Anda di halaman 1dari 15

JOURNAL READING

“Mother’s nutritional knowledge and behavior to stunting prevalence


among children under two years old: case-control”

OLEH:
Iin Asifah Maulidda (013.06.0025)

PEMBIMBING
dr. Ni Made Chandra Mayasari, M.Biomed, Sp.A

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI


BAGIAN STASE PEDIATRI RSUD KLUNGKUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM 2021
BAB I
ISI JURNAL
1.1. Judul
Pengetahuan dan perilaki gizi ibu terhadap prevalensi stunting
pada anak di bawah dua tahun: kasus-kontrol.
1.2. Abstrak
Pendahuluan

Stunting pada anak masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang


perlu mendapat perhatian serius. Stunting sering terjadi pada 1000 hari
kehidupan anak. Beberapa faktor yang sering menjadi penyebab stunting,
seperti kurangnya pengetahuan dan gizi pada anak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu dengan
perilaku pemberian gizi balita dengan kejadian stunting di Desa Banteran
Kecamatan Sumbang.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
desain studi kasus-kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah 210
orang. Sampel penelitian adalah 68 responden yang diambil dengan
teknik proportional random sampling. Alat penelitian pengukuran
tinggi badan dengan cara mengukur tinggi badan/umur dengan z-score
pada grafik Kartu Menuju Sehat (KMS). Analisis data dilakukan
dengan uji chi-square.
Hasil
Hubungan tingkat pengetahuan gizi ibu dengan prevalensi stunting
berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh p = 0,015 OR = 0,246. Ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku gizi ibu
dengan kejadian stunting pada balita (p = 0,014; nilai OR = 0,284).
Kesimpulan
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan kejadian
stunting di Desa Banteran, Sumbang, Kabupaten Banyumas.
Kata kunci: pengetahuan, gizi, stunting.getahu

1.3. Pengantar
Secara global diperkirakan dari 171 juta anak stunting di seluruh
dunia, terdapat 167 juta anak (98%) yang tinggal di negara berkembang,
sekitar 1 dari 4 anak balita mengalami stunting. Selanjutnya diperkirakan
127 juta anak di bawah 5 tahun akan terhambat pada tahun 2025 jika tren
saat ini meningkat. Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara dengan
prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara. Penurunan prevalensi
stunting di Indonesia tidak begitu signifikan dibandingkan dengan
Myanmar, Kamboja, dan Vietnam.2 Prevalensi Status Gizi (TB/U) pada
anak usia 0-23 bulan di Indonesia tahun 2013 dalam kategori sangat
pendek adalah 18% dan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar
11,5%. Pada tahun 2013 kategori pendek sebesar 19,2% namun pada
tahun 2018 kategori ini meningkat sebesar 19,3%.3 Prevalensi Status Gizi
(TB/U) pada Anak Usia 0-23 bulan di Jawa Tengah Tahun 2018 yang
Sangat Singkat 13,9% dan pendek 19,4%. Prevalensi stunting di
Kabupaten Banyumas berdasarkan data studi pendahuluan di Dinas
Kesehatan Banyumas sebesar 32%. Prevalensi stunting berdasarkan data
Puskesmas Sumbang 1 Februari 2019 di Desa Banteran terdapat 21 anak
sangat pendek dan 51 anak pendek.4 Penelitian sebelumnya menyebutkan
bahwa stunting berdampak pada berbagai faktor seperti berat badan lahir
rendah, stimulasi dan pola asuh anak yang tidak tepat, asupan gizi yang
tidak mencukupi, infeksi berulang, dan berbagai faktor lingkungan
lainnya.4 Stunting pada anak balita merupakan konsekuensi dari beberapa
faktor yang sering dikaitkan dengan kemiskinan, termasuk gizi,
kesehatan, sanitasi, dan lingkungan. Lima faktor utama penyebab stunting
adalah kemiskinan, kondisi sosial budaya, meningkatnya paparan
penyakit menular, kerawanan pangan, dan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan.5 1000 hari pertama kehidupan adalah periode sejak
anak dalam kandungan sampai anak berumur dua tahun. Fase ini disebut
periode emas karena terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat selama
periode ini. Kekurangan gizi pada periode ini akan mengakibatkan
kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki
pada kehidupan yang akan datang.
Nutrisi yang cukup selama dalam kandungan akan membuat janin
tumbuh dengan baik dan kemudian terlahir sebagai bayi yang sehat, kuat,
dan sempurna dalam setiap fase perkembangan dan pertumbuhannya.6
Masalah gizi khususnya stunting pada balita dapat menghambat tumbuh
kembang anak, dengan dampak negatif yang dapat ditimbulkan. akan
berlangsung di kehidupan selanjutnya seperti penurunan intelektual,
kerentanan terhadap penyakit tidak menular, penurunan produktivitas,
menyebabkan kemiskinan, dan risiko melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah.1 Faktor pra-kelahiran dapat berupa nutrisi ibu selama
kehamilan. Sebaliknya, faktor pasca melahirkan dapat berupa asupan gizi
anak pada masa pertumbuhan, sosial ekonomi, ASI eksklusif, penyakit
menular, pelayanan kesehatan, dan faktor lainnya.4 Berdasarkan latar
belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara
pengetahuan gizi ibu dan perilaku pemberian gizi dengan prevalensi
stunting pada balita di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang.
1.4. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain


studi kasus kontrol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 di
Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas,Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia
kurang dari 2 tahun berjumlah 210 orang. Sampel penelitian dengan
kriteria inklusi adalah ibu yang memiliki anak usia 0-24 bulan, warga
Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, dan bersedia menjadi responden.
Kriteria eksklusi adalah responden yang tidak kooperatif. Sampel
penelitian adalah 68 responden yang diambil dengan teknik proportional
random sampling. Instrumen penelitian untuk mengukur tinggi badan
dengan mengukur tinggi badan/usia dengan z-score pada grafik KMS. Uji
validitas pengetahuan ibu dari 25 kuesioner dilakukan pada 23 kuesioner
dengan nilai r (0,436.0,793) lebih besar dari r tabel (0,444) sehingga
dikategorikan sebagai pernyataan yang valid. Kemudian dari 2 kuesioner
diperoleh nilai r hitung (0,12-0,23) lebih kecil dari r tabel dan dikatakan
kuesioner tidak valid. Hasil uji validitas angket pola gizi yang diujikan
pada 20 angket, didapati bahwa 2 angket diperoleh hasil r hitung (0,141
dan 0,224) < 0,444, sehingga angket dikatakan tidak valid. Selanjutnya
dari 18 kuesioner diperoleh r hitung (0,442 – 0,711) lebih besar dari r
tabel (0,444) sehingga dikatakan kuesioner valid. Selanjutnya dari 18
kuesioner diperoleh r hitung (0,442-0,711) lebih besar dari r tabel (0,444)
sehingga dikatakan kuesioner valid. Reliabilitas pengetahuan ibu
diperoleh dari hasil pengujian 23 kuesioner dengan nilai r hitung (0,896)
lebih besar dari r tabel (0,6) sehingga dikategorikan sebagai pernyataan
yang andal dan kuesioner ini dapat digunakan. Hasil uji reliabilitas pola
gizi menunjukkan bahwa hasil uji 18 butir angket memiliki nilai r hitung
(0,863) lebih besar dari r tabel (0,6) sehingga dikategorikan pernyataan
reliabel. Kuesioner ini dapat digunakan Uji homogenitas dilakukan pada
kelompok kontrol dan kasus diperoleh nilai signifikansi 0,101 yang
berarti data homogen. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square untuk
mengukur signifikansi perbedaan antara kedua kelompok data penelitian
dengan tingkat signifikansi < 0,05.
1.5. Hasil
Penelitian ini merupakan studi kasus control yang dilaksanakan pada bulan
Agustus 2019 sampai dengan Desember 2019. Pengambilan data
penelitian dilakukan pada bulan November di Banteran. Jumlah responden
dalam penelitian ini adalah 68 responden yang diambil dengan teknik
proportional random sampling. Berdasarkan tabel 1, sebagian besar
karakteristik paritas diketahui bahwa kelompok kasus penelitian ini
memiliki satu anak, dan kelompok kontrol memiliki dua anak.
Berdasarkan karakteristik usia, mayoritas di kelompok kasus sebagian
besar berusia 26-35 tahun dan 26-35 tahun pada kelompok kontrol.
Sebagian besar ibu pada kelompok kasus tidak bekerja, dan sebagian besar
ibu tidak bekerja pada kelompok kontrol. Pendapatan ibu pada kelompok
kasus dan kelompok kontrol sebagian besar lebih kecil dari upah minimum
regional. Tabel Tingkat Pendidikan terlihat pada kelompok kasus, dan
kelompok kontrol sebagian besar lulusan SMP. Berdasarkan tabel 2
diketahui mayoritas responden wanita berada pada kedua kelompok
tersebut. Responden sebagian besar tidak mendapatkan ASI eksklusif pada
kedua kelompok. Rata-rata usia anak adalah 13,91 tahun pada kelompok
kasus dan 14,9 tahun pada kelompok kontrol. Rata-rata berat badan lahir
adalah 2,69 kg pada kelompok kasus dan 2,95 kg pada kelompok kontrol.
Panjang lahir anak dengan nilai mean 46,44 cm pada kelompok kasus dan
nilai mean 48,26 cm pada kelompok kontrol. Berat badan anak saat ini
berarti nilai 8,176 kg pada kelompok kasus dan mean 9,52 kg pada
kelompok kontrol. Tinggi badan anak saat ini adalah 69,6 cm pada
kelompok kasus dan 76,34 cm pada kelompok kontrol. Dari tabel 3, 58,8%
dari semua kelompok kasus memiliki pengetahuan yang baik, dan 29
responden (85,3%) pada kelompok kontrol memiliki pengetahuan yang
baik. Pola pemberian gizi pada anak yang dilakukan oleh 19 responden
(55,95) pada kelompok kasus adalah buruk. Namun demikian, 25
responden (73,5%) pada kelompok kontrol melakukan pola gizi yang baik.
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan uji
Chi-Square diperoleh p- value = 0,015 (<0,05) yang berarti terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan prevalensi stunting
di Desa Banteran, Sumbang, Banyumas. Hasil analisis juga diperoleh nilai
OR (odds ratio) sebesar 0,246 yang artinya responden dengan tingkat
pengetahuan gizi buruk memiliki peluang 0,246 kali risiko stunting pada
anak dibandingkan responden dengan tingkat pengetahuan gizi kurang
baik. Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan uji
Chi-Square diperoleh p- value = 0,014 (<0,05) yang berarti ada hubungan
antara pola gizi pada anak dengan prevalensi stunting di desa ini. Hasil
analisis juga diperoleh OR (odds ratio) sebesar 0,284, yang berarti
responden dengan gizi baik memiliki peluang perlindungan stunting
sebesar 0,284 kali pada anak dibandingkan dengan responden dengan pola
gizi buruk.
1.6. Diskusi
Pertumbuhan anak yang pesat membutuhkan nutrisi yang cukup. Gizi
yang buruk pada masa kehamilan, pertumbuhan dan anak usia dini dapat
menyebabkan anak menjadi stunting. Hasil penelitian ini mengikuti
penelitian yang dilakukan oleh Aridiyah yang menyatakan bahwa tingkat
pengetahuan gizi ibu dapat mempengaruhi prevalensi stunting pada balita,
baik di pedesaan maupun perkotaan.7 Penelitian lain menurut Nasikhah,
penelitian lain dilakukan di Semarang. mengatakan bahwa pengetahuan
gizi ibu merupakan faktor risiko stunting Pengetahuan gizi orang tua
membantu meningkatkan status gizi pada anak untuk mencapai
kedewasaan. Anak yang stunting dapat dengan mudah mengalami
gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu,
tidak semua anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya
karena anak dapat mengalami hambatan dan kecacatan.9 Laporan
penelitian sebelumnya korelasi pengetahuan orang tua tentang gizi dengan
stunting pada anak usia 4-5 tahun menunjukkan bahwa prevalensi anak
stunting dipengaruhi oleh pengetahuan gizi orang tua pada balita.10
Pengetahuan ibu tentang gizi mempengaruhi pola gizi pada anak.
Responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang baik dalam
memberikan nutrisi pada anak. Hal ini relevan dengan temuan bahwa
beberapa pola gizi pada anak memiliki kategori baik. Notoatmodjo
mengatakan bahwa setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek dari
proses selanjutnya, ia akan menilai atau menindaki stimulus tersebut.11
Pesatnya pertumbuhan masa kanak-kanak menjadikan kecukupan gizi
menjadi sangat penting. Dalam 1000 hari pertama kehidupan anak- anak,
kekurangan gizi memiliki konsekuensi permanen.1 1000 hari pertama
kehidupan adalah ketika seorang anak dalam kandungan sampai seorang
anak berusia dua tahun. Fase ini disebut masa emas karena pada masa ini
terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat. Selama periode ini,
kekurangan gizi atau pola gizi yang tidak tepat akan mengakibatkan
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki atau pertumbuhan terhambat di
kehidupan selanjutnya.6 Masa anak-anak merupakan masa yang sangat
peka terhadap lingkungan. Mereka perlu mendapat perhatian lebih
terutama kecukupan gizi sehingga pola gizi yang benar bagi anak menjadi
penting pada periode ini untuk memenuhi asupan gizi anak.12 Anak yang
sehat akan tumbuh menjadi anak usia sekolah yang aktif, sehat, cerdas,
dan ceria. Dengan demikian, anak usia sekolah yang sehat akan tumbuh
menjadi remaja muda yang penuh harapan, siap menimba ilmu untuk masa
depan Pengetahuan ibu yang baik diharapkan dapat mengubah pemberian
makanan bergizi mengikuti unsur-unsur penting dalam mengoptimalkan
tumbuh kembang anak, terutama kecukupan zinc untuk mengoptimalkan
pertumbuhan tulang.7 Cakupan seng dalam penelitian yang dilakukan oleh
Anindita menyebutkan bahwa tingkat kecukupan seng berkaitan dengan
prevalensi stunting pada anak balita, baik di pedesaan maupun perkotaan.
Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan di Semarang
yang menunjukkan bahwa Kecukupan seng yang rendah dapat
memberikan risiko perawakan pendek pada anak balita.13
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa 66% karakteristik balita
stunting disebabkan oleh riwayat pemberian ASI dan makanan
pendamping ASI yang buruk.14 Penelitian lain menyebutkan pemberian
nutrisi pertama kali berhubungan dengan prevalensi stunting.15 Mufida
juga menyatakan bahwa nutrisi untuk bayi di atas enam bulan harus
bertahap sesuai dengan tahapan usianya. Nutrisi harus bervariasi, bergizi,
bersih, dan higienis agar makanan tidak tertular. Dampak terburuknya
adalah prevalensi Stunting.16 Henny mengatakan bahwa praktik
pemberian makan yang tidak tepat dapat menyebabkan gizi buruk.
Sebagian besar jenis gizi buruk pada balita di Indonesia adalah stunting
dan stunting berat.17
Rekomendasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi kurang
dari 2 tahun harus lebih banyak belajar dan mendapatkan informasi lebih
terkait dengan pemberian nutrisi pada anak. Pentingnya pengetahuan
kepada ibu tentang pemberian nutrisi pada anak dapat mencegah
terjadinya stunting pada anak. Oleh karena itu, perlu bagi petugas
kesehatan untuk memberikan edukasi kepada ibu yang memiliki bayi
dalam memilih makanan seimbang untuk anak agar anak tumbuh sehat dan
terhindar dari stunting.
1.7 Kesimpulan
Kesalahan bias tidak dapat ditentukan oleh komponen optik
sederhana, itu adalah hasil dari efek interaktif gabungan. Berdasarkan
temuan kami tidak ada korelasi antara kelengkungan kornea, tekanan intra
okuler dan jumlah miopia. Tetapi panjang aksial, ketebalan lensa,
kedalaman ruang anterior, dan kedalaman ruang kaca adalah penentu
terkuat dari kesalahan bias.

1.8 Konflik kepentingan

Artikel ini dalam proses pengumpulan data dan penulisan bebas dari
Benturan Kepentingan.
1.9 Pendanaan
LPPM UMP mendanai penelitian ini. Tim peneliti mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan
penelitian ini, khususnya kepada Desa Banteran Kecamatan Sumbang.
1.10 Persetujuan Etika
Penelitian ini telah terdaftar pada Komisi Etik Riset Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan nomor:
KEPK/UMP/35/XI/2019 pada tanggal 27 November 2019.

1.11 Kontribusi Penulis


Happy Dwi Aprilina membuat konsep alur penelitian dan menyiapkan
bahan penelitian, menyusun hasil penelitian, diskusi, artikel ilmiah, dan
ke internasional. Siti Nurkhasanah membuat konsep alur penelitian,
menyiapkan bahan penelitian, melakukan proses pengumpulan data, dan
menyusun hasil penelitian dan pembahasan. Latif Hizbulloh melakukan
proses pengumpulan data, menyusun data, dan menganalisis data.

BAB II
KRITISI JURNAL

2.1 Kreabilitas Jurnal


2.1.1 Umum
Sumber : Bali Medical Jurnal (BaliMed) 2021,Volume 10,Number 3
Special Issue ICONURS : 1211 - 1215 P-ISSN.2089-
1180,E-ISSN: 2302-2914
Judul : Judul jurnal pada penelitian ini “Mother's nutritional
knowledge and behavior to stunting prevalence among
children under two years old: case-control”
Pada judul jurnal ini sudah spesifik, jelas, dan menarik
minat untuk dibaca. Namun, jumlah kata yang digunakan
terlalu banyak yaitu 17 kata, sebaiknya jumlah kata yang
digunakan untuk judul penelitian tidak lebih dari 15 kata.
Penulis : Raja A. M.*, Rajendraprasad A., Seema G.
Peneliti sudah mencantumkan juga tempatnya bekerja
(Department of Ophthalmology, Karuna Medical College
and Hospital, Palakkad, Kerala, India) dan e-mail
(amraja83@gmail.com).
Abstrak : Abstrak pada jurnal ini sudah cukup baik karena sudah
menggambarkan secara garis besar bagaimana isi dari
jurnal dan mengandung IMRAC (Introduction, Methods,
Result dan Conclusion).Terdapat Kata Kunci dalam
penelitian ini
Jumlah kata yang digunakan pada abstrak sudah memenuhi
kriteria jurnal <250 kata yaitu sebanyak 223 kata dalam
bahasa inggris dan 175 kata dalam bahasa Indonesia.
Pendahuluan : Pendahuluan sudah cukup baik karena dapat
menggambarkan bagaimana latar belakang dalam jurnal
dan sudah menunjukan angka besar masalah dan
menjelaskan teori yang mendasari penelitian
Desain : Case-control adalah studi analitik yang menganalisis
penelitian hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik,
yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu
kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor resiko).
Tempat : Desa Banteran,Kecamatan Sumbang, Kabupaten
penelitian Banyumas, Indonesia.
Waktu : Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2019.
penelitian
Sampel : - Pada penelitian ini menggunakan 210 orang ibu yang
penelitian memiliki anak usia kurang dari 2 tahun dengan
memakai kriteria inklusi dan esklusi untuk menetukan
sampel penelitian.
- Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah ibu yang
memiliki anak usia 0-24 bulan, warga desa banteran,
Kecamatan Sumbang, dan bersedia menjadi responden.
- Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah responden
yang tidak kooperatif.
Hasil :
Penyajian data pada hasil penelitian dijelaskan dalam
bentuk tabel dengan baik dan analisis data dilakukan
dengan uji Chi-Square.
Diskusi : Penjelasan mengenai diskusi pada penelitian ini sudah
dijelaskan dengan bahasa yang mudah di mengerti.
Kesimpulan Kesimpulan dibuat dengan kalimat yang singkat, jelas,dan
mudah dimengerti.
Ucapan Pada jurnal ini tidak terdapat ucapan terimakasih kepada
terima kasih pihak-pihak yang telah membantu atau berparstisipasi pada
penelitian.
Daftar : - Jurnal ini menggunakan 17 daftar pustaka, namun 1
pustaka literatur diterbitkan lebih dari 10 tahun
terakhir(terhitung dari masa terbitnya jurnal ini)
sebaiknya dalam daftar pustaka jurnal lebih baik
menggunakan literature yang terbaru atau < 10 tahun.
- Teknik penulisan daftar pustaka pada jurnal ini
menggunakan Vancouver style.

2.2 Mengkaji PICO


Populasi : Seluruh ibu yang memiliki anak usia kurang dari 2 tahun
berjumlah 210 orang.
Intervensi : Mengukur tinggi badan dengan mengukur tinggi badan/usia
dengan Z-Score pada grafik KMS.
Comparation : Penelitian ini mengikuti penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa tingkat pengetahuan gizi ibu dapat
mempengaruhi prevalensi stunting pada balita.
Outcome : Hubungan pengetahuan gizi ibu dengan perilaku pemberian
gizi balita dengan kejadian stunting.

2.3 Analisis VIA


2.3.1 Validity
a. Apakah rancangan penelitian yang dipilih sesuai dengan
pertanyaan peneliti?
Ya, Karena dalam jurnal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan gizi ibu dengan perilaku pemberian gizi balita dengan
kejadian stunting di Desa Banteran Kecamatan Sumbang.
b. Apakah dijelaskan cara menentukan sampel ?
Ya, Dalam jurnal ini menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi
untuk menentukan sampel penelitian
c. Apakah dijelaskan mengenai kriteria inklusi dan eksklusi?
Ya, dijelaskan untuk kriteria inklusi dan esklusi
d. Apakah dalam penelitian sampel dilakukan randomisasi?
Tidak, Dalam penelitian ini tidak dilakukan randomisasi
e. Apakah dijelaskan jenis uji hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini?
Ya,ya dijelaskan uji hipotesis apa yang digunakan pada penelitian
2.3.2 Importance
a. Subjek penelitian
Ya,seluruh ibu yang mempunyai anak usia kurang dari 2
tahun berjumlah 210 orang.
b. Drop Out
Ya, dalam penelitian ini ya dijelaskan mengenai drop out sampel
penelitian.
c. Analisis
Ya, dalam penelitian ini dijelaskan mengenai analisa didalam
diskusi.
d. Nilai P
Ya, Terdapat nilai p dalam penelitian ini.
e. Confidence interval
Tidak, dalam penelitian ini tidak dicantumkan nilai Confidence
Interval oleh peneliti.
2.3.3 Aplikabilitas
a. Apakah subjek penelitian sesuai dengan karakteristik yang akan
dihadapi?
Ya, karena subjek penelitian yang digunakan sesuai dengan
karakteristik yang diinginkan oleh peneliti yaitu sampel pasien ibu
yang memiliki anak usia 0-24 bulan, warga Desa
Banteran ,Kecamatan Sumbang, dan bersedia menjadi responden.
b. Apakah setting lokasi penelitian dapat diaplikasikn disituasi kita?
Ya, karena masalah ini banyak terdapat di Indonesia khususnya di
provinsi Bali sehingga bisa dijadikan acuan penerapan di lapangan.
c. Apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan pada pasien di
institusi kita?
Ya, penelitian ini dapat diaplikasikan pada kondisi institusi saat
ini.
d. Apakah terdapat kemiripan pasien di tempat praktik atau
institusi dengan hasil penelitian?
Ya, karena subjek penelitian yang digunakan sama dengan yang
sering ditemukan pada kondisi institusi saat ini.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
2.4.1 Kelebihan Jurnal
1. Jurnal ini dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya karena
merupakan penelitian yang masih bisa dikembangkan lagi
2. Kasus pada jurnal ini dijelaskan secara ringkas dan sistematik.
3. Dalam penelitian ini juga sudah menggunakan kriteria inklusi dan
eksklusi sehingga dapat meminimalkan dari bias yang mungkin saja
bisa terjadi dalam penelitian ini
2.4.2 Kekurangan Jurnal
1. Pada abstrak kurang menuliskan tujuan pemeriksaan yaitu untuk
menilai panjang aksis.
2. Tidak dijelaskan bagaimana cara pengambilan data, apakah data
tersebut data primer atau data sekunder
3. Dalam penelitian ini juga tidak dijelaskan uji analisis statistik apa yang
digunakan
4. Interprestasi tabel 8 (nilai minimun dan maximun) tidak sesuai dengan
isi tabel.
5. Hasil pengukuran TIO, kelengkungan kornea, kedalaman bilik mata
depan, panjang aksis, dll hanya ditampilkan 1 hasil. Dan tidak
dijelaskan apakah hasil yang dilampirkan menggunakan mata
kanan/kiri atau rata-rata dari hasil pengukuran mata kanan dan kiri

BAB III
KESIMPULAN
Pada kritisi jurnal ini penulis dapat memberikan gambaran secara lengkap
mengenai analysis dari isi jurnal yang dimana dapat disimpulkan bahwa isi jurnal
kurang maksimal dalam kriteria PICO VIA, sehingga diharapkan pada
pembahasan ini dapat memberikan manfaat pada peneliti selanjutnya dan dapat
diaplikasikan oleh tenaga medis di Indonesia maupun di dunia sebagi acuan
evidence based medicine.

Anda mungkin juga menyukai