Anda di halaman 1dari 7

Naulia RP, Hendrawati & Jurnal

Saudi LIlmu
/ Jurnal Ilmu Kesehatan
Kesehatan Masyarakat.
Masyarakat. 2021; 2021; 1095-101
10 (2): (2): 95-101

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat


(The Public Health Science Journal)

Journal Homepage: http://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm

Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan dan Sikap


Ibu dalam Pemenuhan Nutrisi Balita Stunting

Resi Putri Naulia1, Hendrawati2, La Saudi3


1-3Prodi DIII Keperawatan Politeknik Karya Husada

Gedung Atlanta Lt.5 No. 28 Jl. Margonda Raya Pondok Cina Depok, Indonesia
Email: resipn15@gmail.com1, hendrawatikamil@gmail.com2, Odhyaafiyah4@gmail.com3

Abstrak
Edukasi gizi bertujuan untuk mengurangi masalah gizi yang ditargetkan pada perubahan pengetahunan, sikap, dan perilaku
orangtua berkaitan dengan pemenuhan nutrisi balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi gizi
terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam pemenuhan nutrisi balita stunting. Metode yang digunakan adalah quasi
experiment dengan non-equivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 ibu yang memiliki balita
stunting, yang dibagi dalam kelompok intervensi (KI) dan kelompok kontrol (KK) masing-masing 30 responden. Hasil
penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan (Pv=0,005) dan sikap ibu dalam
pemenuhan nutrisi (Pv=0,046) sebelum dan setelah edukasi gizi pada KI. Sementara pada KK tidak ditemukan perbedaan
bermakna pengetahuan (Pv=0,655) dan sikap dalam pemenuhan nutrisi (Pv=1,000). Edukasi gizi pada ibu sangat penting
untuk dilakukan untuk meningkatkan pemenuhan nutrisi pada balita.
Kata Kunci: Balita, edukasi gizi, stunting.

Abstract
Nutrition education aims to reduce nutritional problems targeted at changes in annualized, attitudes, and behaviors of parents
related to the nutrition of toddlers. This study aims to find out the influence of nutrition education on the knowledge and attitude
of mothers in the feeding of nutrition stunting toddlers. The method used quasi experiment with non-equivalentpretest-postest
design with control group. Sample is 60 stunting toddler mothers, which were divided into two groups, namely intervention group
(IG) and control group (CG) each 30 respondents. The results showed that there is a significant difference between knowledge
(Pv=0,005) and attitudes in nutrition fulfillment (Pv=0,046) before and after nutritional education interventions in IG. While in CG
there are no meaningful differences in Knowledge (Pv>0.655) and attitude (Pv>1,000). Nutrition education is very important to
be done to improve the feeding of nutrition in toddlers.
Keywords: Toddlers, nutrition education, stunting.

https://doi.org/10.33221/jikm.v10i02.903
95
Received : 10 Desember 2020 / Revised : 24 April 2021 / Accepted : 11 Mei 2021
Copyright @ 2021, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, p-ISSN: 2252-4134, e-ISSN 2354-8185
Naulia RP, Hendrawati & Saudi L / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2021; 10 (2): 95-101

Pendahuluan group design. Populasi penelitian adalah


Sebagian besar intervensi edukasi gizi semua ibu yang memiliki balita stunting di
bertujuan untuk mengurangi masalah gizi Jakarta. Sampel penelitian merupakan ibu
yang ditargetkan pada perubahan yang memiliki anak stunting (Z score PB/U
pengetahunan, sikap, dan perilaku orang tua < -2 SD) yang berusia 6-59 bulan, anak
atau pengasuh berkaitan dengan pemenuhan tidak mengalami cacat tubuh dan mental,
nutrisi balita. Pendekatan perubahan sikap ibu tidak mengalami gangguan
yang digunakan biasanya berfokus pada pendengaran dan mudah berkomunikasi,
orang tua sebagai orang terdekat dalam bersedia ikut serta sebagai responden
pemenuhan nutrisi, MPASI, inisiasi penelitian. Kriteria eksklusi responden
menyusu dini (IMD), menyusui sampai 2 adalah balita yang mengalami kelainan
tahun, keragaman makanan, pola makan, patologis (down syndrome, kelumpuham)
dan minuman yang dianjurkan.1 dan sakit kronik (contoh: kanker, gagal
WHO melaporkan bahwa kurang lebih ginjal). Pengambilan sampel dalam
59 juta anak di Sub-Sahara Afrika (SSA) penelitian ini menggunakan teknik
menderita beberapa bentuk kekurangan gizi. purposive sampling. Perhitungan sampel
Di Kenya, tingkat gizi buruk tetap cukup menggunakan rumus uji hipotesis beda dua
tinggi, sekitar 85% anak-anak dibawah 5 mean berpasangan sehingga didapatkan
tahun menderita kekurangan vitamin A.2 sampel minimal 27 ibu pada tiap kelompok.
Kekurangan gizi pada Balita masih menjadi Peneliti menambahkan 10% untuk
perhatian pemerintah Indonesia. mengantisipasi drop out sehingga jumlah
Berdasarkan data Riskesdas 2018, jumlah sampel menjadi 30 pada tiap kelompok
angka kejadian balita sangat pendek dan sehingga total sampel menjadi 60 orang
pendek sebesar 30,7% masing-masing ibu.9-10
sebesar 11,5% dan 19,2%.3 Jumlah tersebut Penelitian terdiri dari tahap
masih di atas toleransi WHO yang pengumpulan data sebelum intervensi,
menetapkan angka 20%. Sementara itu, intervensi dan pengumpulan data setelah
kejadian stunting di DKI Jakarta sebesar intervensi. Pengukuran awal (pre-test)
17,7% dengan angka kasus tertinggi berada dilakukan pada hari pertama sebelum
di wilayah Kepulauan Seribu (12,8%), intervensi kemudian dilanjutkan dengan
Jakarta Pusat (2,4%), Jakarta barat (0,8%), edukasi gizi pada kelompok intervensi
Jakarta Utara (0,7%), Jakarta Timur (0,3%) sedangkan pada kelompok kontrol tidak
dan Jakarta Selatan (0,1%).4 diberikan edukasi gizi. Kelompok
Penelitian sebelumnya telah banyak intervensi diberikan edukasi gizi dengan
mengkaji pengaruh pengetahuan dan sikap metode ceramah, tanya jawab dan
ibu terhadap asupan makan anak-anak,5-6 demonstrasi. Materi edukasi meliputi
pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap nutrisi selama hamil, ASI ekslusif,
pencegahan stunting pada usia balita,7 pedoman gizi seimbang untuk balita,
edukasi gizi terhadap peningkatan prinsip pemberian makan pada balita,
pengetahuan gizi, sikap dan praktek pada persiapan dan penyimpanan makanan serta
anak sekolah.8 Pada penelitian ini kami penerapan PHBS rumah tangga. Intervensi
fokus pada pendidikan gizi untuk dilakukan selama 2 hari berturut – turut.
meningkatkan pengetahuan dan perubahan Masing-masing pertemuan terdiri dari dua
sikap pada ibu dalam memenuhi nutrisi pada sesi yaitu sesi pertama ceramah dan diskusi
balita stunting. kemudian dilanjutkan sesi kedua
demontrasi. Tujuh hari setelah intervensi
Metode akhir, diberikan post-test. Pada kelompok
Penelitian ini merupakan penelitian kontrol post-test diberikan pada hari
kuantitatif menggunakan metode quasi ketujuh setelah pre-test. Edukasi gizi pada
experiment dengan non-equivalent control kelompok kontrol dilakukan setelah

96
Naulia RP, Hendrawati & Saudi L / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2021; 10 (2): 95-101

post-test. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian


Pengumpulan data menggunakan besar ibu pada kelompok kontrol memiliki
kuesioner modifikasi oleh Mirayanti yang tingkat pendidikan dasar yaitu sebesar 60%,
mengacu pada teori Green dan Engel. sedangkan pada kelompok intervensi
Kuesioner berisi variabel pola asuh sebagian besar ibu memiliki tingkat
pemenuhan nutrisi dalam keluarga yang pendidikan menengah yaitu sebesar 56,7%.
dikembangkan dari sub-sub variabel yaitu Berdasarkan penghasilan keluarga,
riwayat pemenuhan nutrisi saat hamil, responden mayoritas memiliki penghasilan
pemberian ASI ekslusif, persiapan dan dibawah UMR yaitu sebesar 80% pada
penyimpanan makanan, penerapan PHBS kelompok kontrol dan 63,3% pada
rumah tangga, cara komunikasi keluarga kelompok intervensi. Status pekerjaan
terhadap balita dalam pemenuhan nutrisi, responden mayoritas tidak bekerja yaitu
peran keluarga dalam mempertahankan sebesar 86,7% pada kelompok kontrol dan
asupan gizi keluarga, nilai dan keyakinan 90% pada kelompok intervensi. Mayoritas
keluarga terhadap pola nutrisi dan ibu memiliki anak dengan rentang usia
kemampuan keluarga dalam memilih 24-35 bulan yaitu sebesar 50% pada
makanan sehat. Jawaban dari pertanyaan kelompok kontrol dan sebesar 53,3% pada
kuesioner adalah pengetahuan dan sikap. kelompok intervensi. Berdasarkan jenis
Hasil uji validitas pengetahuan 0,469-0,953 kelamin, mayoritas anak pada kelompok
dengan reliabilitas 0,982 dan hasil uji intervensi berjenis kelamin perempuan yaitu
validitas sikap adalah 0,448-0,931 dengan sebesar 56,7% sedangkan pada kelompok
reliabilitas 0,973.11 kontrol, anak yang berjenis kelamin
Data karakteristik responden perempuan sama jumlahnya dengan anak
dianalisis dengan distribusi frekuensi. Data yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar
pengetahuan dilakukan penilaian dan 50%. Berdasarkan status gizi (TB/U)
dikategorikan menjadi pengetahuan baik mayoritas sangat pendek yaitu pada
(≥70% benar) dan pengetahuan kurang baik kelompok kontrol sebesar 60% dan
(<70% benar). Data sikap dilakukan kelompok intervensi sebesar 66,7%.
penilaian yang kemudian dikategorikan Hasil uji Wilcoxon menunjukkan
baik (≥60,5/median) dan tidak baik tidak ada perbedaan bermakna antara
(<60,5/median). Analisa data pengetahuan dan sikap dalam pemberian
menggunakan uji Wilcoxon dan Mann nutrisi pada kelompok kontrol dengan p
Whitney dengan tingkat signifikansi p≤ value pengetahuan 0,655 dan sikap 1,000
0,05. Uji Wilcoxon digunakan untuk (α=0,05) sedangkan Pengetahuan dan sikap
menganalisis perbedaan pengetahuan dan dalam pemberian nutrisi pada kelompok
sikap ibu sebelum dan setelah intervensi intervensi menunjukkan perbedaan yang
pada kedua kelompok. Uji Mann Whitney bermakna sebelum dan setelah intervensi
digunakan untuk menganalisis perbedaan dengan pengetahuan p = 0,000 dan sikap
pengetahuan dan sikap setelah intervensi p=0,046 (α=0,05).
antara kelompok intervensi dan kelompok Tabel 3 menunjukkan bahwa pada
kontrol. Persyaratan uji Wilcoxon dan uji kelompok intervensi, ibu yang memiliki
Mann Withney adalah skala data dalam pengetahuan baik dan pola asuh yang baik
bentuk skala ordinal. lebih banyak dibandingkan dengan ibu pada
kelompok kontrol. Akan tetapi hasil uji
Hasil Penelitian Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak
Tabel 1 menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pengetahuan dan
mayoritas usia responden pada kedua sikap antara kelompok kontrol dengan
kelompok berada pada usia dewasa muda kelompok intervensi setelah hari ketujuh
yaitu kelompok kontrol sebesar 63,3% dan (post test) dengan nilai Pv pengetahuan
kelompok intervensi sebesar 76,7%. p=0,966 dan sikap p=0,110 (α=0,05).

97
Naulia RP, Hendrawati & Saudi L / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2021; 10 (2): 95-101

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Ibu, Pendidikan Ibu, Penghasilan Keluarga,
Pekerjaan Ibu, Usia Anak, Jenis Kelamin Anak dan Status Gizi Anak (n=60)

Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi


Variabel Kategori (KK) (KI)
n % n %
Usia Dewasa Muda (18-35 th) 19 63,3 23 76,7
Dewasa Tengah (>35-55 th) 11 36,7 7 23,3
Pendidikan Ibu Dasar (SD-SMP) 18 60 8 26,7
Menengah (SMA) 11 36,7 17 56,7
Tinggi (Akademi/PT) 1 3,3 5 16,6
Penghasilan Di bawah UMR 24 80 19 63,3
Di atas UMR 6 20 11 36,7
Pekerjaan Tidak Bekerja 26 86,7 27 90
Bekerja 4 13,3 3 10
Usia 12-23 bulan 6 20 5 16,7
24-35 bulan 15 50 16 53,3
36-47 bulan 4 13,3 3 10
48-59 bulan 5 16,7 6 20
Jenis Kelamin Laki-laki 15 50 13 43,3
Perempuan 15 50 17 56,7
Status Gizi (TB/U) Pendek 12 40 10 33,3
Sangat pendek 18 60 20 66,7

Tabel 2. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap dalam Pemenuhan Nutrisi Sebelum dan Setelah
Intervensi Edukasi Gizi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi (n=60)

Pre-Intervensi Post-Intervensi
Variabel Kelompok Kategori P value
n % n %
Pengetahuan Kontrol Baik 3 10 2 6,7 0.655
Kurang 27 90 28 93,3
Intervensi Baik 15 59 29 96,7 0.000*
Kurang 15 50 1 3,3
Sikap Kontrol Baik 16 53,3 16 53,3 1.000
Tidak Baik 14 46,7 14 46,7
Intervensi Baik 10 33,3 18 60 0.046*
Tidak Baik 20 66,7 12 40
*bermakna pada α=0,05

Tabel 3. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap dalam Pemenuhan Nutrisi Setelah Intervensi Edukasi
Gizi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi (n=60)

Kelompok
Variabel Kategori Intervensi Kontrol P value
n % n %
Pengetahuan Baik 29 96,7 2 6,7
0,966
Kurang 1 3,3 28 93,3
Sikap Baik 18 60 16 53,3
0,110
Tidak Baik 12 40 14 46,7

98
Naulia RP, Hendrawati & Saudi L / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2021; 10 (2): 95-101

Pembahasan baik sehingga terjadi perubahan sikap. Hal


Stunting dan pemenuhan nutrisi pada ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh
balita masih menjadi perhatian utama di Azwar bahwa pengalaman pribadi, budaya,
Indonesia khususnya di DKI Jakarta. orang lain, media masa, lembaga atau
Asupan makanan, sanitasi lingkungan, lembaga keagamaan serta faktor emosional
pemberian makan pendamping, dan pola individu merupakan faktor-faktor yang
makan yang buruk menjadi faktor pemicu dapat mempengaruhi pembentukan sikap.17
terjadinya stunting pada balita.12,13 Oleh Rusmiati dan Hastono mengemukakan
karena itu dalam penelitian ini mengkaji bahwa pembentukan sikap diawali dengan
terkait pengaruh edukasi gizi terhadap pengetahuan yang dipersepsikan sebagai hal
pengetahuan dan sikap ibu dalam memenuh yang positif atau negatif, kemudian
nutrisi balita stunting. Hasil penelitian diinternalisasikan dalam diri seseorang.
menunjukan bahwa pada kelompok Selain itu peningkatan sikap positif atau baik
intervensi terdapat peningkatan pengetahuan ini karena adanya informasi saat
dan perubahan sikap pada ibu balita stunting memberikan penyuluhan kesehatan yang
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi mengisyaratkan bahwa pemenuhan nutrisi
anaknya setelah diberikan edukasi gizi. untuk mencegah stunting itu penting.18 Hasil
Sementara pada kelompok kontrol tidak penelitian ini menunjukkan pengetahuan
ditemukan perbedaan yang signifikan antara dan sikap ibu setelah dilakukan intervensi
edukasi gizi terhadap pengetahuan dan sikap edukasi gizi meningkat pada kelompok
ibu balita stunting. intervensi dibandingkan dengan kelompok
Hasil penelitian ini sejalan dengan kontrol. Artinya edukasi gizi sangat
penelitian Yunitasari, dkk yang menyatakan berperan penting dalam peningkatan derajat
bahwa terdapat nilai yang signifikan antara kesehatan pada individu, kelompok maupun
pendidikan, brainstorming dan demonstrasi masyarakat terutama dalam mengurangi
terhadap peningkatan pengetahuan, sikap stunting pada balita.
dan perilaku ibu dalam pencegahan stunting Kejadian stunting pada balita tentunya
pada kelompok intervensi, sementara pada tidak hanya karena faktor kurangnya
kelompok kontrol tidak terdapat nilai yang pengetahuan atau sikap ibu yang buruk
signifikan.7 Hasil penelitian ini juga dalam pemenuhan nutrisi pada anak. Namun
didukung oleh penelitian Maluye, et al yang faktor tidak langsung (indirect factors)
menunjukkan bahwa tidak terdapat lainnya sangat berperan terjadinya stunting
perubahan pengetahuan pada kelompok pada balita, diantaranya faktor usia, tangkat
kontrol.14 Efektivitas pendidikan gizi juga pendidikan, penghasilan dan pekerjaan ibu.
sudah diteliti di Kenya bahwa pengetahuan Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa
gizi rata-rata signifikan lebih tinggi di balita yang mengalami stunting sebagian
kelompok intervensi dari pada kelompok besar dengan usia ibu dewasa muda antara
kontrol.15 Hal ini sejalan dengan hasil 18-35 tahun, pendidikan dasar dan
penelitian Mutiso, et al bahwa pendidikan menengah, penghasilan dibawah UMR dan
gizi dan faktor psikososial memiliki dampak ibu yang tidak bekerja. Usia, jenis kelamin,
positif yang kuat sejauh mana penerapan usia balita juga berkontribusi dalam
IYCF digunakan.1 Penelitian lain dari terjadinya stunting. Ibu yang memiliki
Ethiopia Selatan menunjukkan bahwa pendidikan lebih tinggi cenderung memiliki
intervensi pendidikan gizi ibu secara anak dengan gizi yang baik begitu pula
signifikaan meningkatkan pengetahuan, sebaliknya.17 Beberapa penelitian juga
sikap, dan praktik ibu dalam penerapan menunjukkan bahwa pendidikan terakhir ibu
pemberian makan pendamping pada merupakan salah satu faktor yang
anaknya.16 mempengaruhi terjadinya stunting.19
Informasi dalam pendidikan kesehatan
dapat mengubah pola pikir menjadi lebih

99
Naulia RP, Hendrawati & Saudi L / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2021; 10 (2): 95-101

Kesimpulan 6. Yabancı N, İbrahim Kısaç İ, Karakuş SS. The


Hasil analisis penelitian ini effects of mother’s nutritional knowledge on
attitudes and behaviors of children about
menunjukkan bahwa edukasi gizi dapat nutrition. Procedia - Social and Behavioral
meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam Sciences. 2014; 116; 4477-4481.
pemenuhan nutrisi sehingga nutrisi gizi 7. Yunitasari E, Rahayu M, Kurniawati ID. The
dapat menjadi salah satu intervensi alternatif Effects of Lecture, Brainstorming,
untuk meningkatkan perilaku kesehatan Demonstration (CBD) to Mother’s Knowledge,
Attitude, and Behavior About Stunting
dalam mencegah stunting. Penelitian Prevention on Toddler.
selanjutnya perlu diteliti lebih lanjut Systematic Reviews in Pharmacy.
mengenai perilaku ibu dalam pemenuhan 2020;11(6):1131-1136.
nutrisi balita setelah mendapatkan edukasi 8. Rajikan R, Esmail S. Nutrition Education to
gizi. Improve Nutrition Knowledge, Attitude and
Practice among Yemeni School Children. Trends
in Applied Sciences. 2020; 15 (3): 207-213.
Ucapan Terima Kasih 9. Lemeshow S, Hosmer Jr DW, Klar J, Lwanga
Ucapan terima kasih kepada SK. Adequacy of sample size in health
Direktorat Riset dan Pengabdian studies.WHO. England: John Wiley & Sons Ltd;
Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan 1993
10. Ariawan I. Besar dan metode sampel pada
Pengembangan Kementerian Riset, penelitian kesehatan. Jurusan Biostatistik dan
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kependudukan. FKM UI; 1998
(Ristekdikti) yang telah memberikan Hibah 11. Mirayanti NKA. Hubungan pola asuh
penelitian. Ucapan terima kasih pula pada pemenuhan nutrisi dalam keluarga dengan status
LLDIKTI dan Direktur Puskesmas gizi balita di Kelurahan pasir Gunung Selatan
Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Depok:
Kecamatan Pasar Rebo, Puskesmas Universitas Indonesia. [Tidak dipublikasikan];
Kecamatan Cipayung, Puskesmas 2012
Kecamatan Kebayoran Lama dan 12. Badriyah L and Syafiq A. The Association
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Between Sanitation, Hygiene, and Stunting in
beserta jajaran yang telah memberikan izin Children Under Two-Years (An Analysis of
Indonesia’s Basic Health Research, 2013).
dan dukungan sehingga terselengarahnya Makara Journal of Health
penelitian ini. Research.2017:21(2):35-41
13. Beal T, Tumilowicz A, Sutrisna A, Izwardy D,
Daftar Pustaka and Neufeld LM. A review of child stunting
1. Mutiso JM, Okello JJ, Lagerkvist CJ, Muoki P, determinants in Indonesia. Maternal & Child
Kosura WO, Heck S. Effect of nutrition Nutrition. 2018:
education and psychosocial factors on child 14(4):e12617.https://doi.org/10.1111/mcn,=.126
feeding practices: findings of a field experiment 17
with biofortified foods and different women 14. Muluye SD, Lemma TB, Diddana TZ. Effects of
categories. 2018; 57(4); 346-371. Nutrition Education on Improving Knowledge
2. UNICEF. Joint malnutrition country dataset, and Practice of Complementary Feeding of
December 2017. UNICEF, WHO and World. Mothers with 6- to 23-Month-Old Children in
2017. D\aycare Centers in Hawassa Town, Southern
3. Riskesdas. Hasil Utama Riskesdas 2018. Ethiopia: An Institution-Based Randomized
[Internet]. [diakses 27 Oktober 2020]. Control Trial. Journal of Nutrition and
https://www.kemkes.go.id/resources/download/i Metabolism. 2020; (10).
nfo-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf. https://doi.org/10.1155/2020/6571583
4. Portal Statistik Sektor Provinsi DKI Jakarta. 15. Waswa LM, Jordan I, Herrmann J, Krawinkel
Jumlah Balita Kekurangan Gizi. [Internet]. MB, Keding GB. Community-based educational
[diakses 27 Oktober 2020]. intervention improved the diversity of
http://statistik.jakarta.go.id/jumlah-balita-kekura complementary diets in western Kenya: results
ngan-gizi/. from a randomized controlled trial. Public
5. Al-Shookri A, Al-Shukaily L, Hassan F, Health Nutrition. 2015; 18(18); 3406–3419.
Al-Sheraji S, Al-Tobi S. Effect of mothers 16. Demmelash M, CarolJH , Getenesh B, Susan
nutritional knowledge and attitudes on Omani JW. Effectiveness of nutrition education:
children’s dietary intake. Oman Medical Journal. applying the Health Belief Model in
2011; 26 (4); 253-257. child-feeding practices to use pulses for

100
Naulia RP, Hendrawati & Saudi L / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2021; 10 (2): 95-101

complementary feeding in Southern Ethiopia. Seksual dalam Berpacaran. 2015; 10(1).


Journal Ecology of Food and Nutrition. 2016; https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21109/kesma
55(3); 308–323. s.v10i1.815.
17. Azwar S. Sikap Manusia Teori dan 19. Scheffler C, Hermanussen M, Bogin B, Liana
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. DS, Taolin F, Cempaka PMVP., … & Pulungan
2013. A. Stunting is not a synonym of malnutrition.
18. Rusmiati D, & Hastono SP. (2015). Sikap European Journal of Clinical Nutrition. 2019;
Remaja terhadap Keperawanan dan Perilaku 10.1038/s41430-019-0439-4.

101

Anda mungkin juga menyukai