Oleh :
Menurut data WHO 2010, 1,5 juta anak meninggal dikarenakan ketidak tepatan
dalam pemberian makanan, 90% diantaranya terjadi di Negara berkembang.
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang masih mengalami masalah
gizi buruk yang terbilang besar. Masalah gizi buruk yang sampai sekarang masih
menjadi masalah utama di tingkat nasional ialah gizi buruk pada toddler, anemia
(kurang darah), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan kekurangan
vitamin A.
Ibu adalah salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada anak. Ibu
sebagai penentu makanan yang dikonsumsi oleh anak dan anggota keluarganya.
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi dan kesehatan, terkhususnya ibu, ibu
harus mengetahui tentang gizi seimbang agar anak tidak mengalami kekurangan gizi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah hubungan status sosial
ekonomi dengan status gizi ialah tingkat pendidikan orang tua terhadap macam-
macam pekerjaan dan berpengaruh pada pendapatan. Dan ketika pendapatan yang
kurang maka itu adalah masalah bagi keluarga untuk mencapai kebutuhan gizi
seimbang, baik itu dari segi kualitas maupun kuantitasnya untuk seluruh anggota
keluarga. risiko yang di alami oleh anak yang menderita stunting meningkat akibat
pendapatan keluarga yang rendah, tinggi badan ayah dan ibu yang kurang dan tingkat
pendidikan orang tua juga rendah, sehingga anak tersebut mengalami stunting karena
tingkat pendidikan orang tua sangat penting terhadap gizi keluarga.
Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada anak-
anak usia dibawah lima tahun. Balita membutuhkan zat-zat gizi dalam jumlah yang
besar karena terjadi proses tumbuh kembang yang sangat pesat. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) menyatakan bahwa di negara berkembang pada tahun 2004 terdapat
20% anak balita mengalami underweight. Prevalensi nasional masalah gizi pada
balita pada tahun 2010 adalah balita dalam kategori kurus 7,3% dan balita dalam
kategori sangat kurus 6%. Menurut Riskesdas pada tahun 2010 di Provinsi Jawa
Tengah prevalensi balita kurus 7,8% dan balita sangat kurus 6,4%. Sedangkan,
prevalensi balita gizi kurang di Semarang pada tahun 2011 sebanyak 4,89%.
Pada umumnya keluarga telah memiliki pengetahuan dasar mengenai gizi.
Namun, sikap dan keterampilan serta kemauan untuk bertindak memperbaiki gizi
keluarga masih rendah. Sebagian keluarga menganggap asupan makanannya selama
ini cukup memadai karena tidak ada dampak buruk yang dirasakan. Sebagian
keluarga juga mengetahui bahwa ada jenis makanan yang lebih berkualitas, namun
mereka tidak ada kemauan dan tidak mempunyai keterampilan untuk penyiapannya.
Salah satu upaya dalam program perbaikan gizi adalah meningkatkan mutu konsumsi
makanan melalui program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) yang diharapkan
berdampak pada perbaikan status gizi.
Anak Balita
Masalah kesehatan
yang terjadi pada Penyebab dari Status gizi
anak
Karakteristik BBLR
1. Diare
1-2 tahun Sanitasi
2. ISPA
lingkungan
3. 3.Status gizi
Status gizi Nutrisi yang
kurang
4. Gizi buruk
5. Masalah gigi Tidak
6. Hypertemia mendapatkan asi
7. Anemia
penangan
eksklusif
8. Obesitas Infeksi yang
berkali-kali
Kuensioner Masalah ekonomi
Penanganan
Blue print
a) Dukungan
emosional Keluarga
b) Dukungan
Pola asuh
pengetahuan
c) Dukungan Peran
instrumental Dukungan
keluarga
d) Dukungan Karakteristik
Fungsi
informatik
Keterangan :
: variabel yang di teliti
: variabel yang tidak di teliti
Hipotesis Penelitian
Adalah Terdapat hubungan anatara pengatahuan ibu dengan anagka kejadian Status
gizi pada anak balita usia khusus ( 1-2 tahun ).
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam mengindentifikasi
permasalahan sebelum perencana akhir pengumpulan data. Dalam penelitian ini
desain yang di gunakan adalah analtik korelational dengan menggunakan
pendekatan Cross Sectional yang memperlajari dinamika korelasi antara dukungan
keluarga dengan kejadian status gizi pada anak balita dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat. Artinya, tiap subjek
penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.
4.2. Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah suatu uraian dan visualisasi konsep- konsep serta
variabel-variabel yang diukur (diteliti) Berikut kerangka kerja
Populasi
Populasi dalam penelitian adalah jumlah keseluruan objek yang diteliti dan dapat
mewakili seluruh populasi
Sampel
Sample adalah bagian dari keseluruhan yang mewakili jumlah dan
karakteristik yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi
Teknik Sampling
analtik korelational
Desain Penelitian
Pre- Eksperimental One Group Pre Test-Post Test
Design
Pengumpulan Data
Kuesioner
Pengolahan Data
Editing,Coding,Scoring,Tabulating
Analisa data
Chi square