KELOMPOK 2
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Para Ibu hamil lebih memahami dan
lebih mengerti tentang anemia.
Ibu Hamil.
V. Metode
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.
VI. Media
1. Video.
2. Leaflet.
VII. Pengorganisasian
A. Evaluasi Struktur :
B. Evaluasi Proses :
C. Evaluasi Hasil :
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah
11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
Faktor penyebab anemia yaitu kurang gizi akan meningkatkan resiko berat bayi
lahir rendah . Kekurangan zat besi akan menghambat pembentukan hemoglobin yang
berakibat pada terhambatnya pembentukan sel darah merah. Menu yang beragam dapat
meningkatkan absorpsi makanan dalam tubuh sehingga meningkatkan nutrisi dan
hemoglobin. Perdarahan merupakan salah satu penyebab anemia defisiensi besi (menurut
Mochtar, 2015).
Tanda dan gejala anemia adalah kulit atau konjungtiva pucat, jantung berdebar-
debar, lelah, pusing, penglihatan berkunang-kunang, mual muntah, rambut kering, dan
hemoglobin dibawah 10 gr%. Pengaruh anemia terhadap kehamilan, keguguran,
pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir premature atau tidak cukup bulan, melahirkan
yang lama, perdarahan sehabis melahirkan, dan penyakit jantung.
IV. Efek Anemia Pada Ibu Hamil
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat
meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.
Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala
anemia pada ibu hamil. Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan Abortus (keguguran) dan kelainan kongenital. Anemia pada kehamilan
trimester II dapat menyebabkan : persalinan premature, perdarahan antepartum, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Saat inpartus, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik
primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah (Manoe, M, 2010).
Dukungan lingkungan seperti keluarga serta kelompok ibu hamil juga diperlukan
pada upaya penurunan kejadian anemia. Dukungan sosial dari keluarga akan
mempengaruhi persepsi dan keyakinan ibu hamil sehingga meningkatkan perilaku untuk
mencegah anemia. Bentuk dukungan keluarga pada ibu hamil untuk mencegah anemia
seperti pemberian keyakinan kemampuan ibu untuk minum tablet tambah darah secara
teratur, mengingatkan untuk makan makanan bergizi, mengingatkan minum tablet tambah
darah secara teratur dan keluarga memberikan contoh dengan makan makanan bergizi
dan menjaga kebersihan diri. Dukungan dari sesama ibu hamil dapat diberikan selama
kelas kehamilan atau menghadiri perawatan antenatal.
Tenaga kesehatan memiliki peran dalam memberikan promosi kesehatan melalui
pendidikan kesehatan yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang
anemia. Teknik konseling sangat cocok dilakukan karena interaksi dalam dua arah dan
dapat mengikuti kebutuhan ibu hamil. Bentuk dari dukungan tenaga kesehatan bagi ibu
hamil untuk mencegah anemia adalah memberikan kesempatan pilihan pengaturan menu
makanan, kesempatan menyampaikan keluhan, keyakinan akan kemampuan ibu hamil,
memberikan kesempatan bertanya, dan mendengarkan cerita dari ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Triharini, M., Kp, S. and Kep, M. (2019) ‘Upaya Bersama dalam Pencegahan Anemia
Kehamilan’, 5(2).
Yulianti, Y. (2019) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
di Wilayah Keja Puskesmas Karanganyar Kota Tasikmalaya Tahun 2019’, pp. 10–35.