Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

“Mother’s nutritional knowledge and behavior to stunting prevalence among


children under two years old: case-control”

OLEH:
Iin Asifah Maulidda (013.06.0025)

PEMBIMBING
dr. Ni Made Chandra Mayasari, M.Biomed, Sp.A

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK DI BAGIAN


STASE PEDIATRI RSUD KLUNGKUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2022
BAB I
ISI JURNAL
1.1. Judul
Pengetahuan dan perilaki gizi ibu terhadap prevalensi stunting pada anak di bawah
dua tahun: kasus-kontrol.
1.2. Abstrak
Pendahuluan

Stunting pada anak masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu
mendapat perhatian serius. Stunting seringterjadi pada 1000 hari kehidupan anak.
Beberapa faktor yang sering menjadi penyebab stunting, seperti kurangnya
pengetahuan dan gizi pada anak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan gizi ibu dengan perilaku pemberian gizi balita dengan
kejadian stunting di Desa Banteran Kecamatan Sumbang.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi
kasus-kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah 210 orang.Sampel penelitian
adalah 68 responden yang diambil dengan teknik proportional random sampling.
Alat penelitian pengukuran tinggi badan dengan cara mengukur tinggi
badan/umur dengan z-score pada grafik Kartu Menuju Sehat (KMS). Analisis
data dilakukan dengan ujichi-square.
Hasil
Hubungan tingkat pengetahuan gizi ibu dengan prevalensi stunting berdasarkan
hasil uji Chi-Square diperoleh p = 0,015 OR = 0,246. Ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dan perilaku gizi ibu dengan kejadian stunting pada
balita (p = 0,014; nilai OR = 0,284).
Kesimpulan
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan kejadian stunting di
Desa Banteran, Sumbang, Kabupaten Banyumas.

Kata kunci: pengetahuan, gizi, stunting.getahu


1.3. Pengantar
Secara global diperkirakan dari 171 juta anak stunting di seluruh dunia, terdapat
167 juta anak (98%) yang tinggal di negara berkembang, sekitar 1 dari 4 anak balita
mengalami stunting.Selanjutnya diperkirakan 127 juta anak di bawah5 tahun akan
terhambat pada tahun 2025 jika tren saat ini meningkat. Indonesia merupakan salah
satu dari 3 negaradengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara. Penurunan
prevalensi stunting diIndonesia tidak begitu signifikan dibandingkan dengan
Myanmar, Kamboja, dan Vietnam.2 Prevalensi Status Gizi (TB/U) pada anak usia
0-23 bulan di Indonesia tahun 2013 dalamkategori sangat pendek adalah 18% dan
pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 11,5%. Pada tahun 2013 kategori
pendek sebesar 19,2% namun pada tahun 2018 kategoriinimeningkat sebesar
19,3%.3Prevalensi Status Gizi (TB/U) pada Anak Usia0-23 bulan di Jawa Tengah
Tahun 2018 yang Sangat Singkat 13,9% dan pendek 19,4%. Prevalensi stunting di
Kabupaten Banyumas berdasarkan data studi pendahuluan di Dinas Kesehatan
Banyumas sebesar 32%. Prevalensi stunting berdasarkan data Puskesmas Sumbang
1 Februari 2019 di Desa Banteran terdapat 21 anak sangat pendek dan 51 anak
pendek.4 Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa stunting berdampak pada
berbagai faktor seperti berat badan lahir rendah, stimulasi dan pola asuh anak yang
tidak tepat, asupan gizi yang tidak mencukupi, infeksi berulang, dan berbagai faktor
lingkungan lainnya.4 Stunting pada anak balita merupakan konsekuensi dari
beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan kemiskinan, termasuk gizi, kesehatan,
sanitasi, dan lingkungan. Lima faktor utama penyebab stunting adalah kemiskinan,
kondisi sosial budaya, meningkatnya paparan penyakit menular, kerawanan pangan,
dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.5 1000 hari pertama kehidupan
adalah periode sejak anak dalam kandungan sampai anak berumur dua tahun. Fase
ini disebut periode emas karena terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat
selama periode ini. Kekurangan gizi pada periode ini akan mengakibatkan
kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki pada
kehidupan yang akan datang.
Nutrisi yang cukup selama dalam kandungan akan membuat janin tumbuh
dengan baik dan kemudian terlahir sebagai bayi yang sehat, kuat, dan sempurna
dalam setiap fase perkembangan dan pertumbuhannya.6 Masalah gizi khususnya
stunting pada balita dapat menghambat tumbuh kembang anak, dengan dampak
negatif yang dapat ditimbulkan. akan berlangsung di kehidupan selanjutnya seperti
penurunan intelektual, kerentanan terhadap penyakit tidak menular, penurunan
produktivitas, menyebabkan kemiskinan, dan risiko melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah.1 Faktor pra-kelahiran dapat berupa nutrisi ibu selama
kehamilan. Sebaliknya, faktor pasca melahirkan dapat berupa asupan gizi anak pada
masa pertumbuhan, sosial ekonomi, ASI eksklusif, penyakit menular, pelayanan
kesehatan, dan faktor lainnya.4 Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik
untuk meneliti hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan perilaku pemberian gizi
dengan prevalensi stunting pada balita di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang.
1.4. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi


kasus kontrol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 di Desa Banteran,
Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas,Indonesia. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia kurang dari 2 tahun berjumlah 210
orang. Sampel penelitian dengan kriteria inklusi adalah ibu yang memiliki anak
usia 0-24 bulan, warga Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, dan bersedia menjadi
responden. Kriteria eksklusi adalah responden yang tidak kooperatif. Sampel
penelitian adalah 68 responden yang diambil dengan teknik proportional random
sampling. Instrumen penelitian untuk mengukur tinggi badan dengan mengukur
tinggi badan/usia dengan z-score pada grafik KMS. Uji validitas pengetahuan ibu
dari 25 kuesioner dilakukan pada 23 kuesioner dengan nilai r (0,436.0,793) lebih
besar dari r tabel (0,444) sehingga dikategorikan sebagai pernyataan yang valid.
Kemudian dari 2 kuesioner diperoleh nilai r hitung (0,12-0,23) lebih kecil dari r
tabel dan dikatakan kuesioner tidak valid. Hasil ujivaliditas angket pola gizi yang
diujikan pada 20 angket, didapati bahwa 2 angket diperoleh hasil r hitung (0,141
dan 0,224) < 0,444, sehingga angket dikatakan tidak valid. Selanjutnya dari 18
kuesioner diperoleh r hitung (0,442 – 0,711) lebih besar dari r tabel (0,444)
sehingga dikatakan kuesionervalid. Selanjutnya dari 18 kuesioner diperoleh r
hitung (0,442-0,711) lebih besar dari r tabel (0,444) sehingga dikatakan kuesioner
valid. Reliabilitas pengetahuan ibu diperoleh dari hasil pengujian 23 kuesioner
dengan nilai r hitung (0,896) lebih besar dari r tabel (0,6) sehingga dikategorikan
sebagai pernyataan yang andal dan kuesioner ini dapat digunakan. Hasil uji
reliabilitas pola gizi menunjukkan bahwa hasil uji 18 butir angket memiliki nilai r
hitung (0,863) lebih besar dari r tabel (0,6) sehingga dikategorikan pernyataan
reliabel. Kuesioner ini dapat digunakan Uji homogenitas dilakukan pada kelompok
kontrol dan kasus diperoleh nilai signifikansi 0,101 yang berarti data
homogen.Analisis data dilakukan dengan uji chi-square untuk mengukur
signifikansi perbedaan antara kedua kelompok data penelitian dengan tingkat
signifikansi < 0,05.
1.5. Hasil
Penelitian ini merupakan studi kasus controlyang dilaksanakan pada bulan
Agustus 2019 sampai dengan Desember 2019. Pengambilandata penelitian
dilakukan pada bulan NovemberdiBanteran.Jumlahrespondendalampenelitian ini
adalah 68 responden yang diambil dengan teknik proportional
randomsampling.Berdasarkan tabel 1, sebagian besar karakteristik paritas diketahui
bahwa kelompok kasus penelitian ini memiliki satu anak, dan kelompok kontrol
memiliki dua anak.Berdasarkan karakteristik usia, mayoritas di kelompok kasus
sebagian besar berusia 26-35 tahun dan 26-35 tahun pada kelompok
kontrol.Sebagian besar ibu pada kelompok kasustidak bekerja, dan sebagian besar
ibu tidakbekerjapada kelompok kontrol. Pendapatan ibu pada kelompok kasus dan
kelompok kontrolsebagian besar lebih kecil dari upah minimumregional.Tabel
Tingkat Pendidikan terlihat pada kelompok kasus, dan kelompok kontrol sebagian
besar lulusan SMP. Berdasarkan tabel 2 diketahui mayoritas responden wanita
berada pada kedua kelompok tersebut. Responden sebagian besar tidak
mendapatkan ASI eksklusif pada kedua kelompok. Rata-rata usia anak adalah 13,91
tahun pada kelompok kasus dan 14,9 tahun pada kelompok kontrol. Rata-rata berat
badan lahir adalah 2,69 kgpada kelompok kasus dan 2,95 kg pada kelompok
kontrol. Panjang lahir anak dengan nilai mean 46,44 cm pada kelompok kasus dan
nilai mean 48,26 cm pada kelompok kontrol. Berat badan anak saat ini berarti nilai
8,176 kg pada kelompok kasus dan mean 9,52 kg pada kelompok kontrol. Tinggi
badan anak saat ini adalah 69,6 cm pada kelompok kasus dan 76,34 cm pada
kelompokkontrol. Dari tabel 3, 58,8% dari semua kelompok kasus memiliki
pengetahuan yang baik, dan 29 responden (85,3%) pada kelompok kontrol
memiliki pengetahuan yang baik. Pola pemberian gizi pada anak yang dilakukan
oleh 19 responden (55,95) pada kelompok kasus adalah buruk. Namun demikian,
25 responden (73,5%) pada kelompok kontrol melakukan pola gizi yang baik.
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan uji Chi-Square
diperoleh p- value = 0,015 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan gizi ibu dengan prevalensi stunting di Desa Banteran, Sumbang,
Banyumas. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR (odds ratio) sebesar 0,246 yang
artinya responden dengan tingkat pengetahuan gizi buruk memiliki peluang 0,246
kali risiko stunting pada anak dibandingkan responden dengan tingkat pengetahuan
gizi kurang baik. Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan uji
Chi-Square diperoleh p- value = 0,014 (<0,05) yang berarti ada hubungan antara
pola gizi pada anak dengan prevalensi stunting di desa ini. Hasil analisis juga
diperoleh OR (odds ratio) sebesar 0,284, yang berarti responden dengan gizi baik
memiliki peluang perlindungan stunting sebesar 0,284 kali pada anak dibandingkan
dengan responden dengan pola gizi buruk.
Tabel 1. Karaktristik dari Ibu
Kasus Control
Variable n % N %
Keseimbangan
1 Anak 14 41,2 10 29,4
2 Anak-anak 12 35,3 22 64,7
3 Anak-anak 5 14,7 1 2,9
4 Anak-anak 2 5,9 1 2,9
5 Anak-anak 1 2,9 0 0
Usia Responden
17- 25 tahun 9 26,5 13 38,2
26 – 35 tahun 20 58,8 14 41,2
36 – 45 tahun 5 14,7 7 20,6
Status pekerjaan ibu
Tidak kerja 25 73,5 26 76,5
Kerja 9 26,5 8 23,5
Pendapatan ibu
<Usia minimum regional 600.000 27 79,4 26 76,5
>=Upah Minimum regional 7 20,9 8 23,5
1.600.000
Tingkat pendidikan Ibu
Sekolah dasar 5 14,7 3 8,8
Sekolah Menengah 22 64,7 23 67,6
Sekolah menengah atas 7 20,6 8 23,5

Tabel 2. Karaktristik Anak-anak


Kasus Kontrol
Variabel
N % Frekuensi %
Seks
Pria 12 35,3 16 47,1
Perempuan 22 64,7 18 62,9
ASI Eksklusif
Ya 3 8,8 2 5,9
Tidak 31 91,2 32 94,1
Usia responden
(bulan)
Rata-rata ± SD 13,91± 6,097 14,9± 7,19
Min – Maks 4- 26 3- 24
Berat Badan Lahir kg
Rata-rata ± SD 2,69 ± 0,558 2,95± ,44
Min – Maks 1,20 – 3,7 1,70- 3,8
Panjang Lahir cm
Rata-rata ± SD 46,44± 2,99 48,26± 2,247
Min – Maks 35 – 50 42-53
Berat lahir (saat ini)
kg
Rata-rata ± SD 8.176 ± 1,84 9,52± 2,04
Min – Maks 3,30- 11,6 4,5 – 15
Tinggi (saat ini)
Rata-rata ± SD 69,6±10,21 76,34±10,105
Min – Maks 46- 84 55- 96

Variabel Kasus Kontrol


n % N %
Pengetahuan
Bagus 20 58,8 29 85,3
Miskin 14 41,2 5 14,7
Pola Pemberian
Nutrisi
Bagus 15 44,1 25 73,5
Miskin 19 55,9 9 26,5

Tabel 3. Pengetahuan dan pola pemberian nutrisi yang khas


Tabel 4. Analisis hubungan tingkat pengetahuan gizi ibu dengan kejadian

stunting

Stunting
Total ATAU
Stunting Tidak P-Value
Pengetahuan N(%) (95% CI)
Stunting
N (%) N (%)
Bagus 20 (58,8) 29 (85,3) 49(72,1) 0,246 0,015*
Miskin 14 (41,2) 5 (14,7) 19(27,9) (0,077 – 0,793)
Total 34 (100) 34 (100) 68(100)

Tabel 5. Analisis Hubungan Perilaku Gizi dengan Prevalensi Stunting


Stunting P-Value
Pola Total ATAU
Stunting Bukan Stunting
Pemberian N(%)
(95% CI)
Nutrisi N (% ) N(%)

Bagus 15 (44,1) 25 (73,5) 40 (58,8) 0,284 0,014*


Miskin 19 (55,9) 9 (26,5) 28 (41,2) (0,103– 0,788)
Total 34 (100) 34 (100) 68 (100)
1.6. Diskusi
Pertumbuhan anak yang pesat membutuhkan nutrisi yang cukup. Gizi yang
buruk pada masakehamilan, pertumbuhan dan anak usia dini dapat menyebabkan
anak menjadi stunting. Hasilpenelitian ini mengikuti penelitian yang dilakukanoleh
Aridiyah yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan gizi ibu dapat
mempengaruhiprevalensi stunting pada balita, baik di pedesaan maupun
perkotaan.7 Penelitian lain menurut Nasikhah, penelitian lain dilakukan di
Semarang. mengatakan bahwa pengetahuan gizi ibu merupakan faktor risiko
stunting Pengetahuan gizi orang tua membantu meningkatkan status gizi pada anak
untuk mencapai kedewasaan. Anak yang stunting dapat dengan mudah mengalami
gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu, tidak semua
anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya karena anak dapat
mengalami hambatan dan kecacatan.9 Laporan penelitian sebelumnya korelasi
pengetahuan orang tua tentang gizi dengan stunting pada anak usia 4-5 tahun
menunjukkan bahwa prevalensi anak stunting dipengaruhi oleh pengetahuan gizi
orang tua pada balita.10 Pengetahuan ibu tentang gizi mempengaruhi pola gizi pada
anak. Responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang baik dalam
memberikan nutrisi pada anak. Hal ini relevan dengan temuan bahwa beberapa pola
gizi pada anak memiliki kategori baik. Notoatmodjo mengatakan bahwa setelah
seseorang mengetahui stimulus atau objek dari proses selanjutnya, ia akan menilai
atau menindaki stimulus tersebut.11 Pesatnya pertumbuhan masa kanak-kanak
menjadikan kecukupan gizi menjadi sangat penting. Dalam 1000 hari pertama
kehidupan anak- anak, kekurangan gizi memiliki konsekuensi permanen.1 1000
hari pertama kehidupan adalah ketika seorang anak dalam kandungan sampai
seorang anak berusia dua tahun. Fase ini disebut masa emas karena pada masa ini
terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat. Selama periode ini, kekurangan gizi
atau pola gizi yang tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki atau pertumbuhan terhambat di kehidupan selanjutnya.6 Masa anak-anak
merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan. Mereka perlu mendapat
perhatian lebih terutama kecukupan gizi sehingga pola gizi yang benar bagi anak
menjadi penting pada periode ini untuk memenuhi asupan gizi anak.12 Anak yang
sehat akan tumbuh menjadi anak usia sekolah yang aktif, sehat, cerdas, dan ceria.
Dengan demikian, anak usia sekolah yang sehat akan tumbuh menjadi remaja muda
yang penuh harapan, siap menimba ilmu untuk masa depan Pengetahuan ibu yang
baik diharapkan dapat mengubah pemberian makanan bergizi mengikuti unsur-
unsur penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak, terutama kecukupan
zinc untuk mengoptimalkan pertumbuhan tulang.7 Cakupan seng dalam penelitian
yang dilakukan oleh Anindita menyebutkan bahwa tingkat kecukupan seng
berkaitan dengan prevalensi stunting pada anak balita, baik di pedesaan maupun
perkotaan. Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan di Semarang
yang menunjukkan bahwa Kecukupan seng yang rendah dapat memberikan risiko
perawakan pendek pada anak balita.13
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa 66% karakteristik balita
stunting disebabkan oleh riwayat pemberian ASI dan makanan pendamping ASI
yang buruk.14 Penelitian lain menyebutkan pemberian nutrisi pertama kali
berhubungan dengan prevalensi stunting.15 Mufida juga menyatakan bahwa nutrisi
untuk bayi di atas enam bulan harus bertahap sesuai dengan tahapan usianya.
Nutrisi harus bervariasi, bergizi, bersih, dan higienis agar makanan tidak tertular.
Dampak terburuknya adalah prevalensi Stunting.16 Henny mengatakan bahwa
praktik pemberian makan yang tidak tepat dapat menyebabkan gizi buruk. Sebagian
besar jenis gizi buruk pada balita di Indonesia adalah stunting dan stunting berat.17
Rekomendasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi kurang
dari 2 tahun harus lebih banyak belajar dan mendapatkan informasi lebih terkait
dengan pemberian nutrisi pada anak. Pentingnya pengetahuan kepada ibu tentang
pemberian nutrisi pada anak dapat mencegah terjadinya stunting pada anak. Oleh
karena itu, perlu bagi petugas kesehatan untuk memberikan edukasi kepada ibu
yang memiliki bayi dalam memilih makanan seimbang untuk anak agar anak
tumbuh sehat dan terhindar dari stunting.
1.7 Kesimpulan
Kesalahan bias tidak dapat ditentukan oleh komponen optik sederhana, itu
adalah hasil dari efek interaktif gabungan. Berdasarkan temuan kami tidak ada
korelasi antara kelengkungan kornea, tekanan intra okuler dan jumlah miopia.
Tetapi panjang aksial, ketebalan lensa, kedalaman ruang anterior, dan kedalaman
ruang kaca adalah penentu terkuat dari kesalahan bias.

1.8 Konflik kepentingan

Artikel ini dalam proses pengumpulan data dan penulisan bebas dari
Benturan Kepentingan.

1.9 Pendanaan
LPPM UMP mendanai penelitian ini. Tim peneliti mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan penelitian
ini, khususnya kepada Desa Banteran Kecamatan Sumbang.
1.10 Persetujuan Etika
Penelitian ini telah terdaftar pada Komisi Etik Riset Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto dengan nomor: KEPK/UMP/35/XI/2019 pada tanggal
27 November 2019.
1.11 Kontribusi Penulis

Happy Dwi Aprilina membuat konsep alur penelitian dan menyiapkan


bahan penelitian, menyusun hasil penelitian, diskusi, artikel ilmiah, dan ke
internasional. Siti Nurkhasanah membuat konsep alur penelitian, menyiapkan
bahan penelitian, melakukan proses pengumpulan data, dan menyusun hasil
penelitian dan pembahasan. Latif Hizbulloh melakukan proses pengumpulan data,
menyusun data, dan menganalisis data.
BAB II
KRITISI JURNAL
2.1 Kreabilitas Jurnal
2.1.1 Umum
Sumber : Bali Medical Jurnal (BaliMed) 2021,Volume 10,Number
3 Special Issue ICONURS : 1211 - 1215 P-ISSN.2089-
1180,E-ISSN: 2302-2914.
Judul : Judul jurnal pada penelitian ini “Mother's nutritional
knowledge and behavior to stunting prevalence among
children under two years old: case-control”
Pada judul jurnal ini sudah spesifik, jelas, dan menarik
minat untuk dibaca. Namun, jumlah kata yang digunakan
terlalu banyak yaitu 17 kata, sebaiknya jumlah kata yang
digunakan untuk judul penelitian tidak lebih dari 15 kata.
Penulis : Selamat Dwi Aprilina, Siti Nurkhasanah, Latif
Hisbulloh.
Peneliti sudah mencantumkan juga tempatnya bekerja
(Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Alamat
e-mail (happydwiaprilina@gmail.com).
Abstrak : Abstrak pada jurnal ini sudah cukup baik karena sudah
menggambarkan secara garis besar bagaimana isi dari
jurnal dan mengandung IMRAC (Introduction, Methods,
Result dan Conclusion).Terdapat Kata Kunci dalam
penelitian ini. Jumlah kata yang digunakan pada abstrak
sudah memenuhi kriteria jurnal <250 kata yaitu sebanyak
223 kata dalam bahasa inggris dan 175 kata dalam
bahasa Indonesia.
Pendahuluan : Pendahuluan sudah cukup baik karena dapat
menggambarkan bagaimana latar belakang dalam jurnal
dan sudah menunjukan angka besar masalah dan
menjelaskan teori yang mendasari penelitian.
Desain
Penelitian : Case-control adalah studi analitik yang menganalisis
hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik,
yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu
kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor resiko).
Tempat
Penelitian : Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten
Banyumas, Indonesia.
Waktu
penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2019.
Sampel
Penelitian : - Pada penelitian ini menggunakan 210 orang ibu yang
memiliki anak usia kurang dari 2 tahun dengan
memakai kriteria inklusi dan esklusi untuk menetukan
sampel penelitian.
- Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah ibu yang
memiliki anak usia 0-24 bulan, warga desa banteran,
Kecamatan Sumbang, dan bersedia menjadi responden.
- Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah responden
yang tidak kooperatif.
Hasil : Penyajian data pada hasil penelitian dijelaskan dalam
bentuk tabel dengan baik dan analisis data dilakukan
dengan uji Chi-Square.
Diskusi : Penjelasan mengenai diskusi pada penelitian ini sudah
dijelaskan dengan bahasa yang mudah di mengerti.
Kesimpulan : Kesimpulan dibuat dengan kalimat yang singkat,
jelas,dan mudah dimengerti.

Ucapan
Terimakasi : Pada jurnal ini tidak terdapat ucapan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu atau berparstisipasi
pada penelitian.
Daftar pustaka : - Jurnal ini menggunakan 17 daftar pustaka, namun 1
literatur diterbitkan lebih dari 10 tahun
terakhir(terhitung dari masa terbitnya jurnal ini)
sebaiknya dalam daftar pustaka jurnal lebih baik
menggunakan literature yang terbaru atau < 10 tahun.
- Teknik penulisan daftar pustaka pada jurnal ini
menggunakan Vancouver style.

2.2 Mengkaji PICO


Populasi : Seluruh ibu yang memiliki anak usia kurang dari 2 tahun
berjumlah 210 orang.
Intervensi : Mengukur tinggi badan dengan mengukur tinggi badan/usia
dengan Z-Score pada grafik KMS.
Comparation : Penelitian ini mengikuti penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa tingkat pengetahuan gizi ibu dapat
mempengaruhi prevalensi stunting pada balita.
Outcome : Hubungan pengetahuan gizi ibu dengan perilaku pemberian
gizi balita dengan kejadian stunting.
2.3 Analisis VIA
2.3.1 Validity
a. Apakah rancangan penelitian yang dipilih sesuai dengan pertanyaan
peneliti?
Ya, Karena dalam jurnal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan gizi ibu dengan perilaku pemberian gizi balita dengan
kejadian stunting di Desa Banteran Kecamatan Sumbang.

b. Apakah dijelaskan cara menentukan sampel ?


Ya, Dalam jurnal ini menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi untuk
menentukan sampel penelitian
c. Apakah dijelaskan mengenai kriteria inklusi dan eksklusi?
Ya, dijelaskan untuk kriteria inklusi dan esklusi
d. Apakah dalam penelitian sampel dilakukan randomisasi?
Tidak, Dalam penelitian ini tidak dilakukan randomisasi
e. Apakah dijelaskan jenis uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini?
Ya,ya dijelaskan uji hipotesis apa yang digunakan pada penelitian
2.3.2 Importance
a. Subjek penelitian
Ya,seluruh ibu yang mempunyai anak usia kurang dari 2 tahun
berjumlah 210 orang.
b. Drop Out
Ya, dalam penelitian ini ya dijelaskan mengenai drop out sampel
penelitian.
c. Analisis
Ya, dalam penelitian ini dijelaskan mengenai analisa didalam diskusi.
d. Nilai P
Ya, Terdapat nilai p dalam penelitian ini.
e. Confidence interval
Tidak, dalam penelitian ini tidak dicantumkan nilai Confidence
Interval oleh peneliti.
2.3.3 Aplikabilitas
a. Apakah subjek penelitian sesuai dengan karakteristik yang akan dihadapi?
Ya, karena subjek penelitian yang digunakan sesuai dengan
karakteristik yang diinginkan oleh peneliti yaitu sampel pasien ibu yang
memiliki anak usia 0-24 bulan, warga Desa Banteran ,Kecamatan
Sumbang, dan bersedia menjadi responden.
b. Apakah setting lokasi penelitian dapat diaplikasikn disituasi kita?
Ya, karena masalah ini banyak terdapat di Indonesia khususnya di
provinsi Bali sehingga bisa dijadikan acuan penerapan di lapangan.
c. Apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan pada pasien di institusi kita?
Ya, penelitian ini dapat diaplikasikan pada kondisi institusi saat ini.
d. Apakah terdapat kemiripan pasien di tempat praktik atau institusi dengan
hasil penelitian?
Ya, karena subjek penelitian yang digunakan sama dengan yang sering
ditemukan pada kondisi institusi saat ini.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
2.4.1 Kelebihan Jurnal
1. Jurnal ini dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya karena merupakan
penelitian yang masih bisa dikembangkan lagi
2. Kasus pada jurnal ini dijelaskan secara ringkas dan sistematik.
3. Dalam penelitian ini juga sudah menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi
sehingga dapat meminimalkan dari bias yang mungkin saja bisa terjadi
dalam penelitian ini
2.4.2 Kekurangan Jurnal
1. Terdapat beberapa bahasa yang sulit dimengerti pada jurnal dan terdapat
satu refrensi menggunakan refrensi yang lebih dari 10 tahun.
2. Pada penelitian ini merupakan penelitian Case-Control dimana variabel
pengukuran yang retrospektif, objektifitas dan reliabilitasnya kurang
karena subjek harus mengigat kembali factor – factor risikonya.
BAB III
KESIMPULAN
Pada kritisi jurnal ini penulis dapat memberikan gambaran secara lengkap
mengenai analysis dari isi jurnal yang dimana dapat disimpulkan bahwa isi jurnal kurang
maksimal dalam kriteria PICO VIA, sehingga diharapkan pada pembahasan ini dapat
memberikan manfaat pada peneliti selanjutnya dan dapat diaplikasikan oleh tenaga medis
di Indonesia maupun di dunia sebagi acuan evidence based medicine.

Anda mungkin juga menyukai