BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pola asuh adalah kemampuan keluarga untuk
menyediakan waktu, perhatian dan dukungan
dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental,dan
sosial dari anak yang sedang tumbuh dalam
anggota keluarga lainnya. (Romaida, 2011)
dan
antropometri.
fisiknya
dapat
diukur
secara
efek
negatif
seperti
lambatnya
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan pengetahuan ibu tentang pola
asuh tehadap status gizi balita usia 0 sampai 24 bulan di
Posyandu Cahaya Ibu 1 lingkungan Pasiran dan Posyandu
Cahaya Ibu 3 lingkungan Juani Kecamatan Perbaungan ?
TUJUAN PENELITIAN
1. TUJUAN UMUM : Mengetahui bagaimana hubungan
pengetahuan ibu tentang pola asuh terhadap status gizi balita
usia 0 sampai 24 bulan di Posyandu Cahaya Ibu 1
lingkungan Pasiran dan Posyandu Cahaya Ibu 3 lingkungan
Juani Kecamatan Perbaungan.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mengetahui pengetahuan ibu tentang pola asuh terhadap
balita usia 0 sampai 24 bulan di Posyandu Cahaya Ibu 1
lingkungan Pasiran dan Posyandu Cahaya Ibu 3 lingkungan
Juani Kecamatan Perbaungan.
b. Mengetahui status gizi balita usia 0 sampai 24 bulan di
Posyandu Cahaya Ibu 1 lingkungan Pasiran dan Posyandu
Cahaya Ibu 3 lingkungan Juani Kecamatan Perbaungan.
MANFAAT PENELITIAN
1. Menambah wawasan dan bahan masukan masyarakat,
khususnya bagi ibu yang mempunyai balita agar
memberikan pola asuh yang benar terhadap balita, sehingga
tercapainya status gizi yang baik pada balita.
2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi petugas
kesehatan (Puskesmas) dan aparatur Kecamatan setempat
mengenai gambaran pola asuh dan status gizi di Posyandu
Cahaya Ibu 1 lingkungan Pasiran dan Posyandu Cahaya Ibu
3 lingkungan Juani
Kecamatan Perbaungan dalam
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
3. Sebagai referensi dan masukan bagi mahasiswa yang akan
melakukan penelitian selanjutnya dalam bidang pola asuh
ibu dan status gizi bayi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI POLA ASUH
Pola asuh anak berupa sikap dan perilaku ibu atau
pengasuh lain dalam hal
Jenis Makanan
Frekuensi
pemberian
Sekehendak
1 - 2 kali sehari
6 - 7 bulan
ASI
Bubur lunak/sari buah
Bubur; bubur havermout/bubur tepung
Beras merah
7 - 9 bulan
ASI
Buah-buahan
Hati ayam atau kacang-kacangan
Beras merah atau ubi
Sayuran
ASI
Buah-buahan
Bubur/roti
Daging/kacang-kacangan/ayam/ikan
Beras merah/kentang/labu/jagung
Kacang tanah
Minyak/santan
Sari buah tanpa gula
Sekehendak
3 - 4 kali sehari
12 ASI
Makanan seperti orang dewasa termasuk
telur dan kuning telurnya
Jeruk
Sekehendak
4 - 5 kali sehari
9 - 12 bulan
Di atas
bulan
Sekehendak
4 - 6 kali sehari
Rangsangan Psikososial
Menurut Engle et al (1997) dalam Selviana (2006),
kondisi psikososial yang buruk dapat berpengaruh negatif
terhadap penggunaan zat gizi di dalam tubuh, sebaliknya
kondisi psikososial yang baik akan merangsang hormon
pertumbuhan sekaligus merangsang anak untuk melatih
organ-organ perkembangannya.
dan
status
imunisasi
adalah
faktor
yang
Status Gizi
Status gizi bisa diartikan suatu keadaan tubuh manusia
akibat dari konsumsi suatu makanan dan penggunaan zatzat gizi dari makanan tersebut yang dibedakan antara status
gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih (Almatsier,
2002).
Suhardjo
(2005)
faktor-faktor
yang
Antropometri
a.
i.
Gizi Lebih
ii.
Gizi Baik
iii. Gizi Kurang : jika skor simpangan baku -3,0 Z < -2,0
iv.
b.
TB/U (Tinggi badan menurut umur)
Pengkategorian status gizi berdasarkan TB/U :
i. Tinggi : jika skor simpangan baku > 3,0 SD
ii. Normal : jika skor simpangan baku -2,0 Z 3,0
iii. Pendek : jika skor simpangan baku -3,0 Z < -2,0
iv. Sangat pendek : jika nilai Z-Skor < -3,0 SD
c. BB/TB (berat badan menurut tinggi badan)
Pengkategorian status gizi berdasarkan BB/TB :
. Sangat Gemuk : jika skor simpangan baku > 3,0 SD
. Gemuk : jika skor simpangan baku 2,0 < Z 3,0
. Risiko Gemuk : jika skor simpangan baku 1,0 Z < 2,0
. Normal
: jika skor simpangan baku -2,0 Z < 1,0
. Kurus : jika skor simpangan baku -3,0 Z < -2,0
. Sangat Kurus : jika nilai Z-Skor < -3,0 SD
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang didasarkan atas
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues). (Depkes RI, 2005).
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh.(Depkes RI, 2005).
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode
penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan (Depkes RI, 2005).
2. Protein
Protein sangat penting dalam tumbuh kembang bayi sejak di dalam
kandungan ibu sampai dilahirkan, hendaknya asupan makanan
yang mengandung protein harus cukup. Asupan protein pada bayi
sejak lahir sampai usia 6 sekitar 2,2 gram per kg BB, sedangkan
untuk bayi usia bulan sampai 12 bulan membutuhkan protein 1,6
gram/kg BB (Brown, 2005).
3. Lemak
ASI menyiapkan 55% energi berasal dari lemak, hal ini
memperlihatkan bahwa betapa pentingnya asupan lemak bagi bayi.
Kebutuhan lemak pada bayi semuanya berasal dari ASI, ataupun
susu formula, serta MP-ASI.
4. Vitamin
Menurut Dewi (2011), vitamin dibagi dalam dua golongan
besar, yaitu :
a) Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A D E K)
b) Vitamin yang larut dalam air (vitamini C, vitamin yang
tergolong dalam vitamin complex).
Kecuali vitamin D, semua kebutuhan vitamin pada bayi yang
mendapatkan ASI akan terpenuhi selama mendapatkan ASI
dalam jumlah yang cukup dan ibu memiliki status gizi yang baik.
5. Mineral
Kebutuhan mineral pada bayi bisa didapat melalui ASI dan
juga melalui MP-ASI saat bayi mulai dengan makanan padat
(Dewi, 2011). Menurut Brown (2005), berbagai mineral untuk
bayi adalah : Na atau sodium, K, Ca, P, Cl, Mg, Fe, Cu, Zn, dan
Mn.
6. Air
Air kira-kira 70% berat badan pada saat lahir yang kemudian
menurun sampai 60% menjelang bayi berusia 12 bulan. Jumlah
air yang dibutuhkan bayi (dan anak) lebih besar adalah 50%
kebutuhan orang dewasa. Bayi yang sehat akan merasa kenyang
dengan pasokan ASI sebanyak 150-200 cc per kg BB per hari
(setara dengan 100-130 kkal per kg per hari) selama 6 bulan
kehidupan (Arisman, 2010).
Pengetahuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan berarti
segala sesuatu yang diketahui. Menurut Notoatmodjo (2007),
pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan (Mubarak, 2007), yaitu :
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (aplication)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN
DEFINISI OPERASIONAL
KERANGKA KONSEP
Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang dicapai dalam
penelitian ini, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen
Variabel dependen
Pengetahuan Ibu
Tentang Pola Asuh
VARIABEL PENELITIAN
Variabel independen : Pengetahuan ibu terhadap pola asuh.
Variabel dependen
: Status gizi balita usia 0-24 bulan.
Hipotesis Penelitian
Ho : tidak ada hubungan pengetahuan terhadap pola asuh
ibu dengan status gizi bayi usia 0-24 bulan
Ha : ada hubungan pengetahuan terhadap pola asuh ibu
dengan status gizi bayi usia 0-24 bulan
BAB 4
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian adalah deskrptif analitik.
Pendekatan penelitian analitik menggunakan pendekatan studi cross sectional.
Etik Penelitian
Penelitian akan diakukan jika telah mendapatkan izin dari
Komisi Etik
Penelitian
Methodist Indonesia.