Anda di halaman 1dari 106

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan

kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi,

Balita, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

gizi merupakan kebutuhan utama untuk bertahan hidup, pertumbuhan fisik,

perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan dan kesejahteraan

(Soekirman,2007).

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sejak dalam

kandungan. Pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi

apa yang terlihat seperti perubahan fisik, tetapi juga perkembangan dalam segi

lain seperti berfikir, berperasaan, dan bertingkah laku. Masa lima tahun

merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan

penginderaan, berfikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku

sosial dan lain-lain (Depkes RI, 2006).

Masalah gizi menjadi masalah kesehatan utama di negara berkembang

dan salah satu penyebab kesakitan dan penyebab kematian paling sering pada

anak di seluruh dunia. Gizi buruk merupakan penyebab langsung dari 300.000

kematian anak setiap tahunnya dan secara tidak langsung bertanggung jawab

terhadap setengah dari seluruh kematian dari seluruh kematian anak. WHO

(World Health Organization) memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian

bayi dan BALITA didasari oleh keadaan gizi buruk (Agung, 2009).

1
2

Riset terbaru WHO pada tahun 2005 yang dikutip oleh Agung (2008)

menyebutkan bahwa 42% penyebab kematian balita di dunia adalah penyakit

pneumonia sebanyak 58% terkait dengan malnutrisi, malnutrisi sering kali

terkait dengan kurangnya asupan ASI (Agung 2009). Keadaan kekurangan gizi

pada bayi dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak

tepat (Klik Dokter 2008). Akibat rendahnya sanitasi dan hygiene MP-ASI

memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh mikroba, hingga meningkatkan

resiko dan infeksi lain pada bayi, hasil penelitian Widjaja (2008) bahwa

masyarakat pedesaan di Indonesia jenis MP-ASI yang umum diberikan kepada

bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang (57,3%) dan rata-rata berat badan

bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih besar dari pada kelompok bayi yang

diberikan MP-ASI (Persagi online, 2008).

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diberikan kepada bayi setelah

berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi, selain MP-ASI, ASI pun

harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Adapun

hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan

untuk bayi yaitu makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat

gizi yang diperlukan oleh bayi, dan diberikan kepada bayi yang telah berumur

6-24 bulan sebanyak 4-6 kali/hari, sebelum berumur dua tahun, bayi belum

dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa, makanan campuran ganda

(multi mix) yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin

lebih cocok bagi bayi (Soekirman, 2007).

2
3

Hasil pra survey yang dilakukan peneliti di posyandu desa Olang

wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan pada dengan melakukan

wawancara pada ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan dari 9 ibu sebanyak 4

orang mengatakan bayi sudah diberikan MP ASI sejak usia 4 bulan 3 orang

memberikan MP ASI yang berusia < 6 bulan. Dari hasil wawancara dengan

beberapa ibu yang telah memberikan MP-ASI pada bayinya kurang dari 6

bulan beberapa diantaranya menjawab karena tidak mengetahui program MP-

ASI setelah bayi berusia 6 bulan keatas, produksi ASI tidak mencukupi dan

alasan kesibukan.

Masih kurangnya sosialisasi Pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 24

bulan merupakan salah satu penyebab kurangnya pengetahuan dan sikap ibu

yang kurang mendukung tentang waktu yang tepat untuk memberikan MP-

ASI pada bayinya (Persagi online, 2008). Untuk mengatasi masalah ini maka

diperlukan upaya peningkatan pengetahuan ibu tentang tentang pemberian

MP-ASI pada bayi usia 6 24 bulan baik melalui penyuluhan, pemasangan

lifleat dan media informasi lainnya. Dalam upaya menghasilan hasil yang

efektif maka sebelumnya diperlukan data tentang pengetahuan ibu tentang

tentang pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 24 bulan melalui proses

penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan

pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 24 bulan di desa Olang wilayah kerja

Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu.

3
4

B. Rumusan Masalah

Dari uraian masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini

adalah apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan

ketepatan pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 24 bulan di desa Olang

wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu

dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 24 bulan di desa

Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu.


2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada Balita

usia 6 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang

Selatan kabupaten Luwu.


b. Diketahuinya sikap ibu tentang pemberian MP-ASI pada Balita usia 6

24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan

kabupaten Luwu.
c. Diketahuinya ketetapan ibu dalam pemberian MP-ASI pada Balita usia

6 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan

kabupaten Luwu.
d. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap ketepatan

pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 24 bulan di desa Olang

wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu


e. Diketahuinya hubungan sikap ibu terhadap ketepatan pemberian MP-

ASI pada Balita usia 6 24 bulan di desa Olang wilayah kerja

Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu

D. Manfaat Penelitian

4
5

1. Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi berhubungan

dengan pemberian makanan pendamping ASI pada Balita usia 6 24

bulan

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam

peningkatan pengetahuan dan sikap ibu berhubungan dengan pemberian

makanan pendamping ASI pada Balita usia 6 24 bulan melalui kegiatan

penyuluhan kesehatan.

3. Bagi Ibu Menyusui.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan

pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang makanan pendamping ASI

pada Balita usia 6 24 bulan.

4. Peneliti

Dapat menjadi rujukan bagi peneliti yang ingin mengembangkan hasil

penelitian terkait pemberian MP ASI pada Balita usia 6 24 bulan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pengetahuan

5
6

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2010).

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat

dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku, dan

surat kabar (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan

melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecap.

Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap

mengambil keputusan sehingga individu tersebut akan melakukan

perubahan dengan mengadopsi perilaku (Notoatmodjo, 2010).

2. Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan dalam pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) adalah

sebagai berikut :

a. Tahu (know) yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, atau termasuk dalam pengetahuan tingkat ini,

adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari.

b. Memahami (comprehension) yaitu sebagai kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

6
7

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap sesuatu objek atau materi akan dapat menjelaskan,

menyebutkan atau menyimpulkan objek yang telah dipelajari tersebut.

c. Menerapkan (aplication) yaitu sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi yang

sebenarnya dengan menggunakan metode, prinsip, rumus dalam

konteks atau situasi lain.

d. Analisa (analysis) yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek yang telah dipelajari ke dalam komponen-komponen,

tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain, kemampuan analisa dapat dilihat dari

kemampuan menjabarkan, membedakan, mengelompokkan dan

memisahkan.

e. Sintesa (synthesis) yaitu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Misalnya menyusun, menyesuaikan dan sebagai suatu teori atau

rumusan-rumusan yang ada.

f. Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan untuk melakukan penelitian

terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian ini menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada, misalnya dapat membandingkan,

menanggapi pendapat dan menafsirkan sebab-sebab suatu kejadian.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

7
8

Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

menutur Notoatmodjo (2010) antara lain :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah pula bagi mereka untuk

menerima informasi, dan pada akhirnya semakin banyak pengetahuan

yang mereka miliki. Pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian an kemampuan didalam dan diluar

sekolah dan berlangsungnya seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi

proses belajar, menurut IB Mantra dalam Notoatmodjo (2007), makin

tinggi pengetahuan seseorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun

dari media massa, semakin banyak informasi yang masuk semakin

banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.


Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan adanya seseorang dengan pendidikan tinggi, maka ornag

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu

ditekankan bukan berarti seorang berpendidikan rendah, mutlak

berpengetahuan rendah pula. Karena peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh dipendidikan formal, namun dipendidikan non formal

juga dapat diperoleh. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua

8
9

sapek inilah yang pada akhirnya akan menentukan sikap seseorang

terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dan obyek yang

diketahui, maka menumbuhkan sikap yang semakin positif terhadap

obyek tersebut

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara

tidak langsung. Ibu yang bekerja formal memiliki akses dan sumber

informasi yang lebih banyak dari ibu yang tidak bekerja.

c. Umur

Semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan

aspek fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf

berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Dua sikap tradisional

mengenai jalannya perkembangan selama hidup :


1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya.
2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang

sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun

mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan

dengan bertambahnya usia, khususnya pada kemampuan yang lain

seperti kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori

berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat

sejalan dengan bertambahnya usia (Notoatmodjo, 2010).

9
10

d. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang

lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh

individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada

dasarnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak

menyenangkan bagi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada

individu secara subjektif.

f. Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan

yang baru. Bentuk pengetahuan atau model untuk memahami dunia

yang dimiliki manusia, dapat terbentuk dalam tiga katagori, yaitu:

1) Pengetahuan Kultural

Model untuk memahami dunia yang diekspresikan dalam

asumsi-asumsi, nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki manusia.

2) Pengetahuan Klasik

Model untuk memahami dunia dalam bentuk konsep,

diekspresikan dalam bentuk teori dan pengalaman yang dimiliki.

10
11

3) Pengetahuan Eksplisit

Model untuk memahami dunia dalam bentuk keahlian atau

kognitif, diekspresikan dalam bentuk sistem, peraturan-peraturan,

prosedur-prosedur dan tata cara kerja yang dipahaminya.

B. Konsep Sikap

1. Pengertian

Menurut Sarnoff dalam Azwar (2005) mengidentifikasikan sikap

sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara

positif (favorably) atau secara negatif(unfavorably) terhadap obyek-

obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield berpendapat bahwa sikap

sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional,

emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu

(Azwar, 2005).

Sedangkan La Pierre dalam Azwar,(2005) memberikan definisi

sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif,

predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara

sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah

terkondisikan. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai

kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa

diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap

diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga,

norma dan lain-lain (Azwar, 2005).

11
12

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi

berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan

bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan

untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan

tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan

sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon

yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi

sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

psikologis yang dihadapinya.

2. Komponen Sikap

Sikap dibagi menjadi tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan

konatif. Komponen kognitif, adalah komponen yang terdiri dari

pengetahuan. Komponen afektif, adalah komponen yang berhubungannya

dengan perasaan senang atau tidak senang, sehingga bersifat evaluatif.

Komponen konatif, adalah komponen sikap yang berupa kesiapan

seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap. Mann

dalam Azwar (2005) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi

persepsi, kepercayaan, dan stereotype yang dimilki individu mengenai

sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan

pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau

problem yang kontroversial. Kompoenen afektif merupakan perasaan

individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi.

12
13

Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap

seseorang. Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk

bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

3. Pembentukan Sikap

Sikap terbentuk dari adanya interaksi yang dialami oleh individu.

Sikap dibentuk sepanjang perkembangan hidup manusia. Melalui

pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, seseorang

membentuk sikap tertentu. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling

mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain. Melalui

interaksi sosialnya individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu

terhadap objek psikologis yang dihadapinya (Azwar, 2005).

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan

sikap adalah:

a. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

berbekas.

13
14

b. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh

lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian

seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang

konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan,

ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk

sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

c. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap

konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya

penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan

untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut.

d. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa

seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan

opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu

hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi

tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif

dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah

arah sikap tertentu.

e. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi

pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan

sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep

moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis

14
15

pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,

diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-

ajarannya.

f. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh

situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang,

suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi

yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara

dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya

bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.

5. Fungsi Sikap

Baron dalam, Azwar (2005) mengatakan; Pertama, sikap berfungsi

sebagai skema kerangka kerja mental yang membantu individu untuk

menginterpretasi dan memproses berbagai jenis informasi. Kedua, sikap

memiliki fungsi harga diri (self-esteem function) yang membatu individu

mempertahankan atau meningkatkan perasaan harga diri. Ketiga, sikap

berfungsi sebagai motivasi untuk menimbulkan kekaguman atau motivasi

impresi (impression motivation function).

6. Perubahan Sikap

Proses perubahan sikap selalu dipusatkan pada cara-cara manipulasi

atau pengendalian situasi dan lingkungan untuk menghasilkan perbahan

sikap ke arah yang dikehendaki. Dasar-dasar manipulasi diperoleh dari

15
16

pemamahaman mengenai organisasi sikap, faktor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan dan proses perubahan sikap. Pada teori

Kelman (dalam Azwar, 2005) ditunjukkan bagaimana sikap dapat berubah

melaui tiga proses yaitu kesediaan, identifikasi, dan internalisasi.

Kesediaan terjadi ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang

lain atau dari kelompok lain dikarenakan individu berharap untuk

memperolah reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut.

Identifikasi terjadi saat individu meniru perilaku atau sikap

seseorang atau sikap sekelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai

dengan apa yang dianggap individu sebagai bentuk hubungan yang

menyenangkan antara individu dengan pihak lain termaksud. Internalisasi

terjadi saat individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap menurut

pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dipercayai

individu dan sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya (Azwar, 2005).

Proses mana yang akan terjadi dari ketiga proses tersebut banyak

bergantung pada sumber kekuatan pihak yang mempengaruhi, berbagai

kondisi yang mengendalikan masing-masing proses terjadinya pengaruh,

dan implikasinya terhadap permanensi perubahan sikap (Kelman, dalam

Azwar 2005).

C. Konsep Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

1. Pengertian MP-ASI

Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang

diberikan pada bayi setelah berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan.

16
17

Makanan pendamping ASI bukan untuk mengganti ASI, melainkan hanya

untuk melengkapi ASI. Dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda

dengan makanan sapihan karena makanan sapihan diberikan ketika bayi

tidak lagi mengkonsumsi ASI (Widjaja, 2008).

2. Manfaat Makanan Pendamping

ASI hanya mampu mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6-24

bulan. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk

menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak

dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus-menerus. Pertumbuhan dan

perkembangan anak yang normal dapat diketahui dengan cara melihat

kondisi pertambahan berat badan anak.

Selain sebagai pelengkap ASI, pemberian makanan tambahan sangat

membantu bayi dalam proses belajar makan yang baik (Krisnatuti, 2007).

3. Syarat-syarat makanan pendamping ASI

Agar pemberian makanan pendamping ASI dapat terpenuhi dengan

sempurna maka perlu diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan

digunakan. Jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi, seperti protein,

energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan lainnya.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan

tambahan untuk bayi sebagai berikut :

a. Makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi yang

diperlukan oleh bayi.

17
18

b. Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang telah berumur 6

bulan sebanyak 4-6 kali/hari.

c. Sebelum berumur dua tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi

makanan orang dewasa.

d. Makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makanan

pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik di

tinjau dari segi nilai gizinya maupun sifat fisik makanan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, makanan tambahan bayi sebaiknya

memiliki beberapa kriteria berikut :

1) Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi.

2) Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan

mineral yang cocok.

3) Dapat diterima oleh pencernaan bayi dengan baik.

4) Harga relatif murah

5) Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara

lokal

6) Bersifat padat gizi

7) Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam

jumlah yang sedikit. Kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru

akan mengganggu pencernaan bayi (Krisnatuti, 2007).

4. Jenis-jenis Makanan Pendamping ASI

a. Makanan komersial

18
19

Secara komersial, makanan bayi tersedia dalam bentuk tepung

campuran instan atau biskuit yang dapat di makan secara langsung atau

dapat dijadikan bubur. Beberapa merk yang diproduksi dan beredar di

pasaran, antara lain: produk SUN, Promina, Cerelac, Nestum Nutritia,

Milna dan Farley.

Menurut Krisnatuti (2007), untuk membuat makanan bayi harus

memenuhi petunjuk dan mempertimbangkan hal-hal berikut:

1) Formula

Formula harus dibuat berdasarkan angka kecukupan gizi bayi

dan balita. Bahan baku yang diizinkan, kriteria zat gizi protein,

lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

2) Teknologi proses

Pemilihan teknologi proses berkaitan dengan spesifikasi

produk yang diinginkan, tingkat sanitasi dan higienitas yang

dikehendaki. Faktor keamanan pangan, serta mutu akhir produk.

3) Higiene

Produk jadi makanan pendamping ASI dikatakan memenuhi

syarat apabila terpenuhi hal-hal berikut :

a) Bebas dari mikroorganisme patogen.

b) Bebas dari kontaminasi hasil pencemaran mikroba penghasil

racun atau alergi.

c) Bebas racun

19
20

d) Harus dikemas tertutup sehingga terjamin sanitasinya dan

disimpan di tempat yang terlindungi.

4) Pengemasan

Kemasan yang dipakai harus terbuat dari bahan yang kuat,

tidak beracun, tidak mempengaruhi mutu inderawi produk (dari

segi penampakan, aroma, rasa dan tekstur), serta mampu

melindungi mutu produk selama jangka waktu tertentu).

5) Label

Persyaratan label makanan bayi harus mengikuti codex

standar, dengan informal yang jelas, tidak menyesatkan konsumen,

komposisi bahan-bahan tercantum pada kemasan, nilai gizi

produk,dan petunjuk penyajian.

b. Jenis Makanan Pendamping ASI dan Waktu Pemberiannya

Jenis makanan MP-ASI dan waktu pemberian (Babys Food,

2011):

1) Buah-buahan

Dapat diberikan setelah bayi usia 6 bulan dengan frekuensi 1-2 kali

sehari

2) Makanan lunak

Adalah makanan berbentuk halus/setengah cair yang diberikan

setelah bayi bayi usia 6 bulan dengan frekuensi 1-2 kali sehari dan

20
21

untuk bayi usia 9-12 bulan diberikan dengan frekuensi 1 kali

sehari.

3) Makanan lembek

Adalah makanan bubur saring yang diberikan pada usia diatas 6-9

bulan dengan frekuensi 1 kali sehari dan bayi usia 9-12 bulan

dengan frekuensi 1-2 kali sehari. Pada usia 6-12 bulan dapat

diberikan makanan pendamping berupa bubur saring yang

dicampur telus, daging, tahu, sayuran khususnya wortel, bayam

kacang hijau dan santan atau minyak.

Contoh MP ASI yang dapat dibuat pada tatanan rumah tangga :

1) Nasi tim hati

Bahan : 600 ml air, 2 sendok makan beras 25 gr hati ayam, iris

kecil 25 gr tempe, 50 gr labu kuning parut1 iris tomat matang 1

sendok teh minyak

Cara membuat :

a) Masak air bersama beras, hati ayam serta tempe, aduk perlahan

hingga mengental.

b) Masukan labu kuning, tomat dan masak sambil diaduk hingga

matang.

c) Tambahkan minyak, aduk hingga tercampur rata. angkat dan

biarkan hingga dingin.

d) Saring atau masukan kedalam blender dan haluskan.

e) Tuang dalam mangkuk dan sajikan segera.

21
22

Catatan : pilih hati ayam yang masih utuh, tidak hancur, terutama

empedunya. bila empedu pecah hati akan terasa pahit, untuk 2

porsi (1 porsi = 209 kalori)

2) Nasi tim cincang

Bahan : 500 - 750 ml air, 2 sendok makan beras, 50 gram tahu,

cincang, 25 gram daging giling, 50 gram wortel parut

25 gram tomat cincang, 2 sendok makan santan kental

Cara membuat :

a) Rebus air bersama , tahu dan daging giling. Aduk-aduk dan

masukan wortel serta tomat, aduk dan masak hingga sayuran

matang & angkat.

b) Tuang santan, aduk hingga tercampur rata kemudian angkat

kemudian tuangkan kedalam mangkuk tahan panas.

c) Panaskan dandang dan kukus nasi tim sampai airnya habis.

d) Angkat dan sajikan

Catatan : pilih tahu yang masih seger, warna dan baunya belum

berubah, untuk 1 porsi (1 porsi = 226 kalori).

3) Bubur kacang hijau

Bahan: 100 gr kacang hijau kupas, rendam, tiriskan 250 cc jus

apel, 1 buah wortel, kupas, potong dadu, 400 cc air 10 sdm susu

formula 1

22
23

Cara membuat:

a) Sangrai kacang hijau hingga matang. Haluskan dan ayak.

b) Rebus wortel dengan air hingga tinggal setengah. Ambil

airnya.

c) Campur kacang hijau bubuk dengan jus apel dan air rebusan

wortel. Aduk hingga rata. Jerang di atas api sedang sambil

diaduk hingga mendidih.

d) Masukkan susu formula 1 sedikit demi sedikit sambil diaduk

rata. Angkat. Berikan pada bayi selagi hangat.

4) Bubur beras merah

Bahan:

100 gr beras merah, rendam, tiriskan, haluskan, dan ayak, 600

kaldu ayam, 5 sdm susu formula 1 100 gr pepaya matang,

haluskan, 5 sdm air jeruk manis.Cara membuat:

a) Campur tepung beras merah dengan kaldu ayam, aduk rata.

Jerang di atas api sambil diaduk hingga matang. Angkat.

b) Tambahkan susu formula 1, aduk rata.

c) Tambahkan pepaya dan air jeruk manis, aduk rata. Berikan

pada bayi selagi hangat.

Jenis-jenis makanan pendamping ASI dan waktu pemberiannya

dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1. Jadwal Pemberian Makanan Pendamping ASI menurut


Umur Bayi, Jenis Makanan dan Frekuensi Pemberian.

23
24

Beberapa kali
Umur bayi Jenis makanan
sehari
0-6 bulan - ASI 10-12 kali sehari
Kira-kira 6 bulan - ASI Kapan diminta
- Buah lunak / sari buah
- Bubur : bubur havermout / 1-2 kali sehari
bubur tepung beras merah
Kira-kira 7 bulan - ASI Kapan diminta
- Buah-buahan
- Hati ayam atau kacang
kacangan
- Beras merah atau ubi 4-6 kali sehari
- Sayuran (wortel, bayam)
- Santan/ minyak / advokad
- Air tajin
Kira-kira 9 bulan - ASI Kapan diminta
- Buah-buahan
- Bubur atau roti
- Daging / kacang-kacangan /
ayam / ikan
- Beras merah/kentang/ labu/ 4 6 kali sehari
jagung
- Kacang tanah
- Minyak / santan / avokad
- Sari buah tanpa gula
12 bulan atau
- ASI Kapan diminta
lebih
- Makanan padat umumnya
termasuk telur dengan kuning 4-6 kali sehari
telurnya dan jeruk.
(Krisnatuti, 2007).

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITAN

A. Kerangka Konseptual

24
25

Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan pemberian

MP-ASI pada Balita usia 6 24 bulan di desa Olang wilayah kerja

Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu.

Berdasarkan pemikiran diatas maka kerangka konseptual penelitian ini

adalah :

Variabel independen Variabel dependen

Pengetahuan Ketepatan pemberian MP-ASI

Sikap

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian

B. Variabel penelitian

Variabel mengandung pengertian atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok

yang lain (Arikunto, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

pengetahuan dan sikap ibu sedangkan variabel dependen adalah ketepatan

pemberian MP-ASI.

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif


1. Pengetahuan tentang makanan pendamping ASI yang terdiri dari manfaat,

syarat-syarat makanan pendamping ASI, jenis-jenis makanan pendamping

25
26

ASI pada balita 6-24 bulan. Hasil pengukuran di klasifikasikan dalam

skala ordinal :
a. Pengetahuan baik jika total skor > median
b. Pengetahuan kurang jika total skor median
2. Sikap adalah penilaian atau tanggap responden tentang pemberian MP ASI

pada balita usia 6-24 bulan. Hasil pengukuran di klasifikasikan dalam

skala ordinal :
a. Sikap positif jika total skor > median
b. Sikap negatif jika total skor median
3. Ketepatan pemberian MPASI adalah ketepatan waktu pemberian MP ASI

pada bayi usia 6-24 bulan tepat jika :


a. Tepat jika diberikan setelah bayi berusia 6 bulan (skor 8-10)
b. Tidak tetap jika diberikan setelah bayi berusia < 6 bulan(skor <8)
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha) :
1. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan ketepatan pemberian MP-

ASI pada balita usia 6 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas

Ponrang Selatan kabupaten Luwu


2. Ada hubungan sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada balita

usia 6 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan

kabupaten Luwu.

26
27

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

secara crosssectional study (studi potong lintang), yaitu desain penelitian yang

meneliti suatu kejadian pada satu titik waktu, dimana variabel bebas

(pengetahuan dan sikap) dan variabel terikat (ketepatan pemberian MP ASI)

diteliti sekaligus pada saat yang sama (Arikunto, 2006).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Lingkup Waktu

27
28

Penelitian dilakukan selama satu bulan pada mulai dari tanggal 12

Agustus sampai dengan 12 September 2013.

2. Lingkup Tempat

Tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah desa Olang wilayah kerja

Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang

diteliti (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

menyusui yang mempunyai balita usia 6-24 bulan di desa Olang wilayah

kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu yang berjumlah 46

ibu.

2. Sampel

Dalam penelitian ini besar sampel yang akan peneliti digunakan

adalah total sampel sehingga jumlah sampel sebanyak 46 responden

D. Metode Pengumpulan Data


1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Alimul, 2007). Instrumen penelitian ini berupa self

evaluation dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang jawabannya

telah disiapkan oleh peneliti dalam bentuk kuesioner. Kuesioner terdiri

dari 4 paket yaitu :

28
29

a. Kuesioner A data demografi. Bagian yang pertama adalah kuesioner

data demografi ibu yang meliputi umur ibu, pendidikan terakhir,

pekerjaan, paritas, sumber informasi dan data bayi meliputi umur dan

usia pemberian MP-ASI

b. Kuesioner B mengukur pengetahuan ibu tentang pemberian makanan

pendamping ASI pada bayi usia 6-24 bulan. Instrument terdiri dari

pertanyaan 20 pertanyaan. Jawaban responden menggunakan skala

Gutman (0-1), apabila jawaban responden benar, akan diberi nilai 1,

dan bila jawaban salah diberi nilai 0.

c. Instrumen C tentang sikap ibu tentang pemberian makanan

pendamping ASI. Instrumen terdiri dari 10 pernyataan, di ukur dengan

menggukan skala Liker dengan rentang (1-4) , diisi oleh responden

dengan ketentuan skor setiap item pernyataan terhadap prilaku pola

makan, untuk nilai kuesioner : Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak

Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1.

d. Instrumen D digunakan untuk mengukur ketepatan pemberian MP

ASI. Instrument terdiri dari pertanyaan 10 pertanyaan. Jawaban

responden menggunakan skala Gutman (0-1), apabila jawaban

responden menunjukkan ketepatan pemberian MP ASI di beri skor 1

dan 0 jika tidak sesuai.

2. Prosedur Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahapan yaitu :

1. Tahap persiapan

29
30

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pengurusan

administrasi ijin penelitian ke pihak terkait dimulai dengan izin Ketua

STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo kemudian Dinas kesbangpol &

Linmas kabupaten Luwu dan seterusnya ke kepala Puskesmas

Ponrang Selatan kabupaten Luwu dan pemerintah desa Olang, setelah

mendapatkan ijin penelitian, peneliti membuat daftar responden.

2. Tahap pelaksanaan

Dimulai dengan penjelasan tujuan penelitian kepada calon

responden dan partisipasi yang diharapkan. Setelah menyetujui

responden diminta untuk menandatangani lembar informed concern

sebagai bukti keikutsertaan secara sukarela. Setelah menyetujui

responden diminta untuk menandatangani lembar informed concern

sebagai bukti keikutsertaan secara sukarela. Peneliti mendampingi

responden selama lebih kurang 25-30 menit dalam mengisi setiap

kuesioner.

E. Metode Pengolahan
1. Pengolahan data

Pengolahan data dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Seleksi. Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan

dengan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data,

dan memeriksa keseragaman data.


b. Editing. Berfungsi untuk meneliti kembali apakah isian lembar

kuesioner sudah lengkap. Editing dilakukan ditempat pengumpulan

data sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.

30
31

c. Coding. Suatu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban / hasil-hasil

yang dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban

dengan kode berupa angka, kemudian dimasukkan dalam lembaran

tabel kerja. Yaitu pengklasifikasian dan pemberian kode pada data.


d. Entry. Memasukkan data yang telah dilakukan koding dengan bantuan

komputer program computer.


e. Tabulating. Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam

tabel-tabel sesuai dengan kriteria.


F. Analisis data
1. Analisa univariat

Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari

satu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian

(Mahcfoed, 2009). Pada penelitian ini analisa data dengan metode statistik

univariat digunakan untuk menganalisa data demografi, variabel

independen yaitu beban kerja dan variabel dependen kinerja perawat. Data

demografi akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi atau

proporsi. Data merupakan jenis data kategorik yang disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa Bivariat

Adapun rumus Uji Statistik Chi-square sebagai berikut :

2
( fofh)
X 2 =
fh
Keterangan :

X2 : Chi-Square

fo : frekuensi observasi

31
32

fh : frekuensi harapan

Proses pengujian Chi Square adalah dengan membandingkan

frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (eskpektasi).

Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik antara variabel bebas dan

variabel terikat digunakan tingkat kepercayaan 95%. Jika nilai p yang

didapat lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti antara

dua variabel (bebas dan terikat) yang diteliti mempunyai hubungan yang

bermakna. Sedangkan jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol

gagal ditolak yang berarti bahwa antara dua variabel (bebas dan terikat)

yang diteliti tidak mempunyai hubungan yang bermakna (Sugiyono,

2006).

G. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etik

meliputi:

1. Izin penelitian

Sebelum penelitian ini dilaksanakan sebelumnya peneliti mengajukan

permohonan izin pada institusi tempat penelitian dan memperlihatkan

proposal riset.

2. Informed Consent

Selanjutnya sebelum informed consent ditanda tangani oleh semua

partisipan, peneliti menjelaskan : tujuan riset, manfaatnya bagi subjek,

sifat partisipasi (suka rela), kerahasiaan data, apa yang terjadi selama

penelitian berlangsung. Prinsip ini tertuang dalam informed consent yaitu

32
33

persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang

keseluruhan pelaksanaan penelitian.

3. Anonimity

Untuk menjamin kerahasiaan subjek penelitia tidak mencamtumkan

nama mereka (Anonimity). Data akan disimpan dengan nama kode khusus.

Nama subjek hanya diketahui oleh peneliti atau masing-masing subjek

bila mereka menginginkannya.

4. Confidentiality

Kepada subjek juga disampaikan bahwa segala informasi yang

diberikan akan dijamin kerahasiaannya (Confidentiality) hanya akan

diketahui oleh kelompok tertentu saja informasi tersebut akan peneliti

sajikan, utamanya dilaporkan pada hasil riset. Setelah mereka setuju untuk

berpartisipasi dalam riset ini, semua partisipan diberitahu bahwa mereka

tetap dapat saja mengundurkan diri dari penelitian kapan pun mereka

menghendaki.

Mereka juga diberi tahu jika selama proses pengumpulan data

menyebabkan ketidaknyamanan emosional atau stres, meraka dapat

langsung menghentikan saat itu juga.Tujuan penelitian harus etik, dalam

arti hak responden dan yang lainnya harus dilindungi (Nursalam, 2009).

33
34

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas

Ponrang Selatan kabupaten Luwu yang dilaksanakan dari tanggal 12 Agustus

s/d 12 September 2013, dengan jumlah 46 responden yang ditetapkan dengan

metode toal sampling.

1. Deskripsi lokasi penelitian

Puskesmas Ponrang Selatan adalah puskemas rawat inap wilayah

kerja mencakup 12 desa, dengan luas wilayah 14.3 km 2 ditunjang oleh

sarana kesehatan polindes 3 unit dan poskesdes 9 unit. Puskesmas Ponrang

Selatan memberikan pelayanan kepada penduduk sebanyak 29.225 jiwa

yang terdiri dari laki-laki 13.754 (47.1 %) jiwa dan perempuan 15.471

(52.9 %) jiwa, jumlah rumah tangga sebanyak 5.976 dengan rata-rata jiwa

perrumah tangga sebanyak 5 jiwa.

Desa olang merupakan wilayah kerja puskesmas Ponrang Selatan

dengan jumlah penduduk 1.298 jiwa terdiri dari laki-laki 609 jiwa dan

perempuan 698 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 262

rumah tangga. Jumlah KK prasejahtera sebanyak 35 rumah tangga, KK

34
35

sejahtera 55 rumah tangga, KK sedang 60 rumah tangga dan KK miskin

sebanyak 112 rumah tangga.

2. Karakteristik responden

Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Olang Puskesmas
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu, Tahun 2013
Karakteristik Jumlah Persentase (%)
Umur ibu:
21-25 tahun 32 86.5
26-30 tahun 1 2.7
31-35 tahun 2 5.4
36-40 tahun 2 5.4
Total 46 100
Pendidikan ibu :
Sarjana 4 8.7
SMU 18 39.1
SMP 13 28.3
SD 4 8.7
Tidak sekolah 7 15.2
Total 46 100
Pekerjaan ibu:
PNS 8 17.4
IRT 26 56.5
Pegawai swasta 4 8.7
Wiraswasta 8 17.4
Total 46 100
Sumber informasi 15 40.5
Petugas Kesehatan 24 52.2
Media Cetak 11 23.9
Teman/Orang Lain 6 13.0
Belum Pernah 5 10.9
Total 46 100
Umur Balita
6-10 bulan 10 21.7
11-15 bulan 14 30.4
16-20 bulan 14 30.4

35
36

21-24 bulan 8 17.4


Total 46 100
Sumber : data primer 2013

Pada tabel 5.1 diketahui bahwa mayoritas umur ibu balita adalah 21-

25 tahun yaitu 32 (86.5%), pendidikan terbanyak adalah SMU yaitu 18

(39.1%), pekerjaan ibu sebagian besar adalah ibu rumah tangga yaitu 26

(56.5 %), sumber informasi tentang MP ASI terbanyak diperoleh dari

petugas kesehatan yaitu 24 (52.2 %), umur balita terbanyak yaitu 11-15

bulan dan 16-20 bulan masing-masing 14 (30.4 %).

3. Analisa Univariat

a. Distribusi pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI pada balita usia

6-24 bulan

Tabel 5.2
Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita
Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013
Pengetahuan F (%)
Kurang 22 47.8
Baik 24 52.2
Total 46 100
Sumber: Data Primer, 2013

Dari tabel 5.2 diketahui lebih banyak ibu yang sudah mengetahui

dengan baik tentang pemberian MP ASI pada balita yaitu 24 (52.2%)

dan sebanyak 22 (47.8 %) yang kurang mengetahui.

b. Distribusi sikap ibu tentang pemberian MP ASI pada balita usia 6-24

bulan

Tabel 5.3

36
37

Distribusi Sikap Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-


24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013
Pengetahuan F (%)
Negatif 23 50.0
Positif 23 50.0
Total 46 100
Sumber: Data Primer, 2013

Dari tabel 5.3 diketahui proporsi ibu yang bersikap negatif dan

positif tentang pemberian MP ASI pada balita jumlahnya sama

masing-masing 23 (50 %).

c. Distribusi ketepatan pemberian MP ASI pada balita usia 6-24 bulan

Tabel 5.4
Distribusi Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24
Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013
Ketepatan Pemberian MP ASI F (%)
Tidak tepat 16 34.8
Tepat 30 65.2
Total 46 100
Sumber: Data Primer, 2013

Dari tabel 5.4 diketahui sebagian besar ibu tepat memberikan MP

ASI pada balita yaitu 30 (65.2 %) dan sebanyak 16 (34.8%) yang tidak

tepat dalam pemberian MP ASI pada balita.

4. Analisa Bivariat

Tabel 5.5
Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI
Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja
Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu
Tahun 2013

Pengetahuan Ketepatan Pemberian MP ASI Total


Tidak tepat Tepat

37
38

n % n % n %
Kurang 13 59.1 9 40.9 22 100
Baik 3 12.5 21 87.5 24 100
Total 16 34.8 30 65.2 46 100%
P value : 0.001
Sumber: Data Primer, 2013
Hasil analisis hubungan pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa ibu yang

kurang mengetahui tentang pemberian MPA ASI lebih banyak yang

memberikan MP ASI pada balitanya tidak tepat waktu yaitu 13 (59.1%)

sedangkan yang mengetahui dengan baik mayoritas memberikan MP ASI

pada balitanya tepat waktu yaitu 21 (87.5 %). Perbedaan ini bermakna

secara statistik nilai p : 0.001 < nilai 0.05 artinya ada hubungan antara

pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI dengan ketepatan pemberian

pada balita.

Tabel 5.6
Hubungan Sikap Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI Pada
Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja
Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu
Tahun 2013

Ketepatan Pemberian MP ASI


Total
Sikap Tidak tepat Tepat
n % n % n %
Negatif 12 52.2 11 47.8 23 100
Positif 4 17.4 19 82.6 23 100
Total 16 34.8 30 65.2 46 100%
P value : 0.014
Sumber: Data Primer, 2013
Hasil analisis hubungan pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa ibu yang

bersikap negatif tentang pemberian MPA ASI lebih banyak yang

memberikan MP ASI pada balitanya tidak tepat waktu yaitu 12 (52.2%)

sedangkan yang bersikap positif mayoritas memberikan MP ASI pada

balitanya tepat waktu yaitu 19 (82.6 %). Perbedaan ini bermakna secara

38
39

statistik nilai p : 0.014 < nilai 0.05 artinya ada hubungan antara sikap

ibu tentang pemberian MP ASI dengan ketepatan pemberian pada balita.

B. Pembahasan

1. Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI Pada

Balita Usia 6-24 Bulan

Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecap. Pengetahuan

akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil

keputusan sehingga individu tersebut akan melakukan perubahan dengan

mengadopsi perilaku (Notoatmodjo, 2010).

Hasil penelitian menggambarkan lebih banyak ibu yang sudah

mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI pada balita yaitu 24

(52.2%) dan sebanyak 22 (47.8 %) yang kurang mengetahui.

Pengetahuan ibu yang baik tentang pemberian MP ASI pada balita

ditunjang oleh tingkat pendidikan yang sebagian besar adalah SMU dan

sebagian besar telah mendapatkan informasi melalui penyuluhan kesehatan

dari petugas kesehata. Hal ini berarti bahwa faktor pendidikan dan

keterpaparan dengan sumber informasi merupakan determinan penting

dalam pembentukan pengetahuan ibu. Hal ini sesuai dengan pendapat IB

Mantra dalam Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan mempengaruhi

proses belajar sehingga makin tinggi pendidikan maka seseorang makin

mudah mengetahui dan menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang

39
40

lain maupun dari media massa, semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Akan tetapi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa para ibu balita

masih memerlukan penyuluhan kesehatan tentang MP ASI dimana

proporsi yang kurang mengetahui relatif masih banyak yaitu 47.8 %.

Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan pada saat ibu balita melakukan

kunjungan ke posyandu maupun pada saat melakukan pemeriksaan

kesehatan pada masa kehamilan. Sebaliknya ibu balita juga dapat

meningkatkan pengetahuannya tentang MP ASI secara mandiri melalui

berbagai media elektonik maupun cetak.

Hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa ibu yang kurang

mengetahui tentang pemberian MPA ASI lebih banyak yang memberikan

MP ASI pada balitanya tidak tepat waktu yaitu 59.1% sedangkan yang

mengetahui dengan baik mayoritas memberikan MP ASI pada balitanya

tepat waktu sebanyak 87.5 %. Perbedaan ini bermakna secara statistik

nilai p : 0.001 < nilai 0.05 artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu

tentang pemberian MP ASI dengan ketepatan pemberian pada balita.

Hasil penelitian sejalan dengan pendapat bahwa Menurut Notoatmojo

(2010) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbantuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai

dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri sehingga dapat

dilakukan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan

40
41

seseorang. Untuk membentuk tindakan atau perilaku seseorang sangat

diperlukan pengusaan pengetahuan yang cukup kuat.

Meskipun hasil penelitian ini telah membuktikan adanya hubungan

ang signifikan antara pengetahuan dengan ketepatan pemberian MP ASI

pada balita, akan tetapi masih ditemukan ibu balita yang memiliki

pengetahuan yang baik tetapi tidak tepat dalam pemberian MPA ASI,

menurut peneliti hal lain disebabkan faktor tradisi yang masih berkembang

bahwa memberikan makanan secara dini pada bayi akan membantu

mempercepat pertumbuhan anak. Hal ini sesuai dengan dengan hasil

wawancara dengan beberapa ibu yang menyatakan bahwa pemberian

makanan khususnya buah-buahan akan mempercepat pertumbuhan

anaknya. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan Notoatmodjo

(2010) bahwa salah satu model yang membentuk pengetahuan adalah

model kulural untuk memahami dunia yang diekspresikan dalam asumsi-

asumsi, nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki manusia.

2. Hubungan sikap Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita

Usia 6-24 Bulan

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan

untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan

kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan

kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan

lain-lain (Azwar, 2005).

41
42

Hasil penelitian menemukan proporsi ibu yang bersikap negatif dan

positif tentang pemberian MP ASI pada balita jumlahnya sama masing-

masing 23 (50 %). Hasil analisis hubungan menemukan bahwa ibu yang

bersikap negatif tentang pemberian MPA ASI lebih banyak yang

memberikan MP ASI pada balitanya tidak tepat waktu yaitu 12 (52.2%)

sedangkan yang bersikap positif mayoritas memberikan MP ASI pada

balitanya tepat waktu yaitu 19 (82.6 %). Perbedaan ini bermakna secara

statistik nilai p : 0.014 < nilai 0.05 artinya ada hubungan antara sikap

ibu tentang pemberian MP ASI dengan ketepatan pemberian pada balita.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat (Azwar, 2005) proses

Internalisasi terjadi saat individu menerima pengaruh dan bersedia

bersikap menurut pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan

apa yang dipercayai individu dan sesuai dengan sistem nilai yang

dianutnya. Sehingga ibu yang bersikap negatif cenderung untuk

melakukan perilaku yang tidak tepat dalam pemberian MP ASI pada

balitanya, sebaliknya ibu yang bersikap positif akan mendorong untuk

melakukan praktik yang benar dalam pemberian MP ASI.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Hal ini dapat dilihat masih ada ibu yang bersikap positif tetapi

tidak tepat dalam pemberian MP ASI pada balitanya. Untuk terwujudnya

sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Sikap individu

42
43

yang sudah positif terhadap harus mendapat konfirmasi dari dan ada

fasilitas yang mudah dicapai, sehingga dapat melakukan tindakan nyata.

Dalam teori Kelman (dalam Azwar, 2005) bahwa bagaimana sikap

dapat berubah melaui tiga proses yaitu kesediaan, identifikasi, dan

internalisasi. Hal ini berarti bahwa untuk mendukung program MP ASI

yang tepat maka pihak puskesmas sebagai penanggungjawab kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya perlu melibatkan peran serta masyarakat

khususnya tokoh agama. Karena kesediaan terjadi ketika ibu balita

bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau dari kelompok lain

dikarenakan individu berharap untuk memperolah reaksi atau tanggapan

positif dari pihak lain tersebut. Identifikasi terjadi saat ibu balita meniru

perilaku atau sikap seseorang atau sikap sekelompok lain dikarenakan

sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggap ibu balita sebagai bentuk

hubungan yang menyenangkan dengan pihak lain termaksud. Internalisasi

terjadi saat ibu balita menerima pengaruh dan bersedia bersikap menurut

pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dipercayai

individu dan sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang diidentifikasi dalam penelitian ini dalah :

1. Penggunaan metode cross-sectional study memiliki kendala kurangnya

inferensi causalitas, selain itu data longitudinal dapat menimbulkan

biasnya estimasi parameter sehingga hasilnya kurang baik


2. Metode pengumpulan data dengan kuesioner berifat self evaluative

sehingga responden dapat memberikan jawaban yang bersifat subjektif.

43
44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Lebih banyak ibu balita di Desa Olang wilayah kerja puskesmas Ponrang

Selatan yang sudah mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI

pada balita yaitu 24 (52.2%) dan sebanyak 22 (47.8 %) yang kurang

mengetahui.

2. Proporsi ibu balita di Desa Olang wilayah kerja puskesmas Ponrang

Selatan yang bersikap negatif dan positif tentang pemberian MP ASI pada

balita jumlahnya sama masing-masing 23 (50 %).

3. Sebagian besar ibu balita di Desa Olang wilayah kerja puskesmas Ponrang

Selatan sudah tepat memberikan MP ASI pada balita yaitu 30 (65.2 %)

dan sebanyak 16 (34.8%) yang tidak tepat dalam pemberian MP ASI pada

balita.

4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang pemberian

MP ASI terhadap ketepatan pemberian pada balita (nilai p: 0.001).

5. Ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu tentang pemberian MP ASI

terhadap ketepatan pemberian pada balita (nilai p : 0.014)

B. Saran-saran

44
45

1. Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan meningkatkan perannya dalam kegiatan pengabdian

kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan penyuluhan kesehatan

khususnya tentang isu dan trend kesehatan seperti pemberian MP ASI

maupun melalui kegiatan ilmiah seperti penelitian terkait MP ASI

2. Bagi Puskesmas

Diperlukan kegiatan sosialisasi melalui penyuluhan kesehatan tentang

MP ASI khususnya kepada ibu yang berpendidikan rendah dan ibu rumah

tangga sehingga program MP ASI dapat dicapai untuk meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan anak yang labih baik.

3. Bagi Ibu Menyusui

Diharapkan hanya memberikan ASI ekslusif sampai usia bayi 6 bulan

dan pemberian MP ASI pada bayi usia 6 24 bulan atau selama 1000 hari

untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.

4. Bagi Peneliti

Diharapkan bagi peneliti yang ingin mengkajia tentang MP ASI kiranya

mengembangkan metode yang lebih analitik dan menggunakan kuesioner

yang valid dan realibel sehingga bias dari hasil penelitian dapat dikontrol

dengan baik.

45
46

DAFTAR PUSTAKA

Agung (2008). Gizi dan Fungsinya, dibuka pada website http://agunkzalways.


wordpress. com pada tanggal 16 Juni 2013
Agung (2009). Penilaian Status Gizi, dibuka pada website http://doktercakep.
blogspot.com pada tanggal 16 Juni 2013
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,
Edisi Revisi V, Rineka Cipta: Jakarta
Azwar, S (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi II.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Babys Food(2011) dibuka pada website http://www.wholesomebabyfood.com
tanggal 16 Juni 2013
Departemen Kesehatan RI (2006). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak, Jakarta: Depkes RI Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Klik Dokter (2008). Penilaian Status Gizi, dibuka pada website
http://klikdokter/penilaian-status-gizi pada tanggal 16 Juni 2013
Krisnatuti, (2007).,ASI Ekslusif dan MP-ASI., http://www.infobunda.com pada
tanggal 16 Juli 2012
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka
Cipta
Persagi (2008). Status Gizi, dibuka pada website http://persagikapuas.
blogspot.com tanggal 17 Juni 2013
Soekirman (2007). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat,
Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Sunaryo. (2006). Menu Sehat untuk Balita, Jakarta: Puspa Swara
Supartini. Y. (2008). Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Widjaja, M.C (2008). Gizi Tepat untuk Perkembangan Otak dan Kesehatan
Balita, Jakarta: Kawan Pustaka

46
47

ABSTRAK
STIKES KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
SKRIPSI, SEPTEMBER 2013

PATIMAH
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6 24
BULAN DI DESA OLANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONRANG
SELATAN KABUPATEN LUWU TAHUN 2013

( 47 halaman + 7 Tabel + 6 Lampiran)

Riset WHO pada tahun 2005 menyebutkan sebanyak 58% penyebab


kematian balita di dunia terkait dengan malnutrisi, malnutrisi sering kali terkait
dengan kurangnya asupan ASI (Agung 2009. Keadaan kekurangan gizi pada bayi
dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Masih
kurangnya sosialisasi pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 24 bulan merupakan
salah satu penyebab kurangnya pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan
MP-ASI pada balita.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan
sikap ibu terhadap ketepatan pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 24 bulan di
desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu. Desain
penelitian adalah cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu yang memiliki
balita 6-24 bulan di desa Olang sebanyak 46 responden yang ditetapkan dengan
teknik total sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
data dianalisa dengan Uji Statistik Chi-Square.
Hasil penelitian menemukan ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI terhadap ketepatan pemberian pada
balita (nilai p: 0.001) dan ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu tentang
pemberian MP ASI terhadap ketepatan pemberian pada balita (nilai p : 0.014).
Saran penelitian diperlukan kegiatan sosialisasi melalui penyuluhan
kesehatan tentang MP ASI dan melibatkan tokoh masyarakat sehingga program
MP ASI dapat dicapai untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
yang labih baik.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, MP ASI


Daftar Pustaka : 14 (2005-2011)

47
48

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP


KETEPATAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BALITA USIA 6 24 BULAN
DI DESA OLANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONRANG SELATAN
KABUPATEN LUWU TAHUN 2013

Saya Fatimah adalah mahasiswa S1 Keperawatan STIKES KURNIA JAYA


PERSADA PALOPO. Saya akan melakukan penelitian sebagai salah satu kegiatan
dalam menyelesaikan tugas akhir pendidikan tahap akademik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu
dengan ketetapan pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6 24 Bulan. Saya
mengharapkan partisipasi Ibu untuk memberikan tanggapan / jawaban dari
pertanyaan yang diberikan. Tanggapan / jawaban bersifat bebas dan tanpa
paksaan. Saya akan menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas ibu.
Jika Ibu bersedia menjadi peserta penelitian, silahkan menandatangani kolom
dibawah ini dan mengisi kuesioner yang tersedia.

Tanda Tangan : .....


Tanggal :..
No. Responden : .

48
49

Lampiran 2
Kuesioner
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP
KETEPATAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6 24 BULAN
DI DESA OLANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONRANG
SELATAN KABUPATEN LUWU TAHUN 2013
A. Identitas Responden

1. Usia ibu : 1.21-25 tahun 2. 26-30 tahun 3. 31-35 tahun


4. 35-40 tahun
2. Pendidikan akhir : 1. Sarjana 2. SMU 3 SMP
4. SD 5. Tidak sekolah
3. Pekerjaan : 1. PNS 2. IRT 3. Swasta 4 Wiraswasta
4. Sumber Informasi tentang MP ASI ( dapat lebih dari satu) :
1. Petugas kesehatan 2. Media cetak 3. Media elektronik
4. Teman/ orang lain
6.Paritas : 1. 1 2. 2 3. 3
5. Umur bayi : 1. 6 -10 bulan 2. 11-15 bulan
3. 16-20 bulan 4. 21-24 bulan

B. Pengetahuan tentang MP ASI

1. Makanan yang terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan adalah :


a. Hanya diberikan ASI
b. ASI dan makan pendamping ASI
c. Makanan yang olahan pabrik
2. Menurut Ibu, pengertian makanan pendamping ASI itu adalah :
a. Makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga
b. Makanan pengganti ASI
c. Makanan yang diberikan pada bayi usia > 6 bulan
3. Menurut ibu, makanan pendamping ASI adalah :
a. Diberikan ketika bayi tidak lagi menyusui
b. Makanan pendamping ASI
c. Makanan yang diberikan saat gigi bayi mulai tumbuh
4. Menurut ibu manfaat makanan pendamping ASI, adalah :
a. Mempercepat pertumbuhan gigi
b. Menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi
c. Menambah mineral
5. Menurut ibu manfaat lain dari makanan pendamping ASI adalah :
a. Mengurangi waktu ibu untuk menyusui bayi

49
50

b. Mencegah penyakit
c. Membantu bayi dalam proses belajar makan yang baik
6. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan:
a. 0-3 bulan
b. 3-6 bulan
c. > 6 bulan
7. Yang termasuk syarat makanan pendamping ASI :
a. Mudah dicerna ( makanan lunak)
b. Sama dengan makanan orang dewasa
c. Mengandung serat kasar
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI
pada bayi :
a. Setelah berumur 1 tahun dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa
b. Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang telah berumur 6
bulan sebanyak 4-6 kali/hari
c. Sebaiknya makanan dari olahan pabrik
9. Jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia > 6 bulan :
a. Makanan lunak
b. Makanan padat
c. Makanan cair
10. Menurut ibu yang merupakan makanan pendamping ASI :
a. Makanan yang olahan pabrik
b. Bubur susu
c. Makanan olahan sendiri
11. Berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi
yang berusia 6-8 bulan :
a. 1-3 kali
b. 7-10 kali
c. 4-6 kali
12. Mengapa bayi perlu diberi makanan tambahan:
a. Agar anak tidak rewel dan canggung
b. Agar anak terhindar dari penyakit
c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan pertambahan
umurnya

50
51

13. Apa pengaruhnya terhadap pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan
terhadap kesehatan bayi?
a. Tidak ada pengaruhnya
b. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu
c. Anak jadi sering nangis
14. Menurut ibu, dengan menunda makanan tambahan dapat mengurangi resiko
alergi makanan?
a. Ya
b. Tidak
c. Mungkin
15. Pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih?
a. > 24 bulan
b. < 12 bulan
c. >12 bulan

Kuesioner C: Sikap Tentang MP ASI


Petunjuk :
- Setiap pernyataan mempunyai empat macam jawaban, untuk itu saudara pilih
salah satu jawaban yang paling mewakili dan sesuai dengan keadaan atau
perasaan saudara secara jujur. Caranya dengan diberi tanda () pada kolom
yang sesuai dengan hurub yang saudara pilih tersebut.
- Huruf dibawah ini merupakan gambaran sikap saudara dan hurub tersebut
identik dengan pernyataan sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS) : Yang berarti IBU berpendapat bahwa apa yang
terkandung didalam pernyataan yang diajukan sungguh-sungguh benar sesuai
apa yang dirasakan
Setuju (S) : Yang berarti IBU berpendapat bahwa apa yang terkandung dalam
pernyataan yang diajukan lebih banyak benarnya daripada tidak benarnya
Tidak Setuju (TS) : Yang berarti IBU berpendapat bahwa apa yang
terkandung dalam pernyataan yang diajukan lebih banyak tidak benarnya
daripada benarnya
Sangat Tidak Setuju (STS) : Yang berarti IBU berpendapat bahwa apa yang
terkandung dalam pernyataan yang diajukan lebih banyak tidak benarnya
daripada benarnya

No Pertanyaan Jawaban Kode


SS S TS STS
1. Bayi berusia 4 bulan memerlukan makanan
khusus

51
52

2. Pada bayi berusia > 6 bulan baru boleh


diberikan makanan tambahan
3. Supaya bayi berusia 0-6 bulan lebih gemuk,
makanannya harus ditambah dengan susu
formula
4. Pemberian makanan pada bayi sebelum bayi
berusia < 6 bulan dapat berpengaruh pada
pencernaannya
5. Pemberian makanan selain ASI kepada bayi
sebelum bayi berusia 6 bulan
6. Menunda pemberian makanan padat dapat
mengurangi resiko alergi makanan pada bayi
7. Pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6
bulan dapat membantu bayi mengatasi rasa
lapar dan tidak akan menangis
8. Memberi makanan lumat seperti bubur susu
sebagai makanan pertama pada bayi berusia > 6
bulan
9. Pada bayi berusia 7-9 bulan diberikan lebih dari
6 kali makanan tambahan setiap hari
10. Pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6
bulan dapat menyebabkan anak kelebihan berat
badan

Kuesioner D: Ketepatan Pemberian MP ASI

1. Ibu memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan?


a. Ya b. Tidak
2. Ibu memberikan makanan tambahan pada bayi saat berumur 4 bulan?
a. Ya b. Tidak
3. Makanan tambahan diberikan pada bayi ketika usia < 6 bulan?
a. Ya b. Tidak
4. Ibu memberikan makan bayi berusia < 6 bulan jika bayi rewel atau menangis?
a. Ya b. Tidak
5. Ibu memberikan susu formula pada anak usia < 6 bulan?
a. Ya b. Tidak
6. Ibu memberi makan bayi berusia < 6 bulan agar anak lebih gemuk?
a. Ya b. Tidak
7. Ibu memberi makanan lumat seperti bubu susu sebagai makanan pertama bayi
berusia diatas 6 bulan ?
a. Ya b. Tidak
8. Ibu memberikan susu formula sebagai makanan tambahan ketika masih
memberikan ASI?
a. Ya b. Tidak
9. Ibu memberikan makanan tambahan 1-3 kali sehari pada bayi usia > 6 bulan?
a. Ya b. Tidak
10. Ibu memberi makan bayi dengan kemiri sesaat setelah bayi lahir?

52
53

a. Ya b. Tidak

Terima kasih atas partisipasinya

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU


TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BALITA
USIA 6 24 BULAN DI DESA OLANG WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PONRANG SELATAN KABUPATEN
LUWU TAHUN 2013

53
54

OLEH :

NAMA : PATIMAH
NIM : 01.2011.589

PROGRAM STUDI S 1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
2013

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL PENELITIAN

Skripsi dengan judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap
Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6 24 Bulan di Desa Olang

54
55

Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013 telah
mendapat persetujuan untuk diuji dalam seminar hasil penelitian.

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Munafrin Hoesny, S.Psi. M.Kes Megawati Sibulo.S.Kep.Ns

KETUA
Program Studi S1 Keperawatan
(STIKES) KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

Grace Tedy Tulak.S.Kep.Ns.M.Kep


NIDN. 0920078501

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN

55
56

...................................................................................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
...................................................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR
...................................................................................................................................
iv
DAFTAR ISI
...................................................................................................................................
v
DAFTAR TABEL
...................................................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
...................................................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN
...................................................................................................................................
1
A. Latar Belakang
.............................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
.............................................................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian
.............................................................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian
.............................................................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

56
57

...................................................................................................................................
6
A. Konsep Pengetahuan
.............................................................................................................................
6
B. Konsep Sikap
.............................................................................................................................
11
C. Konsep Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
.............................................................................................................................
17
BAB III KERANGKA KONSEP
25
A. Kerangka Konsep
.............................................................................................................................
25
B. Variabel Penelitian
.............................................................................................................................
25
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
.............................................................................................................................
26
D. Hipotesis
.............................................................................................................................
26
BAB IV METODE PENELITIAN
28
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
.............................................................................................................................
28
B. Tempat dan Waktu Penelitian
.............................................................................................................................
28
C. Populasi dan Sampel
.............................................................................................................................
28
D. Metode Pengumpulan Data

57
58

.............................................................................................................................
29
E. Metode Pengolahan Data
.............................................................................................................................
31
F. Analisa Data
.............................................................................................................................
31
G. Etika Penelitian
.............................................................................................................................
33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
...................................................................................................................................
35
A. Hasil
.............................................................................................................................
35
B. Pembahasan
.............................................................................................................................
40
C. Keterbatasan penelitian
.............................................................................................................................
44
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
...................................................................................................................................
45
A. Kesimpulan
.............................................................................................................................
45
B. Saran
.............................................................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................................................
47
Lampiran-Lampiran

58
59

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jadwal Pemberian Makanan Pendamping ASI menurut Umur Bayi,
Jenis Makanan dan Frekuensi Pemberian
..............................................................................................................
24

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Olang


Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu, Tahun 2013
..............................................................................................................
36

59
60

Tabel 5.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita
Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang
Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013
..............................................................................................................
37

Tabel 5.3 Distribusi Sikap Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-
24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan
Kabupaten Luwu,Tahun 2013
..............................................................................................................
37

Tabel 5.4 Distribusi Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24
Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan
Kabupaten Luwu,Tahun 2013
...................................................................................................................................
38

Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI


Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja
Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013
..............................................................................................................
38

Tabel 5.6 Hubungan Sikap Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI Pada
Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013
..............................................................................................................
39

60
61

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


...................................................................................................................................
25

61
62

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Concern


...................................................................................................................................
1
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
...................................................................................................................................
2
Lampiran 3. Izin Penelitian
...................................................................................................................................
3
Lampiran 4. Master Tabel
...................................................................................................................................
4
Lampiran 5. Output Pengolahan Data
...................................................................................................................................
5
Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
...................................................................................................................................
6

62
63

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesajarnaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebut dalam daftar pustaka.

Palopo, September 2013

PATIMAH
NIM :01.2011.589

63
64

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan

dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6 24

Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu

Tahun 2013 sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan

pendidikan di program studi (S1) Keperawatan pada STIKES Kurnia Jaya

Persada Palopo.

64
65

Rampungnya penyusunan skripsi ini adalah berkat bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Ibu Hj. Nuraeni Azis.S.Kp. M.Kes selaku ketua STIKES Kurnia Jaya Persada

Palopo.

2. Ibu Grace Tedy Tulak, S.Kep. Ns.M.Kep, Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo

3. Bapak Munafrin Hoesny, S.Psi. M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan selama penulisan skripsi

4. Ibu Megawati Sibulo.S.Kep.Ns. pembimbing II atas segala bimbingan dan

waktunya selama penyusunan skripsi.

5. Penguji atas saran yang konstruktif.

6. Para civitas akademik Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Kurnia Jaya

Persada Palopo

7. Seluruh teman-teman dan pihak lain yang telah membantu dan memberikan

saran untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan

kelemahan olehnya diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi

perbaikan dan penyempurnaannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan

pahala atas segala amal yang telah diberikan.

Palopo, September 2013

65
66

Penulis

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sampeang wilayah kerja Puskesmas Bajo

kabupaten Luwu dengan jumlah sampel 46 responden yang ditetapkan secara

Simple Random Sampling, pengumpulan data dilakukan pada saat ibu bayi

melakukan kunjungan ke posyandu dan melalui kunjungan rumah yang

dilakukan dari tanggal 5 s/d 21 September 2012.

66
67

1. Karakteristik responden

a. Distribusi umur ibu

Dari 46 responden diketahui kelompok umur terbanyak adalah

usia 26-30 tahun sebanyak 18 atau 39.1 %, kemudian usia 21-25 tahun

14 atau 30.4 %, usia 31-35 tahun sebanyak 10 atau atau 21.7 % dan

yang paling sedikit adalah usia 36-40 tahun hanya 4 atau 8,7 %.

Distribusi umur ibu ditampilkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Desa Sampeang
Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012
Usia Jumlah Persentase (%)
21-25 tahun 14 30.4
26-30 tahun 18 39.1
31-35 tahun 10 21.7
36-40 tahun 4 8.7
Total 46 100.0
Sumber : data primer 2012

b. Distribusi pendidikan ibu

Dari 46 responden diketahui tingkat pendidikan terbanyak adalah

SMU sebanyak 18 atau 39.1 %, kemudian SMP 13 atau 28.3 %, tidak

sekolah 7 atau 15.2 % dan sarjana dengan SD jumlahnya sama yaitu 4

atau 8.7 %. Distribusi pendidikan ibu ditampilkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Sampeang
Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012

Pendidikan Jumlah Persentase (%)


Sarjana 4 8.7

67
68

SMU 18 39.1
SMP 13 28.3
SD 4 8.7
tdk sekolah 7 15.2
Total 46 100.0
Sumber : data primer 2012

c. Distribusi pekerjaan ibu

Hasil penelitian diketahui dari 46 responden mayoritas adalah Ibu

Rumah Tangga sebanyak 26 atau 56.5 %, kemudian PNS dan

wiraswasta masing-masing 8 atau 17.4 % dan pegawai swasta 4 atau

8.7 % . Distribusi pekerjaan ibu ditampilkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Sampeang
Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


PNS 8 17.4
IRT 26 56.5
Pegawai swasta 4 8.7
Wiraswasta 8 17.4
Total 46 100.0
Sumber : data primer 2012

d. Distribusi sumber informasi tentang MP-ASI

Dari 46 responden diketahui sumber informasi terbanyak yang

diperoleh tentang MP-ASI adalah dari petugas kesehatan sebanyak 24

atau 52.2 %, kemudian dari media cetak 11 atau 23.9 %, dari

teman/orang lain sebanyak 6 atau 13 % dan yang belum pernah

mendapatkan informasi sebanyak 5 atau 10.9 %. Distribusi sumber

informasi tentang MP ASI ditampilkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

68
69

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang MP ASI


di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo
Tahun 2012

Sumber Informasi Jumlah Persentase (%)


Petugas Kesehatan 24 52.2
Media Cetak 11 23.9
Teman/Orang Lain 6 13.0
Belum Pernah 5 10.9
Total 46 100.0
Sumber : data primer 2012

e. Distribusi usia bayi

Dari 46 responden diketahui jumlah terbanyak ibu yang memiliki

bayi usia 7-12 bulan dan 13-18 buan masing-masing 14 atau 30.4 %,

kemudian 0-6 bulan 10 atau 21.7 % dan umur 19-24 bulan 8 atau 7.4

%. Distribusi umur bayi ditampilkan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Bayi di Desa Sampeang
Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012

Umur dalam bulan Jumlah Persentase (%)


0-6 bulan 10 21.7
7-12 bulan 14 30.4
13-18 bulan 14 30.4
19-24 bulan 8 17.4
Total 46 100.0
Sumber : data primer 2012

f. Distribusi usia saat pemberian MP ASI

69
70

Dari 46 responden diketahui mayoritas bayi diberikan MP ASI

sebelum usia 6 bulan yaitu 31 atau 67.4 %, kemudian yang

memberikan diatas 6 bulan 10 atau 21.7 % dan 5 atau 10.9 % yang

belum memberikan MP ASI. Distribusi usia bayi saat pemberian MP

ASI ditampilkan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Bayi Saat Pemberian MP ASI
di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012

Usia pemberian MP ASI Jumlah Persentase (%)


< 6 Bulan 31 67.4
> 6 Bulan 10 21.7
Belum Diberikan 5 10.9
Total 46 100.0
Sumber : data primer 2012

2. Analisa Univariat

Dari hasil penelitian terhadap 46 responden diketahui lebih banyak

yang masih kurang mengetahui tentang pemberian MP ASI sebanyak 19

atau 41.3 %, kemudian yang mengetahui dengan baik sebanyak 14 atau

30.4 %, cukup mengetahui 9 atau 19.6 %, dan hanya 4 atau 8.7 % yang

tidak mengetahui dengan baik. Distribusi pengetahuan ibu tentang

pemberian MP ASI ditampilkan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang MP ASI di
Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Baik 14 30.4
Cukup 9 19.6
Kurang 19 41.3
Tidak Baik 4 8.7

70
71

Total 46 100.0
Sumber : data primer 2012

3. Tabulasi silang antara usia ibu dengan pengetahuan tentang pemberian

MP-ASI pada bayi usia 6 24 bulan

Berdasarkan umur ibu dari hasil tabulasi silang diketahui dari 14

ibu yang berusia 21-25 tahun lebih banyak yang kurang mengetahui

tentang pemberian MP ASI yaitu 7 orang atau 50 %, kemudian yang

mengetahui dengan baik 5 atau 35.7 % dan yang cukup mengetahui 2

orang atau 14.3 %. Dari 18 ibu yang berusia 26-30 tahun jumlah yang

kurang mengetahui sebanyak 7 orang atau 38.9 %, kemudian mengetahui

dengan baik 6 orang atau 33.3 %, ibu yang cukup mengetahui 3 orang atau

16.7 % dan yang tidak mengetahui 2 orang atau 11.1 %.

Dari 10 ibu yang berusia 31-35 tahun lebih banyak yang kurang

mengetahui tentang MP ASI yaitu 4 orang atau 40 %, kemudian cukup

mengetahui 3 orang atau 30 %, yang tidak mengetahui 2 atau 20% dan

yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang atau 10 %. Dari 4 orang ibu

yang berusia 36- 40 tahun lebih banyak yang mengetahui dengan baik

sebanyak 2 orang atau 50 %, yang cukup dan kurang mengetahui masing-

masing 1 orang atau 25 %.

Distribusi tabulasi silang antara umur ibu dengan pengetahuan

tentang pemberian MP ASI ditampilkan pada tabel 4.8

Tabel 4.8
Tabulasi Silang Umur Ibu Dengan Pengetahuan Tentang MP ASI
di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012

Pengetahun

71
72

Umur Baik Cukup Kurang Tidak baik Total


F % F % F % F % F %
21-25 tahun 5 35.7 2 14.3 7 50 0 0 14 100
26-3 tahun 6 33.3 3 16.7 7 38.9 2 11.1 18 100
31-35 tahun 1 10 3 30 4 40 2 20 10 100
36-40 tahun 2 50 1 25 1 25 0 0 4 100
Total 14 30.4 9 19.6 19 41.3 4 8.7 46 100
Sumber: Data Primer, 2012

4. Tabulasi silang antara pendidikan ibu dengan pengetahuan tentang

pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 24 bulan

Berdasarkan tabulasi silang antara tingkat pendidikan ibu dengan

pengetahuan tentang pemberian MP ASI pada bayi usia 6 24 bulan

diketahui dari 4 ibu dengan pendidikan sarjana lebih banyak yang

mengetahui dengan baik yaitu 3 atau 75 % dan 1 orang atau 25 % yang

cukup mengetahui. Dari 17 ibu berpendidikan SMU lebih banyak yang

mengetahui dengan baik yaitu 8 atau 44.4 %, cukup mengetahui 6 orang

atau 33.3 %, yang kurang mengetahui 3 atau16.7 % dan yang tidak

mengetahui dengan baik 1 orang atau 5.6 % orang.

Pada ibu berpendidikan SMP diketahui lebih banyak yang kurang

mengetahui yaitu 10 atau 76.9 %, cukup mengetahui 2 orang atau 15.4 %

dan yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang atau 7.7 %. Dari 4

responden dengan pendidikan SD juga lebih banyak yang kurang

mengetahui yaitu 3 atau 75 % dan yang mengetahui dengan baik 1 orang

atau 25 %. Sedangkan ibu yang tidak sekolah lebih banyak yang tidak dan

kurang mengetahui proporsinya sama yaitu 3 orang atau 42.9 %, dan yang

mengetahui dengan baik hanya 1 orang ayau 14.3 %.

72
73

Distribusi tabulasi silang antara pendidikan ibu dengan

pengetahuan tentang pemberian MP ASI ditampilkan pada tabel 4.9

Tabel 4.9
Tabulasi Silang Pendidikan Ibu Dengan Pengetahuan Tentang MP ASI
di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012

Pengetahun
Pendidikan Baik Cukup Kurang Tidak baik Total
F % F % F % F % F %
Sarjana 3 75 1 25 0 0 0 0 4 100
SMU 8 44.4 6 33.3 3 16.7 1 5.6 18 100
SMP 1 25 0 0 3 75 0 0 4 100
SD 1 25 0 0 3 75 0 0 4 100
Tidak 1 14.3 0 0 3 42.9 3 42.9 7 100
sekolah
Total 14 30.4 9 19.6 19 41.3 4 8.7 46 100
Sumber: Data Primer, 2012

5. Tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang

pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 24 bulan

Hasil analisa pada tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan

pengetahuan tentang pemberian MP ASI 8 ibu yang bekerja sebagai PNS

lebih banyak yang mengetahui dengan baik yaitu 5 orang atau 62.5 %,

cukup mengetahui 2 orang atau 25 %, kurang mengetahui 1 orang atau

12.5 %. Dari 26 orang Ibu Rumah Tangga (IRT) mayoritas kurang

mengetahui tengan MP ASI yaitu 14 orang atau 53.8 %, yang mengetahui

dengan kategori baik, cukup dan tidak baik proporsinya sama yaitu

masing-masing 4 atau 15.4 %. Ibu yang bekerja di swasta 2 orang atau

50% yang mengetahui dengan baik dan ibu yang berpengetahuan cukup

dan kurang mengetahui proporsinya masing-masing 1 orang atau 25 %.

Dari 8 ibu yang bekerja sebagai wiraswasta jumlah yang mengetahui

73
74

dengan baik dan kurang mengetahui tentang MP ASI proporsinya sama

masing-masing 3 orang atau 37.5 % dan yang cukup mengetahui 2 orang

atau 25 %.

Distribusi tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan

tentang pemberian MP ASI ditampilkan pada tabel 4.10

Tabel 4.10
Tabulasi Silang Pekerjaan Ibu Dengan Pengetahuan Tentang MP ASI
di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012

Pengetahun
Pekerjaan Baik Cukup Kurang Tidak baik Total
F % F % F % F % F %
PNS 5 62.5 2 25 1 12.5 0 0 8 100
IRT 4 15.4 4 15.4 14 53.8 4 15.4 26 100
Swasta 2 50 1 25 1 25 0 0 4 100
Wiraswasta 3 37.5 2 25 3 37.5 0 0 8 100
Total 14 30.4 9 19.6 19 41.3 4 8.7 46 100
Sumber: Data Primer, 2012

6. Pembahasan

1. Pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia

6 24 bulan berdasarkan usia ibu

Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa usia ibu tidak

menunjukkan sebagai determinan penting terhadap pengetahun tentang

pemberian MP ASI. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar pada semua

pengelompokkan usia ibu menunjukkan kurang mengetahui tentang

tentang pemberian MP ASI. Hasil analisa diketahui dari 14 ibu yang

berusia 21-25 tahun lebih banyak yang kurang mengetahui tentang

pemberian MP ASI yaitu 7 orang atau 50 %, dari 18 ibu yang berusia 26-

30 tahun jumlah yang kurang mengetahui sebanyak 7 orang atau 38.9 %,

74
75

dari 10 ibu yang berusia 31-35 tahun lebih banyak yang kurang

mengetahui tentang MP ASI yaitu 4 orang atau 40 dan dari 4 orang ibu

yang berusia 36- 40 tahun lebih banyak yang mengetahui dengan baik

sebanyak 2 orang atau 50 %.

Hasil penelitian ini tidak sesuai pendapat Notoatmodjo (2007)

bahwa semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan

aspek fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf

berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Asumsi peneliti bahwa

terjadinya kesenjangan karena tidak proporsionalnya jumlah ibu untuk

tiap pengelompokkan usia dan adanya faktor tingkat pendidikan sebagai

faktor determinan penting dalam penelitian ini dalam terbentuknya

pengetahuan tentang MP ASI. Hal lain yang dapat berpengaruh terhadap

kurangnya pengetahuan ibu berdasarkan umur adalah karena faktor tradisi

yang masih berkembang bahwa memberikan makanan secara dini pada

bayi akan membantu mempercepat pertumbuhan anak. Hal ini sesuai

dengan dengan hasil wawancara dengan beberapa ibu yang menyatakan

bahwa pemberian makanan khususnya buah-buahan akan mempercepat

pertumbuhan anaknya. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan

Notoatmodjo (2007) bahwa salah satu model yang membentuk

pengetahuan adalah model kulural untuk memahami dunia yang

diekspresikan dalam asumsi-asumsi, nilai-nilai dan norma-norma yang

dimiliki manusia.

75
76

2. Pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia

6 24 bulan berdasarkan pendidikan ibu

Hasil analisa antara tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan

tentang pemberian MP ASI pada bayi usia 6 24 bulan menggambarkan

bahwa pendidikan ibu merupakan determinan penting dalam terbentuknya

pengetahuan yang baik tentang MP ASI, yang berarti bahwa semakin

tinggi pendidikan ibu maka smekain baik pula pengetahuannya tentang

pemberian MP ASI . Hal ini daat dilihat pada ibu dengan pendidikan

sarjana lebih banyak yang mengetahui dengan baik tentang pemberian MP

ASI sebanyak 75 % demikian pula ibu berpendidikan SMU sebanyak 44.4

% yang mengetahui dengan baik, sedangkan ibu yang pendidikan rendah

yaitu SMP lebih banyak yang kurang mengetahui yaitu 76.9 %, demikian

juga dengan ibu bependidikan SD sebanyak 75 % yang kurang mengetahui

dan ibu yang tidak sekolah lebih banyak yang tidak dan kurang

mengetahui proporsinya sama yaitu 42.9 % responden.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat IB Mantra dalam

Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar

sehingga makin tinggi pendidikan maka seseorang makin mudah

mengetahui dan menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang

akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain

maupun dari media massa, semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

76
77

Akan tetapi dalam penelitian ini masih ada ibu dengan pendidikan

yang diketegorikan tinggi masih kurang atau hanya cukup mengetahui

tentang pemberian MP ASI sebaliknya ibu yang berpendidikan rendah

terdapat beberapa orang yang mengetahui dengan baik. Hal ini dapat

dilihat pada ibu dengan pendidikan sarjana terdapat 25 % yang hanya

cukup mengetahui demikian juga dengan ibu berpendidikan SMU

terdapat 33.3 % yang hanya cukup mengetahui, kurang mengetahui 16.7 %

dan yang tidak mengetahui dengan baik 5.6 %. Sedangkan ibu yang

dikategorikan pendidikan rendah yaitu ibu berpendidikan SMP terdapat

15.4 % yang cukup mengetahui dan yang mengetahui dengan baik 7.7 %,

pada ibu yang berpendidikan SD terdapat 25 % yang mengetahui dengan

baik dan ibu yang tidak sekolah 14.3 % yang mengetahui dengan baik

tentang pemberian MP ASI. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo

(2007) bahwa meskipun pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan adanya seseorang dengan pendidikan

tinggi, maka ornag tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya,

namun perlu ditekankan bukan berarti seorang berpendidikan rendah,

mutlak berpengetahuan rendah pula, karena peningkatan pengetahuan

tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, namun dipendidikan non

formal juga dapat diperoleh.

Asumsi peneliti bahwa responden yang berpendidikan rendah dapat

mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI berdasarkan hasil

pengalaman belajar secara informal misalnya mendapatkan informasi dari

77
78

petugas kesehatan saat melakukan kunjugan ke posyandu, informasi dari

teman dan berbagai sumber pengetahuan lainnya.

3. Pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia

6 24 bulan berdasarkan pekerjaan ibu

Berdasarkan pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian

MP ASI menggambarkan bahwa ibu yang memiliki pekerjaan diluar

rumah yaitu PNS, pegawai swasta, dan wiraswasta lebih banyak yang

mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI dibandingkan dengan

ibu yang tidak memiliki pekerjaan diluar rumah dalam hal ini ibu rumah

tangga (IRT). Hal ini dapat dilihat pada ibu yang bekerja sebagai PNS

lebih banyak yang mengetahui dengan baik sebesar 62.5 %, Ibu yang

bekerja di swasta 50 % yang mengetahui dengan baik dan wiraswasta yang

mengetahui dengan baik 37.5 % orang. Sedangkan ibu rumah tangga (IRT)

mayoritas kurang mengetahui tentang MP ASI yaitu 53.8 % orang.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang bekerja diluar rumah

memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja

diluar rumah tentang pemberian MP ASI. Hasil penelitian ini sejalan

dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat

menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik

secara langsung maupun secara tidak langsung. Ibu yang bekerja formal

memiliki akses dan sumber informasi yang lebih banyak dari ibu yang

tidak bekerja.

78
79

Asumsi peneliti bahwa ibu yang bekerja diluar rumah memiliki

kecendrungan untuk mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI

dihubungkan dengan interaksi sosial yang juga lebih bervariasi sehingga

kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi termasuk tentang MP

ASI juga lebih mudah. Berbeda dengan ibu rumah tangga dengan

keterbatasan variasi interaksi sosialnya, meskipun demikian ibu rumah

tangga dapat juga mengetahui dengan baik selama adanya ketertarikan

atau minat untuk mengetahui tentang masalah kesehatan termasuk MP ASI

dengan memanfaatkan posyandu yang memungkinkan dapat lebih

mengetahui secara utuh informasi tersebut dari petugas kesehatan.

Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan masih pentingnya

sosialisasi tentang pemberian MP ASI kepada ibu-ibu khususnya yang

berpendidikan rendah melalui penyuluhan kesehatan baik perorangan

maupun berkelompok dan untuk efektivitasnya diperlukan media belajar

seperti lifleat dan pamlet sehingga pengetahuan ini dapat dipelajari

kembali oleh sasaran.

7. Keterbatasan Penelitian

1. Kuesioner dibuat

sendiri oleh peneliti berdasarkan teori-teori tetapi belum dilakukan uji

validitas dan realibilitas sehingga masih memungkinkan adanya bias

terhadap hasil dan kesimpulan penelitian.

79
80

2. Jumlah sampel

belum representatif untuk penelitian jenis survei deskriptif sehingga hasil

penelitian ini belum dapat digeneralisasi pada populasi yang lebih luas.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang gambaran

pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian makanan pendamping ASI pada

80
81

bayi usia 6 24 bulan di desa Sampeang wilayah kerja Puskesmas Bajo

kabupaten Luwu, maka dapat disimpulkan dan saran-saran sebagai berikut :

B. Kesimpulan

1. Berdasarkan usia ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI

pada bayi usia 6 24 bulan menunjukkan lebih banyak yang kurang

mengetahui dimana ibu berusia 21-25 tahun yang kurang mengetahui

tentang pemberian MP ASI yaitu 7 orang atau 50 %, kemudian yang

mengetahui dengan baik 5 atau 35.7 % dan yang cukup mengetahui 2

orang atau 14.3 %, ibu yang berusia 26-30 tahun jumlah yang kurang

mengetahui sebanyak 7 orang atau 38.9 %, kemudian mengetahui dengan

baik 6 orang atau 33.3 %, ibu yang cukup mengetahui 3 orang atau 16.7 %

dan yang tidak mengetahui 2 orang atau 11.1 %, ibu yang berusia 31-35

tahun lebih banyak yang kurang mengetahui tentang MP ASI yaitu 4 orang

atau 40 %, kemudian cukup mengetahui 3 orang atau 30 %, yang tidak

mengetahui 2 atau 20% dan yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang

atau 10 % dan ibu yang berusia 36- 40 tahun lebih banyak yang

mengetahui dengan baik sebanyak 2 orang atau 50 %, yang cukup dan

kurang mengetahui masing-masing 1 orang atau 25 %.

2. Berdasarkan tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan tentang

pemberian MP ASI pada bayi usia 6 24 bulan menunjukkan ibu dengan

pendidikan sarjana lebih banyak yang mengetahui dengan baik yaitu 3 atau

75 % dan 1 orang atau 25 % yang cukup mengetahui. Dari 17 ibu

berpendidikan SMU lebih banyak yang mengetahui dengan baik yaitu 8

81
82

atau 44.4 %, cukup mengetahui 6 orang atau 33.3 %, yang kurang

mengetahui 3 atau16.7 % dan yang tidak mengetahui dengan baik 1 orang

atau 5.6 % orang, pada ibu berpendidikan SMP diketahui lebih banyak

yang kurang mengetahui yaitu 10 atau 76.9 %, cukup mengetahui 2 orang

atau 15.4 % dan yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang atau 7.7 %.

Dari 4 responden dengan pendidikan SD juga lebih banyak yang kurang

mengetahui yaitu 3 atau 75 % dan yang mengetahui dengan baik 1 orang

atau 25 %. Sedangkan ibu yang tidak sekolah lebih banyak yang tidak dan

kurang mengetahui proporsinya sama yaitu 3 orang atau 42.9 %, dan yang

mengetahui dengan baik hanya 1 orang ayau 14.3 %.

3. Berdasarkan pekerjaan ibu dengan dengan pengetahuan tentang pemberian

MP ASI menunjukkan ibu yang bekerja sebagai PNS lebih banyak yang

mengetahui dengan baik yaitu 5 orang atau 62.5 %, cukup mengetahui 2

orang atau 25%, kurang mengetahui 1 orang atau 12.5%, Ibu Rumah

Tangga (IRT) mayoritas kurang mengetahui tengan MP ASI yaitu 14 orang

atau 53.8 %, yang mengetahui dengan kategori baik, cukup dan tidak baik

proporsinya sama yaitu masing-masing 4 atau 15.4 %, pada ibu yang

bekerja di swasta 2 orang atau 50% yang mengetahui dengan baik dan ibu

yang berpengetahuan cukup dan kurang mengetahui proporsinya masing-

masing 1 orang atau 25 %, dan yang bekerja sebagai wiraswasta jumlah

yang mengetahui dengan baik dan kurang mengetahui tentang MP ASI

proporsinya sama masing-masing 3 orang atau 37.5 % dan yang cukup

mengetahui 2 orang atau 25 %.

82
83

C. Saran-saran

1. Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan meningkatkan perannya dalam kegiatan pengabdian

kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan penyuluhan kesehatan

khususnya tentang isu dan trend kesehatan seperti pemberian MP ASI

maupun melalui kegiatan ilmiah seperti penelitian terkait MP ASI

2. Bagi Puskesmas

Diperlukan kegiatan sosialisasi melalui penyuluhan kesehatan tentang

MP ASI khususnya kepada ibu yang berpendidikan rendah dan ibu rumah

tangga sehingga program MP ASI dapat dicapai untuk meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan anak yang labih baik.

3. Bagi Ibu Menyusui

Diharapkan hanya memberikan ASI ekslusif sampai usia bayi 6 bulan

dan pemberian MP ASI pada bayi usia 6 24 bulan atau selama 1000 hari

untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.

4. Bagi Peneliti

Diharapkan bagi peneliti yang ingin mengkajia tentang MP ASI

kiranya mengembangkan metode yang lebih analitik dan menggunakan

kuesioner yang valid dan realibel sehingga bias dari hasil penelitian dapat

dikontrol dengan baik.

83
84

DAFTAR PUSTAKA

Agung (2008). Gizi dan Fungsinya, dibuka pada website http://agunkzalways.


wordpress. com pada tanggal 16 Juli 2012
Agung (2009). Penilaian Status Gizi, dibuka pada website http://doktercakep.
blogspot.com pada tanggal 16 Juli 2012
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,
Edisi Revisi V, Rineka Cipta: Jakarta
Departemen Kesehatan RI (2000). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak, Jakarta: Depkes RI Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Klik Dokter (2008). Penilaian Status Gizi, dibuka pada website
http://klikdokter/penilaian-status-gizi pada tanggal 16 Juli 2012

84
85

Krisnatuti, (2007).,ASI Ekslusif dan MP-ASI., http://www.infobunda.com pada


tanggal 16 Juli 2012
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka
Cipta
Persagi (2008). Status Gizi, dibuka pada website http://persagikapuas.
blogspot.com tanggal 17 Juli 2012
Program Studi D.III Keperawatan (2012), Buku Panduan Penulisan Skripsi,
Akper Sawerigading Pemda Luwu (tidak dipublikasikan)
Soekirman (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat,
Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Sunaryo. (2004). Menu Sehat untuk Balita, Jakarta: Puspa Swara
Supartini. Y. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Widjaja, M.C (1998). Gizi Tepat untuk Perkembangan Otak dan Kesehatan
Balita, Jakarta: Kawan Pustaka
Babys Food(2011) dibuka pada website http://www.wholesomebabyfood.com
tanggal 17 Juli 2012

ABSTRAK

RAHMALIA WAHAB. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI


TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6 24 BULAN DI
DESA SAMPEANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJO
KABUPATEN LUWU TAHUN 2012

Riset WHO pada tahun 2005 menyebutkan sebanyak 58% penyebab


kematian balita di dunia terkait dengan malnutrisi, malnutrisi sering kali terkait
dengan kurangnya asupan ASI (Agung 2009. Keadaan kekurangan gizi pada bayi
dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat.Masih
kurangnya sosialisasi pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 24 bulan merupakan

85
86

salah satu penyebab kurangnya pengetahuan ibu tentang waktu yang tepat untuk
memberikan MP-ASI pada bayinya.
Desain penelitian adalah deskriptif yang bertujuan mengetahui gambaran
pengetahuan ibu tentang pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI ) pada
bayi usia 6 24 bulan di desa Sampeang wilayah kerja Puskesmas Bajo
kabupaten Luwu, dengan jumlah sampel 46 responden yang ditetapkan dengan
teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner dan dianalisa dengan statistik deskriptif.
Kesimpulan penelitian adalah pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI
pada bayi usia 6 24 bulan di desa Sampeang masih kurang sebanyak 19 atau
41.3 %, yang mengetahui dengan baik sebanyak 14 atau 30.4 %, cukup
mengetahui 9 atau 19.6 %, dan hanya 4 atau 8.7 % yang tidak mengetahui dengan
baik. Karakteristik ibu yang menrupakan determinan penting dalam terbentuknya
pengetahuan tentang MP ASI asalah tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan ibu.
Saran : diperlukan kegiatan sosialisasi melalui penyuluhan kesehatan
tentang MP ASI khususnya kepada ibu yang berpendidikan rendah dan ibu rumah
tangga sehingga program MP ASI dapat dicapai untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang labih baik.

Kata Kunci :Pengetahuan, MP ASI


Daftar Pustaka : 15 (2000-2012)

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN


MP-ASI PADA BAYI USIA 6 24 BULAN DI DESA SAMPEANG WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU
TAHUN 2012

86
87

Saya Rahmalia Wahab (Nim. 2009.084) adalah mahasiswa Akper


Sawerigading Pemda Luwu. Saya akan melakukan penelitian sebagai salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi Diploma III
keperawatan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu
Menyusui Tentang Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6 24 Bulan Di Desa
Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu. Saya mengharapkan
partisipasi Ibu untuk memberikan tanggapan / jawaban dari pertanyaan yang
diberikan. Tanggapan / jawaban bersifat bebas dan tanpa paksaan. Saya akan
menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas ibu.
Jika Ibu bersedia menjadi peserta penelitian, silahkan menandatangani kolom
dibawah ini dan mengisi kuesioner yang tersedia.

Tanda Tangan : .....


Tanggal :..
No. Responden : .

Lampiran 2
Kuesioner
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN
MP-ASI PADA BAYI USIA 6 24 BULAN DI DESA SAMPEANG WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU
TAHUN 2012
A. Identitas Responden

5. Usia ibu : 1.21-25 tahun 2. 26-30 tahun 3. 31-35 tahun


4. 35-40 tahun

87
88

6. Pendidikan akhir : 1. Sarjana 2. SMU 3 SMP


4. SD 5. Tidak sekolah
7. Pekerjaan : 1. PNS 2. IRT 3. Swasta 4 Wiraswasta
8. Sumber Informasi tentang MP ASI ( dapat lebih dari satu) :
1. Petugas kesehatan 2. Media cetak 3. Media elektronik
4. Teman/ orang lain
5. Umur bayi : 1. 0- 6 bulan 2. 7-12 bulan 3. 13-18 bulan
4. 19-24 bulan
6. Umur saat pemberian MP-ASI : 1. < 6 bulan 2. > 6 bulan 3. Belum

B. Pengetahuan tentang makanan tambahan

16. Makanan yang terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan adalah :
d. Hanya diberikan ASI
e. ASI dan makan pendamping ASI
f. Makanan yang olahan pabrik
17. Menurut Ibu, pengertian makanan pendamping ASI itu adalah :
a. Makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga
b. Makanan pengganti ASI
c. Makanan yang diberikan pada bayi usia > 6 bulan
18. Menurut ibu, makanan pendamping ASI adalah :
d. Diberikan ketika bayi tidak lagi menyusui
e. Makanan pendamping ASI
f. Makanan yang diberikan saat gigi bayi mulai tumbuh
19. Menurut ibu manfaat makanan pendamping ASI, adalah :
d. Mempercepat pertumbuhan gigi
e. Menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi
f. Menambah mineral
20. Menurut ibu manfaat lain dari makanan pendamping ASI adalah :
d. Mengurangi waktu ibu untuk menyusui bayi
e. Mencegah penyakit
f. Membantu bayi dalam proses belajar makan yang baik
21. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan:
a. 0-3 bulan
b. 3-6 bulan
c. > 6 bulan
22. Yang termasuk syarat makanan pendamping ASI :
d. Mudah dicerna ( makanan lunak)
e. Sama dengan makanan orang dewasa

88
89

f. Mengandung serat kasar


23. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI
pada bayi :
d. Setelah berumur 1 tahun dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa
e. Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang telah berumur 6
bulan sebanyak 4-6 kali/hari
f. Sebaiknya makanan dari olahan pabrik
24. Jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia > 6 bulan :
a. Makanan lunak
b. Makanan padat
c. Makanan cair
25. Menurut ibu yang merupakan makanan pendamping ASI :
a. Makanan yang olahan pabrik
b. Bubur susu
c. Makanan olahan sendiri
26. Berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi
yang berusia 6-8 bulan :
a. 1-3 kali
b. 7-10 kali
c. 4-6 kali
27. Mengapa bayi perlu diberi makanan tambahan:
a. Agar anak tidak rewel dan canggung
b. Agar anak terhindar dari penyakit
c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan pertambahan
umurnya
28. Apa pengaruhnya terhadap pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan
terhadap kesehatan bayi?
a. Tidak ada pengaruhnya
b. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu
c. Anak jadi sering nangis
29. Menurut ibu, dengan menunda makanan tambahan dapat mengurangi resiko
alergi makanan?
a. Ya

89
90

b. Tidak
c. Mungkin
30. Pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih?
a. > 24 bulan
b. < 12 bulan
c. >12 bulan

Terima Kasih Atasa Pertisipasi Ibu

SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG


PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6 24 BULAN
DI DESA SAMPEANG WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU
TAHUN 2012

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) Pada Program


Studi Diploma (DIII) Keperawatan Akper Sawerigading Pemda Luwu

90
91

Oleh :

RAHMALIA WAHAB
NIM : 2009.084

PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING
PEMDA LUWU
2012

Lampiran : 3

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN / PENYUSUNAN KTI

N Juli 2012 Agustus 2012 September 2012


KEGIATAN
o I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusunan proposal
2 Konsul proposal dan penyusunan
Instrumen
3 Seminar proposal penelitian
4 Perbaikan proposal dan instrumen
5 Uji coba instrumen
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Analisa dan pembahasan hasil
Penelitian
8 Penyelesaian laporan
9 Sidang akhir KTI
10 Perbaikan KTI

91
92

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN


MP-ASI PADA BAYI USIA 6 24 BULAN DI DESA SAMPEANG
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU
TAHUN 2012

SKRIPSI
Disusun Oleh:

RAHMALIA WAHAB
NIM : 2009.084

Hasail Penelitian ini Telah Disetujui


Tanggal ....... September 2012

92
93

Pembimbing I, Pembimbing II,

SUBADIR, S.Sit.M.Kes Hj.St. NASHIRAH, S.Sit

Mengetahui,
Pembantu Direktur I
Akademi Keperawatan Sawerigading PEMDA Luwu

DJUSMADI RASYID, A.Kep., M.Kes


Nip. 19730122 199503 1 002

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan

Rahmat dan Petunjuk-Nya, sehingga dapat menyusun hasil penelitian ini dengan

judul Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian MP-ASI Pada

Bayi Usia 6 24 Bulan Di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo

Kabupaten Luwu Tahun 2012 sebagai salah satu persyaratan akademik dalam

menyelesaikan pendidikan di program Diploma III Keperawatan pada AKPER

Sawerigading Pemda Luwu.

Selesainya penyusunan skrips ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

8. Bapak Drs. H Saiful Alam. M.Si selaku ketua Yayasan Pendidikan Batara

Guru Luwu,

93
94

9. Ibu Hj. Mahriani Mahmud, S.Sit M.Kes selaku Direktur Akper Sawerigading

Pemda Luwu,
10. Bapak Djusmadi Rasyid.A.Kep.M.Kes selaku pembantu direktur I
11. Ibu Warda.A.Kep.M.Kes selaku pembantu direktur II
12. Kepala puskesmas Bajo dan staf yang telah megizinkan melakukan penelitian

dan dukungan data selama melakukan penelitian.


13. Bapak Subadir, S.Sit.M.Kes, selaku pembimbing dan penguji pertama atas

segala waktu, pemikiran dalam memberikan bimbingan dan dukungan terbaik

selama penyusunan skripsi ini.


14. Ibu Hj.St.Nashirah,S.Sit, sebagai pembimbing dan penguji kedua yang telah

memberikan bimbingan, dan dukungan terbaik selama penyusunan skripsi ini.


15. Bapak Hairuddin Safaat,S.Kep.Ns, selaku penguji ketiga atas saran dan

kritikan yang konstruktif dalam skripsi ini.


16. Para Staf Pengajar Akper Sawerigading Pemda Luwu, atas segala amalan ilmu

pengetahuan dan motivasi yang diberikan selama mengikuti pendidikan.


17. Para Staf Administrasi & Staf Akademik Akper Sawerigading Pemda Luwu,

yang telah banyak membantu dan mempermudah penulis dalam

menyelesaikan pendidikan .
18. Orang Tuaku tercinta dan saudara-saudaraku, berkat Doa dan kasih

sayangmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.


19. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 atas solidaritas dan kerjasamanya

selama ini dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, penulis menyadari skripsi ini

masih terdapat kekurangan dan kelemahan olehnya diharapkan kritik dan saran

dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaannya. Semoga Allah SWT

memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan.

94
95

Palopo, September 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
...................................................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN
...................................................................................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
...................................................................................................................................
iii
ABSTRAK
...................................................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR
...................................................................................................................................
v
DAFTAR ISI
...................................................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
...................................................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR

95
96

...................................................................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN
...................................................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN
...................................................................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah
.............................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
.............................................................................................................................
3
C. Tujuan Penelitian
.............................................................................................................................
4
1. Tujuan Umum
4
2. Tujuan Khusus
4
D. Manfaat Penelitian
.............................................................................................................................
5
1. Institusi
5
2. Bagi Puskesmas
5
3. Bagi Ibu Menyusui
5
4. Bagi Peneliti
5
BAB II TINJAUAN TEORI

96
97

...................................................................................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka
6
1. Konsep Pengetahuan
........................................................................................................................
6
2. Konsep Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
........................................................................................................................
10
3. Tinjauan Umum Tentang Bayi
........................................................................................................................
16
B. Kerangka Konsep Penelitian
16
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................
17
A. Desain Penelitian
.............................................................................................................................
17
B. Populasi, Sampel dan Sampling
.............................................................................................................................
17
1. Populasi
.......................................................................................................................
17
2. Sampel
.......................................................................................................................
17
3. Sampling
.......................................................................................................................
18
C. Variabel Penelitian
.............................................................................................................................
18
D. Defenisi Operasional

97
98

.............................................................................................................................
19
E. Waktu dan Tempat Penelitian
.............................................................................................................................
20
F. Instrumen Penelitian
.............................................................................................................................
20
G. Prosedur Pengumpulan Data
.............................................................................................................................
21
H. Analisa Data
.............................................................................................................................
22
1. Editing
.......................................................................................................................
22
2. Coding
.......................................................................................................................
22
3. Tabulating
.......................................................................................................................
23
4. Analiting
.......................................................................................................................
23
I. Etika Penelitian
.............................................................................................................................
24
1. Informed Concern
.......................................................................................................................
24
2. Anonimity
.......................................................................................................................
24
3. Confidentiality
.......................................................................................................................
24
BAB IV HASIL PENELITIAN

98
99

...................................................................................................................................
29
A. Hasil
.............................................................................................................................
29
B. Pembahasan
.............................................................................................................................
37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
...................................................................................................................................
43
A. Kesimpulan
.............................................................................................................................
43
B. Saran
.............................................................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................................................
46
Lampiran

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Jadual pemberian makanan pendamping ASI menurut umur


Bayi, jenis makanan dan frekuensi pemberian

99
100

................................................................................................................
24
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Olang
Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu, Tahun 2013
................................................................................................................
36
Tabel 5.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita
Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang
Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013
................................................................................................................
37
Tabel 5.3 Distribusi Sikap Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-
24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan
Kabupaten Luwu,Tahun 2013
................................................................................................................
37
Tabel 5.4 Distribusi Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan
di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten
Luwu,Tahun 2013
................................................................................................................
38
Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI
Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013
................................................................................................................
38
Tabel 5.6 Hubungan Sikap Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI Pada
Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas
Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013
................................................................................................................
39

100
101

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


...................................................................................................................................
25

RIWAYAT HIDUP PENULIS

101
102

A. Biodata Penulis
Nama : Patimah, S.Kep
Nama Panggilan : Tima
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat,Tanggal Lahir : Bua, 07 Juli 1978
Agama : Islam
Alamat : Desa Olang, Kab. Luwu

B. Riyawat Pendidikan :
1. Tamat SDN 251 Sakti, Bua Kabupaten Luwu, Tahun 1991
2. Tamat SLTP Negeri 1 Bua Kabupaten Luwu, Tahun 1994
3. Tamat SPK Pemda Luwu Kabupaten Luwu, Tahun 2007
4. Program Pendidikan Bidan (Diploma1) Depekes RI tahun 1999
5. Diploma III Keperawatan pada Akper Sawerigading Pemda Luwu Tahun
2007.
6. Menyeleyelasian pendidikan akademik S1 Keperawatan STIKES Kurnia
Jaya Persada Palopo, tahun 2013

C. Pesan :

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang


tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis;
dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi
hanya kamu sendiri yang tersenyum

102
103

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang


Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6 24 Bulan Di Desa Sampeang Wilayah
Kerja Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu Tahun 2012.

ROSLIATI, NIM. 2009.84

Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi


Akademi Keperawatan Pemda Luwu

103
104

Pada Hari : Sabtu, 29 September 2012

PENGUJI I
Nama : Subadir.S.Sit.M.Kes :
NIDN : 0904086801

PENGUJI II
Nama : Hj.St.Nashirah,S.Sit.M.Kes :
NIDN : 0917055601

PENGUJI III
Nama : Hairuddin Safaat,S.Kep.Ns :
NIDN : 0921127302

Palopo, ... Oktober 2012

Direktur
Akademi Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu

Hj. Mahriani Mahmud,S.Sit,.M.Kes


NIDN : 0927126302

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesajarnaan di suatu perguruan

tinggi,dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat atau pendapat yang pernah

104
105

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebut dalam daftar pustaka

Palopo, Agustus 2012

Sulastri Muspita Musa


NIM.2009.045

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan Judul : Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Imunisasi


Pada Balita di Desa Padang Kalua Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kabupaten
Luwu Tahun 2012.

SULASTRI MUSPITA MUSA, NIM. 2009.84

Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi


Akademi Keperawatan Pemda Luwu

105
106

Pada Hari : Senin, 17 September 2012

PENGUJI I
Nama : Hairuddin Safaat,S.Kep.Ns :
NIDN : 0921127302

PENGUJI II
Nama : Warda.M. A.Kep.M.Kes :
NIDN : 091116304

PENGUJI III
Nama : Husnaeni,A.Kep.M.Kes :
NIDN : 0921096002

Palopo, ... Oktober 2012

Direktur
Akademi Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu

Hj. Mahriani Mahmud,S.Sit,.M.Kes


NIDN : 0927126302

106

Anda mungkin juga menyukai