkan belum pasti), takt atau
cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang sama,
takut memasuki ruang operasi, menghadapi peralatan bedah dan petugas, serta ketakutanapabila
mengalami kegagalan (effendy, 2005).

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan
perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami
gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih
tetap utuh (tidak Mengalami keretakan kepribadian atau splitting of personality), dan faktanya
Tingkat kecemasan pada pasien efusi pleura sebelum dilakukan tindakan pemasangan water seal
drainase(WSD) sudah terjadi di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.

Untuk mengatasi rasa cemas pasien dilakukan penelitian dengan menggunakan terapi musik yang
disukai, pasien merasa senang dan nyaman. Pasien mengikuti lagu dan bernyanyi mengikuti irama
yang didengarkan menggunakan headphone. Pasien yang ikut bernyanyi akan membawa suasana
hati ke dalam lagu atau membawa pasien mengenang kepada suatu keadaan/pengalaman yang
menyenangkan. Terapi musik akan mengalihkan perhatian terhadap cemas (distraksi) dan
memberikan rasa rileks. Terapi musik juga mempunyai tujuan membentu mengekspresikan
perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan
emosi, meningkatkan memori serta menyediakan kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan
membangun kedekatan emosional. Dengan demikian, terapi musik juga dapat membentu
mengatasi stres dan kekhawatiran seseorang dan meringankan rasa sakit

SOP Terapi Musik

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUSIK


Pengertian Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan
suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk gaya yang diorganisir
sedekimian rupa hingga tercipta music yangt bermanfaat untuk Kesehatan dan mental.
Tujuan Memperbaiki kondisi fisik, emosional, Kesehatan spiritual pasien, serta menurunkan
rasa sakit.
Peralatan 1. Ripe music/radio
2. CD music
3. Headshet/ headphone
4. Alat music yang sesuai

Prosedur A. Tahap pra interaksi

Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada )


siapkan alat alat
Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabka kontraindikasi
cuci tangan
B. Tahap orientasi

1. Memberikan salam teraupetik


2. Mengecek identitas pasien
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan diri pasien
5. Menjaga privasi pasien dengan menutup pintu atau menutup tirai atau menutup
jendela
6. Menetapkan ketertarikan pasien terhadap music
7. Identifiksi pilihan music pasien

C. Tahap kerja

1. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman


2. Batasi stimulasi ekstrenal seperti Cahaya, suara, pengunjung, panggilan teleppn
selama mendengarkan music.
3. Dekatkan tape music/CD dan perlengkapannya di dekat pasien
4. Pasien tape mjsic/CD dan perlengkapan dalam kondisi baik
5. Dukung dengan headshet/ headphone jika diperlukan
6. Pilih pilihan music yang mewakili pilihan music pasien
7. Nyalakan music dan lakukan terapi music
8. Pastikan volume music sesuai, tidak terlalu kertas atau kecil
9. Hindari menghidupkan music dan meninggalkannya dalam waktu yang lama
10. Saat pasien mendengarkan music berhenti/selesai, pasien dipersilahkan
mengungkapkan perasaan yang muncul serta perubahan yang terjadi pada dirinya
setelah mendengarkan music tersebut.

D. Tahap terminasi

1. Evaluasi respon pasien


2. Mendokumentasikan pelaksanaan Tindakan keperawatan tersebut
3. Bereskan alat alat
4. Mencuci tangan

Hasil Rawat inap catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan


- Nama Px, umur, jenis kelamis, dll
- Keluhan utama
- Tindakan yang dilakukan ( terapi music)
DAFTAR PUSTAKA

Savitri, W. (2016). Terapi Musik dan Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi. Media Ilmu
Kesehatan.Vol. 5(1).

Agustina, A. (2018). Sop Terapi Musik. Kalimantan timur: Politeknik Kesehatan Depkes
Kalimantan timur

Aliza, M. (2020). Sop Terapi Music. Jember: Universitas Jember.

Anggraeni, R.D (2020). Pemberian Terapi Music. Denpasar : Universitas Udayana

Eva. (2017). Standar Operasional Prosedur Terapi Musik. Kalimantan Timur: Universtas
Muhammadiyah Kalimantan Timur

Rahmah, M., dkk. (2017). Standar Operasional Prosedur Penerapan Terapi Keperawatan
Komplementer Pemberian Terapi Musik. Surabaya: Poleteknik Kesehatan Surabaya

Hasaini, A. (2019). Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Pasien. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan , Vol 10 No.1.

Anda mungkin juga menyukai