Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“PRE PEMASANGAN WSD”


Dosen Pengampu : Ratna Dewi, S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2/2A
Adinda Mahfiranda (2214201004)
Shelamita Imanisa (2214201032)
Nadya Aulya (2214201028)
Miftahul Khoiriah (2214201024)
Halimah Tusakkdiah Rambe (2214201018)
Jelina Monita Hia (2214201019)
Rey Reny Pasaribu (2241201031)
Dea Widia Sitanggang (2214201011)
Yudha Rizki Pratama.T (2214201034)
Martinus Baene (2214201023)
Gembira Purba (2214201017)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T.A 2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN .................................................................................. 2
MATERI PENYULUHAN .................................................................................................. 5
A. Pengertian ........................................................................................................................ 5
B. Penyebab .......................................................................................................................... 5
C. Tanda Dan Gejala ........................................................................................................ 5
D. Prinsip Pemasangan ....................................................................................................... 5
E. Pencegahan ...................................................................................................................... 7
F. Posisi ................................................................................................................................. 8
G. Perawatan Luka.............................................................................................................. 8
H. Dikatakan Baik Dan Dapat Dipulangkan .................................................................... 9
I. Komplikasi ........................................................................................................................ 9
J. Latihan Pernafas Diafragma .......................................................................................... 9
K. Terapi Musik ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan : Pre pemasangan WSD


Pokok Bahasan : Masalah yang berkaitan
Hari/tanggal : Kamis, 12 Oktober 2023
Waktu : 15.00 WIB – 16.00 WIB
Sasaran : Pasien pre WSD
Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan UIM
Tempat : RSU Permata Indah

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, pasien diharapkan mengerti tentang
WSD.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima penyuluhan kesehatan selama 1x40 menit, pasien mampu :
a. Menjelaskan pengertian pre pemasangan WSD
b. Menyebutkan penyebab pre pemasangan WSD
c. Menyebutkan tanda dan gejala pre pemasangan WSD
d. Menyebutkan cara latihan pernafasan diafragma pasien WSD
e. Menjelaskan cara terapi musik pada pasien pre WSD
f. Menyebutkan posisi yang nyaman untuk pasien pre pemasangan WSD

II. Sasaran dan target


Sasaran ditunjukkan pada pasien pre WSD.
III. Strategi pelaksanaan
Pendidikan kesehatan dilakukan pada hari kamis, 12 Oktober 2023
IV. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi/tanya jawab
V. Materi
2
Terlampir
VI. Media
Leaflet

VII. Susunan acara


No. Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam
1. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menyampaikan tujuan dan 3. Mendengar dan
pokok bahasan penyuluhan memperhatikan
4. Kontrak waktu 4. Menyetujui kontrak
waktu
2. 15 menit Kegiatan inti: 1. Mendengarkan dan
1. Menjelaskan pengertian memperhatikan
tentang pre penasanganWSD 2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan penyebab pre memperhatikan
pemasangan WSD 3. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tanda dan memperhatikan
gejala pre pemasanganWSD 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan posisi yang memperhatikan
nyaman bagi pasien 5. Mendengarkan dan
5. Menjelaskan cara latihan memperhatikan
pernafasan diafragma 6. Mendengarkan dan
6. Menjelaskan prosedur terapi memperhatikan
musik 7. Audiens bertanya
7. Memberikan waktu audiens
untuk bertanya

3. 10 menit 1. Memberikan beberapa 1. Menjawab pertanyaan


pertanyaan untuk 2. Menyimpulkan materi
mengevaluasi sejauh mana 3. Mendengarkan dan
pemahaman pasien tentang memperhatikan
penyakit 4. Menjawab salam
2. Menyimpulkan materi penutup
penyuluhan secara
bersama-sama
3. Memberikan evaluasi
4. Memberi salam penutup

VIII. Kriteria evaluasi


1. Evaluasi struktur
a. Kesepakatan dengan pasien
b. Kesiapan materi penyaji

2. Evaluasi proses
a. Peserta bersedia dengan kontrak waktu yang ditentukan

3
b. Pasien antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahui
c. Pasien menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan

3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas

4. Evaluasi hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telahditentukan
b. Adanya kesepakatan antara pasien dengan perawat dalam melaksanakan implementasi
keperawatan selanjutnya

5. Daftar pertanyaan
a. Apa pengertian pre pemasangan WSD?
b. Apa penyebab pre pemasangan WSD?
c. Apa tanda dan gejala pre pemasangan WSD?
d. Bagaimana posisi yang nyaman bagi pasien pre pemasangan WSD?
e. Bagaimana cara latihan pernafasan diafragma dan terapi musik bagi pasien pre
pemasangan WSD?

4
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Pre operasi adalah persiapan yang dimulai ketika keputusan untuk operasi dibuat dan
berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. WSD (Water Sealed Drainage) merupakan
tindakan invansive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari
ronggal pleura, rongga thorax, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung.

B. Penyebab
Seseorang mungkin memerlukan pemasangan water sealed drainage jikamemiliki
salah satu dari masalah berikut :
a. Paru-paru yang kolaps.
b. Infeksi paru-paru seperti pneumonia bakteri yang diperumit olehpenumpukan nanah.
c. Pneumotoraks, yaitu terjebaknya udara di sekitar atau di luar paru-paru.
d. Perdarahan di sekitar paru-paru, terutama setelah trauma (sepertikecelakaan mobil).
e. Penumpukan cairan karena kondis medis lain, seperti kanker ataupneumonia.
f. Kesulitan bernapas karena penumpukan cairan atau udara.
g. Operasi, terutama operasi paru-paru, jantung, atau esofagus.

C. Tanda dan Gejala


Indikasi pemasangan WSD :
a. Hematotoraks
b. Pneumotoraks
Tanda Dan Gejala pemasangan WSD pada pneumotoraks karena trauma tajam atau
trauma tembus toraks :
1. Sesak nafas atau gangguan nafas
2. Bila gambaran udara pada foto toraks lebih dari seperempatrongga torak sebelah luar
3. Bila ada pneumotorak bilateral
4. Bila ada tension pneumotorak setelah dipunksi
5. Bila ada haemotoraks setelah dipunksi
6. Bila pneumotoraks yang tadinya konservatif pada pemantauanselanjutnya ada perburukan.

D. Prinsip Pemasangan
Prinsip - Prinsip Pemasangan Pre WSD :
5
1. Informed consent
Pasien dan/atau keluarga menandatangani informed consent (surat izin WSD).
II. Pemeriksaan pre WSD
a. Pengambilan cairan pleura (Torakosintesis) Torakosintesis adalah penusukan area sela
iga ke 5 oleh dispo 3 cc dilakukan dengan tujuan memastikan cairan efusi pleura belum
mengering dan mengetahui area efusi pleura.
b. Riwayat keperawatan pasien akan dikaji tentang keluhan utama, riwayat kesehatan
sekarang dan riwayat kesehatan yang lalu.
c. Pengkajian fisik pasien akan dilakukan fokus pemeriksaan sistem pernafasan.
III. Rutinitas pre WSD
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital : Pengukuran tekanan darah, nadi,suhu dan respirasi.
b. Pemasangan infus disesuaikan dengan instruksi dokter penanggung jawab pasien.
c. Penggunaan pakaian WSD pasien harus menggunakan pakaianWSD yang sudah
disediakan.
d. Pelepasan perhiasan dan aksesoris yang akan mengganggu prosedur WSD.
IV. Pemindahan ke ruang tindakan
a. Lamanya menunggu pasien akan dipindahkan ke ruang tindakan dan menunggu sampai
waktu pelaksanaan dan dokter operator siap.
b. Lamanya prosedur: setelah dokter dan asisten WSD siap, prosedur pun dilaksanakan
dengan memakan waktu kurang lebih 5-10 menit.
V. Prosedur pemasangan WSD
a. Memeriksa kembali instruksi dokter
b. Cek ulang inform consent
c. Mengkaji status pasien: TTV, status pernafasan
d. Pelaksanaan Prosedur dilakukan oleh dokter spesialis sedangkan perawat sebagai asisten
agar prosedur dapat dilaksanakan dengan baik.
e. Ganti baju pasien dengan baju tindakan operasi
f. Posisikan pasien semi fowler
g. Desinfektan area yang di tusuk
h. Pasang duk bolong
i. Pruff area yang akan di tusuk
j. Anastesi area yang akan di tusuk, menggunakan anastesi lokalsehingga pasien tetap
sadar
k. Sayat kulit yang akan di tusuk, siapkan kassa untuk depper(menekan) luka
6
l. Hecting (jahit luka)
m. Lebarkan sayatan dengan mosquito
n. Tusuk dengan throichart
o. Dekatkan baskom, alirkan cairan pleura ke baskom
p. Masukan slang transfusi yang sudah di bolongi secukupnya
q. Klem slang kira-kira 20 cm dari lokasi penusukan, dan mengikat slang dengan benang
r. Keluarkan mundrin troicart dari selang
s. Pasang klem transfusi set
t. Buka arteri klem
u. Hubungkan slang ke botol yang sudah disiapkan, alirkan cairanpleura.
v. Cuci bersih alat yang telah digunakan dan sterilkan ke centralsterile supply
department (CSSD)
w. Rapikan ruangan.

E. Pencegahan
Pencegahan masalah pada pre pemasangan wsd
a. Penetapan slang
- Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu
dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat
dikurangi.
- Pergantian posisi badan
- Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang, atau
memberi tahanan pada slang, melakukan pemapasan perut, merubah posisi tubuh sambil
mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera.
- Mendorong berkembangnya paru-paru
a) Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang
b) Latihan napas dalam
c) Latihan batuk yang efisien: batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu slang
diklem. Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.
d) Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.
I. Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika perdarahan dalam
! jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika banyaknya hisapan
bertambah berkurang, perhatikan juga secara bersamaan keadaan pernapasan. Suction
harus berjalan efektif
7
II. Observasi setiap 15-20 menit selama 1-2 jam setelah operasi dan setiap 1 - 2 jam selama
24 jam setelah operasi.
III. Observasi banyaknya cairan, keadaan cairan, keluhan pasien, warna muka, keadaan
pernapasan, denyut nadi, tekanan darah.
IV. Perlu sering dicek, apakah tekanan negative tetap sesuai petunjuk jikasuction
kurang baik, coba merubah posisi pasien dari terlentang, ke 1/2 terlentang atau 1/2
duduk ke posisi miring bagian operasi di bawah atau di cari penyababnya misal: slang
tersumbat oleh gangguan darah, slang bengkok atau alat rusak, atau lubang slang
tertutup oleh karena perlekatanandi dinding paru-paru.
V. Perawatan "slang" dan botol WSD/ Bullow drainage :
- Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari, diukur berapa cairan yang keluar kalau ada
dicatat
- Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan danadanya gelembung udara
yang keluar dari bullow drainage.
- Penggantian botol harus "tertutup" untuk mencegah udara masuk yaitu mengklem"
slang pada dua tempat dengan kocher.
- Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan sterilitas botoldan slang harus tetap
steril.
- Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri-sendiri, dengan memakai
sarung tangan.
- Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatif dalam rongga dada,misal: slang terlepas,
botol terjatuh karena kesalahan dll WSD (Water Seal Drainage).

F. Posisi
1. Pasien dalam keadaan setengah duduk (45’).
2. Dilakukan desinfeksi dan penutupan lapangan operasi dengan doek steril.
3. Dilakukan anestesi setempat dengan lidocain 2% secara infiltrasi pada daerah kulit sampai
pleura

G. Perawatan luka
a. Cuci tangan
b. Buka bak instrument dan siapkan cairan dalam kom
c. Pakai sarung tangan steril
d. Gunting kasa steril dan letakkan kembali di bak instrument
8
e. Lepaskan balutan lama dari insersi
f. Disinfeksi sekitar insersi dengan kapas alcohol
g. Lakukan perawatan luka dengan normal salin dengan tekni steril di areainsersi
h. Tutup insersi dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester/hypafix
i. Lepas sarung tangan
j. Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
k. Cuci tangan

H. Dikatakan baik dan dapat dipulangkan :


a. Keadaan umum memungkinkan
b. Pada kontrol 1-2 hari pasca pengangkatan WSD paru tetap mengembang penuh
c. Tanda-tanda infeksi/empiema tidak ada batuk efektif

I. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi dari pemasangan alat ini. Salah satu yang
paling umum adalah perasaan nyeri pada lokasi insersi, atau tempat dimasukkannya selang.
Upaya untuk mengurangi nyeri yaitu dengan latihan nafas diafragma dan terapi musik, serta
membuat posisi pasien senyaman mungkin selama terpasang WSD. Nah, untuk menurunkan
terjadinya risiko akibat pemasangan alat ini, pastikan untuk rutin perawatan luka dan
menjaga kebersihan di area kulit tempat dimasukkan selang. Selain itu, terapkan juga pola
hidup sehat dan bersih, guna menurunkan risiko terserang penyakit paru agar tidak perlu
menggunakan alat WSD nantinya.

J. Latihan Pernafasan Diafragma


Latihan pernafasan diafragma adalah suatu proses pernafasan secara konsentrasi udara
masuk melalui hidung kedalam tubuh kemudian di keluarkan dari mulut yang dilakukan
dengan posisi nyaman dan berbaring dengan relaks dan menutup mata serta melonggarkan
pakaian disekitar leher dan pinggang.
Prosedur:
a. Duduk di bed / kursi dengan posisi tubuh yang tegak dan sandaran kursi yang stabil.
Letakkan tanga di atas perut.
b. Menarik napas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
1,2,3.
c. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambilmerasakan ekstremitas atas dan
9
bawah rileksd. Anjurkan bernapas dengan irama normal 3 kali.
d. Menarik napas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahanf. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.

K. Terapi Musik
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisikdan mental dengan rangsangan
suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian
rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fsik dan mental yang dapat pula
menurunkan stress yang diderita oleh klien.
Prosedur :
a. Persiapkan alat dan bahan:
Hp (terisi musik klasik) dan Handsfree
b. Cara-cara terapi musik:
- Cobalah untuk mendengarkan musik 20-30 menit setiap hari
- Usahakan dalam keadaan duduk atau berbaring sambil memejamkan mata
- Dalam mendengarkan musik aturkah nafas serileks mungkin
- Gunakan headphone agar tidak terganggu suara lingkungan sekitar
c. Evaluasi
Pre : Sebelumnya klien belum pernah melakukan terapi distraksi (mendengarkan musik
klasik). Keluhan yang dirasakan kecemasan diakibatkan gangguan rasa nyaman nyeri, susah
tidur.
Post : Setelah menerapkan terapi distraksi (mendengarkan musik), klien tampak rileks,
nyeriberkurang,bisatidur lebih awal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fajriah, N. N., & Kartika Sari, D. 2019. Latihan Nafas Dalam Terhadap Peningkatan Arus
Puncak Ekspirasi (Ape) Pasien Asma Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Kota
Pekalongan. Motorik Jurnal Kesehatan, 14(02), 113-117

Indira, P. I. (2021). Asuhan Keperawatan Intoleransi Aktivitas Pada Pasien CKD Stage V On
HD Diruang Hemodialisa RSUD Sanjiwani Tahun 2021. From Repository Poltekkes-
Denpasar.ac.id.

Ningtias.D.R., Wahyudi.B., & Firdaus.I.(2020) Rencana Bangun Water Seal Drainage(WSD)


khusus Thorax dengan Pengaturan Tekanan pada Suction Pump. Jurnal Teori
Fisika,8(2),43-48 https://jumal.fimipa.unila.ac.id/taf/article/view/2563

Ni Putu P.S. (2021). Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien Pre Operasi Fraktur
Femur Diruang Persiapan OK Wing Amerta RSUP Sangla Denpasar. From
Respository.poltekkes-denpasar.ac.id.

Rosalina., Sukarno., & Yudanari,Y.G. (2019), Perbedaan Kecepatan Pengembangan Paru


Sebelum Dan Sesudah Latihan Pernafasan Diafragma Dalam Upaya Mempercepat
Pelepasan WSD, Indonesian Journal Of Nursing Research (IJNR), e-ISSN 2615-6407

11

Anda mungkin juga menyukai