Muhammad Habib Aziz Syahroni1, Nugrahani Astuti2, Veni Indrawati3, Rita Ismawati4
12
JTB Vol. 10 No. 1 (2021) 12-22 ISSN: 2301-5012
menjadi target yang baik untuk intervensi untuk keluarga, tingkat penghasilan orang tua, serta
mencegah kebiasaan makan yang tidak sehat dan peranan pola asuh orang tua.
mengembangkan kelebihan maupun kekurangan 1. Jenis Kelamin
berat badan pada anak-anak. [5] Jenis kelamin merupakan faktor yang
Berbagai permasalah konsumsi makanan anak mempengaruhi sebagaimana pentingnya konsumsi
pada usia praskolah antara lain : Anak makan seseorang, karena jenis kelamin
mengkonsumsi makanan dengan jenis yang menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi
terbatas, sangat sulit untuk mengatuh kebiasaan seseorang. Laki-laki lebih banyak membutuhkan zat
makan anak, anak tidak menyukai makanan seperti tenaga dan protein dari pada perempuan, sehingga
sayuran dan buah, serta anak lebih suka mereka membutuhkan lebih banyak makanan. [9]
mengkonsumsi makanan ringan seperti junkfood. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya [2]
Kebiasaan makan dibentuk pada usia muda dan pada hubungan antara jenis kelamin dengan
dipertahankan selama usia selanjutnya dari waktu kebiasaan makan anak, diperoleh bahwa diantara
ke waktu perilaku makan yang ada pada masa 68 anak perempuan, terdapat 38 anak yang
kanak-kanak akan tetap ada, dengan implikasi memiliki kebiasaan makan buruk (55,9%) dan 30
seperti kerewelan dan variasi makanan yang buruk, anak memiliki kebiasaan makan baik (44,1%).
atau responsif yang tinggi terhadap isyarat Sedangkan di antara 42 anak laki-laki, terdapat 19
makanan dan peningkatan risiko obesitas. [6] anak dengan kebiasaan makan buruk (45,2%) dan
Preferensi makanan terus berubah sepanjang 23 anak memiliki kebiasaan makan baik (54,8%).
hidup, di bawah pengaruh faktor biologis, sosial, Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
dan lingkungan [7] preferensi ini adalah penentu hubungan antara jenis kelamin dan kebiasaan
utama pilihan makanan, dan kualitas makanan yang makan anak.
dikonsumsi. Dalam penelitian lain sebelumnya [10] pada
Kemampuan anak dalam memilih konsumsi pengaruh jenis kelamin terdahap preferensi anak
makanan salah satunya dapat melalui metode terdahap makanan ditemukan bahwa jenis kelamin
pendidikan gizi untuk membantu anak agar lebih anak justru memiliki pengaruh terhadap pemilihan
cermat dalam memilih makanan yang mereka makanan mereka, anak laki-laki cenderung tidak
konsumsi. Karena kurang cermatnya anak dalam menyukai makanan yang mengandung sayuran,
memilih jajanan yang tidak sehat dapat sebaliknya anak-anak perempuan lebih banyak
menimbulkan beberapa dampak buruk seperti menyukai makanan yang mengandung sayuran,
obesitas dan kurang gizi. Janan anak sekolah tidak sehingga kebiasaan makan pada anak laki-laki
layak dikarenakan beberapa faktor seperti, bahan cenderung lebih buruk daripada kebiasaan makan
makanan dengan kualitas rendah, kondisi yang pada anak perempuan.
tidak higienis, alat yang digunakan tidak bersih, Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin
makanan terkontaminasi bakteri, hingga dan kebiasaan makan anak sebabkan karena anak
penggunaan bahan berbahaya. [8] meskipun anak laki-laki dan perempuan memiliki
Memahami bagaimana kebiasaan makan anak- preferensi makanan yang berbeda, orang tua
anak berkembang memiliki potensi untuk memberi mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang
manfaat kesehatan anak selama seumur hidup gizi, sehingga mereka masih dapat memberikan
mereka. Secara langsung memodifikasi perilaku pendidikan kepada anak supaya memiliki kebiasaan
makan dan berat badan anak merupakan hal yang makan yang baik.
sulit, pemberian makan orang tua berpotensi
menjadi cara yang baik sebagai untuk mencegah 2. Pantangan
kebiasaan makan yang tidak sehat dan Pantangan atau alergi pada sesuatu bahan
mengembangkan kelebihan berat badan pada anak- makanan juga dapat mempengaruhi kebiasaan
anak. [5] makan anak, misalnya larangan terhadap bahan
Upaya memperkenalkan kebiasaan makan yang makanan seperti telur, ikan atau daging, padahal
baik perlu diperhatikan berbagai faktor yang anak sangat membutuhkan bahan makanan
mempengaruhi yaitu jenis kelamin, pantangan, tersebut guna memenuhi kebutuhan gizi.
pekerjaan ibu, pendidikan ibu, jumlah anggota Berdasarkan penelitian sebelumnya [11], dijelaskan
14
JTB Vol. 10 No. 1 (2021) 12-22 ISSN: 2301-5012
15
JTB Vol. 10 No. 1 (2021) 12-22 ISSN: 2301-5012
baik yaitu 17 (89,5%) dan sebanyak 2 anak karena dengan pendapatan yang cukup maka
(10,5%) memiliki kebiasaan makan kurang. keluarga lebih leluasa dalam pemilihan konsumsi
Sedangkan anak dengan jumlah anggota keluarga makan anak. Hal tersebut juga harus di ikuti oleh
kecil sebanyak 57 orang, sebagian besar memiliki pengetahuan ibu yang cukup terhadap kecukupan
kebiasaan makan baik sebanyak 53 (93%) dan 4 gizi, karena setiap orang memiliki pertimbangan
orang anak (3,5%) memiliki kebiasaan makan yang tersendiri dalam memilih jenis makanan yang
buruk. Hasil penelitian tersebut menunjukkan dikonsumsi. Tingkat pendapatan yang cukup tidak
bahwa jumlah anggota keluarga tidak diimbangi dengan pengetahuan tentang gizi yang
mempengaruhi kebiasaan makan anak. cukup akan menimbulkan pemilihan jenis makanan
Penelitan tersebut sejalan dengan penelitian yang salah.
lain yang dilakukan sebelumnya [16], bahwa jumlah
anggota keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap 7. Faktor Pola Asuh Orang Tua
kebiasaan makan anak. Pola asuh yang dimaskud dalam hal ini adalah
Ada beberapa sebab mengapa jumlah anggota pola asuh yang berkaitan dengan bagaimana cara
keluarga tidak berpengaruh terhadap kebiasaan orang tua menentukan strategi untuk memberikan
makan anak, salah satu diantaranya karena walau kontrol terhadap konsumsi makanan anak, [18] di
terdapat jumlah yang besar dalam satu keluarga mana tujuan yang diharapkan mampu menunjang
namaun memiliki pendapatan yang cukup, maka pertumbungan serta perkembangan anak. Pola
keluarga memiliki kemampuan lebih dalam asuh yang baik dapat menjadi faktor keberhasilan
ketersediaan makanan untuk anak. Sebab lain dalam menentukan hasil yang baik bagi anak
berkaitan dengan pengetahuan ibu, ibu dengan mereka
tingkat pengetahuan yang tinggi mampu mengatur Pada penelitan sebelumnya [20] dilakukan
alokasi kebutuhan konsumsi untuk masing-masing review terhadap total 88 penelitian tentang
anggota keluarga, sehingga kebutuhan makan anak perananan orang tua yang dapat mempengaruhi
masih dapat terpenuhi. kebiasaan makan anak, dengan variabel yang
digunakan antara lain restrictive guidance,
6. Tingkat Pendapatan Orang Tua accessibility, pressure to eat, rewarding food
Tingkat pendapatan orang tua dapat menjadi consumption, rewarding with praise, dan using food
salah satu faktor yang mempengaruhi kebiasaan as reward.
makan anak. Pendapat orang tua berpengaruh a. Restrictive guidance ( pembatasan)
dalam kemampuan orang tua dalam pengadaan Restrictive guidance dapat diartikan sebagai
makanan bagi anak-anak mereka. frekuensi orang tua dalam menentukan aturan, atau
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya batasan mengenai konsumsi makanan, hal ini
[17] pada hubungan antara taraf ekonomi keluarga termasuk serangkaian kontrol yang dilakukan orang
dengan kebiasaan makan anak, didapatkan hasil tua dalam menentukan makanan yang dikonsumsi
bahwa diantara 19 anak dalam keluarga dengan anak
taraf ekonomi yang tinggi, terdapat 6 anak dengan Menurut hasil studi , terdapat 33 penelitian
kebiasaan makan buruk (31,6%) dan 13 anak yang mempelajari tentang hubungan antara
memiliki kebiasaan makan yang baik (68,4%), Restrictive guidance dengan perilaku makan sehat
sedangkan 18 anak dalam keluarga dengan taraf seperti asupan buah dan sayuran. Di antara itu , 13
ekonomi yang rendah, terdapat 14 anak dengan penelitian mengindikasi terdapat hubungan positif ,
kebiasaan makan yang buruk (77,8%) dan 4 anak tiga menghasilkan hubungan negatif, sementara 17
memiliki kebiasaan makan yang baik (22,2%). Hal penelitian menunjukkan hubungan yang tidak
itu menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara signifikan.
tingkat pendapatan keluarga dengan kebiasaan Sedangkan penelitian pada perilaku makan
makan anak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian tidak sehat seperti konsumsi minuman yang
Rizkya (2008) bahwa ada hubungan antara tingkat mengandung gula, 16 dari 38 penelitian
pendapatan orang tua dengan kebiasaan makan menunjukkan hubungan positif. Delapan studi
anak. menunjukkan hubungan negatif, sementara 14
Semakin tinggi pendapatan orang tua semakin penelitian menunjukkan hubungan yang tidak
baik kebiasaan makannya, hal ini disebabkan signifikan.
16
JTB Vol. 10 No. 1 (2021) 12-22 ISSN: 2301-5012
yang meneliti hubungan pujian dengan konsumsi sehat. Orang tua yang memiliki pengetahuan
makanan sehat, empat penelitian menunjukkan tentang gizi yang tinggi akan lebih banyak
hubungan yang positif, sementara tiga mengenalkan anak-anak mereka terhadap
menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. makanan-makanan sehat, sehingga anak akan lebih
Pemberian imbalan berupa pujian juga terbukti familiar dengan rasa dari makanan-makanan
dapat meningkatkan tingkat konsumsi makanan tersebut, dan pada akhirnya menimbulkan rasa suka
sehat pada anak. Hal ini dapat diasumsikan bahwa terhadap makanan sehat tersebut.
pujian secara kualitatif dapat menimbulkan rasa 8. Strategi untuk meningkatkan kebiasaan
kepuasan tersendiri dan rasa percaya diri bagi anak. makan anak
Untuk meningkatkan kebiasaan makanan anak
f. Accessibility (aksesbilitas) secara langsung merupakan hal yang tidak mudah.
Kontrol orang tua terhadap aksesibilitas Peningkatan kebiasaan makan anak yang berhasil
makanan mengacu pada “apakah makanan dibutuhkan pengetahuan gizi oleh orang tua atau
disiapkan dan disajikan dalam bentuk yang pengasuh untuk memastikan bahwa praktik
memungkinkan atau mendorong anak untuk pemberian makan, serta jumlah kalori yang
memakannya”. Enam penelitian meneliti hubungan diberikan, sesuai. Selain itu diperlukan strategi-
aksesibilitas dengan tingkat konsumsi buah dan strategi yang dapat dilakukan orang tua, seperti
sayur pada anak. Empat penelitian menunjukkan melakukan pembatasan atau memberikan aturan,
hubungan positif, sementara dua menunjukkan memberikan imbalan kepada anak dan
hubungan yang tidak signifikan, menunjukkan mengenalkan makanan-makanan sehat kepada
bahwa aksesibilitas berpotensi menjadi strategi anak sejak kecil.
orang tua yang bermanfaat dalam mendorong anak Penelitian mengenai strategi untuk
makan makanan sehat. meningkatkan kebiasaan makan anak masih sangat
Aksesbilitas menunjukkan hubungan yang terbatas. Tabel 1 merangkum strategi untuk
positif terhadap tingkat konsumsi makanan sehat. meningkatkan kebiasaan makan anak menurut.
Dengan menyiapkan dan menyajikan hanya [21]
makanan sehat dalam lingkungan keluarga dan
menghingari makanan tidak sehat maka dapat
mendorong anak untuk mengonsumsi makanan
Strategi Praktik
Kontrol Tertutup - Hanya menyediakan makanan sehat dirumah
- Menghindari toko atau restoran yang menjual
makanan tidak sehat
Mendorong pengaturan diri - Kesadaran pada anak
- Sajikan porsi yang cukup
- Bantu dalam mengatur lingkungan makan
Pola asuh Authoritative - Mendorong anak untuk mencoba makanan baru
- Menjadikan orang tua sebagai contoh
- Orang tua menunjukkan kebiasaan makan sehat
dan manfaat dari makanan.
- Jangan menunjukkan ketidaksukaan pada
makanan.
Menu dalam Keluarga - Kenalkan pada berbagai jenis makanan
- Pengenalan makanan secara berulang
18
JTB Vol. 10 No. 1 (2021) 12-22 ISSN: 2301-5012
Semua faktor-faktor diatas memiliki peranan memberikan anak input dalam pemilihan makanan
dalam pengaruhnya terhadap kebiasaan makan didasari pendidikan atas makanan sehat, dapat
anak, namun faktor yang paling menonjol meningkatkan kebiasaan anak untuk mengonkumsi
pengaruhnya terhadap kebiasaan makan anak makananan sehat. Melakukan makan bersama-
adalah pengetahuan dan pola asuh orang tua. sama keluarga dan menhindari menonton tv saat
Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang gizi makan dapat membentuk kebiasaan makan yang
akan menyadari betapa pentingnya kecukupan gizi teratur pada anak.
anak akan mengajarkan kebiasaan makan yang baik
B. Hubungan Kebiasaan Makan Terhadap
pada anak dengan kebiasaan makan yang teratur
Capaian Gizi Seimbang Anak Prasekolah
dan selalu memperhatikan kandungan gizinya yang
mengacu pada pedoman gizi seimbang. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
Orang tua akan terus melakukan dorongan untuk Masyarakat Indonesia merupakan suatu nilai
kepada anak untuk mencoba makan-makan baru yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi
yang beragam. Orang tua menjadikan dirinya tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi setiap
sebagai contoh, menunjukkan kebiasaan makan orang yang disesuaikan dengan umur, jenis
yang sehat dan manfaat dari makanan sehat
kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis
tersebut, dan tidak menunjukkan didepan anak
ketidaksukaan atas suatu makanan. Pengenalan untuk hidup sehat. [22]
makanan sehat secara berulang-ulang, serta
Tabel 2. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang
dianjurkan (per orang per hari) [22]
Kelompok Berat Tinggi Energi Protein Lemak (g) Karbohidrat Serat Air
Umur Badan Badan (kkal) (g) Total Omega Omega (g) (g) (ml)
(kg) (cm) 3 6
4-6 19 113 1400 25 50 0.9 10 220 20 1450
Tahun
Penyampaian pesan Gizi Seimbang kepada edukasi yang tepat dan berbasis masyarakat agar
masyarakat memerlukan komunikasi, informasi, dan penyampaian dapat optimal. Pendidikan dan
18
JTB Vol. 10 No. 1 (2021) 12-22 ISSN: 2301-5012
penyuluhan gizi menggunakan Pola konsumsi cara pemberian makan tidak sesuai dengan
pangan sehat dikenal dengan sebutan Pangan seharusnya (kurang dari 3x sehari), hal ini
Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). disebabkan karena anak lebih sering bermain
Beragamnya konsumsi pangan dapat memberikan dengan teman-temannya sehingga lupa untuk
dorongan terhadap penyediaan produk pangan makan. Akan tetapi, berdasarkan pengakuan orang
yang lebih beragam dan aman untuk dikonsumsi, tua setiap makan anak selalu mengkonsumsi nasi,
termasuk produk pangan yang berbasis sumber lauk, sayur-sayuran dan buah-buahan. Hal ini sesuai
daya lokal. [1] dengan penelitian yang dilakukan oleh [27] yang
Capaian gizi seimbang anak memiliki mengatakan bahwa anak dengan capaian gizi
keterkaitan dengan Kebiasaan makan anak. Kondisi normal, namun mempunyai kebiasaan makan yang
kesehatan dan kondisi gizi yang baik dimungkinkan tidak baik. Hal tersebut dapat terjadi karena cara
dapat dicapai dengan cara mengkonsumsi makanan pemberian makan pada anak tidak sesuai dengan
yang baik. [23] yang seharusnya, namun jumlah asupan kalori yang
Hasil analisis hubungan kebiasaan makan dikonsumsi sesuai dengan AKG-nya masing-masing,
dengan capaian gizi seimbang pada anak usia sehingga menghasilkan capaian gizi yang normal.
prasekolah di TK Kristen Tunas Rama kota Makassar Menurut hasil penelitan tersebut kebiasaan
yang dilakukan sebelumnya [4] didapatkan bahwa makan dapat berpengaruh pada capaian gizi
dari 78 responden yang diteliti terdapat 64 (82,1%) seimbang anak. Anak yang makan dengan porsi
responden dengan kategori kebiasaan makan baik yang banyak akan cenderung memiliki capaian gizi
dengan capaian gizi dalam kategori normal. Dalam yang berlebih, sebaliknya anak yang mengonsumsi
penelitian ini juga didapatkan terdapat 8 (10,3%) makanan yang kurang cenderung memiliki capaian
responden yang memiliki kebiasaan makan kategori gizi yang kurang. Faktor-faktor lain, seperti pola
baik dengan capaian gizi kategori lebih. Capaian gizi asuh orang tua, juga dapat mempengaruhi hal
lebih terjadi apabila zat-zat gizi yang diperoleh tersebut. Orang tua yang memahami betapa
tubuh melebihi jumlah yang dibutuhkan, sehingga pentingnya kesehatan dalam keluarga akan
dapat menimbulkan efek yang membahayakan. mengajarkan kebiasaan makan yang baik pada anak
[24] dengan kebiasaan makan yang teratur dan selalu
Anak di TK Kristen Tunas Rama Kota memperhatikan kandungan gizinya yang mengacu
Makassar juga ditemukan mempunyai capaian gizi pada pedoman gizi seimbang. Selain itu kebiasaan
kategori lebih, hal ini disebabkan karena lebih sering makan anak juga dipengaruhi oleh tingkat
makan dengan porsi yang banyak. Anak yang pendidikan orang tua. Sehingga walaupun kurang
memiliki berat badan lebih juga tidak ikut bermain dalam konsumsi makanannya, orang tua mampu
dengan teman-temannya sehingga aktivitas anak untuk memilih dan mengolah makanan yang tepat
lebih rendah daripada anak yang memiliki capaian yang akan diberikan kepada anaknya agar
gizi baik. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang kebutuhan gizi seimbang anak masih dapat tercapai
pernah dilakukan sebelumnya [25] yang dengan baik.
mangatakan bahwa aktivitas anak yang kurang
dapat mengakibatkan kalori yang masuk ke tubuh SIMPULAN
lebih banyak daripada yang dikeluarkan sehingga
dapat menyebabkan anak menjadi gemuk. Menurut Berdasarkan hasil studi, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut
penelitian sebelumnya [26] aktivitas fisik dan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan keluarga pada anak pra-sekolah menjadi
kebiasaan makan anak prasekolah
faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap
Berdasarkan hasil studi dapat disimpulkan
terjadinya gizi lebih. Anak yang memiliki aktivitas
bahwa kebiasaan makan pada anak dapat
fisik kurang aktif berisiko 6 kali lebih tinggi dalam
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: jenis
mengalami gizi lebih.
kelamin, pantangan, pekerjaan ibu, pengetahuan
Hasil penelitian selanjutnya didapatkan dari
ibu, jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan
78 responden yang menyatakan bahwa kebiasaan
keluarga, dan pola asuh orang tua. Faktor yang
makan kategori kurang baik dengan capaian gizi
paling memiliki pengaruh terhadap kebiasaan anak
kategori baik terdapat 2 (2,6%) responden.
adalah pengetahuan ibu dan pola asuh orang tua
Kebiasaan makan kurang baik disebabkan karena
20
JTB Vol. 10 No. 1 (2021) 12-22 ISSN: 2301-5012
2. Hubungan Kebiasaan makan terhadap behaviors and dietary quality of meals from
capaian gizi seimbang anak prasekolah ages 2 to 5. Appetite, 87: 324–329.
Berdasarkan hasil studi dari beberapa [7] Ventura, A.K.; Worobey, J.2013 Early influences
penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat on the development of food preferences.
hubungan yang signifikan antara kebiasaan makan Curr. Biol., 23(9): 401-408
dengan capaian gizi seimbang anak. [8] Nurani, E. E. 2017 Pengaruh Penyuluhan Metode
Diharapkan orang tua dapat Partisipatif Tentang Jajan Sehat
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Terhadap Praktek Pemilihan Jajan Anak
tentang kandungan gizi yang terdapat dalam Sekolah.; 761(3)
makanan sebelum, sehingga orang tua mampu [9] Widiyaningsih; Ratna. 2006. Hubungan antara
memilih dan menentukan makanan yang tepat yang Karakteristik Anak dan..Orang tua dengan
harus diberikan kepada anak agar capaian gizi Konsumsi Makan..Pagi pada Anak Usia Pra
seimbang dapat terpenuhi. Sekolah (4-6 Tahun) Di TK Barunawati II
Jakarta Barat Tahun 2006. UI
SARAN [10] Proverawati, A.; Prawirohartono, E.P.; Kuntjoro
T. 2008 Jenis kelamin anak, pendidikan ibu,
Studi yang dilakukan terbatas pada hanya untuk dan motivasi dari guru serta hubungannya
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat dengan preferensi makanan anak sekolah
mempengaruhi suatu kebiasaan makan pada anak pada anak prasekolah di TK Universitas
prasekolah dan hubungannya dengan capaian gizi Muhammadiyah Purwokert, 5(2), 78-83
seimbang, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut
[11] Wahyuningsih, U. 2004. Gambaran Kebiasaan
pada strategi-strategi yang dapat dilakukan orang
Makan Pada Anak Usia Prasekolah (4-6
tua dalam mengontrol kebiasaan makan anak
Tahun) Di TK Patra II dan TK Al Wildan. UI
supaya tercipta kebiasaan makan yang baik dan
kebutuhan gizi seimbang pada anak dapat tercapai. [12] Senduk, S. 2000. Pengelolaan Keuangan
Keluarga. Gramedia. Jakarta
REFERENSI
[13] Karyani, I.; Husin, S.; Febry, F. 2009 Gambaran
Kebiasaan Makan Pada Anak Prasekolahdi
[1] Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Tk Bhakti Asuhan Dan Tkit Izzuddin
22 Tahun 2009 tentang Kebijakan
Palembang, 3(3):108-193
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal [14] Munawaroh, Lailatul. 2006. Hubungan antara
Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dan Pola
[2]Kurniawaty S.2011 Faktor-faktor yang
Makan Balita dengan Gizi Balita di Wilayah
Berhubungan dengan Kebiasaan Makan
Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten
Anak Usia Prasekolah (4-6 tahun) di TK Al-
Pekalongan. UNNES
amanah Kecamatan Sindang Jaya
Kabupaten Tangerang.UINJKT [15] Helmi 2012 Hubungan Karakteristik Keluarga
dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi
[3] Yuliani, Santi 2013 Hubungan Karakteristik
Anak Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas
Anak Usia Prasekolah Dengan Kecerdasan
Minasa Upa. UINAM
Emosi Di Paud Kecamatan Sigaluh
Kabupaten Banjarnegara. Bachelor Thesis,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
[16] Zai, H. E. 2003 Pola Pemberian ASI Dan Mp-
[4] Sambo, M., Ciuantasari, F., Maria, G. 2020 ASI Serta Status Gizi Anak, Di Desa Maliwa'a
Hubungan Pola Makan Dengan Gizi Pada Dan Desa Bobozioli Loloana' a Kecamatan
Anak Usia Prasekolah,11(1), 423-429 Idanogawo Kabupaten Nias Propinsi
Sumatera Utara. IPB
[5] Finnane, J.M.; Jansen, E.; Mallan, K.M.; Daniels,
L.A. 2017 Mealtime structure and [17] Ningsih, Fadhilah 2010 Faktor–faktor yang
responsive feeding practicesare associated Berpengaruh Terhadap Pola Makan Anak
with less food fussiness and more food Usia Prasekolah di TK Marina Dusun Ciniayo
enjoyment in children. J. Nutr. Educ. Behav. Desa Panyangkalang Kecamatan Bajeng
, 49:11–18. Kabupaten Gowa. Undergraduate (S1)
thesis, Universitas Islam Negeri Alauddin
[6] Montaño, Z.; Smith, J.D.; Dishion, T.J.; Shaw,
Makassar.
D.S.; Wilson, M.N. 2015 Longitudinal
relations between observed parenting
21
JTB Vol. 10 No. 1 (2021) 12-22 ISSN: 2301-5012
22