Anda di halaman 1dari 12

Nugrahaeni.

Amerta Nutr (2018) 113-124 113


DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

RESEARCH STUDY Open Access

Pencegahan Balita Gizi Kurang Melalui Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi

Prevention of Undernourished Children through Nutrition Education using


Nutrition Flipchart

Deni Era Nugrahaeni*

ABSTRAK

Latar Belakang: Angka kejadian gizi kurang pada balita masih tinggi. Pengetahuan dan sikap ibu yang
rendah mengenai penyedian menu seimbang untuk balita dapat berpengaruh terhadap pemberian
makanan anak balita. Padahal status gizi balita merupakan salah satu indikator dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pengetahuan dan sikap ibu
balita sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media lembar balik gizi. Hal tersebut
untuk melihat bagaimana efektivitas penyuluhan kesehatan dengan media lembar balik terhadap
pencegahan balita gizi kurang.
Metode: Penelitian ini bersifat observational dengan desain analitik dan cross-sectional karena
penelitian dilakukan pada periode waktu tertentu. Populasi penelitian adalah sebanyak 81 ibu balita.
Besar sampel ditentukan dengan rumus Lemeshow dan metode simple random sampling sehingga
diperoleh 67 sampel. Data didapatkan melalui penilaian pengetahuan dan sikap sebelum dan
sesudah penyuluhan kesehatan.
Hasil: Hasil uji statistika menunjukkan nilai p value (0,000) > α (0,05). Hasil penilaian menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita. Ibu dengan tingkat
pendidikan baik meningkat dari 16 ibu (23,9%) naik menjadi 39 ibu (58,2%). Ibu dengan sikap baik
meningkat dari 14 ibu (20,9%) menjadi 36 orang (53,7%).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita sebelum dan sesudah
penyuluhan dengan media lembar balik gizi.

Kata kunci: gizi kurang, pencegahan, penyuluhan kesehatan, lembar balik

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 114
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

ABSTRACT

Background: The incidence of malnutrition in underfives is still high. The lack knowledge and attitude
of mother about balance nutrient for child can affect the way child’s feeding. Though, the nutritional
status of underfives is one of the indicators in health development in Indonesia.
Objective: The aim of this study is to analyze the difference of knowledge and attitude on mother
before and after health education with nutrition flipchart. This is to know how the effectiveness of
helath education with flipchart on the prevention of underfives malnutrition.
Methods: This was an observational study with analitical and cross-sectional design because the
study was conducted over a period of time. Study population were 81 mother. The sample size was
determined by Lemeshow formula and simple random sampling and 67 mother were obtained. Data
were collected by measuring knowledge and attitude before and after health education.
Results: Statistical result showed that p values (0.000) < α (0.05). The result showed that was level of
knowledge and attitude increased. Good knowledge level increased from 16 people (23.9%) to 39
people (58.2%). Good attitude inreased from 14 people (20.9%) to 36 people (53.7%).
Conclusion: There were difference on the result of mother’s knowledge and attitude before and after
health education with nutrition flipchart.

Keyword: malnutrition, prevention, health education, flipchart

*Koresponden:
deniera@ymail.com
1
Departemen Gizi Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

PENDAHULUAN Indonesia dituntut untuk maksimal dalam


memperbaiki gizi balita tersebut2.
Pembangunan kesehatan di Indonesia Usia balita sendiri sangat rawan
dilakukan dengan menerapkan program mengalami gangguan kesehatan akibat dari
Indonesia Sehat. Pembangunan kesehatan status gizi yang kurang. Mengingat bahwa usia
sendiri merupakan salah satu bagian balita adalah awal dari pertumbuhan dan
terpenting dalam pembangunan nasional. perkembangan anak. Dampak dari gizi yang
Pembangunan kesehatan ini memiliki tujuan kurang pada balita pun cukup beragam antara
untuk mewujudkan derajat kesehatan lain adalah meningkatnya risiko penyakit
penduduk Indonesia yang optimal dengan infeksi, menghambat pertumbuhan dan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan juga perkembangan anak, menyebabkan gangguan
kemampuan dari masyarakat untuk kesehatan saat usia remaja dan dewasa
menerapkan hidup sehat1. bahkan dapat meningkatkan risiko kematian
Status gizi merupakan salah satu dari anak2.
indikator keberhasilan dalam pembangunan Gizi kurang pada balita juga dapat
kesehatan di Indonesia. Gizi sendiri termasuk menyebabkan kelainan-kelainan fisik maupun
masalah kesehatan masyarakat yang cukup mental3. Perlunya perhatian yang lebih
serius di Indonesia. Salah satu permasalahan terjadinya gizi kurang pada masa emas balita
gizi yang masih menjadi tantangan berat bagi ini diakibatkan karena dampaknya akan
tenaga kesehatan adalah gizi kurang pada bersifat tidak dapat pulih atau irreversible.
balita. Padahal balita merupakan bibit-bibit Lebih jauh lagi, kurangnya gizi pada balita
generasi masa depan bangsa. Sehingga, mampu mengganggu perkembangan otaknya

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 115
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

sehingga dapat memicu terganggunya Adanya masalah tersebut maka muncul


gangguan mental4. salah satu upaya dalam mencegah terjadinya
Senada dengan pendapat gizi kurang pada balita yaitu dengan
Hovhannisyan, yang menyebutkan balita peningkatan pengetahuan, sikap dan juga
dengan gizi kurang dapat mengalami perilaku dari ibu mengenai gizi balita.
perkembangan kognitif yang buruk, Pengetahuan yang kurang sehingga dapat
pertumbuhan anak yang lambat, melemahnya merugikan kesehatan seyogyanya diubah ke
kekebalan tubuh dan juga mampu arah yang menguntungkan kesehatan. Hal
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada tersebut dikarenakan pengetahuan mampu
balita5. Menilik pada hasil Pemantauan Status mempengaruhi sikap yang akhirnya mampu
Gizi Tahun 2016 di Indonesia diketahui bahwa mempengaruhi bagaimana seseorang
sebanyak 3,1% balita memiliki status gizi berperilaku7.
sangat kurus dan sebanyak 8,0% balita Pengetahuan ibu mengenai pemenuhan
memiliki status gizi kurus. Status gizi balita di gizi yang seimbang bagi balita merupakan hal
Provinsi Jawa Timur diketahui bahwa yang penting. Pengetahuan tersebut mampu
sebanyak 2,5% balita memiliki status gizi mengarahkan ibu untuk melakukan
sangat kurus dan balita yang memiliki status pemantauan pertumbuhan dan
gizi kurus adalah sebanyak 7,2%6. perkembangan balita dengan menyediakan
Masalah gizi di Indonesia tidak hanya makanan seimbang yang sesuai dengan
merupakan sindroma kemiskinan yang erat kebutuhan gizi pada balita tersebut. Adanya
kaitannya dengan masalah ketahanan pangan pemenuhan gizi yang seimbang tersebut maka
pada tingkat rumah tangga. Masalah gizi juga akan tercipta status gizi yang normal bagi
menyangkut aspek pengetahuan, sikap dan balita dan angka balita gizi kurang akan
juga perilaku yang kurang dalam menciptakan menurun9.
pola hidup yang sehat. Masih tingginya angka Ibu dengan sumber informasi yang luas
anak balita yang menderita gizi kurang di maka akan lebih banyak mempunyai
Indonesia menunjukkan bahwa kesadaran pengetahuan mengenai gizi balita lebih
masyarakat mengenai gizi masih kurang5. banyak dibandingkan ibu dengan sumber
Kurangnya pengetahuan dan persepsi informasi yang minim. Sehingga mereka
mengenai kebutuhan dan nilai pangan pada dianggap lebih mampu untuk menangani
balita adalah hal yang umum dijumpai. masalah kesehatan terutama masalah gizi
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi dikeluarganya dengan baik7.
balita akan berdampak pula pada pemenuhan Peningkatan pengetahuan, sikap dan
nutrisi pada balita karena pengetahuan perilaku tersebut dapat dilakukan salah
merupakan domain yang sangat penting dari satunya melalui pendidikan kesehatan. Seperti
terbentuknya perilaku seseorang, termasuk yang diungkapkan oleh Notoatmodjo, bahwa
perilaku dalam pemenuhan gizi5. Perilaku pendidikan kesehatan merupakan sarana
seseorang diketahui akan lebih langgeng informasi yang sangat intensif dan juga efektif
apabila didasari dengan adanya pengetahuan dalam usaha untuk meningkatkan aspek
mengenai suatu hal tersebut7. kesehatan yang masih tertinggal di suatu
Adisasmito menjelaskan bahwa tempat10.
pengetahuan gizi keluarga dapat membantu Pendidikan kesehatan sendiri dapat
menemukan berbagai alternatif solusi untuk dilakukan dengan berbagai macam metode
pemecahan masalah gizi balita. Demikian menyesuaikan sasaran yang akan diberikan
halnya dengan sikap ibu balita, apabila sikap pendidikan. Salah satu metode dalam
ibu kurang perhatian terhadap gizi balitanya pendidikan kesehatan adalah media lembar
maka dapat berakibat pada kurangnya balik. Lembar balik atau flipchart adalah media
pemenuhan gizi balita tersebut. Sehingga yang berbentuk lembaran-lembaran
kejadian gizi kurang bahkan gizi buruk dapat menyerupai album atau kalender yang berisi
terjadi8. gambar yang dibaliknya berisi mengenai
informasi kesehatan mengenai gambar

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 116
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

tersebut. Media ini cukup mudah digunakan Menganti Kabupaten Gresik Jawa Timur.
dan dapat dimengerti dengan baik oleh para Waktu pengambilan data penelitian
sasaran sehingga mampu meningkatkan dilaksanakan pada Bulan Agustus 2017.
pengetahuannya11. Variabel yang diteliti adalah
Senada dengan penelitian Fitriani pada pengetahuan dan sikap dari ibu hamil
ibu balita gizi kurang di Puskesmas Pamulang mengenai gizi balita. Pengumpulan data
Tanggerang Selatan. Diketahui bahwa primer dilakukan dengan pengisian pretest
pendidikan kesehatan dengan media lembar dan posttest. Pretest diberikan sebelum
balik mampu meningkatkan pengetahuan ibu dilakukannya pendidikan kesehatan dengan
balita. Hal tersebut berdasarkan hasil metode lembar balik. Posttest dilakukan 9 hari
penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat setelah dilakukannya pendidikan kesehatan.
peningkatan pengetahuan antara sebelum dan Jeda 9 hari tersebut disesuaikan dengan
sesudah pemebrian pendidikan kesehatan jadwal ibu balita tersebut untuk datang ke
dengan metode lembar balik12. Posyandu. Selain itu, data mengenai
Penelitian ini bertujuan untuk karakteristik ibu balita juga dikumpulkan
mengetahui perbedaan pengetahuan dan melalui kuesioner.
sikap ibu balita mengenai gizi sebelum dan Kuesioner merupakan modifikasi dari
sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan kuesioner pengetahuan dan sikap ibu
melalui media lembar balik. Dimana hal mengenai gizi balita. Kueioner telah dilakukan
tersebut sebagai salah satu upaya pencegahan uji validitas dan reliabilitas yang menyatakan
terjadinya gizi kurang pada balita. bahwa kuesioner telah valid dan reliabel untuk
digunakan13.
METODE Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh
peneliti. Lembar balik sebagai media
Data yang dikumpulkan diperoleh penyuluhan kesehatan berisi mengenai
dalam penelitian ini diperoleh tanpa adanya pentingnya zat gizi bagi balita, kandungan zat
perlakuan pada subyek penelitian sehingga gizi yang diperlukan oleh balita, makanan yang
penelitian ini bersifat observasional. Variabel sesuai dalam pemenuhan gizi balita dan cara
dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan merencanakan menu gizi seimbang bagi balita.
sikap dari ibu yang memiliki balita. Penelitian Penyuluhan kesehatan dilakukan dalam waktu
ini juga bersifat analitik apabila dilihat dari 55 menit termasuk sesi diskusi dan tanya
cara analisis data. Sedangkan menurut jawab.
dimensi waktunya, penelitian ini termasuk ke Data pengetahuan dari ibu balita
dalam penelitian cross-sectional dimana diperoleh berdasarkan diisinya pretest dan
variabel penelitian diperoleh dalam suatu posttest dengan 15 item pertanyaan. Setiap
periode tertentu. jawaban yang benar akan dinilai 1 dan
Populasi penelitian ini adalah seluruh jawaban yang salah akan dinilai 0. Skoring dari
ibu yang memiliki balita di Wilayah Posyandu tingkat pengetahuan ibu balita tersebut dibagi
II Dusun Kecipik Desa Boteng yaitu sebanyak menjadi 3 (tiga) kategori yaitu pengetahuan
81 ibu. Sampel dalam penelitian ini kurang, cukup dan baik.
didapatkan dengan menggunakan rumus Data sikap ibu balita diperoleh dari
Lemeshow sehingga terdapat 67 sampel. pretest dan posttest yang berisi 10 item
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu pernyataan. Jawaban untuk setiap pernyataan
yang memiliki balita dan bersedia menjadi adalah STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak
responden penelitian. Sedangkan kriteria Setuju), S (Setuju) dan SS (Sangat Setuju). Nilai
eksklusi adalah ibu balita yang tidak datang ke skoring adalah 1-4 sesuai dengan jenis
posyandu. Sampel didapatkan dengan pertanyaannya yaitu unfavorable atau
menggunakan metode simple random favorable.
sampling. Analisis dilakukan dalam bentuk tabel
Lokasi penelitian dilakukan di Posyandu distribusi frekuensi meliputi karakteristik,
II Dusun Kecipik Desa Boteng Kecamatan pengetahuan dan sikap ibu balita. Selain itu

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 117
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

digunakan grafik untuk melihat perubahan Perubahan tersebut akan meningkatkan taraf
pengetahuan ibu balita sebelum dan sesudah pemikiran seseorang membuatnya semakin
dilakukan penyuluhan kesehatan. Data juga dewasa dan matangIbu balita yang berusia
dianalisis dengan uji statistika Paired t Test. Uji matang dianggap mau dan mampu menerima
tersebut digunakan untuk mengetahui informasi baru untuk mengubah perilaku
perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap dari kesehatannya agar lebih baik. Selain itu,
ibu balita mengenai gizi sebelum dan sesudah bertambahnya usia seseorang dapat
dilakukannya penyuluhan kesehatan dengan meningkatkan pula pengalamannya sehingga
metode lembar balik. pengetahuan yang dimilikinya akan cenderung
lebih baik dibandingkan seseorang berusia
HASIL DAN PEMBAHASAN lebih muda 14.
Merujuk pada Tabel 1 menunjukkan
Desa Boteng terletak di Kecamatan bahwa sebagian besar ibu balita memiliki
Menganti Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Desa tingkat pendidikan dasar yaitu sebanyak 29
Boteng memiliki 3 (tiga) dusun yaitu Dusun ibu (43,3%). Pendidikan dasar adalah telah
Boteng, Dusun Kecipik dan Dusun Masek. Desa ditamatkannya Sekolah Dasar (SD) dan/atau
dengan luas 1.573.477 Ha ini memiliki 2 (dua) Sekolah Menengah Pertama (SMP).
posyandu. Posyandu I berpusat di Balai Desa Pendidikan merupakan sebuah proses
Boteng yang mencakup 2 dusun yaitu Dusun pengubahan sikap dan juga perilaku dari
Boteng dan Dusun Masek. Sedangkan seseorang serta usaha untuk mendewasakan
Posyandu II berpusat di RT V Dusun Kecipik. seseorang melalui upaya pengajaran dan juga
Di Desa Boteng terdapat masalah mengenai pelatihan. Visi dari pendidikan adalah untuk
gizi balita. Masih terdapat balita dengan gizi mencerdaskan seseorang tersebut. Hingga
kurang di desa tersebut. Ibu balita di desa kemudian pengetahuan, sikap dan perilaku
tersebut kebanyakan tidak mengetahui seseorang juga ditentukan pula dengan
pentingnya asupan gizi seimbang bagi tingkat pendidikan yang ia miliki7.
balitanya sehingga hanya memberikan
makanan seadanya. Hal tersebut juga Tabel 1. Distribusi Karakteristik Umum Ibu
disampaikan oleh petugas kesehatan, ibu Balita di Posyandu II Dusun Kecipik
balita terkadang tidak memanfaatkan Boteng, Menganti Gresik Tahun 2017
pemberian makanan tambahan bagi balita
yang disediakan di Posyandu Balita. Karakteristik Jumlah Persentase
Umum (n) (%)
Karakteristik Ibu Balita Usia (Tahun)
Karakteristik dari ibu balita di Posyandu 17-25 26 38,8
II Desa Boteng dalam penelitian ini adalah 26-35 22 32,8
sebagai berikut: Berdasarkan Tabel 1 diketahui 36-45 19 28,4
bahwa kelompok umur dengan jumlah ibu Jumlah 67 100
balita terbanyak yaitu 26 ibu (38,8%) adalah Tingkat Pendidikan
rentang umur 17-25 tahun. Usia dapat Pendidikan Dasar 29 43,3
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
Pendidikan 22 32,8
ibu balita terhadap informasi yang diberikan
Menengah
padanya. Selain itu, usia merupakan salah satu
Pendidikan Tinggi 16 23,9
faktor penentu tingkat pengetahuan,
pengalaman dan motivasi dari ibu balita yang Jumlah 67 100
akan mempengaruhi bagaimana ibu tersebut Tingkat UMK
berperilaku14. < UMK 39 58,2
Mubarak dan Chayatin menyebutkan
≥ UMK 28 41,8
bahwa dengan bertambahnya usia seseorang,
maka akan muncullah perubahan-perubahan Jumlah 67 100
pada aspek baik fisik maupun psikologis.

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 118
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

Notoatmodjo menerangkan bahwa langsung dengan pengetahuan ibu balita


semakin tinggi tingkat pendidikan dari namun dapat berhubungan dengan sikap dan
seseorang maka akan semakin mudah seorang perilaku ibu balita terhadap pemenuhan gizi.
tersebut menerima informasi yang diberikan
padanya. Pendidikan diketahui sebagai salah Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita
satu kebutuhan dasar untuk mengembangkan Sebelum penyuluhan kesehatan
diri seseorang. Sehingga semakin tinggi tingkat dilakukan, maka ibu balita diberikan pretest
pendidikan seseorang, maka orang tersebut untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
bukan hanya semakin mudah menerima juga sikap ibu mengenai gizi balita. Setelah
informasi namun juga semakin mudah diberikan penyuluhan kesehatan, ibu balita
seseorang tersebut dalam juga diberikan posttest dengan pertanyaan
mengimplementasikan informasi yang yang sama dengan pretest. Hal itu dilakukan
11
dimilikinya . untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
Sama halnya dengan penelitian Putri, sikap ibu dan juga menjadi indikator
yang menyebutkan bahwa pendidikan ibu keberhasilan penyuluhan kesehatan dengan
balita berhubungan dengan pemenuhan gizi media lembar balik gizi.
bagi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pengetahuan ibu balita mengenai gizi
Nanggalo Padang. Tingkat pendidikan ibu yang baik maka dapat meminimalisir
balita yang relatif rendah kemudian dikaitkan terjadinya gizi kurang pada balita. Sehingga
pula dengan rendahnya sikap serta perilaku pengetahuan ibu mengenai gizi balita sangat
ibu dalam menangani pemenuhan gizi dan penting untuk ditingkatkan16.
juga permasalah gizi kurang pada balitanya14. Tabel 2 menunjukkan perbandingan
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak kategori hasil pretest dan posttest
39 ibu balita (58,2%) memiliki pendapatan pengetahuan dari ibu balita. Hasil dari pretest
keluarga setiap bulannya < UMK Kabupaten dan posttest ibu balita menunjukkan bahwa
Gresik 2016. UMK Kabupaten Gresik Tahun terdapat perbedaan pengetahuan ibu balita
2016 adalah sebesar Rp 3.293.506,25. antara sebelum dan sesudah pemberian
Tingkat pendapatan keluarga dapat pendidikan kesehatan melalui penyuluhan
menentukan kuantitas dan juga kualitas kesehatan dengan media lembar balik.
pangan yang disediakan untuk keluarga Perbedaan terlihat dari adanya peningkatan
terutama untuk balita. Tingkat pendapatan tingkat pengetahuan ibu balita.
keluarga dianggap sebagai penentu status gizi Merujuk pada Tabel 2 diketahui bahwa
dari balita. Kemiskinan bahkan diketahui sebelum penyuluhan sebagian besar ibu
sebagai salah satu penyebab terjadinya gizi memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu
kurang pada balita. Keluarga dengan tingkat sebanyak 32 ibu (47,8%). Sedangkan sesudah
pendapatan rendah tidak mampu pula penyuluhan meningkat, dimana ibu balita
membeli makanan tambahan15. Tingkat sebagian besar memiliki pengetahuan baik
pendapatan keluarga tidak berhubungan yaitu sebanyak 39 orang (58,2%).

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Pretest dan Posttest Ibu Balita di Posyandu II Dusun Kecipik Boteng,
Menganti Gresik Tahun 2017
Kategori Pretest Posttest
n % n %
Kurang 32 47,8 9 13,4
Cukup 19 28,4 19 28,4
Baik 16 23,9 39 58,2
Jumlah 67 100 67 100

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 119
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

Gambar 1. Grafik Hasil Nilai Pretest dan Posttest Pengetahuan Ibu Balita

Senada dengan penelitian Arum, di untuk memenuhi gizi seimbangnya, dampak


Kecamatan Panti Kabupaten Jember. dari kekurangan gizi, cara menentukan menu
Diketahui bahwa terdapat perbedaan rerata yang tepat bagi balita dan juga mengenai
skor pengetahuan ibu balita mengenai gizi pentingnya pemenuhan zat gizi yang seimbang
anak sebelum dan sesudah dilakukannya untuk balita.
penyuluhan kesehatan. Diketahui ibu balita Sebelum penyuluhan kesehatan, ibu
menjadi lebih mengetahui bagaimana asuapan balita tidak mengetahui mengenai kebutuhan
kebutuhan gizi yang seimbang bagi gizi anak berdasarkan usianya, zat gizi apa saja
balitanya16. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
Sama halnya dengan penelitian Rini perkembangan balita, pola makan balita
bahwa terdapat peningkatan pengetahuan ibu meliputi jenis bahan makanan, frekuensi
balita di Dusun Jamprit Pundong Bantul makan, variasi menu, jumlah makanan dan
Yogyakarta setelah diberikannya penyuluhan sebagainya. Namun sesudah diberikan
gizi balita. Hal tersebut ditunjukkan penyuluhan, ibu mengetahui hal-hal tersebut.
meningkatnya nilai jawaban yang benar dari Ibu balita juga menunjukkan beberapa
pretest dan posttest yang diisi oleh ibu ekspresi penyesalan saat baru mengetahui
hamil17. hal-hal penting mengenai gizi balita tersebut.
Adanya peningkatan pengetahuan ibu Hasil wawancara dengan ibu balita,
balita tersebut dibuktikan pula dengan hasil uji mayoritas ibu balita memilih makanan untuk
statistika Paired t-Test. Hasil menunjukkan balita yang paling menarik pancaindera dan
bahwa nilai p value (0,000) > α (0,05). Artinya tidak memilih makanan sesuai dengan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kebutuhan gizi balita. Hal tersebutlah
antara hasil pretest dan posttest ibu balita di mengapa kurangnya pengetahuan gizi ibu
Dusun Kecipiki Desa Boteng. balita dapat menyebabkan berkurangnya pula
Peningkatan pengetahuan setelah kemampuan ibu dalam menerapkan informasi
diberikannya penyuluhan kesehatan dengan kesehatan yang benar dalam kehidupannya.
media lembar balik juga digambarkan dengan Hal tersebut menyebabkan terjadinya
jelas pada Gambar 1 di atas. Adanya kesenjangan antara informasi kesehatan yang
penyuluhan kesehatan tersebut membuktikan baik dengan implementasi kesehatan yang
pengaruhnya terhadap peningkatan tepat27.
pengetahuan ibu balita. Sehingga diketahui Penyuluhan kesehatan dianggap suatu
bahwa penyuluhan kesehatan berguna untuk upaya untuk menjembatani adanya
meningkatkan pengetahuan. kesenjangan antara informasi kesehatan dan
Pengetahuan ibu balita yang meningkat juga prakteknya. Apabila informasi kesehatan
antara lain adalah mengenai jenis-jenis gizi yang dimiliki telah benar maka kemudian akan
yang dibutuhkan oleh balita, makanan- memotivasi ibu balita untuk menerapkan
makanan apa saja yang dibutuhkan balita informasi tersebut salah satunya adalah

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 120
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

informasi mengenai gizi balita. Hal tersebut balik. Sebagian besar ibu balita memiliki sikap
dapat mencegah balita mengalami yang baik mengenai gizi balitanya yaitu
kekurangan gizi di masa emas yaitu masa sebanyak 36 ibu (53,7%).
pertumbuhan dan perkembangannya11. Hasil uji statistika dengan Paired t-test
Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu pun juga menunjukkan bahwa nilai p value
balita maka akan semakin mudah ibu (0,000) > α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan
menerapkan informasi kesehatan tersebut. bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
Dengan informasi yang benar mengenai antara sikap sikap ibu balita mengenai gizi
kesehatan gizi, maka ibu balita akan balita sebelum dan sesudah dilakukannya
menyediakan makanan bagi balita dengan penyuluhan kesehatan dengan media lembar
tepat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. balik.
Tersedianya makanan yang seimbang bagi Sikap ibu balita yang meningkat setelah
balita maka angka kecukupan gizi balita dapat dilakukannya penyuluhan kesehatan gizi ini
terpenuhi dengan baik10. sama dengan hasil penelitian Andriani pada
Selanjutnya pada Tabel 3 diketahui ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
bahwa terdapat peningkatan sikap ibu balita Puuwatu Kota Kendari. Diketahui bahwa
mengenai gizi balitanya. Sebelum diberikan terdapat perbedaan sikap ibu balita sebelum
penyuluhan, ibu balita sebagian besar dan sesudah penyuluhan kesehatan mengenai
memiliki sikap yang cukup mengenai gizi balita pencegahan stunting dengan pemenuhan gizi
yaitu sebanyak 28 ibu (41,8%). Selain itu, juga yang tepat bagi balitanya18.
masih terdapat 25 ibu balita (37,3%) yang Senada pula dengan penelitian Syofia, di
memiliki sikap kurang tentang gizi balita. Hal Kecamatan Medan Labuhan. Diketahui bahwa
tersebut berubah sesudah diberikannya penyuluhan kesehatan dengan media lembar
penyuluhan kesehatan dengan media lembar

Tabel 3. Sikap Pretest dan Posttest Ibu Balita di Posyandu II Dusun Kecipik Boteng, Menganti Gresik
Tahun 2017
Kategori Pretest Posttest
n % N %
Kurang 25 37,3 15 22,4
Cukup 28 41,8 16 23,9
Baik 14 20,9 36 53,7
Jumlah 67 100 67 100

20

15

10

0
Pretest Posttest

Gambar 2. Grafik Hasil Nilai Pretest dan Posttest Sikap Ibu Balita

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 121
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

balik dapat meningkatkan sikap dari memerhatikan pemenuhan gizi balitanya.


responden mengenai gizi beragam, seimbang Notoatmodjo menjelaskan bahwa salah satu
dan aman. Ibu balita menjadi bersemangat cara untuk merubah perilaku pada suatu
untuk memenuhi keseimbangan balitanya19. individu atau kelompok adalah dengan
Apabila balita diberikan asupan gizi dilakukannya pendidikan kesehatan. Dimana
yang tidak sesuai dengan kebutuhannya maka penyuluhan kesehatan merupakan salah satu
akan menghambat laju pertumbuhan dan caranya. Karena penyuluhan kesehatan
perkembangan dari balita tersebut. Asupan dianggap mampu meningkatkan pengetahuan
energi yang rendah akan mengakibatkan yang kemudian meningkatkan pula sikap dan
tubuh menggunakan lemak dan protein perilaku positif terhadap kesehatan 7.
sebagai sumber energinya. Lemak dan protein Dengan adanya pengetahuan dan sikap
tersebut kemudian tidak mampu melakukan yang baik ibu mengenai gizi balita. Ibu balita
fungsinya dan terjadilah gangguan tersebut akan berusaha dengan maksimal
pertumbuhan20. untuk mencukupinya. Apabila terdapat
Rendahnya sikap ibu balita mengenai berbagai masalah diluar dari pengetahuannya
gizi balitanya diakibatkan kurangnya misalnya karena rendahnya ekonomi keluarga.
pengetahuan ibu balita tersebut. Kurangnya Maka ibu dengan pengetahuan yang baik akan
informasi yang kemudian menjadi mencari alternatif solusi untuk mengatasi
latarbelakang kurangnya pengetahuan dan masalah tersebut. Contohnya ibu akan
rendahnya sikap ibu balita tersebut. Ibu balita menanam bahan pangan dengan
cenderung tidak memperhatikan kebutuhan memanfaatkan pekarangan rumahnya.
gizi anak sesuai dengan usianya. Karena salah Dengan begitu penyuluhan kesehatan tidak
satu faktor yang mendasari terbentuknya hanya terpaku pada masalah kesehatan
sikap seseorang adalah pengetahuan21. tersebut. Namun juga harus dikembangkan
Informasi kurang mengenai gizi balita mengenai hal-hal yang kemungkinan dapat
tersebut tidak sesuai dengan perkembangan menghambat proses pemenuhan gizi balita
zaman saat ini. Saat ini adalah era globalisasi tersebut.
dimana akses mencari informasi kesehatan Metode yang digunakan dalam
khususnya gizi balita sangat mudah penyuluhan pun juga beragam. Salah satunya
ditemukan. Hal tersebut karena teknologi adalah media lembar balik. Media ini dipilih
penyedia informasi kesehatan saat ini semakin karena metode yang lebih efektif dalam
mutakhir. Perubahan sikap pada ibu balita meningkatkan pengetahuan ibu balita.
dianggap dipengaruhi oleh seberapa jauh isi Diketahui dengan jelas bahwa media lembar
pesan atau rangsangan dari penyuluhan balik lebih efektif meningkatkan pengetahuan
kesehatan diperhatikan, diterima dan dibandingkan dengan metode ceramah
dipahami dengan baik oleh ibu tersebut22. dengan power point24.
Pengetahuan adalah komponen Selain itu, media lembar balik juga
pembentukan sikap dan perilaku dari dapat diterima oleh ibu-ibu baik yang
seseorang. Sehingga apabila pengetahuan dari berpendidikan tinggi dan juga ibu
ibu balita tidak memadai mengenai gizi balita. berpendidikan rendah. Hal tersebut karena
Maka akan berdampak pada sikap dan lembar balik berisikan gambar-gambar dengan
perilaku dari ibu balita dalam hal pemenuhan isi pesan akan dijelaskan secara langsung oleh
gizi balitanya. Hal tersebutlah yang penyuluh. Mubarak tahun 2012 bahkan
menyebabkan angka balita yang mengalami menyebutkan bahwa media ini cukup sering
gizi kurang masih banyak dan meningkat23. digunakan untuk penyuluhan terhadap ibu-ibu
Ibu balita yang memiliki pengetahuan dan diketahui telah memberikan manfaat
yang baik akan menunjukkan sikap yang yang baik untuk peningkatan pengetahuan ibu
positif dan mempraktekkan dengan baik tersebut25.
pemenuhan nutrisi bagi balitanya. Selain itu, Keberhasilan penggunaan media lembar
ibu balita tersebut akan mampu untuk balik sebagai metode penyuluhan kesehatan
memotivasi ibu balita lainnya untuk turut juga sesuai dengan penelitian Purbowati di

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 122
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

Puskesmas Kedaung Wetan Kota Tangerang. memudahkan pesan yang disampaikan


Diketahui bahwa terdapat perbedaan ang diterima dan dipahami oleh sasaran 11.
bermakna antara skor pengetahuan dan sikap Pemilihan media lembar balik gizi telah
sebelum dan sesudah mendapatkan berhasil meningkatkan pengetahuan dan juga
penyuluhan kesehatan dengan media lembar sikap dari ibu balita mengenai gizi balita. Hal
balik gizi. Perbedaan tersebut dapat dilihat tersebut terlihat dari meningkatnya
dari adanya kenaikan tingkat pengetahuan pengetahuan dan sikap ibu balita. Dengan
dan sikap responden26. peningkatan pengetahuan maka akan memicu
Senada pula dengan penelitian Mutiara peningkatan sikap dan perilaku ibu dalam
bahwa penyuluhan kesehatan dengan media mengelola gizi yang seimbang bagi tumbuh
lembar balik dapat menyebabkan perubahan dan kembang balita. Kemudian angka kejadian
pada pengetahuan dan sikap responden. balita gizi kurang akan dapat ditekan. Dengan
Penelitian yang dilakukan di Wilayah Kota begitu, penyuluhan kesehatan dengan media
Padang ini menyebutkan bahwa terjadi lembar balik gizi dianggap sebagai salah satu
peningkatan pengetahuan sebesar 43% dan pencegahan yang efektif terhadap terjadinya
peningkatan sikap sebesar 9,5%. Sehingga balita dengan gizi kurang.
disimpulkan bahwa penggunaan media lembar
balik dalam penyuluhan kesehatan pada KESIMPULAN
penelitian tersebut adalah sangat efektif27.
Lembar balik efektif karena selain Hasil penilaian pretest dan posttest
menyajikan gambar yang menarik juga didapatkan bahwa terdapat peningkatan
dijelaskan oleh penyuluh yang kompeten. tingkat pengetahuan dan sikap dari ibu balita
Responden akan cenderung memiliki di Dusun Kecipik Desa Boteng, Menganti
kepercayaan mengenai materi penyuluhan Gresik mengenai gizi seimbang bagi balita. Hal
yang disampaikan langsung oleh penyuluh tersebut dibutkikan dengan hasil uji statistika
yang memang sesuai dengan bidangnya. yang menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
Media lembar balik yang merupakan media yang signifikan antara pengetahuan dan sikap
visual ini melibatkan indera penglihatan dalam ibu balita sebelum dan sesudah diberikan
proses penyampaian pesannya. penyuluhan kesehatan.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Media yang digunakan dalam proses
dari Notoatmodjo, bahwa penginderaan penyuluhan kesehatan juga berperan sangat
manusia mampu menghasilkan pengetahuan. penting terhadap keberhasilan penyuluhan.
Pengetahuan sendiri merupakan hasil berfikir Media lembar balik yang digunakan mampu
seseorang terhadap suatu objek melalui membuat ibu balita memperhatikan,
indera mereka 25. menerima dan memahami pesan yang
Azizah, dalam penelitiannya disampaikan dalam penyuluhan kesehatan.
menjelaskan bahwa indera penglihatan Disarankan kepada ibu hamil untuk
meruapakan indera yang paling banyak senantiasa meningkatkan pengetahuannya
menyampaikan pengetahuan ke otak manusia. mengenai gizi balita. Hal tersebut dapat
Diketahui sekitar 75% sampai dengan 87% dilakukan dnegan melakukan konseling gizi
pengetahuan yang didapatkan oleh manusia dengan petugas kesehatan atau mencari
disalurkan ke otak melalui indera penglihatan. informasi kesehatan secar amandiri melalui
Hanya sebanyak 13% disampaikan melalui teknologi yang mutakhir saat ini. Selain itu, ibu
pendengaran dan 12% melalui indera balita harus rutin membawa balita untuk
lainnyan28. mengikuti Posyandu Balita sehingga status gizi
Media visual memang dianggap mampu balita sebagai faktor penentu tumbuh dan
memberikan gambaran secara lebih jelas dan kembangnya dapat dimonitor secara berkala.
lebih menarik sebagai media penyuluhan Disarankan pula bagi petugas kesehatan
kesehatan. Karena mampu menyampaikan untuk terus melakukan pendidikan kesehatan
pesan secara berbeda dan lebih menarik 23. kepada ibu balita. Selain itu, pendidikan
Media yang sesuai dengan sasaran maka akan mengenai faktor lain yang dapat menganggu

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 123
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

kesehatan balita akibat gizi yang kurangjuga 11. Fatmah. Gerakan sarapan sehat anak
dapat diberikan kepada ibu balita. sekolah ( sarasehan ) untuk peningkatan
pengetahuan ibu tentang sarapan sehat
ACKNOWLEDGEMENT anak sekolah. J. Gizi Klin. Indones. 12,
12–19 (2015).
Peneliti mengucapkan terima kasih 12. Fitriani, F. Pengaruh Penyuluhan Media
kepada Ketua PKK di Wilayah Posyandu II Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan
Dusun Kecipik Desa Boteng yang telah Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang di
memberikan izin untuk dijadikan tempat Puskesmas Pamulang, Tanggerang
penelitian sehingga penelitian ini dapat Selatan Tahun 2015. (2015).
terlaksana serta Ibu yang memiliki balita di 13. Mubarak W, C. N. Ilmu Kesehatan
Wilayah Posyandu II Dusun Kecipik Desa Masyarakat Teori dan Aplikasi.
Boteng telah meluangkan waktu membantu (Salemba Medika, 2009).
penelitian ini. 14. Putri, R. F., Sulastri, D. & Lestari, Y.
Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang
REFERENSI Berhubungan dengan Status Gizi Anak
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
1. Depkes RI. Petunjuk Teknis Standar Nanggalo Padang. J. Kesehat. Andalas 4,
Pelayanan Minimal (SPM) 254–261 (2015).
Penyelenggaraan Perbaikan Gizi 15. Burhani, P. A., Oenzil, F. & Revila, G.
Masyarakat. Dep. Kesehat. Republik Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan
Indones. Ditjen Bina Kesehat. Masy. Tingkat Ekonomo Keluarga Nelayan
Direktorat Gizi Masy. Jakarta (2004). Dengan Status Gizi Balita di Kelurahan
2. Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Air Tawar Barat Kota Padang. J. Kesehat.
(Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Andalas 5 No.3, 515–521 (2015).
Depdiknas, 2010). 16. Arum, P., Warsito, H. & Ambar, E.
3. Suhardjo. Perencanaan Pangan dan Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pola
Gizi. (Bumi Aksara, 2010). Asupan Gizi Terhadap Status Gizi Balita
4. Marimbi, H. Tumbuh Kembang Status Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Penyuluhan Tentang Pola Asuhan Gizi di
(Nuha Medika, 2010). Kecamatan Panti Kabupaten Jember. J.
5. Hovhannisyan, L., Demirchyan, A. & Kesehat. 4, 14–32 (2016).
Petrosyan, V. Estimated prevalence and 17. Rini, R. Pengaruh Penyuluhan Gizi
predictors of undernutrition among Terhadap Pengetahuan Ibu Dalam
children aged 5-17 months in Yerevan, Pemberian Menu Seimbang Pada Balita
Armenia. Public Health Nutr. 17, 1046– Di Dusun Jamprit Pundong Bantul
1053 (2014). Yogyakarta Tahun 2016. (UNIVERSITAS
6. Kementerian Kesehatan. Hasil ‘AISYIYAH YOGYAKARTA, 2016).
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016. Biro 18. Andriani, W.O.S., Rezal, F.,
Komun. dan Pelayanan Masy. (2017). Nurzalmariah, W. O. . Perbedaan
7. Notoatmodjo, S. Ilmu perilaku pengetahuan, sikap, dan motivasi ibu
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 20–40 sesudah diberikan program mother
(2010). smart grounding (msg) dalam
8. Baliwati, Y. F., Khomsan, A. & Dwiriani, pencegahan stunting di wilayah kerja
C. M. Pengantar pangan dan gizi. puskesmas puuwatu kota kendari tahun
(Penebar Swadaya, 2004). 2017. J. Ilm. Mhs. Kesehat. Masy. 2, 1–9
9. Almatsier, S. Prinsip dasar ilmu gizi. (2017).
(Gramedia Pustaka Utama, 2002). 19. Syofia., Siagian, A. & Nasution, E.
10. Notoatmodjo, S. Promosi kesehatan Pengaruh Penyuluhan Makanan Bergizi
Kesehatan teori dan aplikasi. (Rineka Beragam Seimbang dan Aman Dengan
Cipta, 2010). Menggunakan Flash Card Dalam

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124
Nugrahaeni. Amerta Nutr (2018) 113-124 124
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.113-124

Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Unnes J. Public Heal. 1, 31–35 (2012).


Anak Kelas 1-3 SD Islam Titi Berdikari 25. Mubarak W.I. Ilmu Kesehatan
Kecamatan Medan Labuhan Tahun Masyarakat Konsep dan Aplikasi Dalam
2014. Gizi, Kesehat. Reproduksi dan kebidanan. (Salemba Medika, 2012).
Epidemiol. 1, 1–6 (2014). 26. Purbowati, N. Pengaruh Konseling
20. Baculu, E. P. H., M.Juffrie & Helmyati, S. Menggunakan Lembar Balik Dan Leaflet
Faktor risiko gizi buruk pada balita di Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil
Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Mengkonsumsi Tablet Besi Di Kota
Tengah. J. Gizi Dan Diet. Indones. 3, 51 Tangerang Tahun 2013. J. Tunas-Tunas
(2015). Ris. Kesehat. 6, 143–147 (2016).
21. Azwar, S. Sikap Manusia, Teori dan 27. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian
Pengukurannya. (Pustaka Pelajar, 2008). Kesehatan. Jakarta:PT Rineka Cipta
22. Efendi, F., M. Keperawatan Kesehatan (2012).
Komunitas: Teori dan Praktik dalam 28. Krisnana,I., Arief, Y,S., Azizah, D. . Media
Keperawatan. (Salemba Medika, 2009). Ceramah dan Film Pendek Sebagai
23. Sulistyoningsih, H. Gizi untuk Kesehatan Upaya Pencegahan Penyakit Diare
Ibu dan Anak. (Graha Ilmu, 2011). Berdasar Teori Health Promotif Model
24. Nurhidayat, O. & , Eram Tunggul P, B. (HPM). Pediomaternal Nurse J. 3, 43–51
W. Perbandingan Media Power Point (2015).
Dengan Flip Chart Dalam Meningkatkan
Pengetahuankesehatan Gigi Dan Mulut.

©2018. Nugrahaeni. Open access under CC BY – SA license.


Received 27-12-2017, Accepted 19-1-2018, Published online: 12-3-2018.
doi: 10.20473/amnt.v2.i1.2018.113-124

Anda mungkin juga menyukai