Anda di halaman 1dari 10

Nama : Safrida Arianti

NIM : 20191660133

Prodi S1 Keperawatan Program Transfer

Mata Kuliah Keperawatan Jiwa 2

FORM SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ketidakberdayaan dan Keputusasaan

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Hari / tanggal : Rabu, 10 Juni 2020

Waktu : 25 menit

Tempat : Poli RSI Jemursari Surabaya

A. LATAR BELAKANG
Ketidakberdayaan atau disfungsionalitas adalah ketidakmampuan
melakukan suatu tindakan, dan keberadaan orang tsb akhirnya  menjadi
beban bagi orang lain. Ketidakberdayaan merupakan kondisi ketika individu
atau kelompok merasakan kurangnya control personal terhadap sejumlah
kejadian atau situasi tertentu yang memengaruhi pandangan, tujuan, dan
gaya hidup.
Ketidakberdayaan adalah perasaan yang dialami semua orang dalam
derajat yang berbeda pada situasi yang berlainan. Stephenson (1979)
menggambarkan dua jenis ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan
situasional muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan mungkin berlangsung
singkat. Ketidakberayaan dasar (trait powerlessness)bersifat lebih menyebar,
memengaruhi pandangan, tujuan, gaya hidup, dan hubungan. Secara klinis,
diagnosis keperawatan ketidakberdayaan mungkin lebih bermanfaat jika
digunakan untuk menggambarkan individu yang mengalami ketidakberdayaan
dasar dibandingkan ketidakberdayaan situasional.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan. Dalam hal ini,
individu yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk mengatasi
masalahnya atau jalan untuk mencapai keinginannnya, bahkan ia sangat
merasa ingin memegang kendali atas hidupnnya. Individu yang tidak berdaya
mungkin melihat alternative atau jawaban untuk masalahnya, tetapi tidak
mampu berbuat apa pun karena persepsi tentang control dan sumber yang
ada. Ketidakberdayaan yang berkepanjangan bisa menyebabkan
keputusasaan.

B. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta kira-kira 20 orang, umur rata-rata 20-60 tahun, peserta telah
memiliki pengetahuan tentang keputusasaan dan ketidakberdayaan.

C. TUJUAN
1) TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang apa
itukeputusasaan dan ketidakberdayaan peserta diharapkan mampu :
menerapkan apa yang di sampaikan dan mampup menjelaskan kembali
apa yang di sampaikan oleh penyaji dan selalu menjaga anggoata
keluarga mereka.
2) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat:
a. Menjelaskan apa itu keputusasaan dan
ketidakberdayaan
b. Menjelaskan apa penyebab keputusasaan dan
ketidakberdayaan
c. Menyebutkan gejala keputusasaan dan
ketidakberdayaan
3) MATERI
1. Menjelaskan apa pengertian keputusasaan dan ketidakberdayaan
2. Menjelaskan gejala awal keputusasaan dan ketidakberdayaan
3. Menjelaskan gejala keputusasaan dan ketidakberdayaan
4) METODE
1. Ceramah

2. Tanya jawab

5) MEDIA
Leaflet

6) KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


TAHAP/WAKTU KEGIATAN
Fasilitator Peserta

Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam.


 Memperkenalkan diri  Memperhatikan.
5 menit
 Menjelaskan judul  Memperhatikan dan
materi dan tujuan mencatat.
yang harus dicapai  Menjawab dengan
oleh peserta didik. mengerjakan pada
 Memberikan pre test jawaban yang telah
jenis obyektif untuk disediakan.
tiap peserta didik (jika  Satu atau dua orang
diperlukan) menjawab
Penyajian
(pengembangan
)  Curah pendapat
tentang pengertian  Mengajukan
15 menit
keputusasaan dan pertanyaan.
ketidakberdayaan  Memperhatikan dan
 Menjelaskan gejala mencatat.
awal keputusasaan  Mengerjakan dan
dan ketidakberdayaan menjawab soal pada
 Menjelaskan apa lembar jawaban yang
penyebab telah disediakan.
keputusasaan dan  Menjawab salam.
Penutup 5 menit ketidakberdayaan
 Menyebutkan cara
mencegah terjadinya
keputusasaan dan
ketidakberdayaan
 Menjelaskan cara
menangani masalah
keputusasaan dan
ketidakberdayaan
 Merangkum materi
yang telah diberikan.
 Post test: bila
diperlukan.
 Menutup dengan
salam.

7) . EVALUASI
a. Standar Evaluasi

1) Peserta dapat menyebutkan kembali apa itu keputusasaan dan


ketidakberdayaan

2) Peserta dapat menyebutkan gejala awal keputusasaan dan


ketidakberdayaan

3) Peserta dapat menjelaskan cara menangani masalah keputusasaan dan


ketidakberdayaan

b. Pertanyaan Evaluasi

1) Sebutkan gejala awal ketidak berdayaan dan keputusasaan ?

2) Jelaskan cara menanginya


Lampiran materi

Keputusasaan dan ketidakberdayaan

1. Pengertian
Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku
atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang
diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang
diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau
mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011). Menurut Nanda
(2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa tindakan
seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi
kurang kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan terjadi.
Menurut Wilkinson (2007) ketidakberdayaan merupakan persepsi
seseorang bahwa tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara
bermakna, kurang penggendalian yang dirasakan terhadap situasi terakhir
atau yang baru saja terjadi. Menurut Carpenito-Moyet (2007)
ketidakberdayaan merupakan keadaan ketika seseorang individu atau
kelompok merasa kurang kontrol terhadap kejadian atau situasi tertentu.

Keputusasaan
Menurut NANDA (2015-2017), keputusasaan adalah keadaan subyektif
ketika seorang individu memandang keterbatasan atau tidak adanya
pilihan alternative serta tidak mampu memobilisasi energy untuk
kepentingannya sendiri. Keputusasaan menurut NANDA ini memiliki
beberapa batasan karakteristik, diantaranya: gangguan pola tidur, kurang
inisiatif, pasif, meninggalkan orang yang diajak bicara, penurunan selera
makan, kurang kontak mata, dan sebagainya. Factor-faktor yang
berhubungan yakni: isolasi soasial, penurunan kondisi fisiologis, stress
jangka panjang, serta kehilangan nilai kepercayaan.
Keputusasaan merupakan suatu keadaan emosional yang dialami ketika
individu merasa kehidupannya sangat berat untuk dijalani dan dirasa
mustahil. Seseorang tersebut tidak akan memiliki harapan untuk
memperbaiki kehidupannya, tidak memiliki solusi untuk masalah yang
dialaminya dan ia merasa tidak aka nada orang yang dapat membantuya
menyelesaikan masalahnya (Carpenito, 563).
Keputusasaan ini berbeda dengan ketidakberdayaan. Orang yang merasa
utus asa tidak mampu melihat adanya solusi untuk masalah yang
dihadapinya dan tidak menemukan cara untuk mencapai sesuatu hal yang
diinginkan. Sedangkan ketidakberdayaan adalah seseorang menemukan
solusi masalahnya namun memiliki keterbatasan untuk melakukannya
akibat kurangnya kontrol terhadap kejadian atau situasi tertentu.
2. Gejala
Ketidakberdayaan
Mayor (harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam,
berlebihan dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan
sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
Contoh ungkapan :
- “Lebih baik saya menyerah karena saya tidak mampu memperbaiki
keadaan.”

- “Masa depan saya seolah suram.”

- “Saya tidak dapat membayangkan masa depan saya 10 tahun ke


depan.”

- “Saya sadar, saya tidak pernah mendapatkan apa yangsaya inginkan


sebelumnya.”

- “Rasanya saya tidak mungkin menggapai kepuasan di masa yang akan


datang.”
a. Fisiologis :

 Respon terhadap stimulus melambat

 Tidak ada energi

 Tidur bertambah
b. Emosional :

 Individu yang putus asa sering sekali kesulitan


mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan

 Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan


pertolongan tuhan

 Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup

 Hampa dan letih

 Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa

 Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.

c. Individu memperlihatkan
 Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
 Penurunan verbalisasi
 Penurunan afek
 Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu
 Hubungan interpersonal yang terganggu
 Proses pikir yang lambat
 Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan
kehidupannya sendiri.
d. Kognitif
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang
bukan masalah yang dihadapi saat ini
 Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
 Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
 Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan
tujuan yang ditetapkan
 Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta
membuat keputusan
 Tidak dapat mengenali sumber harapan
Minor (mungkin ada)
a. Fisiologis
 Anoreksia
 BB menurun

b. Emosional

 Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang


lain

 Merasa berada diujung tanduk, tegang, muak (merasa ia


tidak bisa)

 Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia


jalani

 Rapuh

c. Individu memperlihatkan

 Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari


pembicara

 Penurunan motivasi

 Keluh kesah, kemunduran, sikap pasrah, depresi

d. Kognitif

 Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang


diterima

 Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa


sekarang , masa datang

 Bingung
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif

 Distorsi proses pikir dan asosiasi

 Penilaian yang tidak logis

3. Penyebab
Ketidakberdayaan
Carpenito, 2009
a. kurangnya pengetahuan

b. Ketidak adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi)

c. serta kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan


Doenges, Townsend, M, (2008)
a. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol
terhadap terapi.

b. Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan,hubungan


yang kasar.

c. Penyakit yang berhubungan dengan rejimen:penyakit kronis atau


yang melemahkan kondisi.

d. Gaya hidup ketidakberdayaan: mengulangi kegagalan dan


ketergantungan.

Keputusasaan

a. Faktor kehilangan

b. Kegagalan yang terus menerus

c. Faktor Lingkungan

d. Orang terdekat ( keluarga )

e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam


jiwa)

f. Adanya tekanan hidup

g. Kurangnya iman

Anda mungkin juga menyukai