Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan

Agreggate Balita
Kelompok 1 (Keperawatan Komunitas I, Kelas D):
Elsa Fitriyani [2010711022]
Eunike Christina N. S. [2010711052]
Nina Cahya Fitriyani [2010711067]
Nita Caroline M. P. [2010711087]
Rana Rozanna [2010711104]
Kasus Aggregate Balita
Seorang perawat komunitas melakukan pengkajian di suatu wilayah, didapat data sebagai
berikut: terdapat dari jumlah 56 balita. 68.5% balita mengalami gizi kurang dan 9.5% balita
mengalami gizi buruk. Tingkat pengetahuan ibu balita yang baik tentang gizi kurang 42.9%.
Sikap ibu balita yang sudah baik dalam memenuhi kebutuhan gizi balita hanya sebesar 39.3%.
Tingkat keterampilan ibu balita dalam melakukan perawatan terhadap balita gizi kurang baik
adalah 76 %. Persentase yang mengalami batuk pilek sebanyak 74,36 %. Status imunisasi balita
yang tidak lengkap adalah 69,36%. Sebanyak 83, 75 % ibu menyatakan batuk pilek
merupakan penyakit biasa dan akan sembuh sendiri. Hasil FGD menunjukkan 50% ibu merasa
tidak perlu menangani kondisi anaknya yang gizi kurang sehingga kurang memenuhi kebutuhan
khususnya nutrisi. Cakupan balita di Posyandu hanya 40%. Hasil pengamatan di keluarga
tampak ibu sering memaksa anak untuk makan dengan perilaku yang kurang tepat (mencubit,
menakut-nakuti), dan tampak beberapa ibu sedang menyuapi anak balita dengan kuah bakso
dan kerupuk, satu mangkok untuk 3 balita dengan alasan kalau makan bersama balita yang lain
anaknya mau makan. dan tampak ibu sedang membersihkan ingus dengan baju anaknya.
Data Tambahan
Perawat komunitas melakukan pengkajian di RT02, RW01, Kecamatan X yang merupakan wilayah
padat penduduk di pinggiran kota. Mayoritas penduduk di wilayah ini berasal dari daerah Jawa dan
Sumatera bekerja sebagai pedagang kaki lima dan memiliki penghasilan rata-rata <Rp2.000.000 per
bulan. Ketika perawat melakukan kunjungan, kondisi pemukiman di wilayah ini masuk kedalam
gang-gang kecil dan gelap. Didapatkan data RT02, RW1, Kecamatan X melalui angket dan KK
sebagai berikut: jumlah penduduk total 350 jiwa dengan jumlah perempuan sebanyak 69% dan
laki-laki 31%. S. Tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk RT02, RW01, Kecamatan X menurut
KK dan angket yaitu lulus SD 17%, SMP 27%, SMA 52% dan PT 4%. Data yang didapatkan dari
KK dan Kader Posyandu terdapat balita sejumlah 56 balita dengan 68,5% diantaranya mengalami
gizi kurang dan 9,5% mengalami gizi buruk. Tingkat pengetahuan ibu balita yang baik tentang gizi
kurang yaitu 42,9%. Sikap ibu balita yang sudah baik dalam memenuhi kebutuhan gizi balita hanya
sebesar 39,3%. Tingkat keterampilan ibu balita dalam melakukan perawatan terhadap balita gizi
kurang baik adalah 76 %.
Pengkajian (CAP)
1. Core
• Sejarah
RT02, RW01, Kecamatan X yang merupakan wilayah padat penduduk dipinggiran kota.
• Demografi
Jumlah penduduk total 350 jiwa dengan jumlah perempuan sebanyak 69% dan laki-laki 31%.
Sebagian besar penduduk berasal dari suku betawi yang merupakan suku asli dan suku jawa serta batak
yang merupakan pendatang/penduduk rantau. Tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk RT02, RW01,
Kecamatan X menurut KK dan angket yaitu lulus SD 17%, SMP 27%, SMA 52% dan PT 4%
• Etnis
Sebagian besar penduduk berasal dari suku betawi yang merupakan suku asli dan suku jawa serta
batak yang merupakan pendatang/penduduk rantau
• Nilai dan keyakinan
Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam
2. Subsistem
• Lingkungan Fisik
Kondisi pemukiman di wilayah ini masuk kedalam gang-gang kecil dan gelap.
• Layanan Kesehatan dan Sosial
Fasilitas pelayanan kesehatan cukup terjangkau dari wilayah RT02 RW01, Kecamatan X
• Ekonomi
Mayoritas penduduk bekerja sebagai pedagang kaki lima dan memiliki penghasilan rata-rata
<Rp2.000.000 per bulan
• Politik dan Pemerintah
Kebijakan pelayanan kesehatan difasilitasi oleh kader kesehatan per RT
• Keamanan dan Transportasi
Masyarakat mayoritas menggunakan transportasi pribadi berupa motor dan akses transportasi umum
cukup terjangkau mengingat lokasi dipinggiran kota
• Komunikasi
Mendapatkan informasi layanan kesehatan melalui perkumpulan warga dan broadcast grup whatsapp
• Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk RT02, RW01, Kecamatan X menurut KK dan angket yaitu
lulus SD 17%, SMP 27%, SMA 52% dan PT 4%.
• Rekreasi
Masyarakat biasanya menghabiskan waktu luang dengan mengobrol bersama tetangga, dan ibu balita
biasanya menaikkan anak ke odong-odong dan menonton topeng monyet yang biasa lewat di sore hari.
Tidak ada fasilitas rekreasi bagi warga
Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Sebanyak 83, 75 % ibu menyatakan batuk 1. Seorang perawat komunitas melakukan pengkajian di
pilek merupakan penyakit biasa dan akan suatu wilayah , didapat data sebagai berikut :, terdapat
sembuh sendiri. dari jumlah 56 balita. 68.5% balita mengalami gizi
kurang dan 9.5% balita mengalami gizi buruk.
2. Tingkat pengetahuan ibu balita yang baik tentang gizi
kurang 42.9%. Sikap ibu balita yang sudah baik dalam
memenuhi kebutuhan gizi balita hanya sebesar 39.3%.
3. Tingkat keterampilan ibu balita dalam melakukan
perawatan terhadap balita gizi kurang baik adalah 76
%.
4. Persentase yang mengalami batuk pilek sebanyak
74,36 %
5. Status imunisasi balita yang tidak lengkap adalah
69,36%.
6. Hasil FGD menunjukkan 50% ibu merasa tidak perlu
menangani kondisi anaknya yang gizi kurang sehingga
kurang memenuhi kebutuhan khususnya nutrisi.
Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
7. Cakupan balita di Posyandu hanya 40%
8. Hasil pengamatan di keluarga tampak ibu sering
memaksa anak untuk makan dengan perilaku yang
kurang tepat (mencubit, menakut-nakuti), dan tampak
beberapa ibu sedang menyuapi anak balita dengan
kuah bakso dan kerupuk, satu mangkok untuk 3
balita dengan alasan kalau makan bersama balita yang
lain anaknya mau makan.
9. Tampak ibu sedang membersihkan ingus dengan
baju anaknya.
10. Tampak ibu sering memberikan makanan pinggir
jalan untuk anaknya (DT)
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds:- Kurang terpapar informasi Defisit pengetahuan
Do: SDKI/PPNI/EDISI 1/D.0110/244
1. Hasil FGD menunjukkan 50% ibu
merasa tidak perlu menangani kondisi
anaknya yang gizi kurang sehingga
kurang memenuhi kebutuhan khususnya
nutrisi.
2. Tingkat pengetahuan ibu balita yang
baik tentang gizi kurang 42.9%
3. Hasil pengamatan di keluarga tampak
ibu sering memaksa anak untuk makan
dengan perilaku yang kurang tepat
(mencubit, menakut-nakuti), dan tampak
beberapa ibu sedang menyuapi anak
balita dengan kuah bakso dan kerupuk,
satu mangkok untuk 3 balita dengan
alasan kalau makan bersama balita yang
lain anaknya mau makan.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
2 Ds:- Ketidakmampuan mengatasi Pemeliharaan kesehatan tidak
Do:
masalah (gizi kurang) efektif
1. Persentase yang mengalami
SDKI/PPNI/EDISI 1/D.0117/258
batuk pilek sebanyak 74,36%.
2. Status imunisasi balita yang tidak
lengkap adalah 69,36%
3. Hasil FGD menunjukkan 50%
ibu merasa tidak perlu menangani
kondisi anaknya yang gizi kurang
sehingga kurang memenuhi
kebutuhan khususnya nutrisi
4. Tampak beberapa ibu sedang
menyuapi anak balita dengan
kuah bakso dan kerupuk, satu
mangkok untuk 3 balita dengan
alasan kalau makan bersama
balita yang lain anaknya mau
makan.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
2 5.Tampak ibu sedang
membersihkan ingus dengan baju
anaknya.
6. Tampak ibu sering memberikan
makanan pinggir jalan untuk
anaknya (DT)
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
3 Ds:- Ketidakadekuatan nutrisi Resiko gangguan pertumbuhan
Do: SDKI/PPNI/EDISI 1/D.0108/236
1. Seorang perawat komunitas
melakukan pengkajian di suatu
wilayah, didapat data sebagai
berikut: terdapat dari jumlah 56
balita. 68.5% balita mengalami
gizi kurang dan 9.5% balita
mengalami gizi buruk.
2. Hasil FGD menunjukkan 50%
ibu merasa tidak perlu menangani
kondisi anaknya yang gizi kurang
sehingga kurang memenuhi
kebutuhan khususnya nutrisi
3. Tingkat keterampilan ibu balita
dalam melakukan perawatan
terhadap balita gizi kurang baik
adalah 76 %.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
3 4.Tampak beberapa ibu sedang
menyuapi anak balita dengan kuah
bakso dan kerupuk, satu mangkok
untuk 3 balita
5. Tingkat pengetahuan ibu balita
yang baik tentang gizi kurang 42.9%
6. Tingkat keterampilan ibu balita
dalam melakukan perawatan
terhadap balita gizi kurang baik
adalah 76 %.
7. Tampak beberapa ibu sedang
menyuapi anak balita dengan kuah
bakso dan kerupuk, satu mangkok
untuk 3 balita
8. Tampak ibu sering memberikan
makanan pinggir jalan untuk
anaknya (DT)
Tabel Skoring Diagnosa
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN PEMBOBOTAN TOTAL

A B C D E F G H I J K

1 Defisit Pengetahuan tentang Kebutuhan Gizi pada Ibu 5 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 37


Balita berhubungan dengan Kurang Terpapar Informasi

2 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif pada Ibu Balita 5 4 4 3 3 4 3 2 2 3 3 36


berhubungan dengan Ketidakmampuan Mengatasi Masalah
(Gizi Kurang)

3 Resiko Gangguan Pertumbuhan pada Balita berhubungan 5 5 4 3 4 2 2 2 2 3 3 35


dengan Ketidakadekuatan Nutrisi
Keterangan Tabel: Keterangan Nilai
A. Tingkat resiko kejadian 1. Sangat Rendah
B. Tingkat resiko permasalahan 2. Rendah
C. Potensial untuk ditangani dengan penkes 3. Cukup
D. Minat masyarakat 4. Tinggi
E. Kemungkinan diatasi 5. Sangat Tinggi
F. Sesuai program pemerintah
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas kesehatan
K. Sumber daya
Diagnosa Keperawatan

1. Defisit Pengetahuan tentang Kebutuhan Gizi pada Ibu Balita berhubungan dengan Kurang Terpapar Informasi
ditandai dengan 68.5% balita mengalami gizi kurang dan 9.5% balita mengalami gizi buruk serta tingkat
pengetahuan ibu balita tentang gizi kurang sebanyak 42.9%
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif pada Ibu Balita berhubungan dengan Ketidakmampuan Mengatasi Masalah
(Gizi Kurang) ditandai dengan Ibu merasa tidak perlu menangani kondisi anaknya yang gizi kurang
3. Resiko Gangguan Pertumbuhan pada Balita berhubungan dengan Ketidakadekuatan Nutrisi ditandai dengan
Tampak beberapa ibu sedang menyuapi anak balita dengan kuah bakso dan kerupuk, satu mangkok untuk 3 balita
serta tampak ibu sering memberikan makanan pinggir jalan untuk anaknya
Tujuan Umum dan Khusus sesuai Kasus

Tujuan umum :
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai asuhan keperawatan pada
kelompok khusus balita
Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep balita dan tumbuh kembang yang terjadi pada masa balita
2. Mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok balita Pelayanan Kesehatan
Bagi Kelompok Balita
3. Peran Perawat Komunitas pada Kelompok Khusus Balita
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

1 Defisit Pengetahuan tentang Setelah dilakukan kegiatan selama 3x Prevensi Primer:


kunjungan diharapkan masalah Defisit Edukasi Nutrisi Anak (I.12396)
Kebutuhan Gizi pada Ibu Balita
Pengetahuan tentang Kebutuhan Gizi pada 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
berhubungan dengan Kurang Ibu Balita dapat teratasi, dengan kriteria menerima informasi
hasil 2. Sediakan materi dan media pendidikan
Terpapar Informasi
Tingkat Pengetahuan (L.12111) kesehatan
1. Sikap ibu dalam meningkatkan 3. Jelaskan kebutuhan gizi seimbang pada
kebutuhan gizi balita meningkat anak
2. Perilaku kurang baik dengan 4. Anjurkan menghindari makanan jajanan
memaksa anak makan (mencubit, yang tidak sehat (mengandung
menakut-nakuti) menurun pengawet,pemanis,penyedap)
3. Perilaku ibu dalam melakukan 5. Jelaskan tahapan tumbuh kembang anak
perawatan balita dengan gizi buruk
meningkat
4. Sikap kurang perhatian ibu tentang
masalah gizi kurang dan buruk
menurun
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

Prevensi Sekunder:
Skrining Kesehatan (I.14581)
1. Sediakan akses layanan skrining (misal:
waktu dan tempat)
2. Gunakan instrumen skrining yang valid
dan akurat
3. Lakukan pemeriksaan fisik, sesuai
indikasi
4. Jelaskan tujuan dan prosedur skrining
kesehatan
5. Rujuk untuk pemeriksaan diagnostik
lanjut, jika perlu
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

2 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Setelah dilakukan kegiatan selama 3x Prevensi Primer:


kunjungan diharapkan masalah Edukasi Kesehatan (I.12383)
Efektif pada Ibu Balita
Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif 1. Identifikasi faktor yang dapat
berhubungan dengan pada Ibu Balita dapat teratasi, dengan meningkatkan dan menurunkan motivasi
kriteria hasil: perilaku hidup bersih dan sehat
Ketidakmampuan Mengatasi
Pemeliharaan Kesehatan (L.12106) 2. Sediakan materi dan media pendidikan
Masalah (Gizi Kurang) 1. Mencari informasi kesehatan dari kesehatan
berbagai sumber 3. Jelaskan faktor risiko yang dapat
2. Menunjukkan pemahaman perilaku mempengaruhi kesehatan
sehat 4. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Melakukan perilaku kesehatan dengan 5. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
inisiatif sendiri untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
4. Menunjukkan minat meningkatkan dan sehat
perilaku sehat
5. Melakukan perilaku kesehatan yang
disarankan
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

Prevensi Sekunder:
Kontrak Perilaku Positif (I.09282)
1. Diskusikan perilaku kesehatan yang
ingin diubah
2. Identifikasi target perubahan perilaku
3. Dukung untuk mengganti kebiasaan
yang tidak diinginkan
4. Tetapkan batas waktu yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan tindakan yang
realistis
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

3 Resiko Gangguan Pertumbuhan Setelah dilakukan kegiatan selama 3x Prevensi Primer:


kunjungan diharapkan masalah Resiko Pemantauan Nutrisi (I.03123)
pada Balita berhubungan dengan
Gangguan Pertumbuhan pada Balita dapat 1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi
Ketidakadekuatan Nutrisi teratasi, dengan kriteria hasil: asupan gizi (mis: pengetahuan,
Status Nutrisi (L.03030) ketersediaan makanan)
1. Pengetahuan ibu balita tentang pilihan 2. Identifikasi perubahan berat badan
makanan yang sehat meningkat 3. Identifikasi pola makan (mis: konsumsi
2. Pengetahuan ibu balita tentang makanan cepat saji)
standar asupan nutrisi yang tepat 4. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
meningkat
3. Penyiapan dan penyimpanan makanan
yang aman meningkat
4. Sikap keterampilan ibu balita dalam
memilih makanan/minuman sesuai
dengan tujuan kesehatan meningkat
Peran Perawat pada Agregat (Gizi) Balita

1) Pendidik atau Edukator


Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan dan penanganan
penyakit, dengan tujuan adanya perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan
pendidikan/edukasi kesehatan. Contoh: Diketahui tingkat pengetahuan ibu balita
yang baik tentang gizi kurang sebesar 42.9%. Sikap ibu balita yang sudah baik
dalam memenuhi kebutuhan gizi balita hanya sebesar 39.3%.
2) Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari
tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan bisa terarah serta tepat
dengan kebutuhan klien. Contoh: status imunisasi balita yang tidak lengkap
adalah 69,36%, serta cakupan balita di Posyandu hanya 40%.
Peran Perawat pada Agregat (Gizi) Balita
3) Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis & terarah
sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan Contoh: Perawat bekerja
sama dengan tenaga kesehatan dari bidang gizi untuk menelisik lebih dalam
dampak berkepanjangan dari masalah gizi pada kasus.
4) Pemantau Kesehatan (health monitor)
Perawat dapat ikut berperan memantau kesehatan remaja melalui bakti sosial
dan kunjungan rumah. Pemantauan ini berguna mengetahui dinamika kesehatan
remaja terutama perilaku kesehatannya, masalah kesehatan dapat dideteksi dalam
pemeriksaan awal dan diatasi secara tepat dengan segera. Contoh: Perawat dapat
melakukan kunjungan rumah dan melakukan pengkajian pada keluarga untuk
mengidentifikasi masalah gizi balita dalam lingkup keluarga.
Peran Perawat pada Agregat (Gizi) Balita
5) Pembaharu
Tidak semua masyarakat mempunyai pengetahuan yang luas mengenai
kesehatan remaja. Selain memberikan penyuluhan, perawat juga dapat menjadi
inovator untuk merubah perilaku atau pola asuh orangtua terhadap remaja di suatu
wilayah. Contoh: Jika ada budaya atau kebiasaan yang tidak sesuai dengan gizi
seimbang, maka perawat dapat memberikan contoh perilaku gizi seimbang yang
berhasil untuk memotivasi para ibu balita untuk memiliki kebiasaan pemenuhan
gizi yang benar.
6) Panutan
Perawat sebagai salah satu tenaga medis yang memiliki ilmu kesehatan yang
lebih dari masyarakat umum. Contoh: Mengajarkan tentang cara pemenuhan gizi
yang tepat pada balita.
Fungsi Perawat pada Agregat (Gizi) Balita

1) Fungsi Independen
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tak memerlukan perintah dokter.
Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan.
Contoh: melakukan pengkajian pada ibu balita dan balita.

2) Fungsi Interdependen
Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau
tim kesehatan. Contoh: Data pada kasus membuktikan bahwa kesadaran ibu
balita pada daerah tersebut sangatlah kurang, maka sangat memungkinkan
bagi perawat untuk bekerjasama dengan bidang gizi terkait cara pemenuhan
gizi yang tepat.
Program Kesehatan dan Kebijakan Pemerintah
dalam Kasus Agregat (Gizi) Balita

1) Program kesehatan imunisasi


2) Program kesehatan asi eksklusif dan makanan pendamping ASI
3) Program gizi seimbang
4) Permenkes nomor 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
5) Permenkes nomor 51 tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi

Anda mungkin juga menyukai