Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SIROSIS HEPATIS
DI RUANG PANDAN 1 DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh:
Kelompok4
Putri Aulia Kharismawati 132013143019
Ni Putu Neni Indriyani 132013143020
Hanum Amalia Zulfa 132013143021
Ade Bayu Santika 132013143052
Rully Damayanti 132013143053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Sasaran : Pasien dan Keluarga di Ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Oktober 2020
Tempat : Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo
Waktu : Pukul 09.00-09.50 WIB (50 menit)
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah penyuluhan selama 50 menit, pasien dan keluarga di ruang Pandan 1
RSUD Dr. Soetomo dapat menambah pengetahuan tentang cara pencegahan
dan penanganan sirosis hepatis.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat penyuluhan, pasien dan keluarga dapat:
1. Menjelaskan definisi sirosis hepatis
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi sirosis hepatis
3. Menjelaskan masalah sirosis hepatis
4. Menjelaskan penatalaksanaan dan pencegahan sirosis hepatis
5. Menjelaskan komplikasi sirosis hepatis
II. Sasaran
Pasien dan keluarga di ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo
III. Materi
1. Definisi sirosis hepatis
2. Faktor yang mempengaruhi sirosis hepatis
3. Masalah sirosis hepatis
4. Penatalaksanaan dan pencegahan sirosis hepatis
5. Komplikasi gangguan sirosis hepatis
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
1. Video
VI. Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
LCD

Keterangan :
: Penyuluh : Observer
: Moderator : Peserta
: Fasilitator
: Notulen
VII.Pengorganisasian
1. Pembimbing akademik : Dr. Andri SW, S.Kep., Ns., M.Kep
2. Penyaji : Ade Bayu Santika
3. Moderator : Putri Aulia Kharismawati
4. Notulen : Rully Damayanti
5. Observer : Hanum Amalia Zulfa
6. Fasilitator : Ni Putu Neni Indriyani
7. Peserta : Pasien dan keluarga di ruang Pandan 1
VIII. Job Description
No
Nama Sie Job Description
.
1. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi
yang akan disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
peserta
2. Moderator 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya
jawab
2. Membuka acara dan menyampaikan maksud
serta tujuan kegiatan penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme
kegiatan
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang
telah disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban
penyaji sebagai dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan
disesuaikan dengan rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan
penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama
penyuluhan berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat
proses kegiatan penyuluhan
5. Fasilitator 1. Sebagai operator presentasi (meng-handle
video)
2. Membantu dan mengondisikan peserta selama
penyuluhan berlangsung
3. Meminta tanda tangan peserta yang hadir
(absensi)
4. Membantu moderator dalam mengajukan
pertanyaan untuk evaluasi hasil
5. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya

IX. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan:
1. Menguca 1) Menjawab salam
pkan salam 2) Mengenal tim penyuluh
2. Memperk 3) Mengetahui kontrak
enalkan diri waktu penyuluhan
3. Menjelas 4) Mengerti tujuan dari
kan kontrak waktu penyuluhan
4. Menjelas 5) Tahu apa saja yang
kan tujuan dari penyuluhan akan disampaikan
5. Menyebut
kan materi penyuluhan yang akan
diberikan
2. 30 Menit Pelaksanaan:
Mengkaji pengetahuan peserta tentang 1) Mendengarkan dan
masalah sirosis hepatis memperhatikan materi
Menjelaskan materi tentang:
1. Definisi sirosis hepatis
2. Faktor yang mempengaruhi sirosis
hepatis
3. Masalah sirosis hepatis
4. Penatalaksanaan dan pencegahan
sirosis hepatis
5. Komplikasi sirosis hepatis
3. 10 menit Diskusi/ Tanya jawab dan evaluasi:
1) Memberikan kesempatan pada 1) Mengajukan
peserta untuk bertanya kemudian pertanyaan
didiskusikan bersama 2) Menjawab pertanyaan
2) Memberikan reinforcement kepada
peserta bila dapat menjawab dan
menjelaskan kembali pertanyaan/
materi
4 5 Menit Terminasi:
1) Menyimpulkan materi yang 1) Mendengarkan dan
telah disampaikan membalas salam
2) Mengucapkan terimakasih
kepada peserta dan mengucapkan
salam penutup

X. Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Persiapan media telah lengkap dan siap untuk digunakan, seperti
video
b. Pembuatan SAP dan video dilakukan 3 hari sebelumnya
2. Kriteria proses
a. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
b. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran (antusias)
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang
tersedia dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
selama kegiatan berlangsung

3. Kriteria hasil
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
c. Pengorganisasian dalam penyuluhan melaksanakan perannya dengan
baik
MATERI PENYULUHAN SIROSIS HEPATIS

A. Definisi Sirosis Hepatis


Sirosis hepatik adalah penyakit kronis progresif yang dikarakteristikan oleh
penyebaran inflamasi dan fibrosis pada hepar. Jaringan parut menggantikan sel-sel
parenkim hepar normal sebagai upaya hepar untuk meregenerasi sel-sel nekrotik.
Karena darah tidak dapat mengalir dengan bebas melalui hepar sirotik, ia kembali
ke vena-vena splanknik (vena porta, vena pilorik, vena koronaria, vena esovagus
dan vena mesentrik) akhirnya menyebabkan pembesaran, hemostatis vaskular dan
hipoksia organ yang disuplai oleh pembuluh-pembuluh ini. Lebih dari itu, hepar
yang rusak tidak dapat melakukan fungsi metabolik normalnya seperti
metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat, sintesis empedu, penyimpangan
vitamin, dan sintesis faktor pembekuan (Engram, Barbara. 1998 dalam Marselina
2014).
Sirosis hati adalah penyakit yang di tandai oleh adanya peradangan difusi dan
menahun pada hati, Diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degerenasi dan
regenerasi sel hati sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati (arif
mansjoer, FKUI 1999 dalam Marselina 2014).

B. Faktor yang Mempengaruhi Sirosis hepatis


1. Alkohol adalah suatu penyebab yang paling umum dari sirosis, terutama
didunia barat. Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan keteraturan
dari konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan
kronis melukai sel-sel hati. Tiga puluh persen dari individu-individu yang
meminum setiap harinya paling sedikit 8 sampai 16 ounces minuman keras
(hard liquor) atau atau yang sama dengannya untuk 15 tahun atau lebih akan
mengembangkan sirosis. Alkohol menyebabkan suatu jajaran dari penyakit-
penyakit hati; dari hati berlemak yang sederhana dan tidak rumit (steatosis),
ke hati berlemak yang lebih serius dengan peradangan (steatohepatitis atau
alcoholic hepatitis), ke sirosis.
2. Hepatitis Virus Yang Kronis adalah suatu kondisi dimana hepatitis B atau
hepatitis C virus menginfeksi hati bertahun-tahun. Kebanyakan pasien-pasien
dengan hepatitis virus tidak akan mengembangkan hepatitis kronis dan sirosis.
Contohnya, mayoritas dari pasien-pasien yang terinfeksi dengan hepatitis A
sembuh secara penuh dalam waktu berminggu-minggu, tanpa
mengembangkan infeksi yang kronis. Berlawanan dengannya, beberapa
pasien-pasien yang terinfeksi dengan virus hepatitis B dan kebanyakan pasien-
pasien terinfeksi dengan virus hepatitis C mengembangkan hepatitis yang
kronis, yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan hati yang progresif dan
menjurus pada sirosis, dan adakalanya kanker-kanker hati.
3. Kelainan-Kelainan Genetik Yang Diturunkan/Diwariskan berakibat pada
akumulasi unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada kerusakkan
jaringan dan sirosis. Contoh-contoh termasuk akumulasi besi yang abnormal
(hemochromatosis) atau tembaga (penyakit Wilson). Pada hemochromatosis,
pasien-pasien mewarisi suatu kecenderungan untuk menyerap suatu jumlah
besi yang berlebihan dari makanan. Melalui waktu, akumulasi besi pada
organ-organ yang berbeda diseluruh tubuh menyebabkan sirosis, arthritis,
kerusakkan otot jantung yang menjurus pada gagal jantung, dan disfungsi
(kelainan fungsi) buah pelir yang menyebabkan kehilangan rangsangan
seksual. Perawatan ditujukan pada pencegahan kerusakkan pada organ-organ
dengan mengeluarkan besi dari tubuh melaui pengeluaran darah. Pada
penyakit Wilson, ada suatu kelainan yang diwariskan pada satu dari protein-
protein yang mengontrol tembaga dalam tubuh. Melalui waktutembaga
berakumulasi dalam hati, mata-mata, dan otak. Sirosis, gemetaran, gangguan-
gangguan psikiatris (kejiwaan) dan kesulitan-kesulitan syaraf lainnya terjadi
jika kondisi ini tidak dirawat secara dini. Perawatan adalah dengan obat-obat
oral yang meningkatkan jumlah tembaga yang dieliminasi dari tubuh didalam
urin.
4. Hepatitis Autoimun adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu
kelainan sistim imun yang ditemukan lebih umum pada wanita-wanita.
Aktivitas imun yang abnromal pada hepatitis autoimun
menyebabkanperadangan dan penghancuran sel-sel hati (hepatocytes) yang
progresif, menjurus akhirnya pada sirosis.
5. Bayi-bayi yang dilahirkan tanpa pembuluh-pembuluh empedu (biliary
atresia)dan akhirnya menyebabkan sirosis. Bayi-bayi lain dilahirkan dengan
kekurangan enzim-enzim vital untuk mengontrol gula-gula yang menjurus
pada akumulasi gula-gula dan sirosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang,
ketidakhadiran dari suatu enzim spesifik dapat menyebabkan sirosis dan luka
parut pada paru (kekurangan alpha 1 antitrypsin).
6. Penyebab-penyebab sirosis yang lebih tidak umum termasuk reaksi-reaksi
yang tidak umum pada beberapa obat-obat dan paparan yang lama pada racun-
racun, dan juga gagal jantung kronis (cardiac cirrhosis). Pada bagian-bagian
tertentu dari dunia (terutama Afrika bagian utara), infeksi hati dengan suatu
parasit (schistosomiasis) adalah penyebab yang paling umum dari penyakit
hati dan sirosis.

C. Masalah Gangguan Sirosis hepatis


Ada 3 tipe sirosis atau pembetukan parut dalam hati :

1. Sirosis Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas


mengelilingi daerah portal. Sering disebabkan oleh alkoholis kronis.
2. Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai
akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadisebelumnya.
3. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati disekitar
saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi
(kolangitis).

D. Penatalaksanaan dan Pencegahan Sirosis hepatis


Penatalaksanaan :
1. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang baik cukup dilakukan kontrol
yang teratur, istirahat yang cukup, olahraga, susunan diet tinggi kalori, rendah
protein dan rendah lemak secukupnya
2. Pasien sirosis hati dengan penyebab yang diketahui seperti :
a. Alkohol dan obat-obatan : Dianjurkan untuk menghentikan
penggunaannya
b. Hemokromatis (kadar zat besi berlebihan) : Dengan terapi desferioxamine
dilakukan di vena 2 kali seminggu sebanyak 500cc selama setahun
c. Pada hepatitis kronik autoimun diberikan kortikosteroid
3. Terapi terhadap komplikasi yang timbul
a. Asites
Tirah baring dan diawali diet rendah garam yang dikombinasi dengan
obat-obatan diuretik. Awalnya dengan pemberian spironolakton dengan
dosis 100-200 mg sekali sehari. Bilamana tidak adekuat bisa dikombinasi
dengan furosemid dengan dosis 20-40 mg/hari. Pemberian furosemid bisa
ditambah dosisnya bila tidak ada respon, maksimal dosisnya 160 mg/hari.
b. Perdarahan varises esofagus (kerongkongan)
1) Lakukan aspirasi cairan lambung yang berisi darah untuk mengetahui
apakah pendarahan sudah berhenti atau masih berlangsung.
2) Bila pendarahan banyak, tekanan sistolik dibawah 100mmHg, nadi
diatas 100x/menit atau Hb dibawah 99% dilakukan pemberian infus
dengan pemberian dextrose dan transfusi darah secukupnya
3) Diberikan obat vasopresin 2 ampul 0,1 gr dalam 500cc D5% dan
pemberian dilakukan selama 4 jam dapat diulang 3 kali
c. Ensefalopati (kelainan struktur atau fungsi otak akibat penyakit)
1) Dilakukan koreksi faktor pencetus seperti pemberian obat Kalium
Clorida (KCL) pada hipokalemia
2) Mengurangi pemasukan protein makanan dengan memberikan diet
yang sesuai
3) Aspirasi cairan lambung bagi pasien yang mengalami pendarahan pada
varises
4) Pemberian antibiotik campisilin atau sefalosporin pada keadaan infeksi
sistemik
5) Transplantasi hati
d. Peritonitis bakterial spontan (infeksi bakterial akut pada cairan asites tanpa
adanya sumber infeksi intraabdominal)
Diberikan antibiotik pilihan seperti cefotaksim, amoxicillin,
aminoglikosida
e. Sindrom hepatorenal/ nefrotik hepatik (gangguan fungsi ginjal)
Mengatur keseimbangan cairan dan garam
Pencegahan :
1. Melakukan vaksin hepatitis B
2. Tidak berbagi penggunaan jarum suntik dengan orang lain
3. Menghindari mengkonsumsi minuman beralkohol
4. Menjaga berat badan ideal dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan rutin berolahraga

E. Faktor Risiko Sirosis


Risiko seseorang untuk terkena sirosis meningkat karena beberapa faktor,
seperti:
- Konsumsi alkohol yang berlebihan.
- Terlalu sering begadang dan kurang tidur.
- Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, makanan manis, camilan
yang tidak sehat yang mengandung banyak pengawet.

F. Gejala Sirosis
Berikut ini adalah beberapa gejala seseorang mengidap sirosis, antara lain:
- Energi turun (kelelahan).
- Mudah berdarah.
- Mudah memar.
- Kulit gatal.
- Kulit dan bagian putih mata menjadi kuning (jaundice).
- Turunnya nafsu makan.
- Mual.
- Bengkak pada tungkai.
- Jika sudah menyebabkan komplikasi pada otak (ensefalopati hepatic) maka
kebingungan, turunnya kesadaran, dan bicara pelo akan muncul sebagai
dampaknya.

G. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada pasien sirosis hepatis adalah:
a. Peritonitis
Peritonitis merupakan infeksi cairan pada rongga selaput perut yang
menyebabkan peradangan pada lapisan tipis dinding dalam perut
(peritoneum). Gejala yang mungkin muncul adalah nyeri perut dan demam.
b. Ensefalopati hepatic
Ensefalopati hepatic adalah kelainan neuro psikiatri karena gangguan
detoksifikasi oleh hati. Ensefalopati hepatic merupakan komplikasi sirosis hati
pada susunan saraf pusat. Gejala awalnya adalah kondisi gangguan tidur
seperti insomnia atau sukar untuk tidur, kemudian kesadarannya terganggu
hingga berlanjut menjadi koma.
c. Gangguan fungsi ginjal
Komplikasi sirosis hati yang ditandai dengan peningkatan ureum dan kreatinin
adalah gangguan fungsi ginjal.
d. Variseses ophagus
Variseses ofagus pelebaran pembuluh darah merupakan komplikasi penyakit
sirosis hati yang paling sering terjadi antara tenggorokan dengan perut.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, A., & Lolita, L. (2020). ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN
ANTIBIOTIKA PADA PASIEN SIROSIS HEPATIS DENGAN
KOMPLIKASI SPONTANEOUS BACTERIAL PERITONITIS DI SALAH
SATU RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA. Jurnal Insan Farmasi
Indonesia, 3 (1), 1-8.

Engram, B., 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. 1 ed. Jakarta:
Buku Kedokteran ECG.

Lovena, A., Miro, S., &Efrida, E. (2017). Karakteristik Pasien Sirosis Hepatis di
RSUP Dr. M. Djamil Padang. JurnalKesehatanAndalas, 6(1), 5-12.

Marselina, N. M. T., & Purnomo, H. D. (2014). Gambaran klinis pasien sirosis


hati: Studi kasus di RSUP DR Kariadi Semarang periode 2010-2012 (Doctoral
dissertation, Faculty of Medicine Diponegoro University).
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN
PENYULUHAN KESEHATAN GANGGUAN SIROSIS HEPATIS
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA

Kamis, 22 Oktober 2020


Kriteria Kriteria Proses Kriteria Hasil
Struktur
1. Persiapan Pembukaan: 1. Acara dimulai
media 1. Mengucapkan salam tepat waktu
telah 2. Memperkenalkan diri 2. Peserta mengikuti
lengkap 3. Menjelaskan kontrak kegiatan sesuai
dan siap waktu dengan aturan
untuk 4. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan yang telah
digunakan, 5. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan dijelaskan
seperti diberikan 3. Pengorganisasian
poster, dan Pelaksanaan: dalam
video 1. Mengkaji pengetahuan peserta tentang sirosis penyuluhan
2. Pembuatan hepatis melaksanakan
SAP, 2. Menjelaskan materi tentang: perannya dengan
poster, dan a. Mengetahui definisi sirosis hepatis baik
video b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi sirosis
dilakukan hepatis
3 hari c. Mengetahui masalahg sirosis hepatis
sebelumny d. Mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan sirosis
a hepatis
e. Mengetahui komplikasi sirosis hepatis
DAFTAR HADIR

PENYULUHAN KESEHATAN GANGGUAN SIROSIS HEPATIS


MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA

Kamis, 22 Oktober 2020


NO NAMA ALAMAT TTD
DAFTAR PERTANYAAN
PENYULUHAN KESEHATAN SIROSIS HEPATIS
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA

Kamis, 22 Oktober 2020


NO. PERTANYAAN JAWABAN

Anda mungkin juga menyukai