Disusun oleh:
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
perkembangannya memberikan pengaruh besar dalam diri setiap individu. Pada periode
Golden Age pertumbuhan dan perkembangan balita jika tidak dipantau dengan baik maka
tidak dapat diperbaiki pada periode selanjutnya.[1] penting bagi orang tua untuk
memahami betapa pentingnya untuk mencapai periode golden age dimana pemberian ASI
ekslusif selama 6 bulan dan MP-ASI ketika usia lebih dari 6 bulan. Apabila balita
tersebut mendapatkan asupan gizi yang sesuai dan tepat maka akan terwujudanya tumbuh
Anak balita tergolong dalam individu yang rawan terhadap masalah kesehatan
gizi, karena dimasa tumbuh kembang balita yang sangat pesat membutuhkan suplai
makanan dan gizi yang cukup agar tidak mengakibatkan gangguan pada gizi balita. Ada
beberapa faktor yag mempengaruhi status gizi balita diantaranya yaitu faktor langsung
dan tidak langsung. Faktor langsung diantaranya asupan makanan yang diberikan dan
juga kondisi kesehatan anak itu sendiri. Sedangkan faktor yang tidak langsung yaitu
pengetahuan ibu terhadap gizi balita, status ekonimi, fasilitas kesehatan dan juga sosial
budaya. Tingkat kehadiran ibu untuk mengikuti posyandu juga berperan penting bagi
status kesehatan gizi balita karena dengan mengikuti kegiatan tersebut dapat
Pemberian gizi yang sesuai dan tepat pada balita merupakan keperluan yang
penting bagi setiap manusia, terutama pada balita usia 6-24 bulan dimana dalam usia
tersebut untuk pertama kalinya anak diperkenalkan makanan atau biasa disebut dengan
perubahan asupan air susu menuju makanan yang memiliki jenis, tekstur, jumlah dan
frekuensi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.[4] pada pemberian MP-ASI yang kurang
terhadap kualitas dan kuantitas gizi makanan akan berdampak terhadap gizi balita yang
kurang dan juga dapat terjadinya stunting terutama pada anak usia dibawah 2 tahun. [5]
World Health Organization (WHO, 2015) menetapkan bahwa lebih dari 156 juta
anak usia kurang dari 5 tahun mengalami gizi stunting dan juga 51 juta anak mengalami
gizi kurang. Sedangkan prosentase gizi balita di Jawa Tengah sesuai dengan Riset
Kesehatan daerah tahun 2018, presentase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan di
wilayah Jawa Tengah dengan kategori gizi kurang pada balita usia 0-59 bulan sebesar
5,4%.[6] Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara tahun 2016 menyatakan bahwa hasil
prsentase data yang diperoleh yaitu balita dalam kategori gizi buruk sebanyak 1. 885
(2,7%) balita dalam kategori gizi buruk, sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 1.821
(2,62%) dan tahun 2018 sebanyak 591 (3,84%) balita dalam kategori gizi buruk.[7]
Penyebab terjadinya gizi kurang bukan hanya dari jumlah makanan saja yang
diberikan melainkan pola pemberian makan pada balita juga menjadi penyebab terjadinya
gizi kurang dimana pengetahuan ibu menjadi poin utama dalam mengasuh balita. Faktor
budaya juga dapat menjadi penyebab lainnya balita kekurangan gizi, salah satunya
kebiasaan ibu yang peduli dan mengontrol kebiasaan makan anaknya sehingga anaknya
dapat makan secara teratur dan bersikap tertib pada makanan. Namun disisi lain ada juga
kebiasaan seorang ibu yang memberikan makan sesuai dengan keinginan sang anak
misalnya pada kasus anak yang tida mau makan sayur, hal ini dapat berakibat pada anak
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di posyandu desa Dongos
Kabupaten Jepara, pada tahun 2021 tercatat 56 balita usia 0-5 tahun mengalami Berat
badan kurang dan 11 balita usia 0-5 tahun mengalami berat badan yang sangat kurang.
Sedangkan kategori balita berdasarkan status gizi yaitu sebanyak 12 balita menalami gizi
Dari hasil observasi pada orang tua balita menyatakan bahwa banyak dari mereka
memberikan makanan pendamping ASI secara dini serta mengabaikan pola makan balita
yang tidak teratur, maka pengetahuan ibu mengenai pemberian MP-ASI sangatlah
penting. Banyak juga ibu balita yang kurang paham mengenai gizi apa yang cocok untuk
diberikan pada balita. Berdasarkan hasil survei dari Posyandu desa Dongos, terdapat
(PMT) pada balita. Namun ada beberapa kendala yang terjadi yaitu kurang tepatnya
pendamping ASI dan juga terdapat pengaruh pada perubahan perilaku ibu dalam
Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Usia 6- 24 Bulan Di Desa Dongos Kedung Jepara”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Jepara.
2. Tujuan Khusus
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada orang tua
khususnya ibu terhadap pendidikan mengenai pemberian MP-ASI dan juga dapat
meningkatkan pengetahuannya.
6- 24 Bulan.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang nyata dalam
didapat
E. Originalitas Penelitian
Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya, namun penelitian lain yang