Oleh :
LEMBAR PENGESASAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)
DI RUANG ANGGREK RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN
Disahkan Pada:
Hari/Tanggal : ..............., .......... Februari 2018
Di : Ruang Anggrek RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Mengetahui,
Menyetujui,
Kepala Ruang Anggrek
( Sumarlin, S.Kep.Ns.)
III. SASARAN
Anggota Keluarga Pasien di Ruang Anggrek RSUD Dr. Soegiri Lamongan
IV. MATERI
(terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian DBD,
2. Siklus Hidup Nyamuk,
3. Tanda Dan Gejala DBD,
4. Pertolongan Pertama DBD Sebelum Ke Rumah Sakit,
5. Tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai,
6. Apa Yang Harus Dilakukan Jika Menemui Tanda Bahaya,
7. Pencegahan DBD.
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
I. SETTING
a. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. 3 Pembukaan :
menit Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
2. 15 Pelaksanaan :
menit Menjelaskan tentang pengertian Memperhatikan
DBD
Menjelaskan tentang siklus hidup Memperhatikan
nyamuk
Menjelaskan tentang tanda dan Memperhatikan
gejaka DBD
Memberi kesempatan kepada peserta Bertanya dan
untuk bertanya menjawab
pertanyaan yang
diajukan
Menjelaskan tentang Pertolongan Memperhatikan
Pertama DBD Sebelum Ke Rumah
Sakit,
Tanda Bahaya Yang Harus Memperhatikan
Diwaspadai,
Apa Yang Harus Dilakukan Jika Memperhatikan
Menemui Tanda Bahaya,
Memberi kesempatan kepada peserta Memperhatikan
untuk bertanya
Menjelaskan tentang Pencegahan Memperhatikan
DBD.
Memberi kesempatan kepada peserta Bertanya dan
untuk bertanya menjawab
pertanyaan
3. 10 Evaluasi :
menit Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab
materi yang telah diberikan, dan pertanyaan
reinforcement kepada Bapak/ibu
yang dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 Terminasi :
menit Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
b. Setting Tempat
Keterangan :
□ : Flipchart
∆: Penyaji
●: Moderator
○: Peserta
♦ : Fasilitator
♥ : observer
VI. MEDIA
VII. Leaflet
1. Flip Chart (Lembar Balik)
Lampiran 1
(Materi Penyuluhan) DBD
A. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti
yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa
penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan
tanda-tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechia), ruam
(purpura).
Demam berdarah dengue (Dengue Haemoragick Frever/DHF)
ditandai dengan empat gejala klinis utama: demam tinggi/ suhu meningkat
tiba-tiba, sakit kepala supra, nyeri otot dan tulang belakang, sakit perut dan
diare, mual muntah.
B. Etiologi
Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang terdapat dalam
tubuh nyamuk Aedes aegepty. Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam ini
melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh
nyamuk, dimana virus yang ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya
yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari
nyamuk jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual. Mekanisme
kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh manusia dan sebaliknya.
Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia
yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue pada darahnya (viremia).
Virus yang sampai ke lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah
diri/berkembang biak), kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai di
kelejar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat siap untuk
dimasukkan ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DBD
dengan masa inkubasi antara 3-15 hari. Penderita biasanya mengalami
demam akut atau suhu meningkat tiba-tiba, sering disertai menggigil, saat
demam pasien compos mentis.
Gejala klinis lain yang sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan
pada saat demam dan tak jarang pula dijumpai pada saat penderita mulai
bebas dari demam. Perdarahan yang terjadi dapat berupa :
a. Perdarahan pada kulit atau petechie, echimosis, hematom.
b. Perdarahan lain seperti epistaksis, hematemesis, hematuri dan melena.
Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DBD, gambaran
klinis lain yang tidak khas dijumpai pada penderita DBD adalah :
a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit pada waktu
menelan.
b. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare,
konstipasi.
c. Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot
tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri uluhati, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, muka, pembengkakan sekitar mata,
lakrimasi dan fotofobia, otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh dan
pergerakan bola mata terasa pegal.
Pada hari pertama sakit, penderita panas mendadak secara terus-
menerus dan badan terasa lemah atau lesu. Pada hari kedua atau ketiga akan
timbul bintikbintik perdarahan, lembam atau ruam pada kulit di muka, dada,
lengan atau kaki dan nyeri ulu hati serta kadang-kadang mimisan, berak darah
atau muntah. Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba.
Kemungkinan yang selanjutnya adalah penderita sembuh atau keadaan
memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan dan kaki dingin dan
banyak mengeluarkan keringat. Bila keadaan berlanjut, akan terjadi renjatan
(lemah lunglai, denyut nadi lemah atau tidak teraba) kadang kesadarannya
menurun.
Menurut (Mubin, 2009) derajat penyakit DBD terbagi empat derajat :
1. Derajat 1 : Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi
perdarahan (uji tourniquet positif)
2. Derajat II Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan
perdarahan lain pada hidung (epistaksis)
3. Derajat III Ditemukan kegagalan sirkulasi dengan adanya nadi cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun (kurang dari 20 mm/Hg) / hipotensi disertai
kulit dingin dan lembab serta gelisah
4. Derajat IV Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang
tidak dapat diukur, akral dingin dan akan mengalami syok.
D. Patofisiologi
Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vector
penularan virus Dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitan.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan faktor penting di daerah perkotaan (daerah
urban) sedangkan di daerah pedesaan (daerah rural) kedua jenis spesies
nyamuk Aedes tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes aegypti
berkembangbiak di tempat lembab dan genangan air bersih. Sedangkan Aedes
albopictus berkembangbiak di lubang-lubang pohon dalam potongan bambu,
dalam lipatan daun dan dalam genangan air lainnya.
Virus memasuki tubuh ke manusia melalui gigitan nyamuk menembus
kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari,
dimana virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila
jumlah virus sudah cukup maka virus akan memasuki sirkulasi (viremia),
yang pada saat itu manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas.
Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia maka tubuh akan memberi
reaksi. Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu
dengan yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi akan
memanifestasikan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan
penyakitnya.
Pada prinsipnya bentuk reaksi tubuh terhadap keberadaan virus
dengue adalah sebagai berikut :
1. Bentuk reaksi pertama Mengendapkan bentuk netralisasi virus pada
pembuluh darah kecil, kulit berupa gejala ruang (rash).
2. Bentuk reaksi kedua Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai
akibat dari penurunan jumlah darah dan kualitas komponen-komponen
pembuluh darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan.
3. Bentuk reaksi ketiga Terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang
mengakibatkan keluarnya komponen plasma atau cairan darah dari dalam
pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala asites dan rongga
selaput paru berupa gejala efusi pleura. Apabila tubuh manusia hanya
memberi reaksi bentuk 1 dan 2 saja maka orang tersebut akan menderita
demam dengue, sedangkan apabila ketiga bentuk reaksi terjadi maka orang
tersebut akan mengalami demam berdarah dengue.
Derajat Laporan :
(-) = tidak didapatkan ptekie
(+1) = timbul beberapa ptekie terlihat halus dan baru tampak dengan kaca
pembesar.
(+2) = bila terlihat dengan jelas kurang lebih 10 ptekie
(+3) = bila terlihat jelas banyak ptekie (> 10 buah)
(+4) = bila seluruh lengan bawah penuh dengan ptekie.
Catatan :
1. Warna merah dekat bekas ikatan tensi mungkin bekas jepitan tidak
ikut sebagai ptekie.
2. Pasien yang tekanan darahnya tidak diketahui tensimeter dapat dipakai
tekanan 80 mmHg.
3. Pasien tidak boleh diulang pada lengan yang sama dalam waktu 1
minggu.
CUCI TANGAN
A. Pengertian Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak,
punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh
kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia serta
membuat tangan menjadi harum baunya (RSPI Sulianti Saroso, 2010).
Menurut Tim Depkes (1987) mencuci tangan adalah membersihkan
tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan
dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan.
A. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta.
Moderator memberi salam dan perkenalan, lalu menyampaikan maksud
dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi disampaikan. Kemudian
memberi pertanyaan pembuka untuk mengetahui tingkat pengetahuan
peserta (pretest) tentang materi yang akan diberikan.
Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:
Apa itu DBD?
Apa penyebab DBD ?
Apa tanda dan gejala DBD?
Meskipun belum semua peserta mengerti namun ada 4 diantara
mereka menjawab bahwa DBD adalah Penyakit yang disebabkan oleh
gigitan nyamuk dengan tanda dan gejala seperti panas, muntah, keluar
bintik-bintik merah., meski kurang lengkap dan tidak semua peserta
mengetahui dan memahami tentang DBD tapi mereka mempunyai respon
yang baik. Mereka mempunyai rasa keingintahuan yang besar untuk bisa
mengerti. Setelah itu penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan.
2. Tahap Penyajian Materi.
Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada
SAP. Setelah menyampaikan materi, kemudian pemateri memberikan
kesempatan pada peserta untuk bertanya apabila ada materi yang belum
dimengerti.
3. Tahap Penutupan
Moderator mengakhiri penyuluhan sesuai dengan kontrak waktu.
Moderator menutup acara dengan menyimpulkan materi yang telah
disampaikan. Kemudian moderator menutup acara penyuluhan dengan
salam dengan mengucap hamdalah. Dan moderator tidak lupa untuk
melakukan evaluasi kepada peserta.
4. Evaluasi
a. Evaluasi Perlengkapan:
Flip Chard digunakan pemateri dalam menyampaikan materi
Leaflet : rangkuman dari materi yang diberikan kepada peserta.
b. Evaluasi Struktur.
Tim penyuluhan datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan.
Semua peserta datang tepat pada waktunya. Penyuluhan dimulai
setelah semua persiapan selesai.
c. Evaluasi Proses
Peserta yang hadir 18 orang dengan 2 anak-anak orang. Pelaksanaan
penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan dimana peserta
begitu antusias untuk mengajukan pertanyaan. Hal tersebut dapat
dilihat dari dari lima pertanyaan yang diajukan kepada peserta.
Metode yang kita gunakan adalah ceramah dan tanya jawab.
Dalam penyuluhan tersebut terdapat 3 pertanyaan.
Posisi duduk peserta dibentuk bersab sesuai dengan lokasi dan
kesediaan tempat duduk ditempat yang kami gunakan. Hal ini
bertujuan agar peserta dapat lebih fokus dan memperhatikan jalannya
penyuluhan serta materi yang disampaikan. Selain itu, juga akan
mempermudah tugas dari observer untuk mengamatinya baik sikap
verbal dan non verbal. Selama proses penyuluhan berlangsung, ada 1
peserta yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai
dikarenakan menemui anaknya yansedang sakit akan tetapi kemudian
bergabung kembali di forum. Untuk kinerja dari masing – masing
anggota tim juga sudah baik dan benar dimulai dari moderator,
pemateri dan fasilitator. Mereka semua telah melakukan tugasnya
dengan benar dan penuh tanggung jawab.
d. Evaluasi Hasil
Dalam penyuluhan ini, tim kami menggali tingkat pemahaman peserta
dengan two respon. Yang berarti hanya peserta yang bertanya lalu
pemateri menjawab. kemudian ada respon dari tim kami untuk berbalik
bertanya kepada peserta lalu mereka menjawab. Jadi dengan two
respon bisa dipastikan sekitar 80 % peserta bisa memahami dan
mengerti tentang materi yang kita berikan.
Berikut ini pertanyaan yang muncul dari peserta, antara lain :
1. Mengapa, sewaktu anak saya panas kemudian digendong sama
bapaknya yang tidak memakai baju dan anak saya juga panasnya
langsung hilang, padahal malamnya setelah minum obat tidak turun-
turun?
(penanya : Ibu Tegar)
Jawaban:
Panas menjadi turun bisa karena faktor obat yang sebelumnya telah
diminum dan yang kedua bisa karena faktor lingkungan sekitar.
Namun, jangan terus dibiarkan anak tanpa memakai baju, berilah
pakaian yang tipis dan yang menyerap keringat. Dan tetap waspada
sebab panas bisa naik kembali.
2. Apakah dengan DBD selalu muntah, perut sebah. Dan saya kira hanya
sakit perut biasa ternyata malah tidak sadarkan diri?
(Penanya : Ibu Rafasha)
Jawaban :
Perlu kita waspadai penyakit DBD tidak harus muncul bintik bintik
apabila panas yang tidak kunjung turun segera bawa ke pusat layanan
kesehatan terdekat, 1 minggu dimana fase kritis dan apabila anak
mampu melewati masa 1 minggu tersebut ia dipastikan selamat.
Lampiran 3
(Foto Kegiatan)
ABSENSI PENYULUHAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI RUANG ANGGREK RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN