Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAN


HAND HYGINE (CUCI TANGAN)
DI RUANG ANGGREK RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN

Oleh :

1. A. Sholikhul Amali (017901 001)


2. Beryl Yudha Kurniawan(017901 009)
3. Fatimatus Zahro (017901 016)
4. Haslinda Septiana (017190 020)
5. Merinda Widyawati (017901 026)

PROGRAM PROFESI NERS


STIKes INSAN CENDEKIA HUSADA BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2017/2018

LEMBAR PENGESASAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)
DI RUANG ANGGREK RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN

Disahkan Pada:
Hari/Tanggal : ..............., .......... Februari 2018
Di : Ruang Anggrek RSUD Dr. Soegiri Lamongan

Mengetahui,

Perceptor Akademik Perceptor Klinik

(Ns. Ikha Ardianti, M.Kep.) (Zunti Masruroh,S.Kep. Ns.)

Menyetujui,
Kepala Ruang Anggrek

( Sumarlin, S.Kep.Ns.)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang Study : Keperawatan Anak


Topik : Demam Berdarah Dengue (DBD)
Sub topik : Cegah dan Sadari Demam Berdarah
Sasaran : Anggota Keluarga Pasien di Ruang Anggrek
RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Tempat : Ruang Anggrek RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Hari/Tanggal : ............, ....... Februari 2018
Waktu : 1 x 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, Bapak/Ibu keluarga pasien dapat mengetahui
tentang pengertian DBD, siklus hidup nyamuk, tanda dan gejala DBD,
pertolongan pertama DBD sebelum ke rumah sakit, tanda bahaya yang harus
diwaspadai, apa yang harus dilakukan jika menemui tanda bahaya,
pencegahan DBD.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan bapak/Ibu dapat :
1. Mengetahui tentang Pengertian DBD,
2. Mengetahui tentang Siklus Hidup Nyamuk,
3. Mengetahui tentang Tanda Dan Gejala DBD,
4. Mengetahui tentang Pertolongan Pertama DBD Sebelum Ke Rumah
Sakit,
5. Mengetahui tentang Tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai,
6. Mengetahui tentang Apa Yang Harus Dilakukan Jika Menemui Tanda
Bahaya,
7. Mengetahui tentang Pencegahan DBD.

III. SASARAN
Anggota Keluarga Pasien di Ruang Anggrek RSUD Dr. Soegiri Lamongan
IV. MATERI
(terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian DBD,
2. Siklus Hidup Nyamuk,
3. Tanda Dan Gejala DBD,
4. Pertolongan Pertama DBD Sebelum Ke Rumah Sakit,
5. Tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai,
6. Apa Yang Harus Dilakukan Jika Menemui Tanda Bahaya,
7. Pencegahan DBD.

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

I. SETTING
a. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. 3 Pembukaan :
menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
diberikan
2. 15 Pelaksanaan :
menit  Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan
DBD
 Menjelaskan tentang siklus hidup  Memperhatikan
nyamuk
 Menjelaskan tentang tanda dan  Memperhatikan
gejaka DBD
 Memberi kesempatan kepada peserta  Bertanya dan
untuk bertanya menjawab
pertanyaan yang
diajukan
 Menjelaskan tentang Pertolongan  Memperhatikan
Pertama DBD Sebelum Ke Rumah
Sakit,
 Tanda Bahaya Yang Harus  Memperhatikan
Diwaspadai,
 Apa Yang Harus Dilakukan Jika  Memperhatikan
Menemui Tanda Bahaya,
 Memberi kesempatan kepada peserta  Memperhatikan
untuk bertanya
 Menjelaskan tentang Pencegahan  Memperhatikan
DBD.
 Memberi kesempatan kepada peserta  Bertanya dan
untuk bertanya menjawab
pertanyaan
3. 10 Evaluasi :
menit  Menanyakan kepada peserta tentang  Menjawab
materi yang telah diberikan, dan pertanyaan
reinforcement kepada Bapak/ibu
yang dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 Terminasi :
menit  Mengucapkan terimakasih atas  Mendengarkan
peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

b. Setting Tempat

Keterangan :
□ : Flipchart
∆: Penyaji
●: Moderator
○: Peserta
♦ : Fasilitator
♥ : observer

VI. MEDIA
VII. Leaflet
1. Flip Chart (Lembar Balik)

VIII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a. Anggota Keluarga hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Anggrek
RSUD Dr. Soegiri Lamongan
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui tentang pengertian TB Paru, cara penularan,
syarat rumah sehat untuk penderita TB paru, manfaat pencahayaan,
serta alasan pentingnya pentingnya pencahayaann bagi kesembuhan
TB Paru.
b. Peserta hadir saat pertemuan
II. PENGORGANISASI
a. Moderator : Beryl Yudha Kurniawan
b. Penyaji : Fatimatus Zahro
c. Fasilitator :Merinda Widyawati, A.Sholikhul Amali
d. Observer : Haslinda Septiana
Pembagian Tugas
a. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari
awal sampai akhir
b. Penyaji : Menyajikan materi penyuluhan
c. Fasilitator : Memotivasi peserta untuk bertanya dan mengarahkan
peserta untuk memperhatikan materi.
d. Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai
akhir

Lampiran 1
(Materi Penyuluhan) DBD
A. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti
yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa
penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan
tanda-tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechia), ruam
(purpura).
Demam berdarah dengue (Dengue Haemoragick Frever/DHF)
ditandai dengan empat gejala klinis utama: demam tinggi/ suhu meningkat
tiba-tiba, sakit kepala supra, nyeri otot dan tulang belakang, sakit perut dan
diare, mual muntah.

B. Etiologi
Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang terdapat dalam
tubuh nyamuk Aedes aegepty. Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam ini
melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh
nyamuk, dimana virus yang ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya
yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari
nyamuk jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual. Mekanisme
kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh manusia dan sebaliknya.
Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia
yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue pada darahnya (viremia).
Virus yang sampai ke lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah
diri/berkembang biak), kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai di
kelejar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat siap untuk
dimasukkan ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.

C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DBD
dengan masa inkubasi antara 3-15 hari. Penderita biasanya mengalami
demam akut atau suhu meningkat tiba-tiba, sering disertai menggigil, saat
demam pasien compos mentis.
Gejala klinis lain yang sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan
pada saat demam dan tak jarang pula dijumpai pada saat penderita mulai
bebas dari demam. Perdarahan yang terjadi dapat berupa :
a. Perdarahan pada kulit atau petechie, echimosis, hematom.
b. Perdarahan lain seperti epistaksis, hematemesis, hematuri dan melena.

Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DBD, gambaran
klinis lain yang tidak khas dijumpai pada penderita DBD adalah :
a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit pada waktu
menelan.
b. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare,
konstipasi.
c. Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot
tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri uluhati, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, muka, pembengkakan sekitar mata,
lakrimasi dan fotofobia, otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh dan
pergerakan bola mata terasa pegal.
Pada hari pertama sakit, penderita panas mendadak secara terus-
menerus dan badan terasa lemah atau lesu. Pada hari kedua atau ketiga akan
timbul bintikbintik perdarahan, lembam atau ruam pada kulit di muka, dada,
lengan atau kaki dan nyeri ulu hati serta kadang-kadang mimisan, berak darah
atau muntah. Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba.
Kemungkinan yang selanjutnya adalah penderita sembuh atau keadaan
memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan dan kaki dingin dan
banyak mengeluarkan keringat. Bila keadaan berlanjut, akan terjadi renjatan
(lemah lunglai, denyut nadi lemah atau tidak teraba) kadang kesadarannya
menurun.
Menurut (Mubin, 2009) derajat penyakit DBD terbagi empat derajat :
1. Derajat 1 : Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi
perdarahan (uji tourniquet positif)
2. Derajat II Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan
perdarahan lain pada hidung (epistaksis)
3. Derajat III Ditemukan kegagalan sirkulasi dengan adanya nadi cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun (kurang dari 20 mm/Hg) / hipotensi disertai
kulit dingin dan lembab serta gelisah
4. Derajat IV Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang
tidak dapat diukur, akral dingin dan akan mengalami syok.

D. Patofisiologi
Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vector
penularan virus Dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitan.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan faktor penting di daerah perkotaan (daerah
urban) sedangkan di daerah pedesaan (daerah rural) kedua jenis spesies
nyamuk Aedes tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes aegypti
berkembangbiak di tempat lembab dan genangan air bersih. Sedangkan Aedes
albopictus berkembangbiak di lubang-lubang pohon dalam potongan bambu,
dalam lipatan daun dan dalam genangan air lainnya.
Virus memasuki tubuh ke manusia melalui gigitan nyamuk menembus
kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari,
dimana virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila
jumlah virus sudah cukup maka virus akan memasuki sirkulasi (viremia),
yang pada saat itu manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas.
Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia maka tubuh akan memberi
reaksi. Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu
dengan yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi akan
memanifestasikan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan
penyakitnya.
Pada prinsipnya bentuk reaksi tubuh terhadap keberadaan virus
dengue adalah sebagai berikut :
1. Bentuk reaksi pertama Mengendapkan bentuk netralisasi virus pada
pembuluh darah kecil, kulit berupa gejala ruang (rash).
2. Bentuk reaksi kedua Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai
akibat dari penurunan jumlah darah dan kualitas komponen-komponen
pembuluh darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan.
3. Bentuk reaksi ketiga Terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang
mengakibatkan keluarnya komponen plasma atau cairan darah dari dalam
pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala asites dan rongga
selaput paru berupa gejala efusi pleura. Apabila tubuh manusia hanya
memberi reaksi bentuk 1 dan 2 saja maka orang tersebut akan menderita
demam dengue, sedangkan apabila ketiga bentuk reaksi terjadi maka orang
tersebut akan mengalami demam berdarah dengue.

E. Penanganan serta Pencegahan DBD


Penanganan Serta Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Penanganan
Segera bawa ke dokter jika anak Anda mengalami beberapa gejala di
atas. Dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk memastikan
diagnosis.
Meski tidak ada penanganan khusus untuk DBD, namun ada beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keparahan gejala dan
membantu kekebalan tubuh dalam melawan virus ini:
a. Pastikan dia mengonsumsi paracetamol jika diresepkan dokter untuk
menurunkan demam. Dapat dibantu dengan meletakkan kompres pada
dahi.
b. Pastikan anak mendapat cukup istirahat.
c. Berikan banyak cairan pada anak untuk mencegah dehidrasi.
d. Berikan makanan bernutrisi.
e. Hindarkan anak dari gigitan nyamuk untuk mencegah penularan virus.
Tidak jarang anak yang terkena DBD harus dirawat di rumah sakit.
Sebagai langkah menggantikan cairan yang hilang karena diare, muntah
atau kehilangan nafsu makan, dokter akan memberikan cairan melalui
infus. Pada kasus anak yang kehilangan banyak darah, perlu dilakukan
transfusi darah.
2. Pencegahan
Lakukan 4M plus untuk melakukan pencegahan:
1. Menguras
Menguras wadah air seperti bak mandi agar telur dan jentik Aides mati
2. Menutup
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aides tidak dapat masuk
dan bertelur
3. Mengubur
Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat
menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol
agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelur nyamuk Aides.
4. Memantau
Semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aides
berkembang.

F. PEMERIKSAAN PADA DBD


1. Laboratorium
2. Pemeriksaan Rumple Leed Test (Tourniquet test)
Berikut prosedur pemeriksaan Rumple Leed Test yaitu:
Alat : sfignomanometer
Cara pemeriksaan :
a. Tentukan lokasi daerah tubuh yang akan dilakukan uji Rumple Leed.
Umumnya uji Rumple Leed dilakukan pada lengan bawah atau tungkai
bawah.
b. Lakukan pemeriksaan tekanan darah penderita kemudian catat nilai
tekanan sistol dan diastolnya.
c. setelah mendapatkan hasil tekanan darahnya maka jumlahkan nilai pada
tekanan darah sistole dengan nilai tekanan darah diastole. Nilai dari
hasil hasil penjumlahan kemudian dibagi dua. Catatlah nilai tersebut.
d. Istirahatkan pasien selama + 2 menit sebelum melakukan uji rumple
leed.
e. Lakukan Rumple Leed test dengan membendung aliran darah penderita
dengan menggunakan tensimeter sampai dengan nilai yang dicatat tadi.
f. Beri lingkaran dengan menggunakan pena pada kulit lengan bawah
bagian volar, dengan garis tengah + 5 cm, kira-kira 4 cm sebelah distal.
g. Pertahankan tekanan itu selama 5-10 menit.
h. Setelah itu maka lepaskan lilitan bladder cuff dan tunggulah sampai
tanda-tanda statis darah lenyap. Statis darah telah berhenti jika warna
kulit pada lengan yang dibendung tadi kembali seperti semula.
i. Carilah adanya petekie yang timbul pada lingkaran pada kulit lengan
bawah bagian volar, kemudian hitung jumlah petekie yang timbul.
j. Hitung juga jumlah ptekie yang timbul pada kulit lengan bawah bagian
volar disebelah distal lingkaran tersebut.
k. Bila ditemukan 15-20 buah ptekie maka rumple leed test dinyatakan
positif.

Derajat Laporan :
(-) = tidak didapatkan ptekie
(+1) = timbul beberapa ptekie terlihat halus dan baru tampak dengan kaca
pembesar.
(+2) = bila terlihat dengan jelas kurang lebih 10 ptekie
(+3) = bila terlihat jelas banyak ptekie (> 10 buah)
(+4) = bila seluruh lengan bawah penuh dengan ptekie.
Catatan :
1. Warna merah dekat bekas ikatan tensi mungkin bekas jepitan tidak
ikut sebagai ptekie.
2. Pasien yang tekanan darahnya tidak diketahui tensimeter dapat dipakai
tekanan 80 mmHg.
3. Pasien tidak boleh diulang pada lengan yang sama dalam waktu 1
minggu.
CUCI TANGAN
A. Pengertian Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak,
punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh
kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia serta
membuat tangan menjadi harum baunya (RSPI Sulianti Saroso, 2010).
Menurut Tim Depkes (1987) mencuci tangan adalah membersihkan
tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan
dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan.

B. Mengapa Harus Mencuci Tangan?


Mencuci tangan merupakan suatu teknik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh.
Dimana tindakan ini bertujuan untuk :
1. Supaya tangan bersih untuk menghindari masuknya kuman kedalam
tubuh.
2. Mencegah infeksi.
3. Menurunkan penyebab diare dan Flu.
4. Dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing yang tinggal didalam usus.
Sangat banyak manfaat yang kita dapatkan dari mencuci tangan untuk
kesehatan kita. salah satunya adalah terhindar dari berbagai penyakit.
Misalnya untuk mencegah penyakit Diare, Pilek, Batuk, dan Cacingan.
(sumber : APIC Guidelines for handwashing and hand antisepsis in health
care settings American Journal of Infection Control. 1995;23:251-269 )

C. Dampak Tidak Mencuci Tangan


Sangat banyak penyakit yang dapat ditimbulkan akibat dari tidaknya kita
mencuci tangan. yaitu seperti penyakit berikut ini :
1. diare
2. cacingan
3. demam/flu
4. infeksi mata
5. infeksi saluran pernapasan

D. Waktu Penting Melakukan Cuci Tangan.


Kegiatan mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan
setelah beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci
tangan memakai sabun menurut Handayani , dkk (2000).
1. Sebelum dan setelah makan.
2. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.
3. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.
4. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
5. Setelah menangani sampah.
6. Setelah BAB dan BAK.
7. Setelah bermain.
8. Sebelum tidur (ditambah cuci kaki)

E. 5 Moment Cuci Tangan


1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
4. Setelah melakukan tindakan aseptik
5. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.

F. Macam-macam cuci tangan


1. Hand Rub : mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik
Dengan durasi waktu antara 20-30 detik
2. Hand Wash : mencuci tangan menggunakan air mengalir
Dengan durasi waktu antara 40-60 detik

G. 6 Langkah Cuci Tangan Yang Baik Dan Benar


1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan puter kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.
(sumber : www.websehat.net)
Lampiran 2
(Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan)

LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN DBD DAN


HAND HYGINE (CUCI TANGAN)
Ruang Anggrek Prodi S1 Profesi Ners
STIKes ICsada BOJONEGORO

Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Februari 2018


Waktu : 09.00 WIB – 10.00 WIB
Tempat : Diruang Anggrek RSUD DR. Soegiri Lamongan
Topik : Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Cuci Tangan
Peserta : Keluarga Pasien dan Anak di Ruang Anggrek
Observer : Fitri Nur Azizah

A. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta.
Moderator memberi salam dan perkenalan, lalu menyampaikan maksud
dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi disampaikan. Kemudian
memberi pertanyaan pembuka untuk mengetahui tingkat pengetahuan
peserta (pretest) tentang materi yang akan diberikan.
Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:
 Apa itu DBD?
 Apa penyebab DBD ?
 Apa tanda dan gejala DBD?
Meskipun belum semua peserta mengerti namun ada 4 diantara
mereka menjawab bahwa DBD adalah Penyakit yang disebabkan oleh
gigitan nyamuk dengan tanda dan gejala seperti panas, muntah, keluar
bintik-bintik merah., meski kurang lengkap dan tidak semua peserta
mengetahui dan memahami tentang DBD tapi mereka mempunyai respon
yang baik. Mereka mempunyai rasa keingintahuan yang besar untuk bisa
mengerti. Setelah itu penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan.
2. Tahap Penyajian Materi.
Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada
SAP. Setelah menyampaikan materi, kemudian pemateri memberikan
kesempatan pada peserta untuk bertanya apabila ada materi yang belum
dimengerti.
3. Tahap Penutupan
Moderator mengakhiri penyuluhan sesuai dengan kontrak waktu.
Moderator menutup acara dengan menyimpulkan materi yang telah
disampaikan. Kemudian moderator menutup acara penyuluhan dengan
salam dengan mengucap hamdalah. Dan moderator tidak lupa untuk
melakukan evaluasi kepada peserta.
4. Evaluasi
a. Evaluasi Perlengkapan:
 Flip Chard digunakan pemateri dalam menyampaikan materi
 Leaflet : rangkuman dari materi yang diberikan kepada peserta.
b. Evaluasi Struktur.
Tim penyuluhan datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan.
Semua peserta datang tepat pada waktunya. Penyuluhan dimulai
setelah semua persiapan selesai.
c. Evaluasi Proses
Peserta yang hadir 18 orang dengan 2 anak-anak orang. Pelaksanaan
penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan dimana peserta
begitu antusias untuk mengajukan pertanyaan. Hal tersebut dapat
dilihat dari dari lima pertanyaan yang diajukan kepada peserta.
Metode yang kita gunakan adalah ceramah dan tanya jawab.
Dalam penyuluhan tersebut terdapat 3 pertanyaan.
Posisi duduk peserta dibentuk bersab sesuai dengan lokasi dan
kesediaan tempat duduk ditempat yang kami gunakan. Hal ini
bertujuan agar peserta dapat lebih fokus dan memperhatikan jalannya
penyuluhan serta materi yang disampaikan. Selain itu, juga akan
mempermudah tugas dari observer untuk mengamatinya baik sikap
verbal dan non verbal. Selama proses penyuluhan berlangsung, ada 1
peserta yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai
dikarenakan menemui anaknya yansedang sakit akan tetapi kemudian
bergabung kembali di forum. Untuk kinerja dari masing – masing
anggota tim juga sudah baik dan benar dimulai dari moderator,
pemateri dan fasilitator. Mereka semua telah melakukan tugasnya
dengan benar dan penuh tanggung jawab.
d. Evaluasi Hasil
Dalam penyuluhan ini, tim kami menggali tingkat pemahaman peserta
dengan two respon. Yang berarti hanya peserta yang bertanya lalu
pemateri menjawab. kemudian ada respon dari tim kami untuk berbalik
bertanya kepada peserta lalu mereka menjawab. Jadi dengan two
respon bisa dipastikan sekitar 80 % peserta bisa memahami dan
mengerti tentang materi yang kita berikan.
Berikut ini pertanyaan yang muncul dari peserta, antara lain :
1. Mengapa, sewaktu anak saya panas kemudian digendong sama
bapaknya yang tidak memakai baju dan anak saya juga panasnya
langsung hilang, padahal malamnya setelah minum obat tidak turun-
turun?
(penanya : Ibu Tegar)
Jawaban:
Panas menjadi turun bisa karena faktor obat yang sebelumnya telah
diminum dan yang kedua bisa karena faktor lingkungan sekitar.
Namun, jangan terus dibiarkan anak tanpa memakai baju, berilah
pakaian yang tipis dan yang menyerap keringat. Dan tetap waspada
sebab panas bisa naik kembali.

2. Apakah dengan DBD selalu muntah, perut sebah. Dan saya kira hanya
sakit perut biasa ternyata malah tidak sadarkan diri?
(Penanya : Ibu Rafasha)
Jawaban :
Perlu kita waspadai penyakit DBD tidak harus muncul bintik bintik
apabila panas yang tidak kunjung turun segera bawa ke pusat layanan
kesehatan terdekat, 1 minggu dimana fase kritis dan apabila anak
mampu melewati masa 1 minggu tersebut ia dipastikan selamat.

Lampiran 3
(Foto Kegiatan)
ABSENSI PENYULUHAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI RUANG ANGGREK RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN

No. Nama Alamat TTD


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20

Anda mungkin juga menyukai