Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MP-ASI

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA USIA 6- 24


BULAN di DESA DONGOS KEDUNG JEPARA

Disusun oleh:

ANZALA AMALIA WIJAYA


NIM :2104051

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2021
BAB I

LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang

Masa kanak-kanak merupakan masa dimana proses pertumbuhan dan

perkembangannya memberikan pengaruh besar dalam diri setiap individu. Pada periode

Golden Age pertumbuhan dan perkembangan balita jika tidak dipantau dengan baik maka

tidak dapat diperbaiki pada periode selanjutnya.[1] penting bagi orang tua untuk

memahami betapa pentingnya untuk mencapai periode golden age dimana pemberian ASI

ekslusif selama 6 bulan dan MP-ASI ketika usia lebih dari 6 bulan. Apabila balita

tersebut mendapatkan asupan gizi yang sesuai dan tepat maka akan terwujudanya tumbuh

kembang balita yang optimal.[2]

Anak balita tergolong dalam individu yang rawan terhadap masalah kesehatan

gizi, karena dimasa tumbuh kembang balita yang sangat pesat membutuhkan suplai

makanan dan gizi yang cukup agar tidak mengakibatkan gangguan pada gizi balita. Ada

beberapa faktor yag mempengaruhi status gizi balita diantaranya yaitu faktor langsung

dan tidak langsung. Faktor langsung diantaranya asupan makanan yang diberikan dan

juga kondisi kesehatan anak itu sendiri. Sedangkan faktor yang tidak langsung yaitu

pengetahuan ibu terhadap gizi balita, status ekonimi, fasilitas kesehatan dan juga sosial

budaya. Tingkat kehadiran ibu untuk mengikuti posyandu juga berperan penting bagi
status kesehatan gizi balita karena dengan mengikuti kegiatan tersebut dapat

meningkatkan wawasan pengetahuan ibu balita.[3]

Pemberian gizi yang sesuai dan tepat pada balita merupakan keperluan yang

penting bagi setiap manusia, terutama pada balita usia 6-24 bulan dimana dalam usia

tersebut untuk pertama kalinya anak diperkenalkan makanan atau biasa disebut dengan

pemberian MP-ASI. Pemberian makanan pendamping asi ini merupakan proses

perubahan asupan air susu menuju makanan yang memiliki jenis, tekstur, jumlah dan

frekuensi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.[4] pada pemberian MP-ASI yang kurang

terhadap kualitas dan kuantitas gizi makanan akan berdampak terhadap gizi balita yang

kurang dan juga dapat terjadinya stunting terutama pada anak usia dibawah 2 tahun. [5]

World Health Organization (WHO, 2015) menetapkan bahwa lebih dari 156 juta

anak usia kurang dari 5 tahun mengalami gizi stunting dan juga 51 juta anak mengalami

gizi kurang. Sedangkan prosentase gizi balita di Jawa Tengah sesuai dengan Riset

Kesehatan daerah tahun 2018, presentase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan di

sebesar 3,7% sedangkan presentase gizi kurang adalah 13,6%.[6]

Kabupaten Jepara merupakan kabupaten/kota dengan presentase paling tinggi di

wilayah Jawa Tengah dengan kategori gizi kurang pada balita usia 0-59 bulan sebesar

5,4%.[6] Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara tahun 2016 menyatakan bahwa hasil

prsentase data yang diperoleh yaitu balita dalam kategori gizi buruk sebanyak 1. 885

(2,7%) balita dalam kategori gizi buruk, sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 1.821

(2,62%) dan tahun 2018 sebanyak 591 (3,84%) balita dalam kategori gizi buruk.[7]
Penyebab terjadinya gizi kurang bukan hanya dari jumlah makanan saja yang

diberikan melainkan pola pemberian makan pada balita juga menjadi penyebab terjadinya

gizi kurang dimana pengetahuan ibu menjadi poin utama dalam mengasuh balita. Faktor

budaya juga dapat menjadi penyebab lainnya balita kekurangan gizi, salah satunya

kebiasaan ibu yang peduli dan mengontrol kebiasaan makan anaknya sehingga anaknya

dapat makan secara teratur dan bersikap tertib pada makanan. Namun disisi lain ada juga

kebiasaan seorang ibu yang memberikan makan sesuai dengan keinginan sang anak

misalnya pada kasus anak yang tida mau makan sayur, hal ini dapat berakibat pada anak

susah makan teratur.[8]

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di posyandu desa Dongos

Kabupaten Jepara, pada tahun 2021 tercatat 56 balita usia 0-5 tahun mengalami Berat

badan kurang dan 11 balita usia 0-5 tahun mengalami berat badan yang sangat kurang.

Sedangkan kategori balita berdasarkan status gizi yaitu sebanyak 12 balita menalami gizi

buruk, 25 balita mengalami gizi kurang.

Dari hasil observasi pada orang tua balita menyatakan bahwa banyak dari mereka

memberikan makanan pendamping ASI secara dini serta mengabaikan pola makan balita

yang tidak teratur, maka pengetahuan ibu mengenai pemberian MP-ASI sangatlah

penting. Banyak juga ibu balita yang kurang paham mengenai gizi apa yang cocok untuk

diberikan pada balita. Berdasarkan hasil survei dari Posyandu desa Dongos, terdapat

program penanganan mengenai MP-ASI yaitu program pemberian makanan tambahan

(PMT) pada balita. Namun ada beberapa kendala yang terjadi yaitu kurang tepatnya

sasaran pada pemberian PMT.


Hasil penelitian yang dilakukan Ade et al (2020) mengatakan bahwa adanya

pengaruh terhadap perubahan tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian makanan

pendamping ASI dan juga terdapat pengaruh pada perubahan perilaku ibu dalam

pemberian makanan pendamping ASI.[9]

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Mp-Asi Dalam

Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Usia 6- 24 Bulan Di Desa Dongos Kedung Jepara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah ” Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Mp-Asi Terhadap Tingkat

Pengetahuan Ibu Balita Usia 6- 24 Bulan Di Desa Dongos Kedung Jepara”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Mp-Asi Terhadap

Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Usia 6- 24 Bulan Di Desa Dongos Kedung

Jepara.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan sblm pemberian penkes MP-ASI

b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan sesudah pemberian penkes MP-ASI

c. Menganalisa perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah

pemberian penkes MP-ASI


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Orang tua balita

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada orang tua

khususnya ibu terhadap pendidikan mengenai pemberian MP-ASI dan juga dapat

meningkatkan pengetahuannya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna

terhadap pelaksanaan mengenai penkes pemberian MP-ASI di posyandu desa

Dongos, sehingga tujan akhir program dapast tercapai.

3. Bagi Institusi Pendidikan (Universitas Karya Husada Semarang)

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai referensi tentang Pengaruh Pemberian

Pendidikan Kesehatan Mp-Asi Dalam Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Usia

6- 24 Bulan.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang nyata dalam

melakukan penelitian, media belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan yang

didapat

E. Originalitas Penelitian

Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya, namun penelitian lain yang

berhubungan dengan pengaruh pemberian pendidikan kesehatan MP-ASI dalam

peningkatan pengtahuan ibu dapat dilihat pada tabel 1.1.


Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 1

Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan

Ade, (2020) Pengaruh Metode yang Penelitian ini a. Penelitian


Penyuluhan digunakan menunjukkan sebelumnya
Gizi Terhadap menggunakan bahwa terdapat variabel
independennya
Perubahan metode pengaruh
adalah
Pengetahuan kualitatif , jenis penyuluhan gizi penyuluhan
dan Perilaku penelitian terhadap gizi dan
Ibu Dalam menggunakan perubahan variabel
Pemberian MP- paired sample tingkat dependetnya
ASI test, instrumen pengetahuan ibu adalah tingkat
penelitian dalam pengetahuan
dan perilaku,
menggunakan pemberian
metode
meda slide dan Makanan penelitian
alat peraga Pendamping mengggunakan
ASI anak 6 - 24 metode uasi
bulan dan eksperimen
terdapat dengan desain
pengaruh penelitian
menggunakan
penyuluhan gizi
rancangan one
group pre and
terhadap
post test desain
perubahan b. Penelitian saat
prilaku ibu ini variabel
dalam independennya
pemberian adalah
Makanan pendidikan
Pendamping kesehatan
MP-ASI dan
ASI anak 6 - 24
variabel
bulan. dependennya
adalah tingkat
pengetahuan
ibu, metode
penelitian
menggunakan
quasy
eksperimen
dengan desain
penelitian one
group pretest
and post test
design
Trisuci Efektifitas Metode yang Rata-rata pada a. Penelitian
Aprillia, Yuna, Kelas Edukasi digunakan yaitu pengetahuan sebelumnya
dkk, (2019) Makanan kuantitatif , sebelum variabel
independennya
Pendamping Jenis penelitian intervensi
adalah edukasi
Asi (Mp- yang digunakan adalah 13.43. MP-Asi dan
Asi)Dalam adalah pada variabel
Peningkatan eksperimen pengukuran dependennya
Pengetahuan semu (quasi kedua adalah tingkat
Ibu Bayi experiment) didapatkan rata- pengetahuan,
dengan rata 14.7. metode
penelitian
rancangan one Terlihat
menggunakan
group perbedaan nilai quasy
preposttest mean sebelum eksperimen
design. dan setelah dengan desain
intervensi penelitian one
adalah 1.27. group pretest
Hasil uji and post test
design
statistic P Value
b. Penelitian saat
0.03 ( ini variabel
independennya
adalah
pendidikan
kesehatan
MP-ASI dan
variabel
dependennya
adalah tingkat
pengetahuan
ibu, metode
penelitian
menggunakan
quasy
eksperimen
dengan desain
penelitian one
group pretest
and post test
design
Rosdiana, eva, Pengaruh Metode Hasil uji a. Penelitian saat
dkk, (2020) Pendidikan penelitian ini statistic ini variabel
Kesehatan menggunakan diperoleh nilai independennya
adalah
Tentang metode p-value = 0,031.
pendidikan
Pemberian Mp- kuantitatif, Jenis Kesimpulan ada kesehatan MP-
Asi Yang Tepat penelitian perbedaan yang ASI variabel
Dan Sesuai menggunakan signifikans dependennya
Bagi Ibu Yang desainquasy antara adalah tingkat
Memiliki Anak eksperiment kesesuaian ketepatan dan
Usia 6-12 dengan pemberian MP- kesesuaian
dalam
Bulan Di Desa pendekatan one ASI pada bayi
pemberian
Lambada Lhok group pretest usia 6-12 bulan MP-ASI,
Aceh Besar and posttest. sebelum dan dalam
sesudah penelitian ini
diberikan menggunakan
pendidikan metode
kesehatan. pengabdian
masyarakat
Diharapkan
dimana
kepada petugas kegiatan ini
kesehatan agar memberikan
dapat penkes kepada
memberikan responden
pendidikan kemudian
dilakukan
kesehatan
prest dan post
secara test pada
menyeluruh responden
tentang b. Penelitian saat
pemberian MP- ini variabel
ASI yang tepat independennya
kepada ibu yang adalah
pendidikan
memiliki anak
kesehatan
usia 6-12 bulan MP-ASI dan
khususnya. variabel
dependennya
adalah tingkat
pengetahuan
ibu, metode
penelitian
menggunakan
quasy
eksperimen
dengan desain
penelitian one
group pretest
and post test
design

Anda mungkin juga menyukai