Anda di halaman 1dari 11

REVIEW JURNAL

Judul Pengaruh Pola Makan Terhadap Status Gizi Anak


Sekolah Dasar
Jurnal Canrea Journal: Dietary, Nutritions status of
elementary school students.
Penulis Aslindah Hafid et all
Reviewer Alvina Novinda Lanna
Tanggal 18 Agustus 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “PENGARUH POLA MAKAN


TERHADAP STATUS GIZI ANAK SEKOLAH
DASAR” Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
pengaruh pola makan terhadap status gizi anak
sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian kuantitatif dengan metode analisis
deskriptif dan analisis regresi berganda. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Maret 2020 di SD Negeri 1
Pangkajene Kab. Sidrap dengan jumlah sampel
sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pola
makan dan status gizi anak sekolah dasar. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti
kondisi ekonomi dan pendidikan keluarga. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa pola makan siswa sekolah
dasar tidak secara signifikan meningkatkan status gizi
mereka.

Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada pengaruh


yang signifikan dari pola makan terhadap status gizi
anak sekolah dasar. Hal ini mungkin disebabkan oleh
faktor seperti pendapatan keluarga yang rendah,
kurangnya pendidikan, dan kondisi fisik. Faktor
seperti status ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan
keluarga dapat mempengaruhi status gizi anak-anak.
Penting untuk memberikan pendidikan dan
pengetahuan tentang nutrisi kepada orang tua untuk
meningkatkan status gizi anak-anak. Penelitian ini
menyarankan agar penelitian lebih lanjut dilakukan
dalam skala yang lebih besar dengan lebih banyak
variabel.

Sumber-sumber yang disebutkan dalam teks


membahas berbagai aspek terkait nutrisi dan status
gizi anak usia sekolah. Beberapa topik yang dibahas
meliputi pengaruh ibu bekerja terhadap kebiasaan
makan anak, faktor-faktor yang mempengaruhi status
gizi anak usia sekolah, pedoman untuk makanan
ringan di sekolah untuk mencapai nutrisi seimbang,
dan hubungan antara pola makan dan status gizi.
Sumber-sumber tersebut juga membahas hubungan
antara nutrisi dan faktor lain seperti menarche dan
gaya
Pendahuluan Pada penelitian ini, kami bertujuan untuk menentukan
pengaruh pola makan terhadap status gizi anak
sekolah dasar. Status gizi anak merupakan indikator
penting dalam menilai kesehatan dan pertumbuhan
mereka. Pola makan yang seimbang dan nutrisi yang
cukup sangat penting dalam menjaga status gizi yang
optimal pada anak-anak.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan


bahwa pola makan yang buruk dapat berkontribusi
terhadap masalah gizi pada anak-anak. Faktor-faktor
seperti rendahnya pendapatan keluarga, kurangnya
pengetahuan tentang gizi, dan akses terbatas terhadap
makanan bergizi dapat mempengaruhi pola makan
anak-anak.

Namun, masih terdapat perdebatan mengenai sejauh


mana pola makan dapat mempengaruhi status gizi
anak sekolah dasar. Beberapa penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara pola makan dan status gizi,
sementara penelitian lain tidak menemukan hubungan
yang signifikan.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk


mengkaji secara lebih mendalam pengaruh pola
makan terhadap status gizi anak sekolah dasar. Kami
akan menggunakan desain penelitian kuantitatif
dengan metode analisis deskriptif dan analisis regresi
berganda. Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri
1 Pangkajene Kab. Sidrap dengan jumlah sampel
sebanyak 30 responden.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan


pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara
pola makan dan status gizi anak sekolah dasar. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
masukan bagi pihak terkait, seperti orang tua, sekolah,
dan pemerintah, dalam upaya meningkatkan status
gizi anak-anak.
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang
menggunakan pendekatan Analisis Regresi Berganda
untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
variabel independent yang melibatkan lebih dari satu
variabel devendent. Metode penelitian ini dapat
dilakukan dengan cara survei,kuesioner dan
wawancara, baik variabel independen (Pola makan)
dan variabel dependen (Status gizi anak) yang
dilakukan secara bersamaan (Donsu, 2016). Penelitian
ini telah dilakukan di Sekola Dasar Negeri
1Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang dan telah
dilaksanakan pada bulan maret Tahun 2020. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri 1
Pangkajene. Adapun teknik pengambilan sampel yaitu
purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
berdasarkan pertimbangan yang kuat, karena sampel
yang dipilh berdasarkan kriteria tertentu (Donsu,
2016). Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30
sampel dengan memperhatikan kriteria inklusi dan
ekslusi. Uji statistik ini terdiri dari uji analisis
univariat dan uanalisis bivariat. Analisis univariat
(Kelas, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan , pola
makan dan status gizi).
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan dari hasil Uji T
didapatkan nilai sig 0,550. Oleh karena nilai sig 0,550
lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan Ho
diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara pola makan terhadap
status gizi anak Sekolah Dasar Negeri 1 Pangkajene
Kabupaten Sidrap. Keadaan ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Sholikah, 2017) yang
menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna
antara pola makan dengan status gizi anak. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
seperti tingkat kemampuan keluarga untuk
menyediakan makanan masih rendah. Perlu diingat
juga bahwa ada faktor eksternal yang juga
mempengaruhi status gizi anak yaitu ekonomi
keluarga, pendidikan, pekerjaan dan faktor internal
yaitu kondisi fisik .

Faktor lain yang mempengaruhi status gizi anak


dengan membekali pengetahuan yang memadai
tentang gizi kepada orang tua, Terkait dengan hal ini,
tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh
terhadap dalam pemilihan kandungan gizi yang
tersedia dalam makanan. Kurangnya pengertian
tentang kontribusi gizi dan berbagai jenis makanan
dapat berpengaruh pada masalah gizi, kecerdasan dan
produktifitas.
Didalam tubuh memiliki komponen zat gizi dan harus
memiliki cukup, karbohidrat merupakan sumber
energi yang tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan 15% dari kalori yang ada maka dapat
menyebabkan kelaparan dan berat berat menurun,
protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan proto plasma sel, protein dalam jumlah
yang cukup untuk pertumbuhan, vitamin dan mineral
kesemuanya harus dalam jumlah yang cukup.

Pendidikan yang rendah menyebabkan pengetahuan


kurang sehingga menghasilkan pendapatan yang
rendah sehingga masyarakat akan membatasi keperlun
dasarnya termasuk makanan yang bergizi akibatnya
anak menjadi kurang gizi.

Gizi buruk merupakan permasalahan kesehatan yang


disebabkan oleh penyebab langsung yaitu intake zat
gizi dari makanan yang kurang dan adanya penyakit
infeksi. Penyebab langsung dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu ketersediaan pangan keluarga yang
rendah, perilaku kesehatan dan pelayanan Kesehatan
dilingkungan
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan
tentang pengaruh pola makan terhadap status gizi anak
sekolah dasar yang dilaksanakan pada bulan maret
tahun 2020, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara pola makan terhadap
status gizi anak Sekolah Dasar Negeri 1 Pangkajene
Kabupaten Sidrap tahun 2019, didapatkan nilai sig =
0.550 > 0,05..

Hal ini menunjukkan bahwa faktor seperti kondisi


ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan orang tua
memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap status
gizi anak. Penting untuk mempertimbangkan faktor-
faktor eksternal ini dalam memenuhi kebutuhan gizi
anak sekolah dasar. Disarankan penelitian lebih lanjut
dalam skala yang lebih besar dengan variabel yang
lebih banyak untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih komprehensif tentang hubungan antara pola
makan dan status gizi pada populasi ini.

Kekuatan 1.Ilmiah
Dapat menjadi literatur dalam pengembangan
informasi yang mempunyai kontribusi terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
pendidikan keperawatan tentang status gizi pada anak.
2. Orang tua
Dapat menjadi literatur dalam melakukan pemberian
makanan kepada anaknya sehingg memiliki gizi yang
baik.
3. Praktisi
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan dan merupakan salah satu
bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya. Mengingat
keterbatasan penelitian, maka pada penelitian
berikutnya lebih mengembangkan penelitian ini
dengan memperhatikan agar penelitian tersebut dapat
dilakukan dalam skala besar yaitu dengan jumlah
variabel yang besar.
Kelemahan 1. Penelitian ini memiliki ukuran sampel kecil yang
hanya terdiri dari 30 responden, yang dapat membatasi
kemampuan generalisasi temuan untuk populasi yang
lebih besar.
2. Penelitian dilakukan di sekolah dasar khusus di
Pangkajene Kab. Sidrap yang mungkin tidak mewakili
status gizi anak sekolah dasar di daerah lain.
3. Penelitian hanya terfokus pada hubungan antara
pola makan dan status gizi, tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor potensial lain yang dapat mempengaruhi
status gizi, seperti tingkat aktivitas fisik atau faktor
genetik.
4. Penelitian mengandalkan data yang dilaporkan
sendiri dari responden, yang mungkin tunduk pada
bias ingatan atau bias keinginan sosial.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah


Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Pengaruh Pola Makan Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Dasar

Hamzah 1,Hasrul 2, Aslindah Hafid 3

¹ Program Studi Ilmu Keperawatan, Stikes Muhammadiyah Sidrap, Indonesia


2
Program Studi Ilmu Kebidanan, Stikes Muhammadiyah Sidrap, Indonesia

INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: The type of research used is quantitative research with descriptive analytical methods
hamzahstikes@gmail.com that use the multiple regression analysis approach to determine the significance level of
the influence of independent variables involving more than one devendent variable.
This is done by means of surveys, questionnaires and interviews, both independent
variables (dietary pattern) and dependent variables. (Child nutritional status) con-
ducted simultaneously.

Results: This research was conducted in March 2020 at SD Negeri 1 Pangkajene Kab.
Sidrap with a sample size of 30 respondents. The sampling technique used was pur-
posive sampling using multiple regression analysis approach. The results obtained are
that there is no significant effect between diet on the nutritional status of elementary
school children, the value of sig = 0.550> 0.05 is obtained.

Conclusion: The dietary pattern of elementary school students does not have a signif-
icant effect on improving their nutritional status, this is because it is influenced by
Keywords: internal and external factors such as the economy and family education.
Diet, Nutritional Status

70
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

PENDAHULUAN (Septrianty, 2015). Berdasarkan data Dinas Kesehatan


Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2019, hasil
dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. prevalensi kurus dan berat badan anak umur 6-14
Almaizer, 2006 dalam (NS Mustika, 2015). Status tahun, laki-laki tergolong kurus sebanyak 11,6%,
gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan berat badan lebih sebanyak 1,3% dan perempuan
dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan tergolong kurus sebanyak 14,7% dan berat badan
nutriture dalam bentuk variabel tertentu, status gizi lebih sebanyak 1,1%, hasil data puskesmas Pangkajene
optimal adalah keseimbangan antara asupan dan Kabupaten Sidenreng Rappang terdapat prevalensi
kebutuhan zat gizi (Merryana, 2014). Masalah gizi status gizi anak 17,7%, kurus dengan prevalensi
pada anak sekolah dasar saat ini masih cukup tinggi. 7,91% dan 4,5% kurus sekali.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018 didapatkan status gizi anak 5-12 tahun METODE
menurut indeks massa tubuh/umur di Indonesia, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
yaitu prevalensi kurus adalah 9,3, terdiri dari 2,5% kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang
sangat kurus dan 6,8% kurus. Masalah gemuk pada menggunakan pendekatan Analisis Regresi Berganda
anak di Indonesia juga masih tinggi dengan prevalensi untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
20,6% terdiri dari gemuk 11,1% dan sangat gemuk variabel independent yang melibatkan lebih dari
(obesitas) 9,5%. Sedangkan prevalensi pendek yaitu satu variabel devendent. Metode penelitian ini
23,6% terdiri dari 6,7 sangat pendek dan 16,9% dapat dilakukan dengan cara survei,kuesioner
pendek (Riskesdas, 2018). Anak usia sekolah adalah dan wawancara, baik variabel independen (Pola
masa remaja awal anak dalam rentang usia 6 sampai makan) dan variabel dependen (Status gizi anak)
12 tahun yang memasuki masa pubertas. Anak usia yang dilakukan secara bersamaan (Donsu, 2016).
sekolah pada umumnya mempunyai kondisi gizi Penelitian ini telah dilakukan di Sekola Dasar Negeri 1
yang lebih baik daripada kelompok balita. Meskipun Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang dan telah
demikian, masih terdapat berbagai kondisi gizi anak dilaksanakan pada bulan maret Tahun 2020. Populasi
sekolah yang tidak baik. Hal ini dapat disebabkan oleh dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri
kondisi yang berasal dari dalam diri individu, antara 1 Pangkajene. Adapun teknik pengambilan sampel
lain usia, jenis kelamin, dan penyakit infeksi (Rowa, yaitu purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
2015). Anak usia sekolah membutuhkan asupan berdasarkan pertimbangan yang kuat, karena sampel
gizi lebih banyak yang sangat dibutuhkan untuk yang dipilh berdasarkan kriteria tertentu (Donsu,
tumbuh kembang menuju remaja. Anak laki-laki 2016). Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak
lebih banyak membutuhkan zat gizi sumber energi 30 sampel dengan memperhatikan kriteria inklusi dan
dibandingkan dengan anak perempuan karena anak ekslusi. Uji statistik ini terdiri dari uji analisis univariat
laki-laki cenderung memiliki banyak aktifitas, namun dan uanalisis bivariat. Analisis univariat (Kelas, jenis
jika tidak diimbangi dengan konsumsi makanan yang kelamin, berat badan, tinggi badan , pola makan dan
dapat menyebabkan masalah gizi. Konsumsi makanan status gizi).
yang baik namun keadaan anak sakit atau mengalami
penyakit infeksi dapat menyebabkan anak mengalami HASIL
status gizi yang tidak baik pula (Oktafiani, 2016). Berdasarakn hasil pengolahan dan analisa data yang
Anak Sekolah Dasar (SD) adalah anak usia 6-12 telah dilakukan kemudian disajikan sebagai berikut :
tahun . Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat 1. Analisa Univariat
membutuhkan gizi yang cukup agartidak terjadi a. Karakteristik Responden
penyimpangan pada pertumbuhan dan perkembangan Karakteristik Responden meliputi kelas, jenis kelamin,
anak. Gizi yang kurang juga akan membuat sistem berat badan responden dan tinggi badan responden
imun pada anaklemah. Aktifitas yang cukup tinggi dan yang mendapat perlakuan, penjelasan lebih lanjut
kebiasaan makan yang tidak teratur pada anak sering mengenai hal tersebut diuraikan dalam tabel 5.1, 5.2,
mengakibatkan ketidakseimbangan antara asupan dan 5.3 dan 5.4 sebagai berikut:
kecukupan gizi. Ketidakseimbangan antara asupan
dan kecukupan gizi akan menimbulkan masalah 1) Kelas
gizi, baik itu masalah gizi lebih maupun gizi kurang Kelas adalah suatu rungan dalam bangunan sekolah

71
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

yang berfungsi sebagai tempat kegiatan proses belajar jumlah responden, responden dengan berat badan
mengajar. Selengkapnya Kelas responden dapat dilihat 13-16 sebanyak 8 orang dengan presentase (26,6),
pada tabel 1 dibawah. responden dengan berat badan 17-20 sebanyak 11
orang dengan presentase (36,6), responden dengan
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelas berat badan 21-24 sebanyak 6 orang dengan presentase
Kelas Frekuensi (%) (20,0) dan responden dengan berat badan 25-36
dengan presentase (16,6).
1A 18 60,0
1B 12 40,0 4) Tinggi Badan Responden
Total 30 100 Tinggi badan adalah antropometri yang
Sumber : Data Primer Maret 2020 menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 Selengkapnya tinggi badan responden dapat dilihat
jumlah reponden, reponden yang berkelas 1 A pada tabel 4 dibawah.
sebanyak 18 orang dengan presentase (60,0%) dan Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tinggi
responden yang berkelas 1 B sebanyak 12 orang Badan
dengan presentase (40,0%). Tinggi Badan Frekuensi (%)
106-114 5 16,7
2) Jenis Kelamin
Jenis Kelamin adalah atribut fisiologis yang yang 115-118 10 33,3
membedekan antara laki-laki dan perempuan, 119-122 6 20,0
selengkapnya jenis kelamin responden dapat dilihat 123-127 9 30,0
pada tabel 2 dibawah. Total 30 100
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Sumber : Data primer Maret 2020
Kelamin Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 30
Jenis Kelamin Frekuensi (%) jumlah responden, responden dengan tinggi badan
Laki- laki 20 66,7 106-114 sebanyak 6 orang dengan presentase (16,7),
Perempuan 10 33,3 responden dengan tinggi badan 115-118 sebanyak 10
orang dengan presentase (33,3), responden dengan
Total 30 100
tinggi badan 119-122 sebanyak 6 orang dengan
Sumber : Data Primer Maret 2020
presentase (20,0) dan responden dengan tinggi badan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30
123-127 dengan presentase (30,0).
jumlah reponden dalam penelitian ini laki-laki
2. Analisa Bivariat
sebanyak 20 orang dengan presentase (66.7%) dan
perempuan 10 orang dengan presentase (33,3%).
1) Pola Makan
Pola makan adalah kondisi pola anak terkait frekuensi
3) Berat Badan Responden
makan,jenis, waktu dan variasi jenis makanan yang
Berat badan adalah ukuran yang lazim atau yang sering
dikonsumsi sehari-hari.
dipakai untuk mengetahui keadaan gizi seseorang.
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pola
Selengkapnya berat badan responden dapat dilihat
Makan
pada tabel 3 dibawah.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Pola Makan Frekuensi (%)
Badan Baik 28 93,3
Berat Badan Frekuensi (%) Tidak Baik 2 6,7
13- 16 8 26,6 Total 30 100
17-20 11 36,6 Sumber : Data primer Mei 2019
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 30
21-24 6 20,0
jumlah responden dalam penelitian ini yang memiliki
25-36 5 16,6 pola makan yang baik sebanyak 208 orang dengan
Total 30 100% presentase (93,9) sedangkan yang memiliki pola
Sumber : Data primer Maret 2020 makan yang tidak baik sebanyak 2 orang dengan
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 30 presentase (6,7).
72
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

2) Status Gizi PEMBAHASAN


Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi 1. Pengaruh Pola Makan Terhadap Status Gizi
tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan Hasil penelitian ini menunjukkan dari hasil Uji T
yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi didalam didapatkan nilai sig 0,550. Oleh karena nilai sig
tubuh. Selengkapnya status gizi responden dapat 0,550 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan
dilihat pada tabel 6 dibawah. Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Status ada pengaruh yang signifikan antara pola makan
Gizi terhadap status gizi anak Sekolah Dasar Negeri 1
Status Gizi Frekuensi (%) Pangkajene Kabupaten Sidrap. Keadaan ini sejalan
Gizi Kurang 12 40,0 dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sholikah,
2017) yang menyatakan tidak ada hubungan yang
Gizi Baik 17 56,7
bermakna antara pola makan dengan status gizi
Gizi Lebih 1 3,3 anak. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
Total 30 100 mempengaruhi seperti tingkat kemampuan keluarga
Sumber : Data primer Mei 2019 untuk menyediakan makanan masih rendah. Perlu
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 30 diingat juga bahwa ada faktor eksternal yang juga
jumlah responden dalam penelitian ini responden mempengaruhi status gizi anak yaitu ekonomi
yang mengalami gizi kurang sebanyak 12 orang keluarga, pendidikan, pekerjaan dan faktor internal
dengan presentase (40,0), responden yang mangalami yaitu kondisi fisik .
gizi baik sebanyak 17 orang dengan presentase (56,7)
dan responden yang mengalami gizi lebih sebanyak 1 a. Faktor eksternal
orang dengan presentase (3,3). 1) Ekonomi Keluarga
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah
3) Pengaruh Pola Makan Terhadap Status Gizi taraf ekonomi keluarga yang hubungannya dengan
Tabel 7. Hasil analisis pengaruh Pola Makan Terhadap daya beli yang dimiliki keluarga tersebut. Kondisi
Status Gizi sosial ekonomi merupakan salah satu faktor penting
Coefficientsa yang mempengaruhi status gizi anak. Bila kondisi
Model Unstandardized Stan- t Sig. sosial ekonomi baik maka status gizi diharapkan
B Coefficients dard-
ized semakin baik. Status gizi anak akan berkaitan erat
Co- dengan kondisi sosial ekonomi orang tua, antara
effi- lain pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan
cients
pengetahuan ibu serta kondisi ekonomi orang tua
Std. Beta
Error secara keseluruhan (Fadil, 2015).
1 (Constant) 2.517 .559 4.502 .000
Pola Makan -.239 .395 -.109 -.606 .550 2) Pendidikan
a. Dependent Variable: Status Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah
Gizi pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau
masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang
Berdasarkan tabel 7 diperoleh bahwa nilai t-hitung baik. (Mahaji, 2017). Pendidikan dan pengetahuan
variabel pola makan -606 dan nilai sig pola makan orang tua memiliki peran dalam mengerti pentingnya
adalah 0.550. Dengan demikian dibuat persamaan gizi anak, terutama terkait tentang gizi itu sendiri.
regresi linear dengan mengacu pada rumus t tabel Semakin baik tingkat pendidikan dan pengetahuan
=t(a/2;n-k-1). Untuk melakukan Uji T digunakan orang tua, semakin baik tingkat pemahaman tentang
tabel coefficients, seperti yang tercantum pada tabel gizi yang ideal bagi tumbuh kembang anak (Hasrul,
7. Dari hasil Uji T didapatkan nilai sig 0,550. Oleh 2019).
karena nilai sig 0,550 lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak, yang 3) Pekerjaan
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan
pola makan terhadap status gizi. terutama untuk menunjang kehidupan keluarga,
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

73
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

terhadap kehidupan keluarga (Mahaji, 2017). menyebabkan kelaparan dan berat berat menurun,
protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
b. Faktor internal pembentukan proto plasma sel, protein dalam jumlah
1) Kondisi Fisik yang cukup untuk pertumbuhan, vitamin dan mineral
Bayi atau anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah kesemuanya harus dalam jumlah yang cukup.
sangat rawan karena pada periode hidup ini kebutuhan Perintah makan dan minum, lagi tidak berlebih-
zat gizi digunakan untuk pertumbuhan (Lonia, lebihan, yakni tidak melampaui batas, merupakan
2015). Sesuai dengan teori (Wahyudi, 2016) masalah tuntunan yang harus disesuaikan dengan kondisi
gizi anak secara garis beras merupakan dampak dari setiap orang. Ini karena kadar tertentu yang dinilai
ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat cukup untuk seseorang, boleh jadi telah dinilai
gizi (Nutrional imbalance) yaitu asupan yang melebihi melampaui batas atau belum cukup buat orang lain.
keluaran atau sebaliknya, disamping kesalahan dalam Atas dasar itu, kita dapat berkata bahwa penggalan
memilih bahan makanan untuk disantap. ayat tersebut mengajarkan sikap proporsional dalam
Faktor lain yang mempengaruhi status gizi anak makan dan minum.
dengan membekali pengetahuan yang memadai Rendahnya pengetahuan ibu tentang status gizi serta
tentang gizi kepada orang tua, Terkait dengan hal masih hidupnya kepercayaan dan tabuh terhadap
ini, tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh makanan tertentu termasuk faktor penghambat
terhadap dalam pemilihan kandungan gizi yang keberhasilan gizi. Pendidikan, pendapatan pola makan
tersedia dalam makanan. Kurangnya pengertian dan keadaan gizi masyarakat adalah suatu yang saling
tentang kontribusi gizi dan berbagai jenis makanan kait mengait.
dapat berpengaruh pada masalah gizi, kecerdasan dan Pendidikan yang rendah menyebabkan pengetahuan
produktifitas (Hasrul, 2019). kurang sehingga menghasilkan pendapatan yang
Meskipun pola makan anak kurang tidak menutup rendah sehingga masyarakat akan membatasi keperlun
kemungkinan anak akan memiliki status gizi baik, dasarnya termasuk makanan yang bergizi akibatnya
seperti terlihat pada tabel 6 bahwa terdapat banyak anak menjadi kurang gizi.
anak yang memiliki status gizi baik. Dalam konsumsi Gizi buruk merupakan permasalahan kesehatan yang
makanan (pola makan) yang diberikan oleh orang tua disebabkan oleh penyebab langsung yaitu intake zat
anak, meskipun misalnya hanya dua kali dalam sehari gizi dari makanan yang kurang dan adanya penyakit
tetapi komposisi bahan makanan, jumlah pemberian infeksi. Penyebab langsung dipengaruhi oleh tiga
bahan makan, dan pola hidangan mengandung unsu- faktor yaitu ketersediaan pangan keluarga yang
unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh anak, yakni rendah, perilaku kesehatan dan pelayanan kesehatan
sumber zat tenaga (nasi,roti,gula) ,sumber zat protein dilingkungan (Indriyani, 2016).
(ikan,telur,daging) ,sumber zat pengatur (sayuran
dan buah-buahan), pola pemberian makanan seperti KESIMPULAN
inilah yang akan membuat anak memiliki status gizi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan
yang baik. tentang pengaruh pola makan terhadap status gizi anak
Tingkat konsumsi makanan ditentukan oleh kualitas sekolah dasar yang dilaksanakan pada bulan maret
dan kuantitas makanan. Baiknya pola makan keluarga tahun 2020, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
dapat ditunjukkan dengan adanya semua zat gizi pengaruh yang signifikan antara pola makan terhadap
yang diperlukan tubuh dalam susunan hidangan, status gizi anak Sekolah Dasar Negeri 1 Pangkajene
lengkap tidaknya susunan makanan keluarga banyak Kabupaten Sidrap tahun 2019, didapatkan nilai sig =
bergantung pada kemampuan keluarga untuk 0.550 > 0,05..
menyusun makanan, kemampuan untuk mendapat
bahan makanan, adat kebiasaan dan pengetahuan SARAN
dalam menyusun makananya . Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat
Sesuai dengan teori (Noviana, 2016) dimana didalam diberikan beberapa saran kepada pihak yang terkait
tubuh memiliki komponen zat gizi dan harus sebagai berikut :
memiliki cukup, karbohidrat merupakan sumber
energi yang tersedia dalam jumlah yang cukup sebab 1.Ilmiah
kekurangan 15% dari kalori yang ada maka dapat Dapat menjadi literatur dalam pengembangan

74
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

informasi yang mempunyai kontribusi terhadap NS Mustika, T. D. (2015). Pola asuh makan antara
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ibu bekerja dan tidak bekejrja dan faktor yang
pendidikan keperawatan tentang status gizi pada anak. mempengaruhi status gizi anak usia sekolah dasar.
2. Orang tua e-journal, 4.
Dapat menjadi literatur dalam melakukan pemberian Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi
makanan kepada anaknya sehingg memiliki gizi yang Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
baik Medika.
3. Praktisi Oktafiani, R. (2016). Faktor-faktor yang
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memperkaya mempengaruhi status gizi anak usia sekolah .
khasanah ilmu pengetahuan dan merupakan salah satu e-journal, 5.
bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya. Mengingat RI, B. P. (2013). Pedoman pangan jajanan anak
keterbatasan penelitian, maka pada penelitian sekolah untuk pencapai gizi seimbang. Jakarta:
berikutnya lebih mengembangkan penelitian ini Direktorat standardisasi produk pangan, Deputi
dengan memperhatikan agar penelitian tersebut dapat bidang pengawasan keamanan pangan dan
dilakukan dalam skala besar yaitu dengan jumlah bahan berbahaya, Badan pengawasan obat dan
variabel yang besar. makanana.
Rowa, S. S. (2015). Pola Makan Dan Status Gizi.
DAFTAR PUSTAKA Media Gizi Pangan, Xix.
Adriani, M. (2014). Gizi dan Kesehatan Balita. Sari, D. Y. (2017). Pola Makan Dan Status Gizi Siswa
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Kelas Iv,V Dan Vi Sekolah Dasar Magunan.
Agustiawati, I. (2014). Pengaruh pola asuh orang tua Jurnal pendidikan Teknik Boga.
terhadap prestasi belajar anak. Journal repository. Septrianty, V. (2015). Status gizi anak kelas 3
A. Ibrahim, I. (2018). Pengaruh Pemberian Biskuit sekolah dasar Sungaililin. Jurnal kedokteran dsn
Ubi Jalar Ungu Terhadap Status Gizi. Jurnal kesehatan, 5.
Nasional Ilmu Kesehatan , 1. Setiadi. (2013). Konsep dan praktik Penulisan Riset
Donsu, D. J. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Siregar, Y. H. (2016). Gambaran status gizi pada siswa
Fidiantoro, N. (2013). Model Penentuan Status Gizi sekolah dasar di desa Teluk Kiambang Kecamatan
Balita . Jurnal Sarjan Teknik Informatika , 367- Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir. JOM FK,
368. 3.
Fitri, M. O. (2017). Aplikasi Monitoring Siregar, Y. H. (2016). Gambaran Status Gizi Pada
Perkembangan Status Gizi Anak Dan Balita Siswa Sekolah Dasar Di Desa Teluk Kiambang
Dengan Metode Antropometri. Jurnal Instek , 2. Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar ilmu keperawatan Jom Fk, 3.
anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Sari, G. (2016). Hubungan Pola Makan dengan Status
Hikmawati, Z. (2016). Pengaruh penyuluhan dengan Gizi Anak. Jurnal penelitian , 391.
media promosi puzzle gizi terhadap perilaku gizi Suryanda. (2017). Hubungan Status Gizi dengan
seimbang pada siswa kelas v di SDN 06 Poasia kejadian menarche pada siswa Di SDN 02 Kota
kota kendari tahun 2016. Jurnal ilmiah mahasiswa Prabumulih. Jurnal riset kesehatan , 06
kesehatan masyarakat, 2. Wulandari, R. S. (2016). Pola Asuh Anak. e-journal
Indiyani, R. A. (2012). Hubungan Pola Asuh Makan
Dengan Status Gizi Usia Anak Sekolah Di SDN
Teluk Pucung VI Bekasi. Jurnal kesejahteraan
keluarga dan pendidikan, 2.
Kemenkes. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Merryana, A. (2014). Gizi dan kesehatan balita.
Jakarta: Prenamedia group.
Notoatmodjo, P. D. (2012). Metodologi penelitian
kesahatan. Jakarta: Asdi Mahasatya.

75

Anda mungkin juga menyukai