PENDAHULUAN
1
1.4. Manfaat Telaah Jurnal
Dengan telaah jurnal ini, penulis dapat menentukan validitas dan kegunaan dari jurnal
yang berjudul “Faktor – faktor yang berhubungan dengan status gizi buruk pada balita di kota
Semarang tahun 2017”.
14
BAB II
RESUME JURNAL
2.1. Judul
“Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Buruk Pada Balita Di Kota
Semarang Tahun 2017”
2.2. Peneliti
Silvera Oktavia, Laksmi Widajanti, Ronny Aruben
2.3. Tempat penelitian
Di rumah pemulihan gizi Banyumanik Kota Semarang
2.4. Pendahuluan
Keadaan gizi yang baik merupakan syarat utama kesehatan dan berdampak terhadap
kualitas sumber daya manusia. Gizi buruk menurut World Health Organization (WHO)
ditentukan berdasarkan indikator antropometri berat badan menurut tinggi atau panjang
badan (BB/TB) dengan z-skor BB/TB <-3 SD dan ada atau tidaknya edema. Faktor penyebab
gizi buruk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung. Penyebab langsung gizi buruk meliputi kurangnya jumlah dan kualitas makanan
yang dikonsumsi dan menderita penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung gizi
buruk yaitu ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang kurang memadai
dan pendidikan yang rendah.
Faktor konsumsi makanan merupakan penyebab langsung dari kejadian gizi buruk
pada balita. Hal ini disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan
komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan,
bersih dan aman sehingga akan berakibat secara langsung terhadap pertumbuhan dan
perkembangan balita. Faktor penyakit infeksi berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit
menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor kemiskinan
sering disebut sebagai akar dari kekurangan gizi, yang mana faktor ini erat kaitannya
terhadap daya beli pangan di rumah tangga sehingga berdampak terhadap pemenuhan zat
gizi. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) juga merupakan faktor yang dapat
berpengaruh terhadap kejadian gizi buruk. Hal ini dikarenakan bayi yang mengalami BBLR
akan mengalami komplikasi penyakit karena kurang matangnya organ, menyebabkan
gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan gizi saat balita. Faktor pendidikan Ibu erat
3
kaitannya dengan pengetahuan Ibu mengenai gizi sehingga akan berakibat terhadap
buruknya pola asuh balita.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015, sebanyak 26.518 Balita
mengalami gizi buruk dengan prevalensi gizi buruk sebanyak 3,8% di Indonesia. dilihat dari
data provinsi, Jawa Tengah merupakan salah satunya dengan jumlah balita yang menderita
gizi buruk sebanyak 922 kasus pada Tahun 2015. sedangkan untuk tingkat Kabupaten/ Kota
yang terdapat di Jawa Tengah, jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan di Kota Semarang
ada sebanyak 39 kasus balita gizi buruk pada Tahun 2015 dan 2016. Status gizi buruk pada
balita dapat menimbulkan pengaruh yang dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental
maupun kemampuan berpikir. Balita yang menderita gizi buruk dapat mengalami penurunan
kecerdasan (IQ) hingga 10%. Dampak paling buruk dari gizi buruk yaitu kematian pada
umur yang sangat dini.
Mengantisipasi makin parahnya kondisi yang mungkin terjadi akibat kejadian gizi
buruk, maka pemerintah Dinas Kesehatan Kota Semarang telah melakukan upaya pelayanan
perbaikan gizi balita gizi buruk dengan mendirikan rumah pemulihan gizi. Dalam hal ini
pemerintah Dinas Kesehatan Kota Semarang berkoordinasi dengan instansi lain untuk
melakukan beberapa pelayanan di rumah gizi antara lain penjaringan dan pelacakan kasus
balita gizi buruk, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan klinis, konseling gizi, fisioterapi
dan pemberian makanan tambahan di rumah gizi. Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul ‘Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Status Gizi Buruk pada Balita dengan Studi di Rumah Pemulihan
Gizi Banyumanik Kota Semarang Tahun 2017’.
14
Persentase jenis kelamin balita gizi buruk yang menjalani pemeriksaan di rumah gizi
kota Semarang pada bulan April 2017 terbanyak berada pada kelompok jenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 60%, sedangkan dari segi umur balita gizi buruk yang menjalani
pemeriksaan terbanyak di kelompok umur 1-3 tahun yaitu 80%.
Sebagian besar subyek memiliki pengetahuan yang kurang mengenai pengasuhan gizi
balita dengan persentase sebanyak 65%. Analisis korelasi mennggunakan rank spearman
menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan gizi Ibu dengan tingkat
kecukupan energi dan protein balita dengan nilai p=0,001 untuk energi dan p=0,006 untuk
protein.
Diketahui bahwa sebagian besar subyek hanya menempuh pendidikan dasar dengan
persentase 60%. Analisis korelasi mennggunakan rank spearman menunjukkan hasil bahwa
tidak terdapat hubungan antara pendidikan Ibu dengan tingkat kecukupan energi dan protein
balita dengan nilai p=0,216 untuk energi dan p=0,343 untuk protein.
Diketahui bahwa 55% balita gizi buruk di rumah gizi kota semarang berasal dari
keluarga miskin. Analisis korelasi mennggunakan rank spearman menunjukkan hasil bahwa
terdapat hubungan antara status ekonomi keluarga dengan tingkat kecukupan energi dan
protein balita dengan nilai p=0,008 untuk energi dan p=0,001 untuk protein.
Diketahui bahwa 85% balita gizi buruk mengalami kekurangan konsumsi energi dan
protein. Analisis korelasi menggunakan rank spearman menunjukkan hasil bahwa terdapat
hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein balita dengan status gizi balita dengan
nilai p=0,002 untuk energi dan p=0,040 untuk protein.
Diketahui bahwa balita gizi buruk paling banyak menderita ISPA dengan persentase
90%. Analisis korelasi menggunakan rank spearman menunjukkan hasil bahwa terdapat
hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi balita dengan nilai p=0,000.
Diketahui bahwa balita gizi buruk yang memiliki riwayar BBLR sebanyak 50%.
Analisis korelasi menggunakan rank spearman menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat
hubungan antara riwayat BBLR dengan status gizi balita dengan nilai p=0,660.
2.8. Penutup
Ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan tingkat kecukupan energi dan
protein balita Rumah Gizi Kota Semarang, tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan
tingkat kecukupan energi dan protein balita Rumah Gizi Kota Semarang, ada hubungan status
ekonomi keluarga dengan tingkat kecukupan energi dan protein balita Rumah Gizi Kota
Semarang, ada hubungan tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi buruk
5
balita Rumah Gizi Kota Semarang, ada hubungan riwayat penyakit infeksi dengan status gizi
buruk balita Rumah Gizi Kota Semarang, tidak ada hubungan antara riwayat BBLR dengan
dengan status gizi buruk balita Rumah Gizi Kota Semarang.
14
BAB III
ANALISIS JURNAL (CRITICAL APPRAISAL)
Berikut ini disajikan pembahasan tentang telaah kritis jurnal, ditinjau dari struktur dan
kelengkapan isi makalahnya, yang kami sajikan dalam bentuk tabel:
Critical
Point Critical Appraisal Ya Tidak Keterangan
Apprasial
Judul Tidak terlalu panjang Kurang efektif karena judul
Penelitian
atau terlalu pendek jurnal berbahasa indonesia ini
kata)
Spesifik karena pada judul
7
merupakan syarat utama
menghambat pertumbuhan
yang menarik.
14
Apakah bidang ilmu Bidang ilmu Gizi Kesehatan
tercantum dalam judul Masyarakat merupakan
penelitian? Cabang dari Ilmu Kesehatan
Masyarakat tergambar dalam
judul penelitian.
Topik yang dipilih faktor-
faktor yang berhubungan
Apakah latar belakang
dengan status gizi buruk pada
Bidang Ilmu penulis (institusi tempat
balita sesuai dengan asal
bekerja) sesuai dengan
institusi penulis yaitu dari
bidang ilmu topik
bagian gizi kesehatan
penulisan?
masyarakat.
9
penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi faktor-faktor
Apakah tujuan penelitian
yang berhubungan dengan
disebutkan?
status gizi buruk pada balita di
kota Semarang.
Jenis penelitian yang
digunakan yaitu penelitian
Metode Apakah desain penelitian
analitik non eksperimen
Peneltian sesuai dengan tujuan
dengan metode cross sectional
penelitian?
sesuai dengan tujuan
penelitian.
Bukti berasal dari
penelitian deskriptif non
Bagaimana level of eksperimental.
evidence dari desain Level IV Berupa seri kasus (kohort
penelitian? dengan kualitas rendah dan
penelitian case control
bukan individual).
Jumlah sampel dalam
penelitian ini yaitu sebanyak
20 orang balita gizi buruk.
Teknik sampling dalam
Bagaimana sampel penelitian ini yaitu
dalam penelitian tersebut menggunakan teknik sampling
dipilih? total yaitu teknik pengambilan
sampel dimana semua anggota
populasi digunakan sebagai
sampel.
14
menggunakan uji rank
spearman (α=0.05).
11
dihilangkan dengan menjadikan variabel
tersebut sebagai salah satu variabel dependen.
Kekurangan dalam validitas analisis penelitian
ini adalah:
1. Variabel independen berupa pengetahuan
gizi ibu, pendidikan ibu, dan status
ekonomi keluarga tidak langsung dikorelasi
Validitas analisis dengan variabel dependen status gizi buruk
melainkan dengan tingkat kecukupan energi
dan protein.
2. Tabel yang mencantumkan analisis korelasi
data menggunakan uji rank spearman tidak
ditampilkan.
Validitas eksterna pada penelitian ini baik
karena teknik sampling yang digunakan adalah
Validitas eksterna total sampling sehingga jika akan
digeneralisasikan ke populasi lain pada waktu
dan kondisi yang lain dapat diterapkan.
Hasil penelitian memenuhi unsur importancy
karena pada penelitian ini, peneliti berhasil
mengidentifikasi bahwa:
1. Pengetahuan gizi ibu dan status ekonomi
keluarga memiliki korelasi dengan tingkat
kecukupan energi dan protein.
2. Kecukupan energi dan protein dan penyakit
Importancy
infeksi memiliki korelasi dengan status gizi
buruk balita.
Dengan teridentifikasinya faktor-faktor yang
berhubungan dengan status gizi buruk balita,
dapat memberikan informasi terapeutik
sehingga berguna untuk menentukan terapi
pencegahan efektif.
Applicability Hasil penelitian memenuhi unsur applicability
karena populasi yang digunakan sama dengan
sampel yaitu balita yang memang memiliki
14
status gizi buruk sehingga faktor-faktor yang
teridentifikasi yang memiliki korelasi dapat
juga terjadi pada tempat lain.
Apakah hasil penelitian
Hasil
dapat diimplementasikan Dibutuhkan penelitian lebih
Penelitian
di kedokteran? lanjut untuk mencari faktor
lain yang berhubungan dengan
status gizi buruk balita dengan
metode penelitian case control
Apakah ada rekomendasi
di setiap kota untuk
khusus terhadap hasil
menurunkan prevalensi gizi
penelitian?
buruk di Indonesia.
Disertakan kesimpulan
utama penelitian.
Kesimpulan didasarkan
Kesimpulan pada data penelitian. Tidak terdapat saran untuk
dan saran Kesimpulan tersebut penelitian selanjutnya.
sahih.
Disertakan saran
penelitian selanjutnya.
Daftar Apakah daftar pustaka Sebagian sumber pustaka
pustaka yg digunakan up to date? tidak up to date, literatur
Apakah daftar pustaka
penelitian ada yang tidak 5
yang digunakan sesuai
tahun terakhir.
topik penelitian?
Daftar pustaka yang
Apakah daftar pustaka
digunakan sesuai dengan
yang digunakan dari
topik penelitian dan dari
sumber yang dapat
sumber yang dapat
dipercaya?
Daftar pustaka disusun dipercaya.
sesuai dengan aturan Keseluruhan makalah
jurnal. ditulis dengan bahasa yang
Semua yang tertulis pada
baik dan benar, lancar,
daftar pustaka sesuai
enak dibaca, informatif,
situasi pada naskah dan
13
sebaliknya.
hemat kata, dan efektif.
BAB IV
PENUTUP
Jurnal dengan judul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Buruk
Pada Balita Di Kota Semarang Tahun 2017” telah cukup memenuhi persyaratan validitas,
kegunaan, dan relevan sebagai jurnal penelitian yang berjenis analitik observasional dengan
metode cross sectional. Jurnal ini dapat digunakan sebagai sumber ilmiah di klinik sehingga
berguna dan dapat diaplikasikan pada pasien menurut telaah klinis evidence based medicine.
14
15