PROSEDUR
a. Pre interaksi
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Cuci tangan
b. Tahap orientasi
5. Beri salam dan panggil klien dengan namanya
6. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
c. Tahap kerja
7. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8. Menanyakan keluhan utama klien
9. Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
10. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
11. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
12. Identifikasi pilihan musik klien.
13. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik.
14. Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan musik klien
15. Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.
16. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan
telepon selama mendengarkan musik.
17. Dekatkan tape musik/CD dan perlengkapan dengan klien.
18. Pastikan tape musik/CD dan perlengkapan dalam kondisi baik.
19. Dukung dengan headphone jika diperlukan.
20. Nyalakan music dan lakukan terapi music.
21. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras.
22. Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang
lama.
23. Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat
musik atau bernyanyi jika diinginkan dan memungkinkan saat itu.
24. Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut.
25. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
26. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
27. Identifikasi pilihan musik klien.
d. Terminasi
28. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
29. Simpulkan hasil kegiatan
30. Berikan umpan balik positif
31. Kontrak pertemuan selanjutnya
32. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
33. Bereskan alat-alat
34. Cuci tangan
e. Dokumentasi
35. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
- Nama Pasien, Umur, Jenis kelamin, dan lain-lain
- Keluhan utama
- Tindakan yang dilakukan (terapi musik)
- Lama tindakan
- Jenis terapi musik yang diberikan
- Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi musik
- Respon pasien.
- Nama perawat
- Tanggal pemeriksaan
Hawari (2013)
SOP MANAJEMEN NYERI (RELAKSASI NAFAS DALAM)
Pelaksanaan Penilaian
No. Prosedur Kerja
Ya Tidak K BK
1. Tahap pra interaksi
a. Cek catatan keperawatan
b. Siapkan alat-alat
c. Cuci tangan
2. Tahap orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
b. Menjaga privacy klien
c. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
klien dan keluarga.
3. Tahap kerja
a. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
b. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam
sehingga rongga paru berisi udara
c. Intruksikan pasien secara perlahan dan
menghembuskan udara membiarkanya keluar
dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu
bersamaan minta pasien untuk memusatkan
perhatian betapa nikmatnya rasanya
d. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan
irama normal beberapa saat ( 1-2 menit )
e. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam,
kemudian menghembuskan secara perlahan dan
merasakan saat ini udara mengalir dari tangan,
kaki, menuju keparu-paru kemudian udara dan
rasakan udara mengalir keseluruh tubuh
f. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada
kaki dan tangan, udara yang mengalir dan
merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan
dan kai dan rasakan kehangatanya
g. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-
teknik ini apa bial ras nyeri kembali lagi
h. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta
pasien untuk melakukan secara mandiri
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksanaan tindakan
b. Catat respons pasien
b. Paraf dan nama perawat jaga
TOTAL
Lampiran 1 Standar Operasional Proseur Progressive Muscle Relaxation
1. Bina hubungan saling percaya, jelaskan prosedur, tujuan terapi pada pasien.
2. Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan
sunyi.
3. Posisikan pasien berbaring atau duduk di kursi dengan kepala ditopang.
4. Persiapan klien :
a. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur dan pengisian lembaran persetujuan
terapi kepada klien.
b. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan
kepala ditopang,
c. Lepaskan aksesoris digunakan seperti kacamata, jam dan sepatu.
d. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat
ketat.
5. Prosedur Pelaksanaan progressive muscle relaxation
a. Pastikan pasien rileks dan mintalah pasien untuk memposisikan dan fokus
pada tangan, lengan bawah, dan otot bisep, kepala, muka, tenggorokan, dan
bahu termasuk pemusatan pada dahi, pipi, hidung, mata, rahang, bibir, lidah,
dan leher. Sedapat mungkin perhatian diarahkan pada kepala karena secara
emosional, otot yang paling penting ada di sekitar area ini.
b. Anjurkan klien untuk mencari posisi yang nyaman dan ciptakan lingkungan
yang nyaman.
c. Bimbingan klien untuk melakukan teknik relaksasi (prosedur di ulang
paling tidak satu kali). Jika area tetap, dapat diulang lima kali dengan
melihat respon klien.
78
d. Anjurkan pasien untuk posisi berbaring atau duduk bersandar. (sandaran
pada kaki dan bahu).
e. Bimbing pasien untuk melakukan latihan nafas dalam dan menarik nafas
melalui hidung dan menghembuska dari mulut seperti bersiul.
f. Kepalkan kedua telapak tangan, lalu kencangkan bisep dan lengan bawah
selama lima sampai tujuh detik. Bimbing klien ke daerah otot yang tegang,
anjurkan klien untuk merasakan, dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian
relaksasi 12-30 detik.
g. Kerutkan dahi ke atas pada saat yang sama, tekan kepala mungkin ke
belakang, putar searah jarum jam dan kebalikannya, kemudian anjurkan
klien untuk mengerutkan otot seperti kenari, yaitu cemburut, mata di kedip
– kedipkan, monyongkan kedepan, lidah di tekan kelangit - langit dan bahu
dibungkukan selama lima sampai tujuh detik. Bimbing klien ke daerah otot
yang tegang, anjurkan klien untuk memikirkan rasanya, dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik.
h. Lengkungkan punggung kebelakang sambil menarik nafas napas dalam, dan
keluar lambung, tahan, lalu relaks. Tarik nafas dalam, tekan keluar perut,
tahan, relaks.
i. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan, relaks. Lipat
ibu jari secara serentak, kencangkan betis paha dan bokong selama lima
sampai tujuh detik, bimbing klien ke daerah yang tegang, lalu anjurkan klien
10 merasakannya dan tegangkan otot sepenuhnya, kemudian relaks selama
12-30 detik.
j. Selama melakukan teknik relaksasi, catat respons nonverbal klien. Jika klien
menjadi tidak nyaman, hentikan latihan, dan jika klien terlihat kesulitan,
relaksasi hanya pada bagian tubuh. Lambatkan kecepatan latihan latihan dan
berkonsentrasi pada bagian tubuh yang tegang.
k. Dokumentasikan dalam catatan perawat, respon klien terhadap teknik
relaksasi, dan perubahan tingkat nyeri pada pasien.
79
1) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan
2) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang
terjadi
3) Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks selama
10 detik
4) Gerakan pada tangan ini dilakukan di kedua tangan klien sehingga klien
dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks
yang dialami.
5) Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kiri.
b. Gerakan 2: ditunjukkan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
1) Tekuk kedua lengan kebelakang pada pergelangan tangan sehingga otot
ditangan dibagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari
menghadap ke langit-langit.
c. Gerakan 3: ditunjukkan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas
pangkal lengan)
1) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
2) Kemudian membuka kedua kepalan kepundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
80
Gambar 2 Melatih Otot Biceps
81
f. Gerakan 6: ditunjukkan untuk mengendurkan ketegangan yang di alami oleh
otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan di sekitar otot rahang.
g. Gerakan 7: ditunjukkan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir
dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan disekitar
mulut.
h. Gerakan 8: ditunjukkan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun
belakang.
1) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang kemudian otot leher
bagian depan
2) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat
3) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan punggung atas.
i. Gerakkan 9: ditunjukkan untuk melatih otot leher bagain depan
1) Gerakan membawa kepala ke muka
2) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka.
j. Gerakan 10: ditunjukkan untuk melatih otot punggung
1) Angkat tubuh dari sandaran kursi.
2) Punggung dilengkungkan
3) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks
4) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lemas.
82
Gambar 5 Melatih Otot Punggung dan Leher
83
Gambar 6 Melatih Otot Kaki
84
1
Lampiran: 1
C. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien
2. Lakukan kontrak pertemuan
selanjutnya
3. Akhiri dengan salam
3
Petunjuk pengisian :
a. Nama : …………………………
b. Alamat : …………………………
c. No. tlpn :…………………………
d. Jenis Kelamin : (laki-laki/Perempuan)*
e. Umur : …………………………
f. Pekerjaan : …………………………
g. Jam kerja regular : jam ………s.d ……..
h. Pendidikan :
(Tidak Sekolah/SD/SMP/SMA atau
*
SMK/Akademi/Sarjana)
Lain-lain
(sebutkan)…………………………………
…….
i. Sudah cuci darah sejak: ……………………….(bulan…..
dan……. tahun)
j. Cuci darah sebanyak……………………x/minggu
k. Mampu duduk : (ya/tidak)*
l. Penurunan kesadaran : (ya/tidak)*
m. Gangguan pendengaran: (ya/tidak)*
n. Edema paru : (ya/tidak)*
o. Diagnosa medis lain : CVA/PJK/tidak ada *
p. Pernah melakukan relaksasi benson: (ya/tidak)*
Lampiran: 4
Kuesioner
Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42)
Keterangan:
0 : Tidak pernah
1 : Kadang-kadang
2 : Sering
3 : Selalu.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah
1
karena hal-hal sepele.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
Saya menemukan diri saya berada dalam
situasi yang membuat saya merasa sangat
9
cemas dan saya akan merasa sangat lega
jika semua ini berakhir.
Saya merasa tidak ada hal yang dapat
10
diharapkan di masa depan.
Saya menemukan diri saya mudah merasa
11
kesal.
Saya merasa telah menghabiskan banyak
12
energi untuk merasa cemas.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun
saya tidak sehabis melakukan aktivitas fisik
25
(misalnya: merasa detak jantung meningkat
atau melemah).
- Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31,34, 37, 38, 42.
- Skala kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30,36, 40, 41.
- Skala stress : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.
Ringan 10 – 13 8–9 15 – 18
Sedang 14 – 20 10 – 14 19 – 25
Berat 21 – 27 15 – 19 26 – 33
(Damanik, 2011)
8
h) Mimpi buruk
i) Terasa nyeri
Komponen :
0 = sangat baik
1 = baik
2 = kurang
3 = sangat kurang
2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) total skor dari pertanyaan nomer 2
dan 5a
Pertanyaan nomer 2:
≤ 15 menit = 0
16-30 menit = 1
31-60 menit = 2
> 60 menit = 3
Tidak pernah =0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu =2
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 =0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
10
> 7 jam =0
6-7 jam =1
5-6 jam =2
< 5 jam =3
> 85 % =0
75-84 % = 1
65-74 % = 2
< 65 % =3
Tidak pernah =0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu =2
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 5b sampai 5j, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 =0
Skor 1-9 =1
Skor 10-18 =2
Skor 19-27 =3
Tidak pernah =0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu =2
Pertanyaan nomer 7:
Tidak pernah =0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu =2
Pertanyaan nomer 8:
Tidak antusias =3
Kecil =2
Sedang =1
Besar =0
Skor 0 =0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
Jika total scor PSIQ ≥5, maka kualitaas tidur jelek/buruk. Sedangkan jika total skore
PSQI < 5, maka kualitas tidurnya bagus
.
12
Ponorogo, ………………………
Responden
(Inisial…………..)
13
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
14
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Ponorogo, ……………………
Peneliti/Asisten Peneliti
(……………………………………)
15
16
17
Riwayat Pekerjaan:
1. Dosen Tidak Tetap Akper Unmuh Ponorogo Tahun 2006
2. Dosen tetap Akper Pemkab Ponorogo tahun 2006 s/d sekarang
18
Pengalaman Penelitian:
1. Tahun 2006 : Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
dokumentasi keperawatan RSU Aisyiyah Ponorogo
2004
2. Tahun 2014 : Persepsi Mahasiswa Akper Pemkab Ponorogo
Terhadap Kinerja Pembimbing Akademik pada tahun
2014
3. Tahun 2015 : Kepuasan Mahasiswa Akper Pemkab Ponorogo
terhadap Pelayanan Bimbingan Klinik Oleh
Pembimbing Klinik di Rumah Sakit Muslimat
Ponorogo
Ponorogo